Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 24027 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Ni Ketut Widyaningsih; Pembimbing: Ronnie Rivany; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Yulianti
Abstrak:

ABSTRAK
Program Jaminan Kesehatan Nasional akan diselenggarakan tahun 2014. Kementerian keuangan menyatakan untuk PBI mendapatkan bantuan iuran sebesar Rp. 15.200,- hal ini menimbulkan pro dan kontra. Beberapa Penyelenggara Pelayanan Kesehatan merasa bahwa besaran iuran tidak dalam angka keekonomian agar besaran pembiayaan program ini tidak salah sasaran perlu upaya pengendalian biaya melalui konsep manage care yaitu sistem kapitasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran biaya per kapita per bulan dalam penentuan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif retrospektif dengan menggunakan data sekunder dari tahun sebelumnya. Lokasi penelitian di Rumah Sakit PMI Bogor pada unit Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat lanjutan (RITL). Hasil penelitian ditemukan besaran kapitasi rata-rata penduduk yaitu sebesar Rp. 5,931 perjiwa/bulan yang didapatkan dari perkalian antara rate utilisasi dengan unit cost dari unit pelayanan RJTL dan RITL. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan besaran iuran atau premi yang diberikan pemerintah masiih mencukupi bagi PBI Kota Bogor. ABSTRACT National Health Insurance Program will be held in 2014. The ministry of finance declared to Beneficiary Contribution (BC) received contribution assistance for Rp. 15,200,-and this raises the pros and cons. Some Health Care Provider find that the amount of contributions is not in the economic numbers. To keep the amount of the contribution of these programs is on target, there is a need to control the cost through the concept of managed care capitation system. The purpose of this research is to determine the cost per capita per month in determining the BC city of Bogor. This research is a retrospective quantitative research using secondary data from previous years. Research location is at Red Cross Hospital in Bogor in Advanced Level Outpatient unit (RJTL) and Advance Level Inpatient (RITL). The research found an average capitation of residents is Rp. 5,931 per person per month were obtained from the multiplication between the utilization rate of unit cost and service units RJTL RITL. From the research it is concluded that the amount of contributions or premiums given by the government is sufficient for BC city of Bogor.

Read More
T-3879
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sofia Wardah; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Dumillah Ayuningtyas, Rani Mardiani
Abstrak: ABSTRAK PBPU) atau disebut sebagai peserta mandiri. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain cross-sectional. Data yang diambil adalah data primer yang diperoleh dengan membagi kuesioner kepada 33 pedagang di Pasar Gunung Batu, Kota Bogor. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan peserta bukan penerima upah (PBPU) patuh dalam membayar iuran JKN sebesar 72%. Peserta bukan penerima upah di Pasar Gunung Batu sebagian besar terdiri atas perempuan sebanyak 19 orang dengan persentase 57,6%. Sebagian besar pedagang memiliki latar belakang pendidikan SMA sebesar 45,5%. Rata-rata umur peserta adalah 42,48 tahun dengan median 43 tahun. Peserta bukan penerima upah sebagian besar memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 2-3 orang sebanyak 57,6%. Sebagian besar peserta JKN telah mengikuti program selama lebih dari 3 tahun dan mengambil iuran kelas 2 (48,5%). Peserta sebagian besar memiliki jenis usaha seperti makanan, sembako, pakaian dan sayuran dengan pendapatan rata-rata peserta sebesar Rp3.777.272. Risiko penyakit tidak terlalu mempengaruhi kepatuhan peserta, 100% dengan riwayat penyakit dan membutuhkan pengobatan serta 60% peserta yang sedang tidak sakit tetap membayar iuran. Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap, norma subyektif dan sanksi tidak mempengaruhi kepatuhan peserta secara signifikan. Namun, sikap yang ditunjukkan peserta terhadap program JKN ini cukup positif. Pembayaran iuran belum menjadi norma bagi masyarakat. Walaupun peserta tidak setuju dengan adanya sanksi namun mereka merasa sanksi cukup efektif untuk membuat peserta patuh membayar iuran. Kata Kunci: iuran, kepatuhan, PBPU, peserta mandiri This study discusses the compliance of non-wage earners (PBPU) or referred to as independent participants. The type of research used is descriptive quantitative with crosssectional design. The data taken is primary data that are obtained by dividing questionnaires to 33 traders in Gunung Batu Market, Bogor City. The results of the analysis show that the compliance level of non-wage earners (PBPU) is compliant in paying JKN contributions of 72%. Non-wage participants in Pasar Batu Batu consisted mostly of 19 women with a percentage of 57.6%. Most traders have a high school education background of 45.5%. The average age of the participants was 42.48 years with a median of 43 years. Non-wage participants mostly had 2-3 persons as much as 57.6%. Most of the participants of JKN have attended the program for more than 3 years and take the 2nd class contribution (48.5%). Participants mostly have business types such as food, basic foods, clothing and vegetables with average income of participants of Rp 3,777,272. The risk of disease does not significantly affect the compliance of participants, most of 60% participants still pay dues even though not ill. The results of the analysis show that the attitude, subjective norms and sanctions do not significantly affect the participant's compliance. However, the attitude shown by the participants towards the JKN program is quite positive. Tuition payments have not become the norm for society. Although the participants did not agree with the existence of sanctions but they felt sanction effective enough to make the participants dutifully pay dues. Keyword: compliance, non-wage earners, paying contribution, PBPU
Read More
S-9680
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Yulianto; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Wachyu Sulistiadi, Armansyah, Tata
Abstrak: Semenjak implementasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Puskesmas mendapat pembayaran dari Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berupa dana kapitasi. Di Kota Lubuklinggau terdapat masalah mengenai sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) di puskesmas yang rata-rata pertahunnya sebesar 23%. Penelitian ini bertujuan menganalisis pemanfaatan dana kapitasi Puskesmas di Kota Lubuklinggau tahun 2014-2016. Penelitian kualitatif ini dilakukan di Puskesmas Simpang Periuk, Taba, Citra Medika dan Swasti Saba berdasarkan realisasi SiLPA terendah dan tertinggi, data dikumpulkan secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dana kapitasi untuk jasa pelayanan telah sesuai target (69,5%) sedangkan untuk kegiatan operasional penyerapan masih kecil (12,4 %). Puskesmas belum melaksanakan perencanaan sistematis dengan tahapan Planning, Organizing, Actuating, Controlling dalam pemanfaatan dana kapitasi. Aturan pemanfaatan yang dianggap rumit menyebabkan puskesmas tidak menyerap dana kapitasi tersebut. Pengawasan dan bimbingan diperlukan agar penyerapan dana kapitasi dapat ditingkatkan. Kata Kunci : Pemanfaatan Dana, Puskesmas Since the implementation of National Health Insurance (JKN), Health Center received payment from Social Security Administering Body for Health (BPJS) using capitation. In Lubuklinggau City there has been problem of utilizing capitation funds and financing surplus (SiLPA) which average 23% per year. This research aims to analyze the utilization of capitation funds in Lubuklinggau City 2014-2016. This qualitative study was implemented in Simpang Periuk Health Center, Taba, Citra Medika and Swasti Saba which are the lowest and highest SiLPA absorption, data were collected retrospectively. The study revelaed that the capitation funds have been achieved the target (69,5%) while spending for operational was still under utilized (12,4%). The planning for using capitation funds was not systematically implemented using appropriate steps : Planning, Organazing, Actuating, Controlling. Health centers thought the rule to use the funds was not easy to follow so they could not absorp the capitation funds. Monitoring assitance are needed to improve the absorption of capitation funds. Keywords: Use of Capitation Fund, Health Center
Read More
T-5037
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dini Hardy; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dian Ayubi, Eddy Darma
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk melihat gambaran manajemen program penanggulagan penyakit HIV/AIDS di Kota Bogor tahun 2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan penjangkauan populasi kunci belum mencapai target. Target penggunaan jarum suntik sudah mencapai target dan target penggunaan kondom belum bisa dihitung. Pada penggunaan sumber daya sebagai input dapat disimpulkan bahwa jumlah belum sesuai untuk petugas penjangkauan, petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan. Kebutuhan sarana sangat seperti logistik laboatorium belum mencukupi dalam segi jumlah. Kesedian Dana dari pemerintah belum mencapai 70% target kesedian. Proses perencanaan dibagi menjadi perencanaan APBD dan perencanaan GF namun belum terintegrasi di musrembang.Proses pengawasan yang menjadi tugas KPAD belum berfungsi dengan maksimal. Rekomendasi penyelesaian permasalahan adalah peningkatan fungsi KPAD,peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya, dan peningkatan program.Kata Kunci : Manajemen, HIV/AIDS, cakupan, input, proses, output.
Read More
S-8287
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raydina Khairynnisa; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Pujiyanto, Samsul Bahri
S-9532
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abdul Gani Hasan; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Anhari Achadi, Wachyu Sulistiadi, Muhtar Lintang, Rahmi Winandari
Abstrak: Latar Belakang : Tujuan menganalisis kebijakan pemanfaatan dana kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas di Kabupaten Bogor mengacu Permenkes 21 tahun 2016. Metode : Kualitatif dengan Rapid Assesment Procedure, wawancara mendalam pada 12 informan, sampel purposive, terkait tujuan penelitian. Hasil : Terdapat disparitas tinggi dana kapitasi puskesmas meliputi peserta, norma kapitasi, jumlah dokter dan rasio dokter antara berbagai puskesmas. Wawancara mendalam didapatkan sulitnya pemenuhan rasio dokter ideal, norma kapitasi rendah menunjukkan kuantitas kualitas puskesmas rendah, belum semua puskesmas melakukan proses perencanaan dengan benar, puskesmas kapitasi kecil sulit dalam operasional dan yang besar berlebih operasional dan berpotensi menumpuk, penentuan poin cukup jauh berbeda antar tenaga, pemenuhan obat-obatan terkendala oleh pengadaan, potensi overlapping kapitasi dengan BOK dan kualitas pelayanan dokter menurun pada rasio dokter per peserta besar. Kesimpulan dan saran : Rasio dokter dengan peserta masih dibawah standar 1:5000 peserta perlu upaya pemerataan, porsi kapitasi 60% untuk Jasa dan 40% opersional lain, ketercukupannya berbeda perlu ada backup dana operasional untuk yang kurang, adanya disinsentif jasa pelayanan perlu dikaji ulang, kapitasi porsi 40% dapat komplementer dengan BOK, sisa anggaran menguntungkan bila alternatif kegiatan mampu efektif efisien sesuai kebutuhan masyarakat, perlu perbaikan mekanisme pengadaan obat, dalam fleksibilitas anggaran perlu didorong PPK-BLUD pada puskesmas. Kata kunci : kapitasi; FKTP; Puskesmas Background: The purpose of analyzing the policy of utilization of JKN capitation fund at FKTP Puskesmas in Bogor Regency refers to Permenkes 21 year 2016. Method: Qualitative with Rapid Assessment Procedure, in-depth interview on 12 informant, purposive sample, related to research objectives. Results: There is a high disparity of capitation funds for puskesmas covering participants, capitation norms, number of doctors and the ratio of doctors between various puskesmas. In-depth interviews found the difficulty of fulfilling the ideal physician ratio, low capitation norms indicated the low quality of the puskesmas, not all the puskesmas did the proper planning process, the small capitation clinics were difficult in the operational and the overwhelming operational and potentially piled up, Drug fulfillment is constrained by procurement, the potential for overlapping capitation with BOK and the quality of physician services decreases in the ratio of physicians per large participant. Conclusions and suggestions: The ratio of physicians to participants is still below the standard of 1: 5000 participants need equalization effort, 60% capitation portion for services and 40% other opersional, different sufficiency there should be operational fund backups for the less, the disincentives of service need to be reviewed, Capitation of 40% portion can be complementary with BOK, the rest of the budget is advantageous if the activity alternative can be effectively efficient according to society requirement, need improvement of drug procurement mechanism, budget flexibility need to be pushed PPK-BLUD at puskesmas. Keywords: capitation; FKTP; Puskesmas
Read More
T-5020
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Victorino; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Purnawan Junadi, Mayang Sari, Lovely Dasiy
Abstrak: Realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas di KotaDepok dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 meningkat sebesar 25,56%. Tingginya serapan dana tersebut seharusnya diimbangi dengan peningkatan cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1). Hasil capaian KN1 di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6,11%, sehingga perlu dievaluasi. Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan dan 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Cipayung, Puskesmas Cinere, Puskesmas Cilodong dan Puskesmas Tapos dengan metoda kualitatif dan mempertimbangkan variabel dana serta cakupan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua Puskesmas kekurangan sumber daya manusiadan sarana prasarana dalam mengelola BOK dan program kesehatan anak. Namun,ketersediaan dana operasional rutin (BOP) untuk melakukan kunjungan luar gedung relatif terbatas, sehingga Puskesmas mengutamakan dana BOK. Sebelum pelaksanaan kegiatan, tiap Puskesmas menetapkan rencana pelaksanaan berdasarkan capaian program tahun sebelumnya dengan melibatkan lintas program di Puskesmas. Dana BOK dimanfaatkan untuk kunjungan neonatus resiko tinggi,penyuluhan dan pendataan sasaran oleh kader kesehatan.

The Health Operational Fund (BOK) to support programs in 2013 in Depok hasincreased 25,56% as compared to 2012. This should be followed by an increase incoverage of the first neonatal visit (KN1). Performance of KN1 in the year 2013decreased by 6,11%, so it is needed to evaluate the use of BOK. The study wasconducted at the District Health Office level and covering 4 health centers, namelyCipayung, Cinere, Cilodong and Tapos using qualitative approach and consideredcost and coverage variables. The results showed that there was no shortage onhuman resources and facility to manage the Puskesmas Operational funds (BOK)and neonatal health programs. The availability of routine operational funds (BOP)is limited so that the health center has been relying on BOK fund to supportoutreach programs. Each health center set up Plan of Action based on previousprograms achievement involving various relevant programs. The fund was used forhigh risk neonatal visit, counseling and mapping the target by cadres.
Read More
T-4167
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Latanza Shima Dayyana; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Prastuti Soewondo, Rahmi Winandari, Yuli Farianti
Abstrak: Tesis ini membahas tentang analisis keadilan (fairness) pembagian jasa pelayanan kapitasi didalam puskesmas dan antar puskesmas serta pendapat dinas kesehatan tentang biaya administrasi dana kapitasi kabupaten Bogor tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan design case study. Hasil penelitian menujukkan bahwa keadilan secara internal sudah adil. Sedangkan keadilan secara ekternal belum adil dan keadilan antar instansi belum adil. Sehingga perlu ada survey gaji untuk menetapkan besaran point tenaga kerja professional dan tenaga kerja manajemen. Selain itu, perlu ada penelitian lebih lanjut terkait penyesuaian resiko berdasarkan usia, jenis kelamin dan geografi untuk menetapkan besaran kapitasi antar puskesmas. Serta melakukan pengkajian ulang untuk penetapan Tunjangan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil, agar tidak ada disparitas antar instansi.
Read More
T-5748
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Inas Alya Nabila; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Atik Nurwahyuni, Fikrotul Ulya
Abstrak: Skripsi ini membahas terkait gambaran proses klaim jaminan kesehatan masyarakat miskin non kuota PBI pada Dinas Kesehatan Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data yaitu telaah dokumen, observasi, dan wawancara mendalam. Pembahasan penelitian ini menggunakan perspektif sistem yaitu input, proses, dan output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa input Standar Operasional Prosedur, Kebijakan dan Sistem Informasi sudah cukup baik untuk mendukung proses klaim, kemudian untuk sumber daya lain seperti pendanaan, sarana dan pra sarana, Sumber Daya Manusia masih kurang memadai.
Read More
S-10661
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive