Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
ABSTRAK
Nama
: Muhamad Rezaldi
Program Studi : Kajian Administrasi Rumah Sakit
Judul
: Analisis Faktor Penentu Keterlambatan Klaim INA CBG’s Pasien
Rawat Inap di RSIA Murni Asih Kabupaten Tangerang pada Januari
2018
Pembimbing : DR. dr. Sandi Iljanto, MPH.
Latar Belakang: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sebagai pemberi perlindungan sosial menuntut rumah
sakit untuk memberikan pelayanan bermutu dan berkualitas kepada peserta BPJS
Kesehatan. Dalam menjalankan fungsi rumah sakit untuk memberikan pelayanan kepada
peserta BPJS Kesehatan, maka rumah sakit perlu melakukan klaim dana kepada pihak
BJPS Kesehatan sesuai diagnosa yang sudah ditetapkan Indonesian Case-Based Groups
(INA CBG’s). Klaim biaya tersebut digunakan sebagai pengganti dari biaya yang sudah
dikeluarkan rumah sakit dalam menjalankan pelayanan kesehatannya kepada peserta
BPJS Kesehatan. Namun pada kenyataannya masih banyak berkas-berkas yang ditunda
ataupun ditolak BPJS sehingga rumah sakit tidak mendapatkan klaim tersebut. Penundaan
dan atau penolakan klaim disebabkan karenan tidak lolosnya berkas-berkas melalui
verifikator BPJS Kesehatan. Dengan diberlalukannya system Vedika (Verifikasi di
Kantor) ada beberapa perubahan kebijakan pada proses klaim berkas INA CBG’s yang
membuat rumah sakit dituntu untuk bisa beradaptasi.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor penentu keterlambatan klaim INA CBG’s BPJS
Kesehatan berdasarkan beberapa variabel yang sudah ditentukan sebelumnya dan
dimodifikasi oleh peneliti.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif.
Pengumpulan data dilakukan kepada berkas-berkas klaim INA CBG’s yang akan
diajukan ke BPJS Kesehatan dari pasien rawat inap. Data yang dikumpulkan dimasukkan
ke dalam checklist kuesioner yang kemudian akan diolah hasilnya.
Hasil: Dari 8 variabel independent yang diuji, variabel Ketepatan Pengisian Resume
Medis Koding Diagnosa Sekunder memiliki peran paling penting menyebabkan berkas
klaim tertunda. Koding Diagnosa Sekunder juga berhubungan dengan Variabel
Independent Severity Level atau tingkat keparahan penyakit yang bisa mempengaruhi
kelayakan berkas klaim.
Kesimpulan: Saat ini, aspek dan kaidah koding berperan penting dalam kelayakan berkas
klaim INA CBG’s, sehingga rumah sakit harus terus belajar dan mencari tahu apa saja
yang baik untuk diinputasi dalam nenentukan koding yang tepat, sehingga berkas klaim
dapat terbayarkan tepat waktu tanpa ditunda.
(kata kunci: INA CBG’s, klaim BPJS, verifikator BPJS, Vedika)
ABSTRACT Name : Muhamad Rezaldi Study Program : Kajian Administrasi Rumah Sakit Title : Analisis Faktor Penentu Keterlambatan Klaim INA CBG’s Pasien Rawat Inap di RSIA Murni Asih Kabupaten Tangerang pada Januari 2018 Counsellor : DR. dr. Sandi Iljanto, MPH. Background: National Health Insurance (JKN) through the provider of Social Security Administering Agency (BPJS) Health as a social protection provider requires the hospital to provide quality and quality services to BPJS Kesehatan participants. In performing the function of the hospital to provide services to participants BPJS, eating hospital needs to make claims of funds to the BJPS Kesehatan according to the diagnosis set by Indonesian Case-Based Groups (INA CBG’s). Claim fees are used in lieu of the costs already incurred hospital in running health services to participants BPJS Kesehatan. But infact there are still many files that are postponed or rejected by BPJS Kesehatan so that the hospital does not get the claim. Delays and or rejection of claims are caused due to not passing the files through BPJS Kesehatan verifier. With the implementation of The Vedika (Verification in the Office) there were several policy changes to the claim process of INA CBG's file which made the hospital to be able to adapt. Purpose: Find out the determinants of the delay in INA CBG's BPJS Kesehatan claims based on some predefined variables which has been predetermined and modified by the researcher. Method: This research is analytical descriptive with quantitative approach. The data collection is done to the claims file of INA CBG’s that will be submitted to BPJS Kesehatan of inpatients. The data collected is included in the checklist of questionnaires which will then be processed. Result: Of the 8 independent variables tested, the Adjustment Resume Filling variable Medical Coding Secondary Diagnosis has an important role causing the tertunda claim. Secondary Diagnostic coding is also associated with the Severity Level variable that may affect the eligibility of the claim. Conclusion: Currently, coding aspects and rules play an important role in the feasibility of INA CBG's claim, so hospitals must continue to learn and find out what is good to input in determining proper coding so that claims files can be paid on time without delay. (key words: INA CBG’s, Claim BPJS, Verifikator BPJS, Vedika).
Metode pembayaran INA-CBG meningkatkan upaya pengendalian biaya Rumah Sakit melalui pembayaran jasa medis yang lebih kecil, penggunaan obat generik serta pengendalian pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi. Setiap Rumah Sakit mempunyai karakteristik dalam melakukan pengendalian biaya untuk meningkatkan efisiensi dan dapat menjadi model pembelajaran bagi Rumah Sakit lain. RSUP Fatmawati dalam menerapkan clinical pathway, RSUP Dr. Kariadi dalam pengendalian alat medik habis pakai, RSUP Dr. Sarjito dalam menerapkan jasa pelayanan yang sama untuk semua kelas perawatan dan RSUP Dr. Hasan Sadikin dalam hal kebijakan mewajibkan penggunaan obat generik.
There is a difference between the claims of INA - CBG with hospital revenue in the fourth class A hospitals; Fatmawati, Dr. Kariadi, Dr . Sarjito and Dr. Hasan Sadikin . Within 6 months, difference range between Rp 1,091,205,671 in Dr. Kariadi Hospital and Rp 10,142,004,398 in Fatmawati Hospital . The difference is mainly influenced by the difference of cost component for medical service payment and pharmacy cost in all cases and cesarean section severity level 3. Dr. Kariadi and Dr. Hasan Sadikin Hospital are an efficient hospitals, on the other hand Fatmawati and Sarjito Hosital are an inefficient hospitals.
INA-CBG payment method enhance the cost containment efforts through smaller medical service payment, the use of generic drugs, control of laboratory and radiological investigations. Each hospital has the characteristics in costs containment to enhance hospital efficiency and can be a learning model for other hospitals. Fatmawati hospital in implementing clinical pathways, Dr. Kariadi hospital in the control of medical equipment consumables, Dr. Sarjito hospital in implementing the same payment services to all class care and Dr. Hasan Sadikin hospital in policies require the use of generic drugs.
