Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 908 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Robert H. Friis
616.98 FRI e (RS)
London : Jones & Bartlett Learning, 2019
Reserved (pinjaman 1 hari)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Robert H. Friis
616.98 FRI e
London : Jones & Bartlett Learning, 2019
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Haniah Alatas; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Puput Oktamianti, Ede Surya Darmawan, Suherman, Amila Megraini
Abstrak: Keberadaan green hospital sangat diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan manusia dan lingkungan, karena rumah sakit merupakan salah satu penyumbang polusi. RSUD R. Syamsudin, SH menjadi anggota Global Green and Healthy Hospital serta berkomitmen untuk melaksanakan sepuluh agenda yaitu kepemimpinan, bahan kimia, limbah, energi, air, transportasi, makanan, farmasi, gedung, dan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi green hospital dengan Kriteria Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige. Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige mengevaluasi berdasarkan tujuh kriteria yaitu kepemimpinan, strategi, pelanggan, pengukuran, analisis, dan manajemen pengetahuan, tenaga kerja, operasi serta hasil. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan mengumpulkan informasi melalui wawancara mendalam, kuesioner, dan telaah dokumen, Berdasarkan hasil penelitian, pelaksanaan green hospital RSUD R. Syamsudin, SH mendapatkan skor 620.1 dari 1000 (skor maksimal) sehingga diposisikan pada emerging industry leader. Kriteria Kepemimpinan mendapatkan poin tertinggi, sedangkan poin terendah adalah Kriteria Pelanggan. Dapat disimpulkan, RSUD R. Syamsudin, SH berada di posisi menengah dalam implementasi green hospital, artinya sudah memiliki beberapa keunggulan tetapi masih ada beberapa faktor yang dapat ditingkatkan lagi agar pelaksanaan green hospital dapat lebih optimal. Untuk itu, direkomendasikan kepada RSUD R. Syamsudin, SH agar melakukan evaluasi rutin, mempromosikan green hospital lebih gencar, melakukan optimalisasi SIM RS, serta penguatan anggaran agar pencapaian sepuluh agenda lebih optimal. Kata kunci: Green hospital, Kerangka Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige
The existence of green hospital is very necessary to overcome climate change which can cause disruption to human health and the environment, because hospitals are one of the contributors to pollution. RSUD R. Syamsudin, SH became a member of the Global Green and Healthy Hospital and is committed to implementing ten agendas, namely leadership, chemicals, waste, energy, water, transportation, food, pharmacy, buildings, and purchasing. Aim of this study is to analyze the implementation of green hospital with the Malcolm Baldrige Criteria Framework for Excellence Performance. Malcolm Baldrige Criteria evaluates based on seven criteria which isleadership, strategy, customer, measurement, analysis, and management of knowledge, labor, operations and results. The design of this study is qualitative by gathering information through in-depth interviews, questionnaires, and document review. Based on the results of research, the implementation of the green hospital in R. Syamsudin Hospital, SH received a score of 620.1 out of 1000 (maximum score) so that it was positioned in emerging industry leaders. The Leadership Criteria get the highest points, while the lowest points are the Customer Criteria. It can be concluded, RSUD R. Syamsudin, SH is in the average position in implementing green hospital, meaning that it already has several advantages but there are still several factors that can be improved so that the implementation of green hospital can be more optimal. For this reason, it was recommended to RSUD R. Syamsudin, SH to carry out routine evaluations, promote green hospital more aggressively, optimize hospital management information system, and strengthen the budget so that the achievement of ten agendas more optimized. Keywords: Green hospital, Malcolm Baldrige Excellence Framework Criteria
Read More
B-2039
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asna Damayanti; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Liliek Marhaendro Susilo, Bambang Budi Siswanto
Abstrak: Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah elemen informatika kesehatan yang berfokus terutama pada kebutuhan administrasi rumah sakit. Penggunaan SIMRS dalam operasi rumah sakit harus dapat memberikan kenyamanan, untuk mengatasi layanan dan kendala administrasi, dan untuk meningkatkan produktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak implementasi sistem informasi terhadap produktivitas pengeluaran kas / unit bank di rumah sakit Subjek dan Metode: Ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan di pusat kardiovaskular nasional Harapan Kita, Jakarta. Variabel dependen adalah produktivitas. Variabel independen adalah implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Data dikumpulkan dengan wawancara dan review dokumen. Hasil: Sistem manual pada pengeluaran administratif unit kas / bank menghasilkan beberapa masalah, seperti kesalahan perhitungan, kesalahan penulisan, duplikasi data, dan waktu pemrosesan yang lama. Penerapan aplikasi verifikasi pengeluaran meningkatkan akurasi perhitungan hingga 100%, menghilangkan duplikasi data, dan mempersingkat waktu pemrosesan Kesimpulan: Penerapan aplikasi verifikasi pengeluaran meningkatkan produktivitas di unit kas/bank pengeluaran dengan meningkatkan akurasi perhitungan, menghilangkan duplikasi data, dan mempersingkat waktu pemrosesan. Kata Kunci: Dampak, SIMRS, Produktivitas
Health Management Information Systems (HMIS) is an element of health informatics that focuses mainly on the administrational needs of hospitals. The use of HMIS in a hospital operation must be able to provide convenience, to overcome service and to administrative constraints, and to increase productivity. This study aimed to analyze the impact of information system implementation on the productivity of the expenditure cash/ bank unit in a hospital. Subjects and Method: This was a descriptive qualitative study conducted at national cardiovascular center Harapan Kita, Jakarta. The dependent variable was performance. The independent variable was Health Management Information Systems (HMIS) implementation. The data were collected by interview and document review. Results: The manual system at the administrative expenditure cash/ bank unit yielded several issues, such as calculation error, writing error, data duplication, and long processing time. The implementation of verification aplication improved calculation accuracy up to 100%, eliminated data duplication, and shortened processing time Conclusion: The implementation of verification aplication improves productivity of the expenditure cash/ bank unit in a hospital by increasing calculation accuracy, eliminating data duplication, and shortening processing time. Keyword: Impact, Health Management Information System, Productivity
Read More
B-2040
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arifin; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Jaslis Ilyas, Vetty Yulianty Permanasari, Antonius Konseng, Arnawilis
Abstrak: Tantangan utama unit laboratorium klinik di rumah sakit saat ini adalah melakukan efisiensi biaya terutama biaya sumber daya manusia. Di sisi lain pasien dan dokter menginginkan hasil pemeriksaan laboratorium yang lebih cepat dan akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kebutuhan ahli teknologi laboratorium medik berdasarkan beban kerja di Unit Laboratorium Klinik Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah operational research dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis beban kerja dilakukan terhadap seluruh tenaga ahli teknologi laboratorium medik yang berjumlah 15 orang dengan metode kombinasi work sampling dan daily log. Perhitungan kebutuhan tenaga dilakukan dengan 3 metode yaitu Metode Ilyas, Metode WISN, dan Metode Full Time Equivalent. Hasil penelitian adalah dibutuhkan 18 orang tenaga ahli teknologi laboratorium medik menurut Metode Ilyas, 21 orang menurut Metode WISN, dan 17 orang menurut Metode Full Time Equivalent. Disarankan kepada Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru agar menambah 3 orang tenaga ahli teknologi laboratorium medik. Kata kunci : Ahli teknologi laboratorium medik, beban kerja, kebutuhan tenaga
The main challenge of the clinical laboratory unit in hospitals today is to carry out cost efficiency, especially the cost of human resources. On the other hand, patients and doctors want the results of laboratory tests that are faster and more accurate. This study aims to determine the number of medical laboratory technology experts needs based on workload at the Clinical Laboratory Unit of the Santa Maria Pekanbaru Hospital. The research method used is operational research with quantitative and qualitative analysis. Workload analysis was carried out on all 15 medical laboratory technology experts with a combination of work sampling and daily log methods. Calculation of workforce needs is carried out with 3 methods, namely the Ilyas Method, the WISN Method, and the Full Time Equivalent Method. The results of research were the needs of 18 medical laboratory technology experts according Ilyas Method, 21 person according WISN Method, and 17 person according Full Time Equivalent Method. It was recommended to the Santa Maria Pekanbaru Hospital to add 3 medical laboratory technology experts. Keywords: Medical laboratory technology experts, workload, workforce needs
Read More
B-2041
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Monika N. Susanto; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Dumilah Ayuningtyas, Amila Megraini, Mohamad Firas
Abstrak: ABSTRAK Proses pembuatan formularium Rumah Sakit XYZ oleh Tim Farmasi Terapi (TFT) belum mempertimbangkan tingkat kritis suatu obat bagi pasien. Hal ini menyebabkan masih ada pembelian obat cito (obat diperlukan segera, mempengaruhi keselamatan pasien). Obat-obat ini dapat diidentifikasi dengan metode ABC untuk menetapkan jenis obat yang termasuk dalam kelompok A indeks kritis. Belum ada data mengenai obatobat yang bernilai investasi besar di RS XYZ, sehingga belum ada fokus dalam kontrol biaya persediaan obat. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menerapkan metode ABC berdasarkan pemakaian, nilai investasi dan indeks kritis terhadap data kebutuhan obat tahun 2018. Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen terkait perencanaan dan pengadaan obat. Sebesar 82% jenis obat yang tersedia di gudang jarang digunakan, namun 53 di antaranya merupakan obat yang memiliki nilai investasi tinggi yang memerlukan perhatian khusus. Obat yang memiliki 5 (lima) nilai investasi terbesar namun sangat jarang digunakan (kelompok C nilai pemakaian) adalah: Albuminar 25% infus, Octalbin 25%, Terfacef injeksi, Trijec 1 gram dan Lanmer injeksi. Formularium RS XYZ berikutnya harus mengeluarkan 530 jenis obat yang tidak kritis dan tidak ada pemakaian. Jumlah jenis obat yang masuk ke dalam formularium yang lebih sedikit akan memudahkan proses kontrol dan penyimpanan persediaan. Kata kunci : Logistik, farmasi, obat, metode ABC indeks kritis ABSTRACT The process of making the XYZ Hospital formulary by the Therapy Pharmacy Team (TFT) has not considered the critical level of a drug for patients. This causes the purchase of cito drugs (drugs needed immediately, affecting patient safety). These drugs can be identified by the ABC method to determine the types of drugs included in the critical index group A. There is no data on drugs that are worth a large investment in XYZ Hospital, so there is no focus in controlling the cost of drug supplies. This study used a qualitative research design by applying the ABC method based on usage, investment value and critical index of drug needs data in 2018. The research data was obtained through in-depth interviews, observation and document review related to drug planning and procurement. 82% of the types of drugs available in warehouses are rarely used, but 53 of them are drugs that have high investment value that require special attention. Drugs that have the top 5 (five) investment values but are very rarely used (group C usage value) are: Albuminar 25% infusion, Octalbin 25%, Terfacef injection, Trijec 1 gram and Lanmer injection. The next XYZ Hospital formulary must issue 530 types of drugs that are not critical and have no use. The smaller number of types of drugs that enter the formulary will facilitate the process of control and storage of inventory. Keywords: Logistics, pharmacy, medicine, ABC index critical method
Read More
B-2043
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tengku Lya Handa Suri; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Jaslis Ilyas, Vetty Yulianty Permanasari, Hariyadi Wibowo, Enny Ekasari
B-2044
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ariani Khairunnisa Nasution; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Pujiyanto, Kurnia Sari, Amila Begraini, Atik Waharti
Abstrak: Pada 1 Januari 2014 dilaksanakan program Jaminan Kesehatan Nasional diIndonesia, dimana penyelenggaraannya dilaksanakan oleh BPJS. RS ANTangerang bekerjasama dengan BPJS sejak tahun 2014, dimana sejak saat itupeningkatan produktivitas kunjungan pelayanan RS sangat melonjak. Peningkatankunjungan tinggi juga terdapat di Perawatan Intensif dimana penyediaan gasoksigen menjadi salah satu kebutuhan penting. Peningkatan tersebut jugameningkatkan kebutuhan penyediaan gas medis oksigen. Perubahan pola biayapada pelayanan JKN dimana dibayarkan dalam konsep package payment ,sehingga penyediaan gas oksigen medis menjadi salah satu biaya besar yang perludievaluasi dalam penyediaanya. Terdapat beberapa sediaan gas medis oksigenuntuk pelayanan rumah sakit. Diantara pilihan tersebut manakah sediaan yangsesuai secara biaya dengan karakteristik RS AN. Penelitian ini bertujuanmenganalisis perbandingan biaya penyediaan gas oksigen dengan tabung silindergas, vessel gas liquid(VGL) dan oksigen liquid tank pada penyediaan gas medis diRumah Sakit AN Tangerang. Desain penelitian dari tesis ini bersifat kuantitatifmenggunakan rancangan retrospektif survey dengan dilakukan studi perbandinganbiaya (comparative study) diantara 3 alternatif yang ada. Dilakukan perhitunganbiaya dengan metode Activity Based Costing yang kemudian dilanjutkan dengananalisa perbandingan biaya dengan metode Cost Minimization Analysis. Darihasil penelitian didapatkan biaya pengadaan untuk masing-masing sediaan gasmedis sebesar rp 10.316,00 /m³ untuk sediaan tabung gas, rp 6.173,00 /m³ untuksediaan VGL dan rp 6.121,00 /m³ untuk sediaan tangki liquid. Biaya tersebut akanberbeda tergantung dengan besarnya biaya investasi, jumlah utilisasi dan letaksarana prasarana. Pemilihan sediaan liquid oksigen tangki 6 ton dengan kapasitas4.620 m³ untuk keperluan penyediaan gas medis pada RS AN dengan jumlahtempat tidur 170, ruang intensif sebanyak 19 tempat tidur, dengan BOR 60-67% ,pemakaian oksigen medis rata-rata sebesar 74.198 m³ per tahun, menjadi pilihaninvestasi dan penghematan biaya yang terbaik bila dibandingkan dengan sediaantabung gas maupun VGL .Kata kunci : Activity Based Costing; Cost Minimization Analysis; gas medis;oksigen; rumah sakit; tabung gas; Tangki Liquid; VGL.
