Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
BS Titi Haerana; Promotor: Ratna Djuwita; Ko Promotor: Nurhayati Adnan Prihartono, Pandu Riono; Penguji: Syahrizal Syarif, Ella Nurlaella Hadi, Nastiti Kaswandani, Ridwan Ammirudin
Abstrak:
Anak yang kontak serumah dengan kasus indeks tuberkulosis berisiko tinggi tertular. Manajemen kontak merupakan kunci potensial menurunkan risiko kesakitan akibat tuberkulosis pada anak. Keluarga merupakan sasaran pendekatan yang tepat dimana tanggungjawab keluarga terhadap kesehatan anak. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh intervensi pencegahan keluarga (IPK) terhadap infeksi tuberkulosis anak dengan kontak serumah kasus indeks tuberkulosis di Kota Makassar. Desain penelitian quasi eksperimen dengan kelompok kontrol. Sampel menggunakan anak (≤ 5 tahun) dengan hasil uji tuberkulin negatif yang kontak serumah kasus indeks dewasa terkonfirmasi bakteriologis. Intervensi pencegahan keluarga dengan sasaran utama kasus indeks dan orangtua anak yang terdiri dari pendidikan kesehatan, pemberian masker, penerapan etiket batuk, dan peningkatan peran PMO keluarga diberikan selama 3 bulan kemudian outcome berupa infeksi tuberkulosis dinilai di akhir intervensi. Outcome dinilai berdasarkan hasil uji tuberkulin yakni penyuntikan uji mantoux/injeksi intradermal 0.1 ml larutan PPD RT-23 2 TU, interpretasi hasil dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Hasil penelitian menunjukkan intervensi mampu mencegah penularan infeksi tuberkulosis pada kontak balita dengan aRR = 0.576 95% CI 0.30-1.10 Artinya bila tidak mendapatkan intervensi maka risiko mengalami infeksi tuberkulosis pada kontak balita adalah (1/RR = 1/0.576) = 1.7 kali lipat. Intervensi mampu menurunkan risiko penularan tuberkulosis pada anak kontak serumah sebesar PF%=42.4% pada kelompok intervensi dan sebesar PFp%=28.4 % di populasi. Kesimpulan adalah intervensi pencegahan keluarga (IPK) berpengaruh terhadap infeksi tuberkulosis anak dengan kontak serumah kasus indeks tuberkulosis di Kota Makassar.
Read More
D-444
Depok : FKM-UI, 2021
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Arifah Alfiyyah; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Adang Bachtiar, Evi Martha, Alexander K Ginting S. , Novita Dwi Istanti
Abstrak:
Read More
Penelitian ini menganalisis pengendalian mutu infeksi TB pada petugas di Rumah Sakit “X” Daerah Depok Jawa Barat, yang jarang dilakukan karena fokus pada pasien. Berdasarkan teori Donabedian (structure, process dan outcome) dan teori Van Meter dan Van Horn, penelitian ini mengidentifikasi standar pengendalian TB, kebijakan, SDM, sarana, dan anggaran sebagai bagian dari struktur; komunikasi dan manajemen risiko sebagai proses; serta deteksi TB/ILTB dan pengobatan sebagai hasil. Metode penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan triangulasi sumber melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen dengan 13 informan. Hasil menunjukkan bahwa standar pengendalian TB mengikuti aturan nasional, kebijakan khusus TB sedang diproses, dan perlindungan airborne disease diterapkan. Kesadaran individu dan unit terkait bertanggung jawab atas pemantauan dan evaluasi kebijakan perlindungan. Sarana dan prasarana TB RO belum memenuhi standar, namun anggaran sudah mendukung perlindungan melalui BPJS dan dana hibah. Proses komunikasi dilakukan antar unit dan personal melalui digitalisasi dan nota dinas, serta manajemen risiko infeksi TB memenuhi 5 level hirarki pengendalian. Data outcome menunjukkan 49% petugas ILTB tahun 2023 dengan 2 petugas hasil x-ray tidak normal, namun pemantauan pengobatan belum optimal. Secara keseluruhan, perlindungan petugas terhadap infeksi TB berjalan meski kebijakan khusus TB belum ditetapkan. Perlindungan petugas terhadap infeksi TB dengan melihat structure, process dan outcome dapat melindungi petugas dari penyebaran TB dan meningkatkan mutu rumah sakit.
This study analyzes TB infection control among healthcare workers at hospital “X” Depok West Java, which is often overlooked due to patient-focused efforts. Using Donabedian’s framework (structure, process, outcome) and Van Meter and Van Horn's theory, the study examines TB control standards, policies, human resources, facilities, and budget (structure); communication and risk management (process); and TB/LTBI detection and treatment (outcome). Qualitative descriptive methods, including interviews, observations, and document reviews with 13 informants, reveal adherence to national TB control standards, ongoing policy development, and airborne disease protection. Despite some infrastructural shortcomings, budget support through national universal health coverage called BPJS Kesehatan and grants is noted. Communication is maintained digitally and formally, with risk management aligning with the hierarchy of controls. Outcomes indicate 49% LTBI detection in 2023, though treatment monitoring is insufficient. Overall, TB protection for staff is in place, yet specific TB policies are pending. Improved MDR-TB (Multidrug-Resistant Tuberculosis) facilities and policy optimization could enhance hospital quality.
T-6921
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fatimah; Promotor: Sudijanto Kamso; Kopromotor: Purwantyastuti, Erlina Burhan; Penguji: Purnawan Junadi, Bachti Alisjahbana, Soewarta Kosen, Artha Budi Susila Duarsa, Besral
Abstrak:
ABSTRAK Disertasi ini membahas tentang determinan infeksi tuberkulosis laten pada wargabinaan pemasyarakatan di Rutan klas 1 Bandung. Penelitian ini menggunakandesain cross sectional dan dianalisis dengan regresi logistik berganda. Hasilpenelitian ini menunjukan prevalensi infeksi TB laten sebesar 76,9 dan TB aktif2,3 . Risiko tinggi dan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadianinfeksi TB laten yaitu kebiasan merokok sering sebesar 12,99 kali dan kebiasanmerokok kadang-kadang sebesar 9,34 kali. Determinan lainnya yang berisikomengalami infeksi TB laten yaitu riwayat kontak TB diluar rutan sebesar 3,02kali, status gizi kurang dari normal sebesar 2,64 kali dan status gizi lebih darinormal sebesar 0,21 kali, penahanan lebih dari 1 kali sebesar 0,44 kali, usia lebihdari 26-34 tahun sebesar 0,23 kali, usia 34-42 tahun sebesar 0,41 kali dan usialebih dari 42 tahun sebesar 0,63 kali. TB laten sangat tinggi sehingga diperlukanskrining TB laten agar dapat memutus mata rantai TB. Determinan utama TBlaten adalah merokok sehingga perlu pembatasan penjualan rokok dan membuatregulasi hingga kebiasaan merokok warga binaan pemasyarakatan berhenti. Selainitu, juga perlu meningkatkan status gizi sesuai dengan angka kecukupan gizi.
ABSTRACT This dissertation discusses the determinant latent tuberculosis infection ofprisoners in state prison class 1 Bandung. This study used cross sectional designand analyzed by multiple logistic regression. The results of this study show theprevalence of latent TB infection is 76.9 and active TB is 2.3 . The highest riskand the most dominant factors associated with the incidence of latent TB infectionwho have smoking habits frequently are 12.99 times and intermitent smokinghabits are 9.34 times. Other determinants who have risk of latent TB infectioninclude a history of TB contact outside the prison is 3.02 times, less nutritionalstatus from normally is 2.64 and nutritional status more than normally is 0.21times, incarceration more than once is 0,44 times, age range of 26 34 years old is0.23 times, the age 34 42 years is 0.41 times and the age more than 42 years is0.63 times. The occurence of latent TB is very high that latent TB screening isnecessary to be able to cut the transmission of TB. The main determinant of latentTB is smoking so it is necessary to restrict the sale of cigarettes and make aregulation to stop smoking habits of prisoners. In the other hand, it also needs toimprove nutritional status in accordance with the nutritional adequacy rate.
Read More
D-371
Depok : FKM-UI, 2017
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
