Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Kata Kunci : PM2,5, PPOK, Pelabuhan, Pekerja
Kata kunci: PPOK, Eksaserbasi, PM2,5, Pelabuhan, Polusi
Pollution of Particulate Matter2,5 or PM2,5 happens one of them caused by emission. According to studies, one of the places with highest activity that caused the release of this emission in in ports. Port activities such as delivering goods to and from the port caused high amount of PM2,5 to be released to the air and it can affect field worker, one of them is Acute Exacerbation Chronic Obstructive Pulmonary Disease or AECOPD. The study used observational design study with cross-sectional approach to 75 field workers whom had worked more than 1 year. The statistic showed that the PM2,5 level has exceeded WHO limit of 35 µm/m3 while showed that there is no significance between PM2,5 and AECOPD Symtomps. The study suggested that health behavior of the workers should be changed, including using appropriate safety equipment
Key words: AECOPD, PM2,5. Port, Pollution
ABSTRAK Nama : Hasanah Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Uji Kontaminasi Salmonella sp. Pada Makanan di Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Wilayah Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan di Jakarta Tahun 2018 Pembimbing : Dr. Dra. Dewi Susanna, M.Kes Xviii + 139 halaman, 35 tabel, 12 gambar, 8 lampiran Pelabuhan laut merupakan pintu gerbang masuknya mobilitas barang dan manusia sehingga berpotensi terjadinya transmisi penyebaran penyakit terutama melalui makanan. Salmonella merupakan bakteri patogen yang dapat menyebabkan penyakit akibat bawaan makanan (foodborne diseases). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kontaminasi bakteri Salmonella sp. pada makanan dan mendapatkan informasi mendalam higiene sanitasi pengolahan makanan oleh penjamah makanan serta gambaran titiktitik kritis proses pengolahan makanan di Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan cross sectional dan Rapid Assessment Procedure (RAP) serta pendekatan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang dilaksanakan pada bulan April – Mei 2018. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 TPM, penjamah makanan serta satu jenis makanan pada tiap TPM. Analisis data menggunakan univariat dan berbentuk teks narasi serta diagram alir untuk HACCP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 sampel makanan yang diperiksa tidak teridentifikasi keberadaan bakteri Salmonella sp. Proses pengolahan makanan oleh penjamah makanan mulai pemilihan bahan baku, penyimpanan, pemasakan yang matang dan penyajian yang singkat menyebabkan bakteri tidak berkembang dan tumbuh. Titik kritis yang paling penting pada pemasakan, penyimpanan dan pemasakan ulang. Dibutuhkan pelatihan untuk penjamah makanan dalam menangani proses pengolahan makanan sesuai standar permenkes selama penanganan dan penyajian di TPM wilayah kerja KKP untuk mencegah kontaminasi mikroba pada makanan. Kata kunci: Foodborne diseases, Salmonella sp., penjamah makanan, kontaminasi, HACCP
ABSTRACT Name : Hasanah Study Program : Public Health Science Title : Salmonella sp. contamination test on food at the food manufacturing factory in the working area of The Port Health Office in Jakarta, 2018 Counsellor : Dr. Dra. Dewi Susanna, M.Kes Xviii + 139 pages, 35 tables, 12 pictures, 8 attachments Seaport is the gateway for mobility of goods and people so that there is a high potential for transmission and spread of disease especially through food. Salmonella is a pathogenic bacteria that can cause foodborne diseases. This study aims to describe the contamination of Salmonella sp. bacteria on food and get in-depth information on hygiene sanitation of food processing by food handlers and description of critical points of food processing in small scale of food manufacturing factory (TPM) working area of a Port Health Office. This research uses quantitative and qualitative method with cross sectional approach and Rapid Assessment Procedure (RAP) and Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) system approach conducted in April - May 2018. The total samples are 72 food places, food handlers and one food type in each TPM. The data is analyzed using univariat analysist and narrative text form as well as flowchart for HACCP. Salmonella bacteria laboratory test results are negative on all types of food samples tested. Food processing by food handlers; the selection of raw materials, storage, ripening and short serving; causes the bacteria does not develop and grow. The most critical point is in the cooking, storage and reheating process. It needs training for food handlers at TPM working area of KKP in food processing (handling and serving the food) according to the standard of Minister of Health Regulation to prevent microbial contamination on food. Key words: Foodborne diseases, Salmonella sp., food handlers, contamination, HACCP
Pencatatan secara manual masih diterapkan oleh Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) dalam proses pemeriksaan kapal. Proses ini meliputi pemeriksaan kebersihan, serta kondisi kesehatan awak dan penumpang, juga perlengkapan medis yang ada. Penggunaan metode ini menimbulkan pekerjaan yang berulang, meningkatkan kemungkinan kesalahan, dan potensi kehilangan informasi, yang pada akhirnya mengganggu efisiensi dan memperlambat tindakan terhadap kapal yang berpotensi menyebarkan penyakit. Sistem ini juga meningkatkan pengawasan dan memungkinkan deteksi dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa (KLB) di pelabuhan dengan memberikan data yang lebih akurat, terorganisir, dan mudah untuk diakses.
Penelitian ini merekomendasikan untuk pemanfaatan KoboToolbox berbasis mobile sebagai platform pencatatan digital memberikan manfaat signifikan. Pendekatan mobile memudahkan pengembangan sistem pencatatan digital pemeriksaan kapal dan meningkatkan kemudahan penggunaan oleh pegawai BBKK. Tahap pengembangan dan dokumentasi difokuskan pada adaptasi KoboToolbox sebagai alat utama pencatatan. Selain itu, integrasi dengan Google Sheet melalui API mempermudah petugas dalam mengolah dan menyajikan hasil akhir pemeriksaan kepada kapal dengan cepat dan efisien.
Implementasi awal menunjukkan potensi peningkatan efisiensi operasional, akurasi pencatatan, serta dukungan terhadap pengambilan keputusan berbasis data. Ke depan, sistem ini diharapkan dapat memperkuat pengendalian risiko kesehatan di pintu masuk negara dan meningkatkan kualitas pelayanan karantina di Pelabuhan Tanjung Priok.
Manual recording is still implemented by the Balai Besar Karantina Kesehatan (BBKK) in the ship inspection process. This process includes the inspection of hygiene and sanitation, the health conditions of crew members and passengers, the availability of medical equipment, as well as the final report on the ship inspection. The use of this manual method leads to repetitive tasks, increases the likelihood of errors, and the potential loss of information, ultimately disrupting efficiency and delaying responses to ships that may pose a public health threat. This system also enhances surveillance and enables early detection of potential outbreaks at the port by providing more accurate, organized, and easily accessible data. This study recommends the adoption of a mobile-based KoboToolbox as a digital recording platform that offers significant benefits. The mobile approach facilitates the development of a digital ship inspection recording system and improves ease of use for BBKK staff. The development and documentation phases focus on adapting KoboToolbox as the primary recording tool. In addition, integration with Google Sheets via API simplifies the process for officers to manage and present final inspection results to the ships promptly and efficiently. Initial implementation demonstrates the potential to improve operational efficiency, recording accuracy, and support for data-driven decision-making. Moving forward, the system is expected to strengthen health risk control at the country’s entry points and enhance the quality of quarantine services at Tanjung Priok Port.
