Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31722 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ratih Oemiati, Marice Sihombing, Qomariah
MPPK Vol.XX, No.1
Jakarta : Balitbangkes Kemenkes RI, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marice Sihombing, Qomariah Alwi, Olwin Nainggolan
JRI Vol.30, N0.2
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novi Wati; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Iwan Ariawan, Artha Prabawa, Sri Irianti, Dyah Armiriana
T-2410
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gita Aprilicia; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Felly Philipus Senewe
Abstrak: Asma merupakan penyakit inflamasi saluran pernapasan yang sering dijumpai pada anak-anak dengan insiden kejadian yang lebih tinggi dibanding kelompok umur lainnya. Diperkirakan, sekitar 300 juta penduduk dunia saat ini menderita asma dan akan meningkat menjadi 400 kasus pada tahun 2025. Selain dari faktor pejamu yang tidak dapat dimodifikasi, peningkatan prevalens asma diduga juga berhubungan dengan adanya peran dari faktor lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asma dan pencetus serangan asma anak usia 0-11 tahun di Indonesia pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskedas tahun 2013 dengan desain cross sectional deskriptif. Responden terdiri dari 237.992 anak usia 0-11 tahun di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan analisis chi square.

Hasil analisis univariat diperoleh prevalensi asma pada anak usia 0-11 tahun di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 3,6% dengan faktor pencetus yang paling sering adalah flu atau infeksi sebesar 56,2%. Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa kejadian asma pada anak usia 0-11 tahun berhubungan dengan umur, jenis kelamin, wilayah tinggal, keadaan sosioekonomi, asap dapur, paparan pestisida dalam rumah, jenis lantai rumah, jenis dinding rumah, jenis plafon rumah, kebersihan ruang tidur, kebersihan ruang masak, dan kebersihan ruang keluarga.

Penelitian ini menemukan bahwa peluang mendapatkan asma lebih tinggi ditemukan pada anak laki-laki, berumur 2 tahun, tinggal di wilayah pedesaan, mempunyai keadaan sosioekonomi rendah, terdapat asap dapur dalam rumah, terdapat paparan pestisida dalam rumah, mempunyai lantai rumah berjenis tanah, dinding berjenis bambu, plafon berjenis bambu, serta kebersihan ruang tidur, ruang masak, dan ruang keluarga yang tidak bersih.

Kata Kunci: Asma pada Anak, Pencetus Serangan Asma, Lingkungan Rumah
Read More
S-9043
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adianti Handajani, Betty Roosihermiatie, Herti Haryani
BPSK Vol.13, No.1
Surabaya : Balitbangkes Kemenkes RI, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tresnasari Satya Putri; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Atik Nurwahyuni, Jamal Zaini
Abstrak:

Abstrak

Pada tahun 2011, 235 juta orang di dunia menderita asma (WHO, 2011). Di Indonesia, prevalensi asma terus mengalami peningkatan yaitu sekitar 4,0% (Kemenkes, 2008). Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya perawatan pasien asma di RSUP Persahabatan. Desain penelitian adalah potong lintang (cross sectional). Sumber data primer didapatkan dari catatan rekam medik pasien. Sampel pada penelitian berjumlah 41 orang. Penelitian ini melibatkan 41 pasien terdiri dari 29 orang (70,7%) perempuan dan 12 (29,3%), 58,5% pasien tidak bekerja, 53% pasien menggunakan askes. Sebanyak 31,7% pasien asma menderita penyakit penyerta non TB dimana 36,6% pasien dirawat di kelas 1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan total biaya perawatan pasien asma di RSUP Persahabatan adalah cara pembayaran, kelas perawatan, dan lama hari rawat.


In 2011, as many as 235 million people worldwide suffer from asthma (WHO, 2011). In Indonesia, the prevalence of asthma is increasing at about 4.0% (Ministry of Health, 2008).The general objective of this study was to analyze the factors associated with patient care costs of asthma in the department of Friendship.The study design was cross-sectional (cross-sectional). Sources of primary data obtained from the patient medical record. The samples in this study amounted to only 41 people. The study involved 41 patients, including 29 men (70.7%) women and 12 (29.3%) of men who had an average age of 43.60 years. 58.5% of patients did not work, 53% of patients using the health insurance payment. A total of 31.7% of patients with asthma suffer from comorbidities non TB where 36.6% of patients admitted to class 1. Factors associated with the total cost of patient care in the department of Friendship asthma among other means of payment, classroom maintenance, and long day care.

Read More
T-3896
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Patricia Ami Dameuli; Pembimbing: Alex Papilaya
S-1095
Depok : FKM UI, 1997
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mugi Wahidin
JPPP Edisi 7
Jakarta : Dirjen P2P Kemenkes RI, 2017
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shania Ayunda Muthia Kanza Salshabilah; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Khaterina Kristina Manurung
Abstrak:

Latar Belakang: Skizofrenia merupakan gangguan mental kronis yang menimbulkan beban signifikan terhadap sistem pembiayaan kesehatan, terutama dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penyakit ini memerlukan perawatan jangka panjang dan rawan kekambuhan, sehingga berkontribusi terhadap tingginya angka kunjungan dan pembiayaan di fasilitas kesehatan, khususnya pada layanan rujukan. Tujuan: Mengetahui besarnya biaya pelayanan kesehatan peserta JKN dengan skizofrenia dan faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya tersebut. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data sekunder BPJS Kesehatan tahun 2024. Sampel terdiri dari 1.597 peserta aktif JKN dengan diagnosis skizofrenia selama satu tahun. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan SPSS versi 25. Hasil: Total biaya pelayanan mencapai Rp16.896.391.354. Rata-rata biaya rawat jalan Rp314.929 dan rawat inap Rp5.050.107. Biaya signifikan dipengaruhi oleh usia, hubungan keluarga, kelas hak rawat, segmentasi peserta, wilayah kepesertaan, jenis dan kepemilikan FKTP/FKRTL, kunjungan ke FKTP, dan tipe FKRTL. Kesimpulan: Skizofrenia memberikan beban biaya tinggi pada JKN. Diperlukan pembiayaan berbasis kebutuhan serta penguatan layanan jiwa di tingkat primer dan komunitas untuk efisiensi sistem.




Background: Schizophrenia is a chronic mental disorder that poses a significant  burden on the healthcare financing system, particularly within Indonesia’s  National Health Insurance (JKN) program. The condition requires longterm care  and is prone to relapse, contributing to high healthcare utilization and costs,  especially at referral level facilities. Objective: To determine the total healthcare  costs for JKN participants diagnosed with schizophrenia and to identify factors  associated with those costs. Methods: This quantitative study employed a crosssectional design using secondary data from BPJS Kesehatan (Indonesia’s Social  Health Insurance) for the year 2024. The sample consisted of 1.597 active JKN  participants diagnosed with schizophrenia over a 12 month period. Data were  analyzed using univariate and bivariate techniques in SPSS version 25. Results: The total healthcare cost amounted to IDR 16.896.391.354. The average outpatient  cost was IDR 314.929, while the average inpatient cost was IDR 5.050.107. Factors  significantly associated with higher costs included age, family relationship status,  treatment class, participant segmentation, region of enrollment, type and  ownership of primary and referral healthcare facilities (FKTP/FKRTL), number of  visits to primary care, and type of referral facility. Conclusion: Schizophrenia  places a substantial financial burden on the JKN system. A need-based financing  approach and strengthened mental health services at the primary and community  levels are essential to improving efficiency and sustainability.

Read More
S-12059
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cynthia Yolanda; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Khaterina Kristina Manurung
Abstrak:
Latar Belakang: Berdasarkan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2019, Penyakit leukemia menghabiskan biaya Rp. 361,056,430,870 dengan 134,271 kasus. Namun Pada Tahun 2022 terjadi peningkatan kasus menjadi 146.162 kasus dengan menghabiskan biaya klaim Rp. 429 milyar yang dikeluarkan BPJS Kesehatan untuk membayar pelayanan kesehatan Peserta JKN pada penyakit leukemia. Tujuan: Mengetahui biaya dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit leukemia di FKRTL dalam 12 bulan dan minimal pengobatan 4 bulan (Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2019-2020). Metode: Desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: BPJS Kesehatan menghabiskan anggaran sebesar RP. 360,376,931,628 (360 Milyar) untuk membayar klaim 92 peserta aktif dengan pengobatan minimal 4 bulan dalam 12 bulan pada Tahun 2019-2020. Faktor-faktor yang berhubungan dengan biaya layanan JKN untuk penyakit leukemia Tahun 2019-2020 yaitu Jenis Kelamin, Usia, Hubungan Keluarga, Kelas Rawat, Segmentasi Peserta, Wilayah FKRTL, Kunjungan RJTL, Kunjungan RITL, Status Kepemilikan Fasilitas Kesehatan. Kesimpulan: RITL menyerap dari total biaya penyakit leukemia yaitu Rp. 293,452,189,462 (81%).

Background: Based on the 2019 Program Management Report, leukemia costs Rp. 361,056,430,870 with 134,271 cases. However, in 2022 there will be an increase in cases to 146,162 cases with claims costs of Rp. 429 billion spent by BPJS Health to pay for health services for JKN participants for leukemia. Objective: Knowing the costs and factors associated with leukemia at FKRTL within 12 months and a minimum of 4 months of treatment (BPJS Health Sample Data 2019-2020). Method: Cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. Results: BPJS Health spends a budget of Rp. 360,376,931,628 (360 billion) to pay claims for 92 active participants with a minimum of 4 months of treatment in 12 months in 2019-2020. Factors related to the cost of JKN services for leukemia in 2019-2020 are gender, age, family relationship, treatment class, participant segmentation, participant's area of residence, RJTL visits, RITL visits, health facility ownership status. Conclusion: RITL absorbs the total cost of leukemia, namely Rp. 293,452,189,462 (81%).
Read More
S-11543
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive