Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nurhanifah Hamdah; Pembimbing: Helda; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Vivi Voronika
Abstrak: Diphtheria is a re-emerging disease caused by the Corynebacterium diphtheria bacteria and causes death. The death from diphtheria in the world has CFR of 5-10% while in Indonesia has CFR is 2% that make it becomes one of public health concerns. This study aims to determine the factors associated with diphtheria deaths in Indonesia in 2018 using surveillance data on routine reports of diphtheria cases in Indonesia in 2018. The study design used was cross-sectional with a unit of analysis of individuals suffering from diphtheria in Indonesia in 2018. In this study there were 817 cases with 2.8% of patients dying and mostly of them living in West Java province (211 patients). Sex factors, primary diphtheria immunization status, and Serum Anti Diphtheria (ADS) status were not statistically related to diphtheria deaths. Factors statistically associated with diphtheria deaths were age <15 years (OR = 7.863; 95% CI = 1,831 - 33,77) and diagnosis of diphtheria patients from laboratory confirmation (OR = 2,774; 95% CI = 1,000 - 7,693). Key words: Diphtheria, Death, Factors, Indonesia, 2018
Read More
S-9903
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Hafiidh Muizz; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto; Agus Rahmanto
Abstrak: Penggunaan metode pembayaran DRG diperkenalkan pertama kali di Amerika Serikat tahun 1984 yang bertujuan untuk mengendalikan biaya kesehatan, memudahkan administrasi, dan meningkatkan mutu pelayanan. Namun dalam penerapannya timbul dampak yang tidak diinginkan salah satunya adalah readmisi. Sebagai salah satu negara yang menerapkan metode pembayaran DRG, Indonesia memiliki risiko yang sama akan terjadinya readmisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian readmisi di berbagai negara. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode literature review yang diperoleh dari 5 online database yaitu JSTOR, ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Scopus. Terdapat 54 studi yang terpilih dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan terdapat tiga kriteria definisi readmisi di berbagai negara yaitu rentang waktu 30 hari setelah kepulangan, kode diagnosis primer untuk mendeteksi kasus readmisi, dan perawatan yang dilakukan di rumah sakit yang sama. Tingkat readmisi terendah ditemukan pada studi yang dilakukan di Taiwan dengan tingat readmisi sebesar 1,23%. Sedangkan tingkat readmisi tertinggi ditemukan pada studi yang dilakukan di Brazil dengan tingkat readmisi sebesar 42,6% Ditemukan 16 faktor yang berpotensi berhubungan dengan readmisi dan 6 diantaranya menunjukkan hubungan yang bermakna yaitu usia, jenis kelamin, status sosioekonomi, komorbiditas, length of stay, dan jarak rumah sakit. Untuk mengurangi readmisi, upaya yang dilakukan di negara Taiwan dan Amerika Serikat adalah dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja rumah sakit dengan pengukuran tingkat readmisi dan pengenaan sanksi finansial bagi rumah sakit yang terbukti melakukan readmisi.
The use of the DRG payment method was first introduced in the United States in 1984 which aims to control health costs, facilitate administration, and improve service quality. However, in its application, unwanted impacts arise, one of which is readmission. As one of the countries that implement the DRG payment method, Indonesia has the same risk of readmission. This study aims to determine the description of readmissions in various countries. The study was conducted using the literature review obtained from 5 online databases, namely JSTOR, ProQuest, PubMed, ScienceDirect, and Scopus. There are 54 studies selected in this study. The results showed that there were three criteria for the definition of readmission in various countries, namely the period of 30 days after discharge, the primary diagnosis code to detect readmission cases, and treatment carried out in the same hospital. The lowest readmission rate was found in a study conducted in Taiwan with a readmission rate of 1.23%. While the highest readmission rate was found in a study conducted in Brazil with a readmission rate of 42.6%. There were 16 factors potentially related to readmission and 6 of them showed a significant relationship, namely age, gender, socioeconomic status, comorbidities, length of stay, and hospital distance. To reduce readmissions, efforts made in Taiwan and the United States are to evaluate hospital performance by measuring readmission levels and imposing financial sanctions for hospitals that are proven to have readmissions.
Read More
S-10955
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tjokorda Istri Anom Saturti; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Mieke Savitri, Wahyu Sulistiadi, Chairulsjah Sjahruddin, Bambang Dwipoyono
Abstrak: Informed consent bukanlah suatu pemberian tandatangan pada formulir, melainkan sebuah proses komunikasi di mana pasien diberi informasi tentang pilihannya untuk tes kesehatan, perawatan, atau prosedur, dan kemudian memilih opsi yang paling sesuai untuk tujuan dan nilainya. Informed consent sangat penting untuk hubungan terapeutik antara dokter dan pasien. Proses ini memungkinkan pasien, atau mereka yang bertanggung jawab secara hukum atas perawatan mereka, untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang perawatan atau prosedur yang dimaksud. Di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2016, tingkat kepatuhan pengisian informed consent masih rendah yaitu 58%, tingkat ketidakpatuhan penulisan singkatan sebanyak 42%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelengkapan terhadap persetujuan setelah penjelasan (informed consent) pada tindakan bedah secara menyeluruh di ruang rawat inap bedah RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2017. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan retrospektif dan crossectional. Jumlah sampel dokter bedah yang menjadi subjek penelitian terdiri dari 57 dokter bedah, 647 informed consent dan tiga orang informan untuk pengumpulan data secara kualitatif.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa kelengkapan informed consent tindakan bedah di ruang rawat inap bedah RSUP Sanglah pada tahun 2017 hanya mencapai 30%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jumlah kasus yang ditangani dan proses pemberian informed consent yang baik dengan kelengkapan pemberian informed consent tindakan bedah dengan p-value berturut-turut 0,02 dan 0,01. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelengkapan pemberian informed consent berhubungan dengan jumlah kasus yang ditangani dan proses pemberian informed consent yang baik.

Kata kunci: faktor-faktor, kelengkapan, informed consent

Informed consent is not a signature on a form, but a communication process in which patients are informed of their choice for a health, care, or procedure test, and then choose the option that is most appropriate for its purpose and value. Informed consent is essential for therapeutic relationships between physicians and patients. This process allows patients, or those who are legally responsible for their care, to make informed decisions about the treatment or procedure in question. In RSUP Sanglah Denpasar in 2016, compliance level of informed consent is still low ie 58%, non-compliance rate of writing abbreviation as much as 42%.

The purpose of this study was to know the description of the completeness of informed consent to the overall surgical procedure in surgical hospitalization of Sanglah Hospital Denpasar in 2017. This research method was a quantitative and qualitative research with retrospective and crossectional approach. The number of samples of surgeons who were the subjects of the study consisted of 57 surgeons, 647 informed consents and 3 informan for qualitative study.

From this research it is found that the completeness of informed consent of surgery in surgical hospitalization of Sanglah Hospital in 2017 only reach 30%. The results of this study indicate a significant relationship between the number of cases handled and the process of providing good informed consent with the completeness of the surgical informed consent provision with p-value 0,02 and 0,01. From this study it can be concluded that the completeness of the informed consent provision relates to the number of cases handled and the process of providing good informed consent.

Keywords: factors, completeness, informed consent
Read More
B-2008
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Auliah Rahmi; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Wahyudin Lihawa, Emanuel Eko Haryanto
Abstrak:
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari celaka ataupun penyakit akibat kerja. Namun seiring dengan perkembangan SMK3 tidak diiringi dengan peningkatan performa K3 ini terlihat dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan performa K3 antara perusahaan tersertifikasi dan tidak tersertifikasi SMK3. Banyak faktor-faktor yang mempengrauhi keefektifan pelaksanaan SMK3. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keefektifan pelaksanaan SMK3 melalui systematical Literatur Review. Penelitian dilakukan dengan 4 portal pencarian yaitu Scopus, Proquest, Science Direct dan Sage. artikel adalah artikel yang dipublikasikan antara tahun 2010-2020. Dari hasil pencarian literatur terdapat 40 artikel yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi keefektifan pelaksanaan SMK3. Faktor internal yang mempengaruhi keefektifan pelaksanaan SMK3 adalah komitmen manajemen, kepemimpinan dan kebijakan K3, partisipasi pekerja, budaya K3, moral pekerja, sumber daya cukup, performa finansial, alokasi biaya K3, company size, insentif internal,, perilaku aman pekerja, komunikasi dan konsultasi K3, aturan dan prosedur K3, promosi K3, integrasi, perbaikan berkelanjutan, proses identifikasi bahaya dan pengurangan risiko, pengembangan dan pengimplementasian strategi pengendalian risiko K3 Dan Faktor eksternal adalah penegakan peraturan perundangan-undangan K3, dukungan dan otoritas K3, sertifikasi audit eksternal, insentif eksternal, tekanan dari pelanggan, kompetisi pasar, citra perusahaan, tren internasional

Occupational Safety and Health Management System is a system used to manage Occupational Safety and Health. The purpose of implementing OHSMS is to create a work environment that is free from harm or illness due to work. However, along with the development of OHS, it is not accompanied by an increase in OHS performance. It can be seen from several studies that show that there is no difference in OHS performance between certified and non-OHS certified companies. Many factors affect the effectiveness of OHSMS implementation. The purpose of this study is to investigate factors influence the effectiveness of the implementation of OHSMS through a systematical Literature Review. The study was conducted with 4 search portals namely Scopus, Proquest, Science Direct and Sage. Articles published between 2010-2020. From the literature search results there are 40 articles that meet the criteria. Research results indicate that there are internal and external factors that affect the effectiveness of the implementation of OHSMS. . Internal factors that influence the effectiveness of OHSMS implementation are management commitment, OHS leadership and policies, employee participation, OHS culture, employee morale, sufficient resources, financial performance, OHS cost allocation, company size, internal incentives, worker safety behavior, communication and consultation OHS, OHS rules and procedures, OHS promotion, integration, continuous improvement, the process of identifying hazards and risk reduction, developing and implementing OHS risk control strategiesAnd external factors are enforcement of OSH regulations, OSH support and authority, external audit certification, external incentives, pressure from customers, market competition, company image, international trends

Read More
T-5888
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulis Hana Pratiwi; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Lilysiana
Abstrak: Permasalahan gizi seperti anemia pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. 40 % kematian ibu di dunia berkaitan dengan anemia pada kehamilan. Laporan Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa prevalensi anemia dalam kehamilan di Indonesia sebesar 37,1 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Sumber data pada penelitian ini adalah kohort ibu dan register ibu hamil. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling dengan jumlah 195 ibu hamil.

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Kota Bogor tahun 2017 sebesar 24,1 %. Berdasarkan hasil analisis didapatkan faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada kehamilan adalah umur kehamilan (nilai P: 0,048) dan kekurangan energi kronik (nilai P: 0,013). Sedangkan faktor umur ibu, paritas dan jarak kelahiran tidak berhubungan dengan kejadian anemia pada kehamilan. Berdasarkan penelitian ini, perlu peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenaik kebutuhan zat gizi terutama zat besi selama kehamilan dan pembentukan program pengawasan minum tablet tambah darah untuk memantau semua ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah sesuai dengan kebutuhan selama kehamilan.

Kata kunci: Anemia, Ibu hamil, Faktor-faktor

Nutrition problems such as anemia in pregnant women are still the focus of attention in health development in Indonesia. 40% of maternal deaths in the world are associated with anemia in pregnancy. The Riskesdas report of 2013 states that the prevalence of anemia in pregnancy in Indonesia is 37.1%. This study aims to determine the prevalence of anemia and factors affecting the incidence of anemia in pregnant women in the Working Area of Merdeka Healt Centers 2017. This research is a quantitative research using cross sectional design. Sources of data in this study were maternal cohorts and maternal registers. The sampling technique used was total sampling with the number of 195 pregnant women.

The results showed that the prevalence of anemia in pregnant women in the Work Area of Merdeka Health Center Bogor City in 2017 was 24.1%. Based on the analysis results obtained factors associated with the incidence of anemia in pregnancy is the age of pregnancy (P value: 0.048) and chronic energy deficiency (P value: 0.013). While the maternal age, parity and birth spacing factors were not associated with the incidence of anemia in pregnancy. Based on this research, it is necessary to increase the knowledge of pregnant mother about requirement of nutrient especially iron during pregnancy and establishment of supervision program of tablet consumption to all pregnant woman consume tablets added blood as needed during pregnancy.

Keywords: Anemia, pregnant women, factors
Read More
S-9721
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiur Annisa Harahap; Pembimbing: Helda; Penguji: Yovsyah, Yusnita Aswarini
S-7699
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rani Setiowati; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Bambang Wispriyono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan bawah akut yang secara khususmempengaruhi fungsi paru. Penyakit ini merupakan penyebab kematian balitaterbesar setelah diare. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensipneumonia pada kelompok balita sebesar 4,8%, angka ini berada diatas prevalensipneumonia nasional yaitu 4,0%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita (12-59 bulan) diIndonesia pada tahun 2017. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectionaldengan jumlah sampel 13.855. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan SurveiDemografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017. Analisis data yangdigunakan pada penelitian ini adalah uji chi-square dan regresi logistik. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistikantara kejadian pneumonia pada balita dengan tempat tinggal, jenis dinding, jenisatap, usia 12-23 bulan, usia 24-35 bulan, status imunisasi DPT-Hib, berat badanlahir, dan balita dengan ibu berstatus pendidikan lulus SD. Faktor dominan yangmempengaruhi kejadian pneumonia pada balita di Indonesia berdasarkan dataSDKI tahun 2017 adalah jenis dinding.
Kata kunci: Balita, Faktor-faktor, Indonesia, Pneumonia
Pneumonia is acute lower respiratory tract infection that affect lung function inparticular. This disease is a leading mortality on under-five children after diarrhea.According to Basic Health Research (Riskesdas) 2018, prevalence of pneumoniaon group of under-five children is 4,8%, high than the national pneumoniaprevalence which is 4,0%. This study aims to analyse factors related to pneumoniaon under-five children in Indonesia on 2017. Cross-sectional design study waschosen with 13.855 samples included. This study is an extension analysis ofIndonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017 data. The data analysis inthis study used chi square test and logistic regression. Result found that there is astatistically significant relationship between pneumonia under-five children withtype of residence, type of wall, 12-23 months old, 24-35 months old, DPT-Hibimmunisation, birth weight, and elementary school graduated mother. Dominantinfluencing factors of pneumonia on under-five children in Indonesia based onIDHS 2017 data is type of wall.
Keywords: Determinants; Indonesia; Toddler; Pneumonia.
Read More
S-10494
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zarniyeti; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Helda, Zarteti
S-6554
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Fatimah; Pembimbing: Hasbullah Thabrany; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Hamid Kusuma
S-6763
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anggun Nur Aisah; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Tris Eryando, Caroline Endah Wuryaningsih, Sri Idaiani, Aries Hamzah
Abstrak: Masalah kesehatan di Indonesia salah satu diantaranya adalah penyakit kanker. Diantara semua jenis kanker yang ada, kanker serviks dan kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak di derita oleh wanita di dunia. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) masih di rekomendasikan oleh praktisi kesehatan di antara lain gratis, sederhana dan mudah dipraktikkan. Kader kesehatan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan ditingkat komunitas dan masyarakat dengan memberikan KIE meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk mennetukan kualitas kesehatan dan kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik KIE SADARI di Wilayah Puskesmas Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan data primer dengan metide penelitian cross sectional. Penelitian ini diwilayah puskesmas kecamatan Bogor Barat yaitu Puskesmas Semplak, Sindang Barang, Pasir Mulya, Gang Kelor dan Pancasan. Sampel dari penelitian ini adalah Kader Posbindu PTM yang sudah terlatih. Hasil penelitian Menunjukkan 53,3% kader Posbindu PTM yang melakukan Praktik KIE SADARI dengan baik dan 47,6% kader yang tidak melakukan KIE SADARI dengan baik di wilayah Puskesmas Kecamatan Bogor Barat. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengetahuan KIE SADARI, Sarana KIE dan Dukungan Keluarga merupakan faktor yang paling dominan dalam melakukan Praktik KIE SADARI. Diperlukan Peningkatan akses untuk memberikan informasi dan edukasi dan kader sebagai Role Model dalam meningkatkan minat masyarakat dalam melakukan SADARI yang bertujuan meningkatkan angka harapan hidup serta deteksi dini awal kanker payudara
One of the health problems in Indonesia is cancer. Among all types of cancer, cervical cancer and breast cancer are the most common types of cancer suffered by women in the world. Breast self-examination (BSE) is still recommended by health practitioners, among others, it is free, simple and easy to practice. Health cadres are the spearhead of health services at the community and community level by providing IEC to increase public knowledge and awareness to determine the quality of health and life. This study aims to determine the factors associated with the practice of KIE BSE in the Health Center area of West Bogor District. This research is quantitative using primary data with cross sectional research method. This research is located in the area of West Bogor District Health Center, namely Semplak Health Center, Sindang Barang, Pasir Mulya, Gang Kelor and Pancasan. The sample of this research is PTM Posbindu Cadres who have been trained. The results showed that 53.3% of PTM Posbindu cadres who practiced IEC BSE well and 47.6% of cadres who did not do IECE BSE well in the Puskesmas area of West Bogor District. The results of statistical analysis show that knowledge of IEC BSE, IEC Facilities and Family Support are the most dominant factors in carrying out IEC BSE Practices. It is necessary to increase access to provide information and education and cadres as Role Models in increasing public interest in doing BSE which aims to increase life expectancy and early detection of breast cancer.
Read More
T-6155
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive