Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fajaria Nurcandra; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Feni Fitriani, Miko Hananto, Fariz Nurwidya
Abstrak: Latar Belakang: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan salahsatupenyakit paru yang ditandai dengan obstruksi saluran pernapasan yangmengganggu pernapasan normal dengan age-adjusted death rate 41,2/100.000pada tahun 2009. Penyebab kematian tertinggi ketiga di dunia tahun 2008 dandiperkirakan akan menjadi penyakit tertinggi di dunia pada tahun 2030. Studi iniditujukan untuk melihat besarnya hubungan pajanan pestisida terhadap PPOKpada petani.Metode: Studi kasus kontrol dilakukan pada bulan April sampai Mei 2016 diPurworjeo. Sebanyak 66 kasus merupakan petani yang didiagnosis PPOK padatahun 2015 berdasarkan data register dan rekam medis, sedangkan 59 kontrolmerupakan tetangga korban yang bekerja sebagai petani dengan hasil ukurspirometer normal. Kasus dan kontrol diukur fungsi paru menggunakanspirometer dan COPD assessment test.Hasil: Analisis regresi logistik kuantitas (OR=0,75; 95% CI 0,318-1,754) dandurasi keterpajanan pestisida (OR=1,11; 95% CI 0,430-2,891) diadjust denganpotensial confounder tidak menunjukkan hubungan yang jelas. Pestisidaditemukan sebagai risiko PPOK berdasarkan lama kerja (OR=5,61; 95% CI1,124-27,990) setelah di-adjust oleh confounder (umur, IMT, APD, riwayatpenyakit, merokok, pajanan debu dan asap.Kesimpulan: Lama kerja ditemukan sebagai faktor risiko PPOK, tetapi tidakditemukan hubungan yang jelas antara kuantitas dan durasi terhadap PPOK. Alatpelindung diri sebaiknya digunakan terutama masker untuk mengurangi efektoksik terhadap paru.Kata kunci: Pestisida, pertanian, PPOK, petani
Background: Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a term whichrefers to a large group of lung diseases characterized by obstruction of air flowthat interferes with normal breathing with age-adjusted death rate of41.2/100,000 in 2009. It causing 3rd highest of mortality worldwide in 2008 andestimated as the highest non communicable disease worldwide in 2030. This studyaimed to determine the relationship of pesticide exposure to COPD in farmer.Methods: A case-control study performed between April to May 2016 inPurworejo. The case group were 66 farmer who suffered from COPD during 2015by medical record, while the control group were 59 farmer of cases neighbourwho tested by spirometer showed normal lung function. Both case and controlgroup was tested by spirometer and COPD assessment test.Results: Logistic regression analysis of quantity (OR=0.75; 95% CI 0.318-1.754)and duration of spraying (OR=1.11; 95% CI 0.430-2.891) adjusted for allpotential confounders showed no clear associations. Pesticide remains a potentialhealth risk by duration of farming to COPD (OR=5,61; 95% CI 1,124-27,990)adjusted by confounders (age, BMI, PPE, history of resporatory illness, smokinghabit, dust and fumes exposure).Conclusion: Duration of farming found as risk factor of COPD, but no clearassociation of quantity and duration of spraying to COPD. PPE should be usedespecially mask along spraying process to reduce the risk of respiratory illness.Keywords: pesticide, agriculture, COPD, farmer.
Read More
T-4656
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fajaria Nurcandra; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Didik Supriyono
Abstrak: Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang cukup seriusdi Kabupaten Karawang. Angka kejadian diare di wilayah ini termasuk tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2012, kasus diare di Kabupaten Karawang pada tahun 2012 sebanyak 75.892 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko diare di DesaSedari, Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Disain penelitian adalah kasuskontrol. Kasus merupakan ibu dari anak usia di bawah 12 tahun yang menderitadiare selama sebulan terakhir dan kontrol merupakan ibu dari anak usia di bawah12 tahun di Desa Sedari yang tidak menderita diare selama sebulan terakhir.Jumlah sampel kasus yaitu 29 responden dan kontrol 116 responden. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari kegiatan assessment Program DesaBinaan CSR Pertamina dan FKM UI. Variabel pada penelitian ini ialah jumlah anggota keluarga, umur ibu, pendidikan ibu, sarana air bersih, jamban, dan pengelolaan sampah keluarga. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan kejadian diare (nilai p<0,1) danOdds Ratio1,435 (CI 95% 0,248-2,980) untuk kategori tidak sekolah / tidak lulusSD serta Odds Ratio 0,552 (CI 95% 0,102-2,980) untuk kategori lulus SD / lulus SMP. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor risiko yang paling dominan adalah pendidikan ibu.
Kata kunci : diare, kasus kontrol, anak-anak, faktor risiko
Diarrhea is still a public health problem that is serious enough inKarawang district. The incidence of diarrhea in this region is high in recent years.In 2012 , cases of diarrhea in Karawangdistrict in 2012 as many as 75 892 cases.This study aims to analyze the risk factors for diarrhea in Sedari Village ,District Cibuaya , Karawangdistrict . The design was a case-control study . Thecase is a mother of a child under 12 years of age suffering from diarrhea for thepast month and control the mother of children aged under 12 years in the villageof Sedari that does not suffer from diarrhea during the past month . The number ofsample cases are 29 respondents and controls are 116 respondents . The data usedare secondary data from assessment activities CSR Pertamina Village ProgramPatronage and FKM UI . Variable in this study is the number of family members ,maternal age , maternal education , clean water , latrines , and waste managementfamily. The results of the bivariate analysis showed a significant associationbetween maternal education with incidence of diarrhea ( p < 0.1 ) and Odds Ratio1.435 ( 95% CI 0.248 to 2.980 ) for the category of no school / no pass elementaryand Odds Ratio 0.552 ( 95 % CI 0.102 to 2.980 ) for the category of graduatingelementary / junior high school graduation. The conclusion of this study is themost dominant risk factor is maternal education.
Keywords : diarrhea, case-control, children, risk factors
Read More
S-8106
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Rifqa Ainur Rahmah; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Al Asyary, Ema Hermawati, Fajaria Nurcandra, Nurusysyarifah Aliyyah
Abstrak:

 

Malaria menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan terutama di wilayah tropis dan subtropis. menurut organisasi kesehatan dunia WHO, sekitar 249 juta kasus malaria dilaporkan di 85 negara endemik [1]. Kabupaten Banjarnegara merupakahn salah satu wilayah peringkat ketiga di Jawa tengah di wilayah dataran tinggi. Kejadian malaria dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk iklim seperti suhu, curah hujan dan kelembapan yang dapat memengaruhi dinamika populasi nyamuk Anpheles, yang merupakan vektor utama malaria. Studi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana faktor iklim dan kejadian malaria di Kabupaten Banjarnegara selama periode 2014-2024. Metode penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan time-trend analisis. Data kejadian malaria di Indonesia, serta data iklim dari Dinas Kesehatan Banjarnegara, dan BMKG dan POWER NASA. Data diolah menggunakan teknik korelasi dan regresi linier berganda. Hasil analisis bivariat suhu udara menunjukkan hubungan yang lebih stabil dan signifikan secara statistik terhadap peningkatan kasus malaria. Korelasi paling kuat dan signifikan ditemukan pada tahun 2018 (r = 0,646; p = 0,014), dengan uji Pearson. Analisis multivariat nilai (B = 2.381). Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar  0,239 menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan sekitar 23.9% variasi kejadian malaria. Ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan suhu sebesar 1°C berkorelasi dengan peningkatan rata-rata 2,38 kasus malaria per bulan. Hasil ini mencerminkan bahwa meskipun faktor iklim memiliki kontribusi terhadap kejadian malaria, masih terdapat faktor lain di luar model yang turut memengaruhi.

Kata kunci:

Curah Hujan, Kabupaten Banjarnegara, Kelembapan Relatif, Malaria, Suhu.


Malaria remains a significant public health challenge, particularly in tropical and subtropical regions. According to the World Health Organization (WHO), approximately 249 million malaria cases were reported across 85 endemic countries. Banjarnegara Regency, located in a highland area, ranks third in malaria incidence in Central Java. Malaria transmission is influenced by various factors, including climatic variables such as temperature, rainfall, and humidity, which affect the population dynamics of Anopheles mosquitoes—the primary vectors of malaria. This study aims to analyze the relationship between climatic factors and malaria incidence in Banjarnegara Regency from 2014 to 2024. An ecological study design with a time-trend analytical approach was employed. Malaria incidence data were obtained from the Banjarnegara Health Office, while climate data were sourced from the Meteorological, Climatological, and Geophysical Agency (BMKG) and NASA POWER. Data were analyzed using correlation and multiple linear regression techniques. Bivariate analysis showed that air temperature had a more stable and statistically significant association with malaria cases. The strongest and most significant correlation was observed in 2018 (r = 0.646; p = 0.014) using Pearson’s test. In multivariate analysis, the regression coefficient (B = 2.381) and the coefficient of determination (R² = 0.239) indicated that the model explains approximately 23.9% of the variation in malaria incidence. This suggests that each 1°C increase in temperature is associated with an average increase of 2.38 malaria cases per month. These findings highlight that while climatic factors contribute to malaria incidence, other factors beyond the model also play a significant role.  Keywords: Banjarnegara Regency, Malaria, Rainfall, Relative Humidity, Temperature.  Correspondence Syifa Rifqa Ainur Rahmah. Masters Program in Public Health, Universitas Indonesia, Depok, West Java. Email: syifarifqa.a.r@gmail.com Mobile: 081380376644

 

 

Read More
T-7407
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive