Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Andi Rahmawati; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Yvonne Magdalena Indrawani, Emma Hermawati, Mahmud Yunus, Anton Wibawa
T-3356
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eka Kartika Anitasari; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Wiku Adisasmito, Caroline K.
Abstrak:
Penyebaran penyakit di rumah sakit dapat melalui berbagai macam media, diantaranya penyebaran melalui udara yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah istilah untuk infeksi yang berkembang di lingkungan rumah sakit. Tempat ataupun ruangan yang sangat berpotensi untuk terjadinya penularan antara lain ialah kamar operasi. Kamar operasi adalah fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan. Fasilitas ini dipergunakan bagi pasien-pasien yang membutuhkan penanganan operasi kecil maupun operasi besar. Di kamar operasi inilah dilakukannya tindakan pembedahan yang memiliki potensi tinggi terjadinya infeksi. Dalam Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang Operasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik Dan Sarana Kesehatan Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI Tahun 2012. Ventilasi di ruang operasi harus pasti merupakan ventilasi tersaring dan terkontrol. Pertukaran udara dan sirkulasi memberikan udara segar dan mencegah pengumpulan gas-gas anestesi dalam ruangan. Sistem Instalasi tata udara pada Bangunan Rumah Sakit harus dirancang terpisah dan tidak menyebabkan terjadinya penularan penyakit (infeksi nosocomial). Melihat permasalahan tersebut di atas peneliti melihat pentingnya dilakukan pengaruh tata udara terhadap partikel pembawa bakteri di critical area rumah sakit dengan menggunakan perhitungan dan data analysis dilakukan dengan pendekatan metode Computational Fluid Dynamic ( CFD ) dan visual. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif case study experimental dengan pemodelan simulasi dengan aplikasi Computational Fluid Dynamic ( CFD ). Dilakukan penelitian awal dengan melihat kondisi eksisting bangunan dan sarana prasarana pendukung, dilanjutkan dengan simulasi, kemudian hasil perhitungan simulasi disandingkan dengan ketentuan persyaratan bangunan dan sarana prasarana rumah sakit.
Read More
T-5802
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Muharnis Supriyani Putri; Pembimbing: Dewi Susanna, Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih, Agus Sudarman, Endang Widyastuti
Abstrak:
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk gambaran kontaminasi Staphylococcus aureus pada makanan dan memeperoleh gambaran informasi mendalam tentang perbedaan praktik higiene dan sanitasi cara pengolahan makanan yang dilakukan oleh penjamah makanan yang sampel makanannya negatif mengandung bakteri Staphylococcus aureus dan positif mengandung bakteri Staphylococcus aureus di tempat pengelolaan makanan Wilayah Kerja Sebuah Kantor Kesehatan Pelabuhan di Jakarta Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2018. Penelitian ini mengunakan rancangan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif pada penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional, dengan mengambil 72 sampel makanan yang diperiksa ke laboratorium, melakukan observasi dan wawancara langsung terhadap penjamah makanan di tempat pengelolaan makanan. Metode kualitiatif menggunakan metode pengambilan data wawancara mendalam. Hasil pemeriksaan pemeriksaan menunjkkan bahwa terdapat 1 (1,40%) dari 72 sampel makanan yang terkontaminasi oleh bakteri Staphylococcus aureus. Sebanyak 40 orang (55,60%), 16 orang (22,20%), 24 orang (33,30%) meimiliki pengetahuan, sikap, perilaku yang baik tentang personal hygiene penjamah. Perbedaan praktik higiene dan sanitasi cara pengolahan makanan yang mencolok antara penjamah makanan yang sampel makanannya negatif mengandung bakteri Staphylococcus aureus dan positif mengandung bakteri Staphylococcus aureus adalah pada tahap penanganan makanan sisa, dimana penjamah maknan yang sampel makanannya positif mengandung bakteri Staphylococcus aureus tidak memiliki fasilitas lemari pendingin, sehingga penjamah tersebut hana menyimpan makanan sisa di suhu ruangan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya pemanasan ulang makanan. Kata kunci: bakteri; higiene; kontaminasi makanan; sanitasi; Staphylococcus aureus This study was aimed to evaluate food contamination with Staphylococcus aureus bacteria and to get more information about the differences of hygiene and sanitation of food handling practices between food handlers that had positive food sample contamination and food handlers that had negative food sample contamination with Staphylococcus aureus bacteria at kitchen premises of working area of the port health medical service x. This research was conducted in April-May 2018.This research used quantitative and qualitative design method. Quantitative method used cross sectional design study, 72 food samples were tested for Staphylococcus aureus bacteria indicators in the laboratory, and the researcher also conducted interview and observation on food handlers. Qualitative method used in-depth interview for collecting data. Loboratory test results showed that 1 (1,40%) from 72 food samples contaminated with Staphylococcus aureus bacteria. There were 40 (55,60%), 16 (22,20%), 24 (33,30%) food handlers had good scores for knowledge, attitudes, and practices about the personal hygiene. The most obvious difference of hygiene and sanitation of food handling practices between food handlers that had positive food sample contamination and food handlers that had negative food sample contamination with Staphylococcus aureus bacteria was at the stage of leftover food handling, where food handler that had positive food sample contamination with Staphylococcus aureus bacteria did not have a refigerator to store the leftover food, so the food handler just kept the leftover food at room temperature, at the time before anf after food reheating. Kata kunci: bacteria; food contamination; hygiene; sanitation; Staphylococcus aureus
Read More
T-5459
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nurul Imani; Pembimbing: Nurul Imani; Penguji: Laila Fitria, Susiati
Abstrak:
Penelitian ini membahas mengenai faktor risiko jus buah terkontaminasi bakteri Escherichia coli melalui sarana penjaja, peralatan, penjamah, dan, bahan makanan Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kontaminasi bakteri Escherichia coli dalam jus buah di Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015. Disain studi penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode purposive sampling menggunakan kuesioner, observasi, dan mengambil sampel jus buah. Jumlah sampel yang diambil 34 sampel jus buah dan 4 sampel es batu. Sebanyak 97,1% jus buah terkontaminasi bakteri Escherichia coli dengan 52,94% diantaranya kontaminasi tinggi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor penjamah makanan yaitu kebiasaan mencuci tangan dengan kontaminasi bakteri Escherichia coli (nilai p = 0,041 dan OR = 5,72). Dan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor sarana penjaja, peralatan, penjamah makanan, dan bahan makanan terhadap kontaminasi bakteri Escherichia coli. Kata kunci: Bakteri, Escherichia coli, kontaminasi, jus buah This study discusses about the risk for fruit juice contamination with bacteria Escherichia coli by vendors, equipment, handlers, and groceries. The aim of the research is to see an overview the bacteria Escherichia coli contamination on fruit juice in Jatinegara, East Jakarta. This study was conducted in May 2015. The design of this study is a cross-sectional study with purposive sampling and using questionnaires, observations, and taking samples of fruit juice. The number of samples took 34 fruit juice sampels and 4 ice cube samples. This study found 97,1% fruit juice contaminated with bacteria Escherichia coli with 52,94% of the high contamination. The result showed significant relationship between food handlers factors that hand washing with bacteria Escherichia coli contamination (p = 0,041 and OR = 5,72). And found no significant relationship between factor vendors, equipment, handlers, and groceries with bacteria Escherichia coli contamination. Keywords: Bacteria, Escherichia coli, contamination, fruit juice
Read More
S-8709
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Clara Andyna Hazairin; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
S-9879
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dinda Ayu Ratnasari; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
S-9834
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rachma Aditria Suci; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Budi Haryanto, Sari Hasanah
Abstrak:
Sick Building Syndrome (SBS) merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh penghuni di gedung perkantoran. SBS dapat disebabkan karena kualitas udara dalam ruang dan karakteristik individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah total koloni bakteri di udara dalam ruang dengan kejadian SBS di Arsip Nasional Republik Indonesia. Digunakan desain studi cross sectional, variabel independen yaitu jumlah total koloni, variabel confounding yaitu suhu, kelembaban relatif, pencahayaan, usia, jenis kelamin, masa kerja, riwayat alergi dan kebiasaan merokok. Analisis statistik memberikan hasil proporsi kejadian SBS pada pegawai di Arsip Nasional Republik Indonesia Tahun 2019 sebesar 60%. Dari 9 variabel yang diuji, hanya variabel usia (OR= 0,43; 95%CI= 0,189-0,969) yang berhubungan signifikan secara statistik.
Kata kunci: Sick Building Syndrome, Bakteri, Kualitas Udara dalam Ruang
Read More
Kata kunci: Sick Building Syndrome, Bakteri, Kualitas Udara dalam Ruang
S-10029
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Danti Haryuni; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Rachmadhi Purwana, Lusi Widiastuti
Abstrak:
Kebutuhan masyarakat akan air minum yang layak dan aman untuk dikonsumsi terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan pertambahan penduduk terutama airminum isi ulang. Tahun 2013 ditemukan 22 dari 45 DAMIU tercemar baktericoliform dan hanya 14 depot yang memiliki izin usaha dan sertifikat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas bakteriologi air minum isi ulang.Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel 157 dari depot yangberbeda. Hasil penelitian menunjukkan variabel yang berhubungan dengan kualitasbakteriologi air minum isi ulang adalah izin usaha (p value = 0.048), sumber air baku(p value = 0.017), mesin dan peralatan (p value = 0.034), kondisi alat sterilisasi (pvalue = 0.006), ruang pengisian galon (p value = 0.004), sanitasi depot (p value =0.003), tempat sampah (p value = 0.035), tabung filter dan mikro filter (p value =0.004) dan periksa sampel air (p value = 0.038). Analisis multivariate diperolehfaktor yang paling dominan adalah kondisi alat sterilisasi (p value = 0.001). Hasil penelitian bahwa ada interaksi antara kondisi alat sterilisasi dengan sanitasi depot. Pemilik depot wajib memeriksakan sampel air setiap 3 bulan dan memperhatikan penggantian lampu UV setiap tahun.
Kata Kunci : Air minum isi ulang; bakteri Coliform.
Read More
Kata Kunci : Air minum isi ulang; bakteri Coliform.
S-8189
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Cindy Rahman Aisyah; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Sri Tjahyani Budi Utami, Agus Joko Susanto
S-8891
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Christie Patricia; Pembimbing: I Made Djaja; Penguji: Budi Haryanto, Ido John
Abstrak:
Sick Building Syndrome (SBS) merupakan gejala-gejala kesehatan yang sering dialami oleh penghuni yang tinggal di dalam gedung dalam waktu tertentu yang disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara dalam ruang dengan kejadian SBS di Graha Sucofindo Jakarta. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan variabel independen sebagai berikut, koloni bakteri, suhu, kelembaban relatif, usia, jenis kelamin, masa kerja, dan riwayat alergi. Hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang signifikan antara koloni bakteri, usia, jenis kelamin, masa kerja, dan riwayat alergi dengan kejadian SBS. Dari hasil analisis multivariat, ditemukan bahwa variabel riwayat alergi menjadi variabel dominan yang memengaruhi terjadinya SBS. Dari hasil uji interaksi ditemukan adanya interaksi antara kedua variabel yaitu jumlah koloni bakteri dan jenis kelamin dalam menyebabkan kejadian SBS. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa riwayat alergi dapat meningkatkan risiko terjadinya SBS di tempat kerja dan interaksi antara jumlah koloni bakteri dengan jenis kelamin dapat menyebabkan kejadian SBS di tempat kerja. Disarankan untuk mengontrol kualitas udara dalam ruang, menciptakan ruangan yang sehat bagi pekerja, dan menempatkan pekerja dengan riwayat alergi pada ruangan dengan kualitas udara yang baik.
Kata Kunci : Sick Building Syndrome, Bakteri, Alergi, Kualitas udara dalam ruang
Sick Building Syndrome (SBS) has been defined as a term used to describe common symptoms which, for no obvious reason, are associated with particular buildings. This study aims to determine the relationship between indoor air quality with SBS occurrence in Graha Sucofindo Jakarta. The cross-sectional study was used in this research with the following independent variables, colonies of bacteria, temperature, relative humidity, age, gender, year of services, and history of allergies. From the data analysis showed a significant relationship between bacterial colonies, age, gender, year of services, and history of allergies to the occurrence of SBS. Multivariate analysis found that history of allergies becomes dominant variables that affect the occurrence of SBS. Furthermore, it is found that there is interaction between bacterial colonies and gender in making the incidence of SBS. It can be concluded that history of allergies may increase the risk of SBS and the interaction between bacterial colonies and gender can causing the incidence of SBS. It is advisable to control the indoor air quality, create a healthy space for workers and avoid allergic workers to work in bad indoor air quality.
Keywords : Sick Building Syndrome, History of Allergies, Bacterial Colonies, Gender, Indoor Air Quality
Read More
Kata Kunci : Sick Building Syndrome, Bakteri, Alergi, Kualitas udara dalam ruang
Sick Building Syndrome (SBS) has been defined as a term used to describe common symptoms which, for no obvious reason, are associated with particular buildings. This study aims to determine the relationship between indoor air quality with SBS occurrence in Graha Sucofindo Jakarta. The cross-sectional study was used in this research with the following independent variables, colonies of bacteria, temperature, relative humidity, age, gender, year of services, and history of allergies. From the data analysis showed a significant relationship between bacterial colonies, age, gender, year of services, and history of allergies to the occurrence of SBS. Multivariate analysis found that history of allergies becomes dominant variables that affect the occurrence of SBS. Furthermore, it is found that there is interaction between bacterial colonies and gender in making the incidence of SBS. It can be concluded that history of allergies may increase the risk of SBS and the interaction between bacterial colonies and gender can causing the incidence of SBS. It is advisable to control the indoor air quality, create a healthy space for workers and avoid allergic workers to work in bad indoor air quality.
Keywords : Sick Building Syndrome, History of Allergies, Bacterial Colonies, Gender, Indoor Air Quality
S-9062
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
