Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Riza Sofia Parmawaty; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Widya Anggraeni, Andri Mursita
Abstrak:
Seribu hari pertama kehidupan merupakan periode emas seorang anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Gangguan yang terjadi pada periode ini akibat asupan gizi yang kurang lengkap dalam jangka pendek terganggunya perkembangan otak, kecerdasan dan gangguan pertumbuhan fisik sedang dalam jangka panjang resiko penyakit tidak menular. Salah satu upaya yang dilakukan untuk penanggulangan melalui percepatan kegiatan intervensi gizi spesifik. Namun angka drop out pemeriksaan di Posyandu masih tinggi hal ini dapat menghambat intervensi yang seharusnya didapatkan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe untuk memantauan intervensi gizi spesifik pada baduta di puskesmas serta mengidentifikasi baduta yang tidak datang periksa (drop out) ke posyandu. Penelitian ini merupakan pengembangan sistem informasi dengan teknik prototipe menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Pengembangan sistem informasi ini memberikan notifikasi informasi ketidakhadiran baduta di Posyandu berupa SMS kepada bidan desa dan ibu baduta sehingga dapat dilakukan follow up. Sistem ini juga dapat digunakan untuk memantau intervensi gizi spesifik pada baduta secara berkesinambungan sebagai salah satu upaya mencegah stunting Kata kunci : 1000 hpk, intervensi gizi spsifik, drop out, sdlc The first thousand days of life is a golden period for a child to grow and develop optimally. Disorders that occur in this period due to the lack of complete nutritional intake in the short term disruption of brain development, intelligence and disruption of physical growth is in the long term risk of non-communicable diseases. One effort was made to tackle through the acceleration of specific nutrition intervention activities. However, the number of out-checks in Posyandu is still high. This can prevent the intervention that should be obtained. This study aims to build prototypes to monitor specific nutrient interventions in baduntas at puskesmas as well as to identify badans that do not come drop out to posyandu. This research is an information system development with prototype technique using System Development Life Cycle (SDLC) method. The development of this information system can provide notification of baduta absence information in Posyandu in the form of SMS to village midwife and mother baduta so it can be follow up. This system can also be used to monitor specific nutritional interventions on baduta on an ongoing basis as an effort to prevent stunting. Keywords: 1000 hpk, specific nutritional interventions, drop out, sdlc
Read More
T-4926
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Firlia Ayu Arini; Promotor: Endang Laksminingsih Achadi; Kopromotor: Besral, Fasli Jalal; Penguji: Ratu Ayu Dewi Sartika, Kusharisupeni Djokosujono, Hartono Gunardi, Atmarita, Suwarta Kosen
Abstrak:
Read More
Latar Belakang : Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) merupakan periode emas bagi pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas kesehatan anak pada daur kehidupan berikutnya. Hambatan pertumbuhan yang terjadi pada periode tersebut terutama karena kekurangan gizi, menyebabkan janin yang bersifat plastis menyesuaikan dengan membatasi tumbuh kembang. Beberapa studi longitudinal menunjukkan bahwa pertumbuhan lebih cepat setelah terjadinya hambatan pertumbuhan dapat menjadi faktor risiko tekanan darah tinggi pada usia remaja. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh pertumbuhan cepat pada anak dengan riwayat hambatan pertumbuhan di usia 0-23 bulan terhadap tekanan darah pada usia 17-19 tahun. Metode : Data pada penelitian ini menggunakan hasil dari Indonesian Family Life Survey 1997,2000 dan 2014 yang diambil pada 13 provinsi di Indonesia. Pengambilan data dilakukan secara longitudinal dengan unit sampel rumah tangga dengan anak usia 0-23 bulan pada tahun 1997 kemudian diikuti pada tahun 2000 dan 2014. Pengukuran pertumbuhan cepat ditentukan dengan perubahan nilai z skor BB/U, PB/U atau TB/U, dan BB/TB antar tahun survei, yang lebih dari 0.67 poin. Tekanan darah diukur pada tahun 2014 yaitu saat anak berusia 17- 19 tahun. Besar sampel penelitian sebanyak 671 anak yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 1.) anak normal, 2.) anak dengan hambatan pertumbuhan dan tidak tumbuh cepat,3.) anak dengan hambatan pertumbuhan diikuti tumbuh cepat. Analisis multivariat menggunakan GLM univariat dan Regresi Cox dilakukan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan cepat setelah terjadinya hambatan pertumbuhan pada 1000 HPK terhadap tekanan darah pada usia remaja. Hasil : Hasil analisis menunjukkan, anak yang tumbuh cepat menurut TB/U setelah mengalami hambatan pertumbuhan, memiliki rata-rata tekanan darah sistolik 4,61 mm Hg (CI: 1,38-7,84) lebih tinggi dan rata-rata tekanan darah diastolik 3,89 mm Hg (CI: 0,67-7,11) lebih tinggi, serta berisiko 1,58 (CI:0,83-2,33) kali mengalami tekanan darah tinggi dibanding anak yang normal setelah dikontrol faktor karakteristik anak, orang tua dan rumah tangga. Set Kesimpulan: Pertumbuhan cepat setelah terjadinya hambatan pertumbuhan di 1000 HPK meningkatkan risiko peningkatan tekanan darah pada usia remaja. Rekomendasi : Upaya pencegahan hambatan pertumbuhan dan perkembangan pada periode 1000 HPK bersama-sama dengan menerapkan pola makan bergizi seimbang pada anak berusia 2 tahun atau lebih, merupakan pencegahan yang sangat penting dalam menurunkan hipertensi pada remaja.
Background : The First Thousand Days of Life (1000 HPK) is a golden period for growth and development that determines the quality of children?s health in the next life cycle. The growth retardation that occurs in this period is mainly due to malnutrition, causing the plastic fetus to adjust to limiting growth and development. Several longitudinal studies have shown that faster growth after growth retardation might be a risk factor for high blood pressure in adolescence. This study aims to prove the effect of rapid growth in children with a history of growth retardation at the age of 0-23 months on blood pressure at the age of 17-19 years. Method: The data in this study used the results of the 1997,2000 and 2014 Indonesian Family Life Survey which were taken in 13 provinces in Indonesia. Data collection was carried out longitudinally with a sample unit of household with children aged 0-23 months as sample unit in 1997 followed in 2000 and 2014. The measurement of Rapid growth was determined by changes in the z score values of Weight for Age, Length/Height for Age, and Weight for Height inter-year survey, which is more than 0.67 points. Blood pressure was measured in 2014 when children were 17- 19 years old. The sample size of the study was 671 children who were divided into 3 groups, namely 1.) normal children, 2.) children with growth retardation and not growing fast,3.) children with growth retardation followed by fast growth. Multivariate analysis using univariate GLM and Cox Regression was carried out to analyze the effect of rapid growth after growth retardation at 1000 HPK on blood pressure in adolescents. Results: The result of analysis showed that, children who grew fast according to Height for Age U after experiencing growth retardation, had an average systolic blood pressure of 4,61 mmHg (CI: 1,38-7.84) higher and average diastolic blood pressure of 3,89 mmHg (CI: 0.67-7,11) higher, and 1,58 times of experiencing high blood pressure (CI:0,83-2,33)higher than normal children after controlling for characteristic of children, parents and household factors. Conclusion: Rapid growth after the occurrence of growth retardation in 1000 HPK increases the risk of increased blood pressure in adolescence. Recommendation: Efforts to prevent growth and development retardation in 1000 HPK together with implementing a balanced nutritious diet in children aged 2 years or older, are very important preventions in reducing hypertension in adolescents.
D-471
Depok : FKM-UI, 2022
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Luthfiatur Rohmah; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Sandra Fikawati, Dyah Santi Puspitasari
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peer education (pendidikan sebaya) tentang pengetahuan 1000 HPK dan gizi seimbang terhadap perilaku gizi seimbang pada siswi SMAN 49 Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan SMAN 49 Jakarta sebagai kelompok perlakuan yang akan mendapatkan intervensi peer education dan SMAN 38 Jakarta sebagai kelompok kontrol yang akan mendapatkan intervensi ceramah. Penelitian ini dilakukan kepada 22 siswi pada kelompok perlakuan dan 28 siswi pada kelompok kontrol. Pengambilan data pengetahuan dilakukan pada sesaat sebelum intervensi (pre test), sesaat setelah intervensi (post test), 7 hari setelah intervensi, dan 21 hari setelah intervensi. Sementara, pengambilan data perilaku dilakukan sebelum intervensi (pre test) dan 21 hari setelah intervensi (post test). Uji statistik yang digunakan adalah uji T independen, uji T berpasangan, chi square, dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel pengetahuan terjadi peningkatan pada masing-masing kelompok secara signifikan, sedangkan pada variabel perilaku peningkatan pada kedua kelompok tidak signifikan. Selain itu, tidak ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara kelompok kontrol dan perlakuan. Sementara, pada variabel perilaku peningkatan perilaku baik pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kata kunci : pendidikan sebaya, ceramah, 1000 HPK, gizi seimbang
Read More
S-9513
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