On 1 January 2014, a National Health Insurance program (Jaminan KesehatanNasional/JKN) was implemented in Indonesia, where the implementation wascarried out by the BPJS. RS AN Tangerang collaborated with BPJS since 2014,where since then the increase in hospital service visit productivity has soared.Increased visits are also found in Intensive Care where the supply of oxygen gas isan important requirement. The increase also increases the need for oxygenmedical gas. Changes in the pattern of costs for JKN services are paid for in thepackage payment concept, so that the supply of medical oxygen gas is one of thebig costs that need to be evaluated in its provision. There are several medicaloxygen gas preparations for hospital services. Among these choices are thepreparations that are cost-appropriate with the characteristics of the RS AN. Thisstudy aims to analyze the comparison of the cost of providing oxygen gas with gascylinders, gas vessels liquid (VGL) and oxygen liquid tanks in the provision ofmedical gas at RS AN Tangerang . The research design of this thesis isquantitative using a retrospective survey design with a comparative study among 3alternatives. Cost calculation is done using Activity Based Costing method whichis then continued with cost comparison analysis using the Cost MinimizationAnalysis method. From the results of the study, the procurement costs for eachmedical gas preparation were Rp. 10,316.00 / m³ for gas cylinder preparations,Rp. 6,173.00 / m³ for VGL preparations and Rp. 6,121.00 / m³ for liquid tankpreparations. These costs will differ depending on the amount of investment costs,the amount of utilization and location of infrastructure. The selection of a 6-tonliquid oxygen tank with a capacity of 4,620 m³ for the purposes of providingmedical gas in RS AN with 170 beds, 19 intensive rooms, with a BOR of 60-67%,medical oxygen consumption an average of 74,198 m³ per year, becoming the bestinvestment choice and cost savings when compared to gas cylinders and VGL.Keywords: Activity Based Costing; Cost Minimization Analysis; medical gas;oxygen; hospital; gas cylinders; oxygen liquid tank; VGL.
Read More
B-2045
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Luvi Christiani; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Amal Chalik SjaafVetty Yulianty Permanasari, Dini Handayani, Arif Partono Prasetio
Abstrak: ABSTRAK Rumah sakit sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan yang paripurna mempunyai kewajiban untuk menjaga mutu layanan yang diberikan. Perawat adalah salah satu ujung tombak pelayanan dan merupakan bagian sumber daya terbesar di rumah sakit. Mutu layanan keperawatan dengan tujuan utama adalah untuk patient safety dapat dipertahankan salah satunya dengan mengendalikan angka turnover. Selama tahun 2015 sampai 2017 didapatkan angka turnover perawat di Rumah Sakit Awal Bros Batam sebesar 15,4%, 14,3%, dan 18,9%. Metode penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Awal Bros Batam ini dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan turnover perawat. Penelitian kuantitatif terhadap seluruh perawat yang sudah keluar sebanyak 79 orang. Penelitian kualitatif terhadap perawat di bagian rawat inap dan critical care dengan informan sebanyak 7 orang. Hasil kuantitif secara statistik univariat menunjukkan perawat yang keluar 77,2% perempuan dan 22,8% laki-laki, 82,3% berusia sampai dengan 30 tahun dan 17,7% berusia lebih dari 30 tahun, tingkat pendidikan diploma III 89,9% dan strata I sebanyak 10,0%, menikah 55,7% dan tidak menikah 44,3 %, asal rekrut 62% berasal dari luar batam dan 38% berasal dari batam, serta masa kerja sampai 5 tahun 81% dan masa kerja diatas 5 tahun 19%. Uji statistic bivariat menunjukkan faktor yang berhubungan dengan turnover adalah status pernikahan (Asymp. Sig. 0.003) dan daerah asal rekrut (Asymp. Sig. 0.000). Analisis kualitatif dengan wawancara mendalam dan focus group discussion didapatkan faktor lingkungan non-fisik terutama masalah kepemimpinan yang memunculkan dorongan untuk memutuskan keluar dari rumah sakit. Tingkat turnover di Rumah Sakit Awal Bros Batam masih tinggi sampai dengan tahun 2017 dengan faktor status pernikahan dan daerah asal rekrut, lingkungan kerja non fisik, dan kepemimpinan berhubungan dengan turnover. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan Rumah Sakit Awal Bros Batam sebagai salah satu faktor untuk dapat mengendalikan turnover perawat. Kata kunci: turnover; perawat; kepemimpinan ABSTRACT Hospitals as plenary health service providers have an obligation to maintain the quality of services provided. The nurse is one of the spearheads of service and is the largest part of the hospital's resources. The quality of nursing services with the main goal is to maintain patient safety by controlling the turnover rate. During 2015 to 2017 there were 15.4%, 14.3%, and 18.9% turnover rates for nurses at Awal Bros Hospital Batam The method of research conducted at the Awal Bros Hospital Batam with a quantitative and qualitative approach to determine factors related to nurse turnover. Quantitative research for all nurses who had left was 79 people. Qualitative research on nurses in the inpatient and critical care section with informants 7 people. Quantitative results with univariate statistical show nurses who had been turnover were 77.2% women and 22.8% men, 82.3% aged up to 30 years and 17.7% aged over 30 years, diploma level III 89.9 % and strata I 10.1%, married 55.7% and not married 44.3%, 62% of recruits came from outside Batam and 38% came from Batam, as well as working period up to 5 years 81% and working period above 5 years 19%. The bivariate statistical test showed that the factors associated with turnover were marital status (Asymp. Sig. 0.003) and the area of recruitment (Asymp. Sig. 0.000). Qualitative analysis with in-depth interviews and focus group discussions found non-physical environmental factors, especially leadership problems which gave rise to the urge to decide to leave the hospital. The turnover rate in Awal Bros Hospital Batam is still high with factors of marital status and area of recruitment, non-physical environmental factors, especially leadership that are associated with turnover. This can be taken into consideration as the Awal Bros Hospital Batam as a factor to be able to control nurse turnover. Keywords: turnover; nurse; leadership
Read More
B-2047
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muchamad; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Puput Oktamianti, Budiman Widjaja
Abstrak: Keselamatan pasien adalah merupakan suatu sistem yang memberikan keamanan asuhan kepada pasien. Keselamatan pasien merupakan masalah yang serius dalam kesehatan masyarakat secara global. Kewajiban setiap fasilitas kesehatan memberikan pelayanan sesuai dengan Standart Prosedur operasional (SPO) keselamatan pasien telah diatur dalam beberapa peraturan dan undang undangyang berlaku. Dalam penelitian sebelumnya telah disampaikan pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat masih rendah. Masih rendahnya pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat di RSIA H amarinda menjadi dasar peneliti melakukan penelitian. Pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor. Analisis faktor penyebab menggunakan teori sarana manajemen 5M (Men, Machines, Money, Methods, Materials) sebagai unsur input, dan atas dasar teori sistem yang terdiri dari unsur input,proses,output. Faktor yang menyebabkan kendala dalam pelaksanaan SPO keselamatan pasien rawat inap adalah unsur input 5M, dan unsur proses yang terdiri dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Unsur input dan proses adalah faktor yang penting mempengaruhi dalam pelaksanaan kegiatan manajemen. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan acuan wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi kesesuaian pelaksanaan SPO keselamatan pasien. Hasil penelitian penyebab rendahnya pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat adalah pada unsur input kurang tersedianya dana, sarung tangan baik dari jumlah dan variasi ukuran, serta sabun pencuci tangan, tidak ada borang komunikasi perawat kepada pasien, materi isi SPO tidak sesuai dengan standart. Pada unsur proses, masih rendahnya komunikasi dan sosialisasi dari pihak manajemen ke perawat dan perawat ke manajemen, kurangnya motivasi dari pihak manajemen, rendahnya komitmen perawat, kurangnya koordinasi antar perawat, rendahnya kedisiplinan perawat, kurangnya pelatihan keselamatan pasien, kurangnya pengawasan oleh tim, belum diadakan evaluasi dan revisi isi dari SPO keselamatan pasien serta evaluasi inadequate policy . Pada unsur output memberikan hasil di observasi kesesuaian pelaksanaan SPO keselamatan pasien oleh perawat di unit rawat inap RSIA H Samarinda masih rendah
Read More
B-2048
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive