Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Fitri Andi Lolo, Tjahjono Kuntjoro, Adi Utarini
JMPK Vol.04, No.03
Yogyakarta : UGM, 2001
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chiefriana Dearni Gultom; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Prastuti Soewondo, Heru Ariyadi, Irna Lidiawati
Abstrak:

Keselamatan pasien merupakan indikator utama dalam menjamin mutu pelayanan kesehatan. Salah satu instrumen evaluasi keselamatan pasien adalah akreditasi rumah sakit yang dilaksanakan oleh lembaga independen di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pencapaian indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) berdasarkan data hasil akreditasi rumah sakit tahun 2024 oleh LARS DHP. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif berbasis data sekunder dari 569 rumah sakit yang terakreditasi. Analisis dilakukan terhadap hubungan antara karakteristik rumah sakit dan faktor-faktor kelembagaan terhadap capaian SKP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit telah memenuhi seluruh SKP secara administratif. Variabel kepemilikan rumah sakit dan kebijakan organisasi-manajemen menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik terhadap pencapaian SKP (p < 0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa keberhasilan pencapaian SKP tidak hanya ditentukan oleh kepatuhan terhadap standar teknis, tetapi juga oleh dukungan struktural dan tata kelola manajemen rumah sakit. Penelitian ini merekomendasikan perlunya pemantauan pasca akreditasi yang lebih menyeluruh untuk memastikan bahwa capaian administratif juga tercermin dalam praktik keselamatan pasien secara nyata.


 

Patient safety is a key indicator in ensuring the quality of healthcare services. One of the  instruments used to evaluate patient safety is hospital accreditation, conducted by an  independent body under the supervision of the Ministry of Health. This study aims to  analyze the achievement of Patient Safety Goals (SKP) based on the 2024 hospital  accreditation data from LARS DHP. A descriptive-analytic study with a quantitative  approach was employed using secondary data from 569 accredited hospitals. The  analysis examined the relationship between hospital characteristics and institutional  factors with SKP achievement. The findings show that most hospitals have fulfilled all  SKP indicators administratively. Hospital ownership and organizational-management  policies were found to have a statistically significant relationship with SKP achievement  (p < 0.05). These results suggest that the successful attainment of SKP is not solely  determined by compliance with technical standards but is also influenced by structural  support and hospital governance. The study recommends the need for more  comprehensive post-accreditation monitoring to ensure that administrative compliance  is effectively translated into real improvements in patient safety practices.

Read More
T-7285
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Belinda Hana Miranda; Pembimbing: Septiara Putri; Penguji: Adang BachtiarEvi Christina Br. Sitepu.
Abstrak:

Dalam rangka mendukung Transformasi Layanan Rujukkan, Kementerian Kesehatan melaksanakan Transformasi Akreditasi Rumah Sakit. Hal ini menjadi salah satu upaya Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Namun, masih terdapat kendala dalam akreditasi yaitu pada pembinaan survei akreditasi, pre dan pasca survei. Melihat mutu pelayanan Kesehatan di Indonesia yang terus berkembang dan memerlukan peningkatan, maka perlu diketahui upaya apa saja yang dikerahkan oleh pemerintah untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Upaya Percepatan Penyelenggaraan Akreditasi di Rumah Sakit di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI. Metodologi penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam. Validasi data dilakukan melalui triangulasi sumber yang mencakup wawancara dengan berbagai informan, serta triangulasi metode dengan telaah dokumen serta observasi.  Hasil dari penelitian ini ialah Upaya Percepatan Penyelenggaraan Akreditasi melibatkan Sumber Daya Manusia mulai dari Menteri, Ketua Tim, Staff, yang memiliki kompetensi sarjana kesehatan maupun tidak dengan catatan memiliki pengalaman di fasyankes. Anggaran yang digunakan bersumber dari APBN & APBD. Pedoman utama dalam percepatan ini ialah Standar Akreditasi yang memberikan efektivitas dari segi substansi, tarif, dan metode penyelenggaraan Survei. Pencatatan dan pelaporan terintegrasi melalui Sistem Informasi Akreditasi Rumah Sakit (SINAR). Permasalahan terdapat pada keterbatasan SDM, pengajuan anggaran, serta ruangan untuk konsultasi. Namun capaian Rumah Sakit terakreditasi per Desember 2022 sudah tinggi yaitu 82% dari 100% target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (2020-2024).


 

In order to support Referral Service Transformation, the Ministry of Health implements Hospital Accreditation Transformation. It's become one of the efforts of the Ministry of Health to provide quality health services. However, there are still obstacles in accreditation, namely in the development of accreditation surveys, pre, and post-surveys. Seeing the quality of health services in Indonesia which continues to grow and requires improvement, it is necessary to know what efforts are being made by the government to realize quality health services. The purpose of this study is to find out the description of efforts to accelerate the implementation of accreditation in hospitals in Indonesia by the Indonesian Ministry of Health. The research methodology used is qualitative research using in-depth interviews. Data validation was carried out through source triangulation, which included interviews with various informants and method triangulation by document review and observation. The results of this study are Efforts to Accelerate the Implementation of Accreditation involving Human Resources starting from Ministers, Team Leaders, Staff, who have a competency degree in health or not with a record of having experience in health facilities. The funding is sourced from APBN & APBD. The primary guideline in this acceleration is the Accreditation Standards which provide effectiveness in terms of substance, rates and methods of conducting Surveys. Integrated recording and reporting through the Hospital Accreditation Information System (SINAR). The problem lies in the limited human resources, submission of submissions, and the council for consultation. However, the achievements of accredited hospitals as of December 2022 are already high, namely 82% of the 100% target of the Medium Term Development Plan (2020-2024).

Read More
S-11221
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Nyoman Dwi Sutrisnawati; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Vetty Yuilianty Permanasari, Satrio Nugroho Pratomo, Yuli Prapancha Satar
B-1762
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edison Sahputra; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Pujiyanto, Masyitoh, Ani Sri Wiryaningsih, Budhi Suryadharma
Abstrak: Akreditasi rumah sakit adalah untuk keselamatan pasien dengan menilai praktik cuci tangan pada kelompok kerja Pencegahan Pegendalian Infeksi (PPI) versi KARS 2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat praktik cuci tangan yang dilakukan perawat di ruang rawat inap RSUD Kemayoran sehari-hari yang merupakan salah satu syarat akreditasi rumah sakit. Metode yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif-kualitatif (mixed method). Desain penelitian kuantitatif secara cross sectional dan data kualitatif diperoleh dengan pengamatan langsung dan wawancara mendalam. Hasil praktik cuci tangan perawat sebesar 58,3 %. Variabel usia, ruang kerja, pengingat di tempat kerja, media belajar, ketersediaan sarung tangan, telusur kars dan sikap ada hubungan Praktik cuci tangan, p Value < 0,05. Kesimpulan: Cara mengatasi kendala dibuat peraturan yang tegas dan mengikat yaitu reward dan punishment seperti memasukkan aktifitas praktik cuci tangan ke dalam SKP (sasaran kinerja pegawai) dan eKinerja sebagai aktifitas utama sehingga bagi yang praktik cuci tangannya kurang baik akan mengurangi remunerasinya dan kalau ini terus terjadi akan berdampak kepada penurunan penilaian SKP yang bisa berakibat kepada skorsing hingga pemecatan.
Kata kunci : Akreditasi rumah sakit, praktik cuci tangan, perawat

Hospital accreditation is for patient safety by assessing handwashing practices in working group of Infection Prevention and Control (IPC) version 2012. The purpose of this research is to see the practice of handwashing done by nurses in Kemayoran Hospital ward everyday which is one of the requirements of hospital accreditation. The method used is quantitative-qualitative research (mixed method). Quantitative research design is cross sectional and qualitative data is obtained by direct observation and in-depth interview. The result of nurse hand washing practice was 58,3%. Age variables, workspace, workplace reminders, learning media, availability of gloves, search kars and relationship attitudes Handwashing Practice, p Value < 0.05. Conclusion: How to overcome the obstacles are made firm and binding regulations such as rewards and punishments such as inclusion of hand-washing practice activities into employee performance goals and e-performance as the main activity so that for those who practice hand washing less will reduce the remuneration and if this continue to happen will have an impact to employee performance goals assessments that may result in suspension and dismissal.
Keywords: Hospital accreditation, handwashing practices, nurse
Read More
B-1870
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anak Agung Raka Jeni; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Prastuti C. Soewondo, Amal Chalik Sjaaf, TB. Firmansyah B. Rifai, Albert Maramis
Abstrak: Akreditasi rumah sakit adalah pengakuan pemerintah kepada rumah sakit yang telahmemenuhi standar yang telah ditetapkan. Akreditasi rumah sakit di Indonesiadilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit terhadap standar akreditasi. Di RSUDharma Yadnya sudah melaksanakan akreditasi 4 standar : Pencegahan danPengendalian Infeksi, Kualifikasi dan Pendidikan Staf, Hak Pasien dan Keluarga danSasaran Keselamatan Pasien. Pada standar PPI paling banyak meninggalkanPerencanaan Perbaikan Strategis (PPS) yaitu sebanyak 23 item dari 11 elemen penilaiandibandingkan dengan tiga standar lainnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalahuntuk diketahui proses pelaksanaan perbaikan 23 item dan hambatan yang ditemukan.Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengambilan datawawancara mendalan dan telaah dokumen, dengan 4 orang partisipan. Hasil penelitianini menunjukkan pada re-survey pertama tahun 2016 terselesaikan 5 elemen penilaian,re-survey kedua tahun 2017 terselesaikan 16 elemen penilaian dan menyisakan 2elemen penilaian yang belum tercapai yaitu pada pemenuhan sarana ruang isolasidengan ruangan bertekanan negatif dan filtrasi HEPA. Dengan kendala harga alat danpemeliharaan yang mahal. Penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk membangunbangunan rumah sakit yang baru apalagi untuk keperluan investasi, harusmemperhatikan arsitektur rumah sakit yang ditentukan oleh standar akreditasi rumahsakit.
Hospital accreditation is the government's recognition to hospitals that have met theestablished standards. Hospital accreditation in Indonesia is conducted to assess hospitalcompliance with accreditation standards. Dharma Yadnya Hospital have implemented 4accreditation standard: Infection Prevention and Control, Qualification and StaffEducation, Patient and Family Rights and International Patient Safety Goals. At mostinfection prevention and control standards leave strategic improvement planning asmany as 23 items from 11 assessment elements compared with three other standards.The purpose of this research is to know the implementation process to improve 23assessment element and obstacles found. The method of this research is qualitativeresearch, using deep interview and document review technique, with 4 participants. Theresult of this study showed that in the first re-survey of 2016 completed 5 elements ofassessment, the second re-survey of 2017 completed 16 elements of assessment andleaving 2 elements of assessment that have not been achieved, that is the fulfillment ofisolation facilities with negative pressure rooms, and HEPA filtration. With expensivetool and maintenance cost constraints. This research concluded that to build a newhospital building especially for investment purposes, must pay attention to hospitalarchitecture which determined by hospital accreditation standard.
Read More
B-2024
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ferti Dwi Ekasari; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Ede Surya Darmawan, Winarto, Indah Rachmawati
Abstrak: Pelaksanaan akreditasi rumah sakit merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit serta persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap rumah sakit yang melayani Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) merupakan salah satu standar akreditasi yang sangat penting di rumah sakit dan merupakan program yang baru berjalan di RSUD Cempaka Putih. Peneliti merasa perlu untuk mengetahui bagaimana kesiapan RSUD Cempaka Putih terhadap standar PMKP sesuai SNARS Edisi 1 sehingga tercipta budaya mutu dan keselamatan pasien. Jenis penelitian ini merupakan penelitian desktiptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan dan analisis data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan RSUD Cempaka Putih dalam pelaksanaan implementasi program PMKP baru sekitar 50%, masih diperlukan upaya perbaikan secara bertahap. Rencana aksi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan efiesiensi pelaksanaan program PMKP di RSUD Cempaka Putih antara lain dengan perbaikan sarana dan prasarana, peningkatan kompetensi dan wawasan terhadap program PMKP, peningkatan kesadaran dan disiplin staf rumah sakit, resosialisasi komunikasi dan koordinasi program PMKP serta pemenuhan manajemen data yang terintegrasi.

The implementation of hospital accreditation is a government effort to improve the quality of service and safety of patients in hospitals and the requirements that must be met by each hospital serving the National Health Insurance Program (JKN). Quality and Patient Safety Improvement (PMKP) is one of the most important accreditation standards in hospitals and is a new program that runs in Cempaka Putih Hospital. The researcher felt that it was necessary to find out how prepared the Cempaka Putih Hospital was towards the PMKP standard in accordance with SNARS Issue 1 so as to create a quality and patient safety culture. This type of research is desktiptif research with quantitative and qualitative approaches. Collection and analysis of quantitative data using a questionnaire then continued with the collection and analysis of qualitative data with indepth interviews. The results showed that the readiness of Cempaka Putih Hospital in the implementation of the PMKP program was only around 50%, it still needed gradual improvement efforts. Action plans that can be taken to improve the efficiency of the PMKP program implementation at Cempaka Putih Hospital include improvements in facilities and infrastructure, increased competency and insight into PMKP programs, increased hospital staf awareness and discipline, communication and coordination of PMKP programs and fulfillment of an integrated data management.
Read More
B-2111
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Laura Widiastuti; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Puput Oktamianti, Mustikasari, Sumijatun
Abstrak: Abstrak

Tesis ini membahas perbedaan variabel penilaian kinerja tehnis keperawatan dalam Instrumen Keperawatan Rumah Sakit 'X' dengan Elemen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit KARS tahun 2011 karena adanya perubahan Sistem Akreditasi Rumah Sakit dari sistem akreditasi berorientasi input and dokumentasi menjadi sistem akreditasi berorientasi proses dan pasien Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan persamaan dan perbedaan variabel dan elemen penilaian untuk kemudian dianalisa dan dirumuskan menjadi sebuah insrumen penilaian kinerja tehnis keperawatan adaptasi dari instrumen penilaian kinerja tehnis yang saat ini digunakan oleh Rumah Sakit 'X' sehingga sesuai dengan elemen penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit KARS tahun 2011 Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat sebanyak 28 variabel Instrumen Penilaian Kinerja Keperawatan Rumah Sakit 'X rsquo yang sudah sesuai dengan elemen penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit KARS tahun 2011 40 variabel Instrumen Penilaian Kinerja Keperawatan Rumah Sakit 'X rsquo masih berbeda dengan Elemen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit KARS tahun 2011 dan akan dimasukkan kedalam draft revisi Instrumen Penilaian Kinerja Rumah Sakit 'X' serta 2 variabel dalam Instrumen Penilaian Kinerja Keperawatan Rumah Sakit 'X rsquo akan dimasukkan kedalam draft revisi Instrumen Penilaian Kinerja Rumah Sakit walau tidak terdapat dalam elemen penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit KARS tahun 2011.


This Thesis discuss the variable difference between nursing technical performance appraisal instrument of Hospital 'X' dan KARS Hospital Accreditation of 2011 due to a change of standard within the Hospital Accreditation System from input and document oriented system into a process and patient oriented system The goal of this research is to find the similarities dan differences between Nursing Technical Performance Appraisal Instrument of Haspital 'X' dan KARS Hospital Accreditation of 2011 to then be analyzed and be made into a draft for Hospital 'X' Nursing Appraisal Instrument revision so that the current Nursing Appraisal Instrument template still can be used with a revision to accomodate KARS Hospital Accreditation of 2011 This research is a qualitative research with a descriptive design The research show a similarities of 28 variables and a difference of 40 variabels between nursing technical performance appraisal instrument of Haspital 'X' dan KARS Hospital Accreditation of 2011 In addition there are 2 more variables derived from the current nursing technical performance appraisal instrument of Hospital 'X' that have no similarities with KARS Hospital Accreditation of 2011 which will be made into a draft for Hospital 'X' Nursing Appraisal Instrument revision.

Read More
B-1482
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive