Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Netti Yaneli; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Endang Laksminingsih, Kusnadi, Sugiyarto
Abstrak:
Masa awal anak-anak ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (growth spurt). Mencukupi kebutuhan energi yang adekuat merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Akibat defisiensi energi pada balita bisa menyebabkan berbagai macam masalah gizi seperti stunting, wasting, maupun underweight. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan asupan energi balita usia 24 bulan di Tangerang tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Total sampel sebanyak 100 anak. Analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil analisis bivariat menunjukkan Minimum Dietary Diversity (MDD), Minimum Acceptable Diet (MAD), dan jumlah konsumsi susu memiliki hubungan yang signifikan terhadap asupan energi. Analisi multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan asupan energi adalah Minimum Dietary Diversity (MDD) (OR:6,8), setelah dikontrol oleh Minimum Meal Frequency (MMF), jumlah konsumsi susu, tingkat pendidikan ibu, dan pengetahuan gizi ibu. Anak yang MDD nya tidak tercapai berpeluang 6,8 kali memiliki asupan energi yang kurang. Faktor dominan lainnya yang berhubungan dengan asupan energi pada balita adalah Minimum Acceptable Diet (MAD) (OR:10,6), setelah dikontrol oleh pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Anak yang MAD nya tidak tercapai berpeluang 10,6 kali memiliki asupan energi yang kurang
Read More
T-6058
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anisa Permatasari; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ahmad Syafiq, R.T. Ayu Dewi Sartika, Netti Yaneli, Salimar
Abstrak:
Read More
Prevalensi stunting di Indonesia menempati urutan kedua tertinggi di Asia Tenggara sebesar 31,8% pada tahun 2020. Kecamatan Bunguran Timur Laut berada di urutan ke 3 prevalensi stunting dari 15 kecamatan yang terdapat di Kabupaten Natuna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor determinan kejadian stunting pada balita usia 1-3 tahun di Kecamatan Bunguran Timur Laut. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Bunguran Timur Laut pada bulan Juni-Agustus tahun 2023. Sampel adalah balita usia 1-3 tahun dengan responden adalah ibu yang mempunyai balita yang berjumlah 142 orang. Analisis bivariat menggunakan chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proprosi kejadian stunting (PB/U atau TB/U) yaitu 23,2%. Ada perbedaan proporsi kejadian stunting pada balita usia 1-3 tahun berdasarkan usia ibu, tinggi badan ibu, sumber air minum, berat badan lahir dan panjang badan lahir (p<0,05). Tidak ada perbedaan proporsi kejadian stunting pada balita usia 1-3 tahun berdasarkan IMT prahamil, riwayat hipertensi, jumlah anak, pendapatan rumah tangga, usia anak, jenis kelamin, riwayat penyakit infeksi, kehadiran di posyandu 6 bulan terakhir dan frekuensi konsumsi protein hewani (p>0,05). Pemodelan terakhir terdiri dari variabel usia ibu (OR=2,38; 95%CI=0,94-6,00), panjang badan lahir (OR=2,11; 95%CI=0,82-5,43), berat badan lahir (OR=2,69; 95%CI=0,64-11,22) dan akses sumber air minum (OR=2,77; 95%CI=1,12-6,82). Akses sumber air minum sebagai faktor dominan setelah dikontrol variabel usia ibu, panjang badan lahir dan berat badan lahir.
In 2020, Indonesia exhibits the second highest prevalence of stunting among Southeast Asian countries, standing at 31.8%. North East Bunguran Sub-District is ranked third in stunting prevalence among the 15 Sub-Districts in Natuna Regency. This study aimed to determine the factors contributing to the prevalence of stunted growth among toodlers aged 1 to 3 years. The research employed a cross-sectional approach. The study was undertaken at North East Bunguran Sub-District from June to August 2023. The sample consisted of toddlers aged 1 to 3 years, and the respondents were Mothers with toddlers, comprising 142 individuals. The analysis involved using chi-square for bivariate analysis and logistic regression for multivariate analysis. The proportion of stunting (PB/U or TB/U) is 23,2%. The proportion of stunted toddlers aged 1 to 3 years differ depending on factors such as mother age, maternal height, drinking water source, birth weight, and birth length (p<0.05). The proportion of stunted toddlers aged 1 to 3 years did not differ according to the number of children, household income, child age, gender, history of infectious disease, attendance at posyandu within the last six months, frequency of animal protein consumption, or weight gain during pregnancy (p>0.05). The final model included the following variables: maternal age (OR=2,38; 95%CI=0,94-6,00), birth length (OR=2,11; 95%CI=0,82-5,43), birth weight (OR=2,69; 95%CI=0,64-11,22), and access to drinking water sources (OR=2,77; 95%CI=1,12-6,82). The prevailing determinant after controlling for maternal age, birth length, and birth weight, was the access to drinking water sources.
T-6888
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
