Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32509 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Zakiyah; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Sandra Fikawati, Nurfi Arfiansyah
S-7469
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Esmi Herayati Zahra; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Caroline Endah, Ni Made Jandri
S-9575
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Miranti Azmi; Pembimbing: Ahmad Syafiq; Penguji: Triyanti, Husnah Maryati
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada Ibu yang memiliki bayi 6-12 bulandi wilayah kerja Puskesmas Kemang, Kabupaten Bogor. Penelitian inimenggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada April-Mei2016 kepada 94 Ibu yang memiliki bayi 6-12 Bulan di wilayah kerja PuskesmasKemang. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Hasil penelitian menunjukanbahwa 38,3% Ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil uji statistikmenunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara pendidikan Ibu, promosisusu formula, pengetahuan, sikap, dukungan suami, dukungan keluarga dandukungan mertua dengan (p-value < 0,05) terhadap perilaku pemberian ASIeksklusif.Kata Kunci : ASI eksklusif, pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan, promosisusu formula.
Read More
S-9093
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tory Maulana Awaludin; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Dewi Dwinurwati
S-6599
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Giacinta Archangela Alexandra; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Fajrinayanti
Abstrak:
Seribu Hari Pertama Kehidupan merupakan masa kritis dan penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan gizi yang tidak optimal pada masa ini dapat meningkatkan risiko terjadinya stunting. Pemberian MPASI sumber protein hewani perlu diperhatikan karena mengandung asam amino esensial dan mikronutrien dalam jumlah yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemberian MPASI sumber protein hewani dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian MPASI sumber protein hewani di Jawa Barat pada tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 463 ibu yang memiliki bayi berusia 6-23 bulan di Jawa Barat. Analisis data dilakukan menggunakan seperangkat komputer. Berdasarkan hasil analisis data, 73% atau 338 bayi mendapatkan MPASI sumber protein hewani. Pekerjaan ibu [OR = 0,624; 95% CI: 0,402-0,971], tingkat pendidikan [OR = 2,45; 95% CI: 1,172-5,126], status ekonomi [OR = 2,3], konsultasi antenatal care [OR = 1,822; 95% CI: 1,045-3,177], jenis kelamin anak [OR = 0,623; 95% CI: 0,410-0,948 ], usia anak [OR = 4,528; 95% CI: 2,929-7,001] berpengaruh signifikan terhadap pemberian MPASI sumber protein hewani. Usia anak merupakan faktor dominan pemberian MPASI sumber protein hewani. Peneliti menyarankan adanya penelitian lebih lanjut mengenai MPASI sumber protein hewani dengan mempertimbangkan aspek lain.

The First Thousand Days of Life is a critical and important period for a child's growth and development. Suboptimal nutritional intake during this period can increase the risk of stunting. The provision of complementary feeding with animal-sourced protein needs to be considered as they contain essential amino acids and high amounts of micronutrients. The aim of this study was to determine the overview of complementary feeding with animal-sourced protein and the factors associated with its provision in West Java in 2017. The research design used was cross-sectional with a sample of 463 mothers who had infants aged 6-23 months in West Java. Data analysis was performed using a computer software package. Based on the results of data analysis, a total of 73% or 338 infants received complementary feeding with animal protein sources. Maternal occupation [OR = 0.624; 95% CI: 0.402-0.971], educational level [OR = 2.45; 95% CI: 1.172-5.126], economic status [OR = 2.3], antenatal care consultation [OR = 1.822; 95% CI: 1.045-3.177], child's gender [OR = 0.623; 95% CI: 0.410-0.948], and child's age [OR = 4.528; 95% CI: 2.929-7.001] significantly influenced the provision of animal-sourced protein complementary food. Child's age was found to be the dominant factor in the provision of animal-sourced protein complementary food. Further research on animal-sourced protein complementary food considering other aspects is recommended by the researcher.
Read More
S-11316
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Neng Isti Pertiwi; Pembimbing: Kusdinar Achmad; Penguji: Yvonne M. Indrawani, Nabilah Abdurrahman
S-5283
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aji Herwinda Mukti; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Fatmah, M. Nasir
S-7234
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nofriyanto; Pembimbing: Kusharisupeni
S-3438
Depok : FKM-UI, 2003
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kusnadi; Pembimbing: Kusharisupeni, Sandra Fikawati; Penguji: Triyanti, Rr. Reniati, Iip Syaiful
Abstrak:

Air Susu lbu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. yang sanggup untuk mernenuhi kebutuhan gizi seorang bayi untuk masa hidup enam bulan pertama kehidupannya. Survei Demogmfi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 rnenunjukkan bahwa bayi Indonesia rata-rata hanya mendapatkan ASI Eksklusif sampai usia 1,6 bulan saja., sedangkan bayi yang rnendapatkan ASI Eksklusif sampai umur 4 - 5 bulan hanya 14 %. Berdasarkan laporan WHO (2000) bayi-bayi di Indonesia yang menyusu secara cksklusif kurang dari I5 %. Di Kabupaten Tangerang pemberian ASI eksklusif masih relatif rendah yaitu ibu yang melakukan inisiasi awal sebesar 9,8 % dan ibu yang memberikan ASI eks\006)_ Dcngan dfhmikian masalah meny\.1s\.ni ASI Eksklusif di Kabupaten Tangerang masihjauh di bawah target cakupan kabupaten atau nasional sebesar 80 %. Penelitian ini menganalisis data sekunder dari " Sur'/ei Kinerja Berdasarkan Indikator Kabupaten Tangerang Sehat 2010 ?. Tujuan penelitian untuk rnengetahui gambaran dan faktor-faktor apa. saja yang berhubungan dengan pemberian ASI ekskluisf di Kabupaten Tangerang _ Disain penelitian yang digunakan adalah potong lintang (Cross Sectional ) dan sebagai responden adalah ibu rumah tangga yang mempunyai balita Iebih 6 - I2 bulan dengan jumlah sampel. seo, yang dimbil dengan cara memilih sampel secara selektif berdasarkan kriteria inklusi dan cksklusi dari ibu rumah tangga yang mempunyai balita. Hasil Studi analisis didapat bahwa ASI ekskiusif sebesar 18,5 %, Pekerjaan responden adalah ibu rumah tangga/ tidak bekemja sebesar 74.4 %. Pendidikan adalah tamat sekolah dasar sebesar 30,2 %. Tempat persalinan lebih banyak memilih praktek bidan/klinik sebesar 37,2 % dan rumah sendiri 42,1 %. Penolong persalinan sebagian besar ditoiong oleh bidan scbesar 55,9 % dan dukun 32,3 %. Ikut Keluarga Berencana scbesar 79,5 % dan alat kontrasepsi yang paling sering digunakan adalah suntjkan sebesar 80 %. Variabel pendidikan mcrupakan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Untuk meningkatkan pcmberian ASI eksklusif perlu dilakukan penyuluhan yang intensif melalui komunikasi Izmgsung petugas kesehatan di desa dengan kader, tim penggerak PKK dan ibu-ibu dalam bcntuk pertemuan instmmen kelompok ibu-ibu tentang ASI eksklusifdan ibu harus menezima banyak informasi secara benar mengenai ASI untuk mencapai kcbcrhasilan menyusui. Pelatihan pada tenaga kesehatan terutama tentang ASI Eksklusif dan hal-hal yang terkait dengan ASI cksklusif seperti pcrsoalan yang terjadi selama menyusui yang dimulai scbelum masa pcrsalinan, sarnpai sesudah persalinan. Meningkatkan promosi ASI eksklusif melalui media elektronik seperti radio dan media cetak yang lebih menekankan keuntlmgan ASI ekskluisf dibandingkan susu fonnula merupakan kunci penting penyebaran praklck tentang pemberian ASI Pemberdayaan petugas kesehatan (dokter, bidan dan paramedis lainnya) untuk menmgkaucan pengetanuan dan keu°a.mpuan pelugas daiam rangka peningkatan pemberian ASI.


Breast milk is a fat emulsion in protein, lactose, and organic mineral salts excreted by mother?s breast glands as main food for baby which sufficient to fulfill the baby nutrition needs for the first 6 months. Indonesian Demography and Health Survey (SDKJ: Survei Demograli dan Kesehatan Indonesia) in 2002-2003 showed that, in average, Indonesian babies have exclusive breastfeeding only until the age of 1.6 month, and babies who have exclusive breastfeeding until the age of 4 -5 months are only 14%. Based on WHO report in 2000, there are only 15% of Indonesian babies which are breastfed exclusively. In Tangerang district, the numbers of exclusive breastfeeding are still relatively low: mothers who have done early initiation are 9.8%, and mothers who have done exclusive breastfeeding are 27.8% (Care, 2006). This is, by far, still under rhe district or national target which is 80%. This research analyzed secondary data of the ?Survei Kinerja Berdasarkan indikator Kabupaten Tangerang Sehat 20l0? (performance survey based on Kabupaten Tangerang Sehat 2010 indicators). The objective of this research is to obtain description and factors which are related with exclusive breastfeeding in 'Tangerang district. Design model used in this research is cross sectional, and the respondents are housewives who have 6 - 12 months old baby with total sample of 660, taken selectively based on inclusion and exclusion criteria of housewives having infant. Analysis study results showed that the number of exclusive breastfeeding is l8.5%, 74.4% of the respondents are non-working housewives. 30.2% of the respondents are elementary school graduates. For baby delivery place, 37.2% chose clinics / midwife place and 42.1% chose their own places. The delivery process is mostly helped by midwife (55.9%) and by ?dulcun? (32.3%). 79.5% of the respondents follow Keluarga Berencana (family planning program) and most used contraceptive method is injection (8O%). Education level variable is the most dominant variable related with exclusive breastfeeding. In order to improve the number of exclusive breastfeeding it is necessary to conduct intensive guidance /teaching through direct communication between health officers in the villages / rural areas and group leaders, PKK response team, and mothers in mothers community forum about exclusive breastfeeding. Mothers / housewives must have sufficient and correct information about breastfeeding in order to breastfeed successfully. Training of the health officers is needed especially about exclusive breastfeeding and its related matters, such as the problems during breastfeeding started before delivery (prenatal) until alter delivery (postnatal). Promoting exclusive breastfeeding through electronic media such as radio and press which point the advantages of exclusive breastfeeding compared to fomiula milk is a key point in spreading the practice of breastfeeding. It is also important to intensify the role of health officers (doctors, midwives, paramedics) to improve the knowledge and skill of the officers in order to increase the practice of breastfeeding.

Read More
T-2615
Depok : FKM-UI, 2007
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Ika Wijayanti; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Kusharisupeni, Tiara Luthfie
S-7159
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive