Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Gizi Indonesia, Vol.XXVI, 2002, hal. 25-32, ( Cat. ada di bendel 1994 - 2002 )
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tjetjep Syarif Hidayat, Abas Basuni Jahari
Bulitkes Vol.40, No.1
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2012
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
641.302 LEM (P)
[s.l.] :
Jakarta LIPI, 2004, s.a.]
Prosiding Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Made Dewi Susilawati, Krisnawati Bantas, Abas Basuni Jahari
Penelitian Gizi dan Makanan (PGM), Vol.37, No.1, Juni 2014; hal. 11-20
Bogor : Balitbangkes, 2014
Laporan Penelitian Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Herman Sudiman, Abas Basuni Jahari
MPPK Vol.22, No.2
Jakarta : Balitbangkes Kemenkes RI, 2012
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lely Wahyuniar; Pembimbing: Bambang Sutrisna, Abas Basuni Jahari, Ratna Djuwita; Penguji: Soemilah Sastroamidjojo, Soewarta Kosen, Idrus Jus`at, Kusharisupeni, Puguh Bodro Irawan
D-107
Depok : FKM UI, 2004
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rustika; Pembimbing: Bambang Sutrisna, Fadillah Supari, Abas Basuni Jahari
D-99
Depok : FKM UI, 2005
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Leni Atriana; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Abas Basuni Jahari, Asih Setiarini
S-4915
Depok : FKM UI, 2007
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Defi Selvianita; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Sandra Fikawati, Siti Arifah Pujonarti, Anies Irawati, Abas Basuni Jahari
Abstrak:
BBLR terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global. Laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi BBLR yaitu sebesar 35,3%. BBLR tidak hanya menjadi prediktor utama mortalitas dan morbiditas prenatal, tetapi BBLR juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan amat menentukan kondisi bayi yang dilahirkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kejadian BBLR di Indonesia. Desain penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 Tahun 2014. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menentukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BBLR. Responden penelitian sebanyak 5064 WUS yang mempunyai anak terakhir lahir hidup. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan responden (OR= 1,56; 95% CI= 1,25-1,74); status ekonomi keluarga (OR= 1,43; 95% CI= 1,21-1,69); usia saat hamil (OR= 1,28; 95% CI= 1,081,51), paritas (OR= 1,41; 95% CI= 1,15-1,73), usia kehamilan (OR= 4,59; 95% CI= 3,725,65), antenatal care (OR= 1,28; 95% CI= 1,03-1,59), dan konsumsi TTD (OR= 1,23; 95% CI= 1,06-1,45) dengan kejadian BBLR. Faktor yang paling dominan terhadap kejadian BBLR adalah usia kehamilan (p-value= < 0,001; OR= 4,61), usia kehamilan preterm memiliki peluang 4,61 kali terhadap kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, status ekonomi keluarga, dan paritas. Kolaborasi multisektoral sangat diperlukan dalam meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan meningkatkan status gizi ibu selama kehamilan.
Low Birth Weight (LBW) continues to be a significant public health problem globally. Indonesia Health Profile Report in 2019, the most common cause of neonatal death is LBW conditions, as much as 35.3%. LBW is not only a major predictor of prenatal mortality and morbidity, but LBW also increases the risk of non-communicable diseases such as diabetes and cardiovascular disease in later life. The condition of the mother before and during pregnancy greatly determines the condition of the baby is born. This study aims to determine the determinants of the incidence of LBW in Indonesia. The design of this study is cross sectional. This research is a quantitative study using secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014. Bivariate analysis using chi-square test. Multivariate analysis using multiple logistic regression to determine the factors that contribute to the incidence of LBW. Research subjects are 5064 eligible women who have the last child born alive. The results showed that there was a significant relationship between the respondent's education (OR= 1,56; 95% CI= 1,321,85); family economic status (OR= 1,43; 95% CI= 1,21-1,69); maternal age (OR= 1,28; 95% CI= 1,08-1,51), parity (OR= 1,41; 95% CI= 1,15-1,73), gestational age (OR= 4,59; 95% CI= 3,72-5,65), antenatal care (OR= 1,28; 95% CI= 1,03-1,59), iron during pregnancy (OR= 1,23; 95% CI= 1,06-1,45) with the incidence of LBW. The most dominant factor for the incidence of LBW is gestational age (p-value < 0,001; OR= 4,61), preterm gestational age has a 4.61 times chance of the incidence of LBW after being controlled by the variables of education, family economic status, and parity. Multisectoral collaboration is needed in increasing access to the use of antenatal care and improving the nutritional status of mothers during pregnancy
Read More
Low Birth Weight (LBW) continues to be a significant public health problem globally. Indonesia Health Profile Report in 2019, the most common cause of neonatal death is LBW conditions, as much as 35.3%. LBW is not only a major predictor of prenatal mortality and morbidity, but LBW also increases the risk of non-communicable diseases such as diabetes and cardiovascular disease in later life. The condition of the mother before and during pregnancy greatly determines the condition of the baby is born. This study aims to determine the determinants of the incidence of LBW in Indonesia. The design of this study is cross sectional. This research is a quantitative study using secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014. Bivariate analysis using chi-square test. Multivariate analysis using multiple logistic regression to determine the factors that contribute to the incidence of LBW. Research subjects are 5064 eligible women who have the last child born alive. The results showed that there was a significant relationship between the respondent's education (OR= 1,56; 95% CI= 1,321,85); family economic status (OR= 1,43; 95% CI= 1,21-1,69); maternal age (OR= 1,28; 95% CI= 1,08-1,51), parity (OR= 1,41; 95% CI= 1,15-1,73), gestational age (OR= 4,59; 95% CI= 3,72-5,65), antenatal care (OR= 1,28; 95% CI= 1,03-1,59), iron during pregnancy (OR= 1,23; 95% CI= 1,06-1,45) with the incidence of LBW. The most dominant factor for the incidence of LBW is gestational age (p-value < 0,001; OR= 4,61), preterm gestational age has a 4.61 times chance of the incidence of LBW after being controlled by the variables of education, family economic status, and parity. Multisectoral collaboration is needed in increasing access to the use of antenatal care and improving the nutritional status of mothers during pregnancy
T-6167
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Wita Nurul Aini; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Santri Fikawati, Abas Basuni Jahari
Abstrak:
Validitas dan reliabilitas semiquantitative FFQ dalam mengukur asupan kalsium masih banyak menjadi perdebatan karena tidak melakukan pengukuran kuantitatif secara langsung. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas pengukuran asupan kalsium menggunakan semiqauntitative FFQ dengan golden standard food weighing. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional yang dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2018 pada 54 Mahasiswa Gizi Universitas Indonesia yang dipilih dengan simple ramdom sampling. Validitas semiquantitative FFQ dalam mengukur kalsium dibandingkan dengan food weighing yang dilakukan selama dua hari, dan reliabilitas ditentukan dengan membandingkan asupan kalsium dua kali pengukuran menggunakan semiquantitative FFQ. Median asupan kalsium mahasiswa gizi Universits Indonesia berdasarkan semiquantitative FFQ (median±SD) adalah 537±407,5 mg/hari. Sedangkan median asupan kalsium dari dua hari food weighing adalah 569±375,6 mg/hari. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan kalsium dari kedua metode (P>0,05). koefisien korelasi asupan kalsium kedua metode sebesar r=0,42 dengan korelasi yang signifikan (P=0,001). Analisis surrogate category menunjukan bahwa semiquantitative FFQ dapat membedakan asupan kalsium pada berbagai tingkat kuartil asupan (ANOVA, P80% mulai dari cutoff asupan 800mg/hari. Namun spesifisitas dan negative predictive value tetap <80% dari keempat cutoff yang digunakan. Terdapat perbedaan yang signifikan antara asupan kalsium semiquantitative FFQ pada dua kali pengukuran P(<0,05). Namun korelasi antar dua pengukuran cukup tinggi, yaitu r=0,74 dengan korelasi yang signifikan (P<0,05). Semiquantitative FFQ valid dan reliabel dalam mengukur asupan kalsium mahasiswa gizi Universitas Indonesia dengan karakteristik perempuan, usia dewasa muda dan ekonomi yang beragam. Metode ini baik untuk menemukan individu dengan asupan yang kurang untuk mendapatkan intervensi maupun mengevaluasi program intervensi.
Kata Kunci : asupan kalsium, food weighing, reliabilitas, semiquantitative FFQ, validitas.
Read More
Kata Kunci : asupan kalsium, food weighing, reliabilitas, semiquantitative FFQ, validitas.
S-9830
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
