Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Mizna Sabilla; Promotor: Ratu Ayu Dewi Sartika; Kopromotor: Endang Laksminingsih Achadi, Tria Astika Endah Permatasari; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Sri Redatin Retno Pudjiati, Agus Triwinarto, Annisa Nurrachmawati
Abstrak:

Latar belakang: Keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Self-efficacy ayah dan ibu berperan penting dalam praktik menyusui. Penelitian ini bertujuan mendapatkan model prediksi penghentian ASI eksklusif pada 0-12 postpartum menggunakan Paternal dan Maternal BSE framework.
Metode: Penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Studi kualitatif menggunakan FGD terhadap 5 informan ayah secara purposive dengan tujuan menggali infomasi mengenai paternal BSE. Desain studi kuantitatif longitudinal bertujuan mengevaluasi model penelitian. Sebanyak 201 pasangan yang bersalin di rumah sakit ibu dan anak di Kota Tangerang Selatan berhasil diikuti sampai 12 minggu postpartum. Data kuantitatif dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan SEM-PLS untuk menguji pengaruh antar variabel dan mendapatkan nilai prediktif model.
Hasil: Instrumen Paternal BSE dan sumber self-efficacy ayah valid dan reliabel. Faktor signifikan yang berpengaruh terhadap penghentian ASI eksklusif meliputi paternal BSE, maternal BSE, pengalaman ayah, pengalaman ibu, persuasi verbal bagi ibu, kondisi fisik emosi ibu, usia ibu, frekuensi ANC, dan tipe keluarga. Secara tidak langsung, ada pengaruh pengalaman ayah terhadap penghentian ASI eksklusif melalui paternal dan maternal BSE.
Simpulan: Model paternal-maternal BSE dapat memprediksi penghentian ASI eksklusif dengan baik.
Saran: Penghentian ASI eksklusif dapat dicegah dengan melibatkan ayah secara aktif melalui edukasi, pendampingan, dan penguatan paternal BSE sejak masa kehamilan.


Background: The rate of exclusive breastfeeding in Indonesia remains low. Both paternal and maternal self-efficacy play a crucial role in supporting breastfeeding practices. This study aims to develop a predictive model for exclusive breastfeeding cessation during the first 0–12 months postpartum using the Paternal and Maternal Breastfeeding Self-Efficacy (BSE) framework.
Methods: This study employed both qualitative and quantitative methods. The qualitative phase involved focus group discussions (FGDs) with five purposively selected fathers to explore aspects of paternal BSE. The quantitative phase used a longitudinal design to evaluate the proposed model. A total of 201 couples who delivered at a maternal and child hospital in South Tangerang City were followed up to 12 weeks postpartum. Quantitative data were collected using questionnaires and analyzed with Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) to examine relationships between variables and assess model predictive.
Results: The Paternal BSE instrument and sources of paternal self-efficacy were found to be valid and reliable. Significant factors influencing exclusive breastfeeding cessation included paternal BSE, maternal BSE, fathers’ experience, mothers’ experience, verbal persuasion for mothers, mothers’ physical and emotional condition, maternal age, antenatal care (ANC) frequency, and family type. Indirectly, there was a relationship between fathers’ experience and exclusive breastfeeding cessation through paternal and maternal BSE.
Conclusion: The paternal-maternal BSE model effectively predicts exclusive breastfeeding cessation.
Recommendation: Exclusive breastfeeding cessation can be prevented by actively involving fathers through education, support, and strengthening paternal BSE starting from pregnancy.

Read More
D-582
Depok : FKM-UI, 2025
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hanifah Nurbani; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Popy Yuniar, Nuke Aliyya Tama
Abstrak: Cakupan deteksi dini kanker payudara masih rendah bahkan belum mencapai target hal ini dapat berdampak pada keterlambatan diagnosis sehingga menyebabkan prognosis yang buruk. Salah satu faktor rendahnya deteksi dini kanker payudara yaitu karena tingkat pengetahuan perempuan tentang deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada perempuan di DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder, menggunakan data kegiatan yang dilakukan oleh RS Dharmais dengan GAP UI 2024. Hasil penelitian tingkat pengetahuan kurang tentang deteksi dini kanker payudara pada perempuan muda (81,1%) lebih tinggi dibandingkan pada perempuan dewasa (70,8%). Analisis statistik menggunakan uji chi square ada hubungan antara pengetahuan dengan usia (p = 0,020). Perempuan muda ada hubungan antara pengetahuan dengan pendidikan (p = 0,005) dan penghasilan (p =0,002), sedangkan perempuan dewasa ada hubungan antara pengetahuan dengan pendidikan (p=0,000), pekerjaan (p=0,043) dan penghasilan (p = 0,000). 
The coverage of early breast cancer detection remains low and has not yet reached the target, which can lead to delayed diagnoses and poor prognosis. One of the factors contributing to the low rate of early breast cancer detection is the low level of knowledge among women regarding early detection methods. The objective of this study is to determine the level of knowledge about early breast cancer detection among women in DKI Jakarta. The research design used is a secondary data analysis, utilizing data from activities conducted by Dharmais Hospital in collaboration with the Gender Action Plan (GAP) of Universitas Indonesia 2024. The study results indicate that the level of insufficient knowledge about early breast cancer detection is higher among younger women (81.1%) compared to adult women (70.8%). Statistical analysis using the chi-square test revealed a significant relationship between knowledge and age (p = 0.020). Among younger women, there is a significant relationship between knowledge and education (p = 0.005) and income (p = 0.002). In contrast, among adult women, there is a significant relationship between knowledge and education (p = 0.000), employment status (p = 0.043), and income (p = 0.000).
Read More
S-11825
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shinta Normala Sari; Pembimbing: Soekidjo Notoatmodjo; Penguji: Anwar Hasan, Tasripin
S-6568
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizky Annisa; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Evi Martha, Wachyu Nursani Eka
S-8117
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andriani Nur Pratiwi; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Hadi Pratomo, Guntur Daryono
Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku SADARI siswi ditinjau dari variabel yang ada di dalam teori health belief model, diantaranya riwayat kanker pada keluarga, pengetahuan, persepsi kerentanan dan keseriusan kanker payudara, persepsi manfaat dan hambatan melakukan SADARI, serta sumber informasi. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada 100 orang siswi kelas XII di SMA Negeri 1 Tambun Selatan dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 34% siswi pernah melakukan SADARI dan 66% siswi lainnya tidak pernah melakukan SADARI. Dari 8 variabel yang diteliti, 3 variabel memiliki hubungan dengan perilaku SADARI siswi. Faktor yang berpengaruh adalah persepsi keseriusan kanker payudara (nilai p=0,040), persepsi hambatan melakukan SADARI (nilai p=0,009), dan sumber informasi (nilai p=0,001). Hasil ini menunjukan perlunya peningkatan kesadaran siswi terhadap kesehatan payudaranya serta adanya pemberian informasi dan konseling terkait dengan kanker payudara dan SADARI.
 

 
This study discusses the behavior of breast self-examination (BSE) in high school students. The objective of this study is to look at BSE behavior among high school students from variables in the theory of health belief models, including a history of cancer in the family, knowledge, perceived seriousness and perceived susceptibility of breast cancer, perceived benefits and barriers to perform BSE, and as well as resources of BSE. In this study using quantitative approaches and cross-sectional study methodes. Data collected through questionnaire to 100 students at SMAN 1 Tambun Selatan using purposive sampling method. Based on the survey results revealed that 34% of students have perform BSE and 66% other never perform BSE. Of 8 variables studied, three variables have a siginificant correlation with BSE behavior. Factors that influence are perceived seriousness of breast cancer (p value= 0.040), perceived barriers to perform BSE (p value= 0.009), and resources (p value= 0.001). These results indicate the need to increase student awareness on breast health as well as the provision of information and counseling related to breast cancer and BSE.
Read More
S-8568
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dyah Rumaisha Nurul Aini; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dien Anshari, Rebecca Noerjani Angka
Abstrak:
Latar belakang: Kanker payudara pada wanita menjadi penyebab kejadian kanker tertinggi di dunia dengan jumlah kasus sebanyak 2,3 juta kasus dengan 685 ribu kematian. Sedangkan kejadian kanker pada wanita di Indonesia yang tertinggi adalah kanker payudara dengan prevalensi 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk. Oleh sebab itu, sangat diperlukan upaya pencegahan secara dini dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi. Metode: Metode kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel 257 mahasiswi S1 reguler di Universitas Indonesia. Hasil: Pada analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi melakukan SADARI, namun tidak melakukan secara rutin setiap bulan. Ada hubungan antara pengalaman keberhasilan, pengalaman orang lain, dukungan orang sekitar, keadaan fisiologis dan suasana hati, serta efikasi diri dengan perilaku SADARI. Variabel pengalaman keberhasilan tinggi 1,69x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel pengalaman orang lain tinggi, 1,94x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel dukungan orang sekitar tinggi 3,34x akan cenderung melakukan perilaku. Variabel keadaan fisiologis dan suasana hati memperlihatkan bahwa responden yang memiliki tingkat keadaan fisiologis dan suasana hati tinggi 3,32x akan cenderung melakukan perilaku SADARI. Variabel efikasi diri yang tinggi 7,65x akan cenderung melakukan perilaku SADARI.Correlation between Self Efficacy and Breast Self-Examination (BSE) Behaviour Among Undergraduate Female Students in University Indonesia

Background: Breast cancer in women is the cause of the highest incidence of cancer in the world, with a total of 2.3 million cases and 685 thousand deaths. Meanwhile, breast cancer is the most common cancer in women in Indonesia, with a prevalence of 42.1 per 100,000 people and a death rate of 17 per 100,000 people. Therefore, early prevention efforts are needed through breast self-examination (BSE). Purpose: This study aims to determine the relationship between self-efficacy and breast self-examination behavior in female students. Methods: Quantitative method and cross-sectional design. A sample of 257 regular undergraduate students at the University of Indonesia. Results: According to the univariate analysis, the majority of female students took BSE but did not do so on a monthly basis. There is a relationship between the experience of success, the experiences of other people, the support of those around them, physiological states and moods, and self-efficacy with BSE behavior. The high success experience variable (1.69 times) is more likely to exhibit BSE behavior. Other people's variable experience is high; (1.94 times) more people will tend to do BSE behavior. The variable support of those around you is high, and they will tend to do the behavior (3.34 times). According to the physiological state and mood variables, respondents who have a high level of physiological state and mood (3.32 times) are more likely to engage in BSE behavior. A high self-efficacy variable (7.65 times) will tend to exhibit BSE behavior.
Read More
S-11220
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Masyitah; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Milla Herdayati, Resty Kiantini
Abstrak: Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang wanita. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara datang ke tempat pengobatan dalam kondisi stadium lanjut, padahal kanker payudara dapat dideteksi secara dini dengan rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran praktik SADARI pada mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia tahun 2013 menggunakan pendekatan Health Belief Model. Sampel adalah 287 mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia dari 12 fakultas, diambil dengan metode estimasi proporsi dengan presisi relatif. Hasilnya, sebanyak 51.9% mahasiswi sudah melakukan SADARI, namun hanya 3.3% yang melakukannya secara rutin setiap bulan. Sementara itu variabel usia, pengetahuan, persepsi terhadap manfaat melakukan SADARI, persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI, dan persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI menunjukkan hubungan yang signfikan dengan praktik SADARI.
 

Breast cancer is one of the most common cancers among women. Most of the women with breast cancer visit the medical practitioner in late stadium, despite the fact that breast cancer can be detected by routinely doing breast self-examination (BSE). The purpose of the current study was to depict breast self-examination practice on undergraduate female students of Universitas Indonesia by using Health Belief Model (HBM) approach. Samples are 287 undergraduate female students of Universitas Indonesia from 12 faculties, calculated by estimating a population proportion with specified relative precision method. The results showed that 51.9% of the participants reported performing BSE, but only 3.3% that performed BSE regularly. Meanwhile, age, knowledge, perceived benefits of BSE, perceived barriers of BSE, and perceived self efficacy significantly associated to BSE practice.
Read More
S-7867
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive