Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Marfin; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, I Nyoman Kandun
Abstrak: Latar belakang: Difteri merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh corynebacterium Diphteriae yang dapat menyebabkan kematian. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melaporkan kasus difteri sebanyak 33 kasus dalam periode Desember 2017 Januari 2018. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 Tahun 2010, 1 kasus difteri merupakan Kejadian Luar Biasa. Riset ini bertujuan menggambarkan kasus difteri secara epidemiologi, melihat model fit untuk prediksi faktor yang berhubungan dengan kejadian difteri dan melihat efikasi Vaksin.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 121 responden dengan jumlah kasus 31 responden dan kontrol 90 responden. Penelitian ini dilakukan oleh Tim dari mahasiswa FETP FKM UI dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang dilaksanakan tanggal 6 9 Februari 2018 di 13 Puskesmas yang dilaporkan adanya kasus. Analisis data dilakukan dengan uji resgresi logistic untuk melihat nilai odds ratio menggunakan stata versi 14,2 di Laboratorium Komputer FKM UI.
Hasil: Pola KLB merupakan propagated epidemic yang terjadi pada umur 1 Tahun 71 Tahun. Kasus Primer terjadi pada minggu 48 Tahun 2017. Analisis multivariat fit model menunjukan status imunisasi berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,036; OR=3,5; 95% CI = 1,08-11,10) dan riwayat perjalanan berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,000; OR = 5,4; 95% CI = 2,08-13,93). Efikasi vaksin DPT, DT, Td sebesar 71,4%.
Kesimpulan dan saran: Telah terjadi penularan penyakit dari orang ke orang. Indeks case dan sumber penularan tidak diketahui karena mobilitas penduduk yang tinggi. Ada hubungan bermakna antara status imunisasi dan riwayat perjalanan dengan kejadian difteri. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut agar dapat Meningkatkan Kwalitas dan cakupan imunisasi DPT, DT, Td, Meningkatkan perbaikan pencatatan imunisasi dengan tertib, dan Meningkatkan koordinasi pelaporan dalam penemuan kasus baru dan karier
Read More
T-5470
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ema Novita Deniati; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Muhammad Noor Farid, Tri Yunis Miko
Abstrak: Global TB Report tahun 2016 menyatakan hanya sekitar 35,3% orang dengan TB yangberhasil ditemukan/terlaporkan di Indonesia dari sekitar 1.020.000 estimasi insiden padatahun 2016. Hal ini tentunya membuat risiko orang dengan TB yang masih belumditemukan untuk menularkan penyakit akan meningkat. Dari seluruh kabupaten diIndonesia tidak semuanya memiliki angka cakupan penemuan kasus TB yang baik.Banyak faktor yang mengakibatkan hal tersebut, sehingga terjadi ketimpangan dalampenemuan dan pelaporan kasus TB. Karakteristik kabupaten dengan rumah tanggaterdiagnosis TB penting untuk diketahui sehingga ketika ada kabupaten lain yangmemiliki karakteristik serupa maka dapat dicurigai kemungkinan adanya rumah tanggaterdiagnosis TB di kabupaten tersebut meskipun belum ada kasus TB yang ditemukan.Tesis ini mempelajari karakteristik kabupaten dengan rumah tangga terdiagnosis TB diIndonesia. Penelitian dengan analisis data sekunder yang menggunakan Data Riskesdas2013 dan Data PODES 2014. Analisis yang dilakukan untuk melihat perbedaan proporsimasing-masing variabel dan menilai pengaruh antara variabel independen terhadapvariabel dependen. Uji regresi fraksional digunakan untuk mengukur nilai risikovariabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkanpengaruh karateristik kabupaten untuk lingkungan rumah tangga terdiri dari kabupatendengan proporsi rumah tangga daerah kumuh (1%), kabupaten dengan proporsi desamemiliki pemukiman kumuh (0,3%), dan kabupaten dengan proporsi desa tidak adafaskes (1%). Pengaruh karakteristik kabupaten untuk kondisi rumah tangga secara fisikterlihat dari kabupaten dengan proporsi rumah tangga padat (1%), kabupaten denganproporsi rumah tangga tidak ada jendela (3%), dan kabupaten dengan proporsi desayang memiliki rumah tangga terdapat indoor pollution (1%), sedangkan pengaruhkabupaten dengan proporsi rumah tangga pencahayaan kurang dan kabupaten denganproporsi desa yang rumah tangga tanpa listrik terhadap karakteristik kabupaten denganrumah tangga TB sulit untuk dijelaskan. Kabupaten dengan proporsi rumah tanggaekonomi rendah (0,6%) berpengaruh terhadap karakteristik kabupaten dengan rumahtangga terdiagnosis TB. Penelitian ini menyarankan untuk penguatan program terkaitdengan upaya pencegahan dan pengendalian TB pada rumah tangga berisiko dansebagai dasar penajaman prioritas intervensi berdasarkan tingkat epidemi TB padakabupaten/kota.Kata kunci: TB, Pengaruh, Kabupaten
Global TB Report 2016 states only about 35,3% of people with TB who successfullyfound/has been reported in Indonesia of about 1.020.000 estimation of incident in theyear 2016. This is certainly making the risk of people with TB who still has not beenfound to transmit the disease will increase. From around the districts in Indonesia noteverything has a coverage of the discovery of TB cases. Many of the factors that lead toit, so the discrepancy in the discovery and reporting TB cases. The characteristics of thedistricts with TB households diagnosed it is important to note that when there are othercounties that have similar characteristics so it can be suspected the possibility ofdiagnosed TB households in the district Although no case of TB was found. This thesisexamines the characteristics of districts with TB households diagnosed in Indonesia.Research with secondary data analysis using Data Riskesdas 2013 and 2014 PODESData. The analysis conducted to see the difference in the proportion of each of thevariables and assess the influences between variables independent of the dependentvariable. Fractional regression test used to measure the value of risk variables areindependent of the dependent variable. The results showed the influence ofcharacteristics of household environment for the district comprising the counties withthe proportion of slum households (1%), with the proportion of the village have slums(0.3%), and district with the proportion the village does not exist health care facility(1%). Influence of the characteristics of district to household conditions physically seenfrom districts with solid household proportion (1%), with the proportion of householdsthere are no window (3%), and district with the proportion of the village that has a homethe staircase there are indoor pollution (1%), while the influence of the districts with theproportion of households with less lighting and a proportion of the village householdswithout electricity against the characteristics of districts with TB households is difficultto explained. Districts with low proportion of household economy (0.6%) influence onthe characteristics of districts with TB households diagnosed. This research suggestedthat the strengthening of programs related to TB prevention and control efforts on at-risk households and as a basis for the intervention priorities based on refinementsepidemic levels of TB at the district/city.Key words:TB, Influence, District.
Read More
T-5381
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budiman; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Tri Yunis Miko Wahyono, Surjana, Titik Respati
Abstrak:

ABSTRAK Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis (MTb). Penyakit infeksi M.Tb ini menyerang semua negara di dunia. Selain menyebabkan kematian, penderita TB ini juga mengalami kerugian secara ekonomis dan menghadapi stigma negatif di masyarakat. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TB terbanyak ke-5 di dunia, dan meskipun program DOTS digalakkan, penurunan insidensinya masih belum berarti. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan desain cross sectional bertujuan mengelompokkan prevalensi TB dan faktor risikonya. Dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013. Data yang dipergunakan merupakan hasil dari Riskesdas dan Survei kependudukan dari BPS tahun 2007. Penggugusan dilakukan dengan cluster analysis, sementara untuk melihat faktor penentu yang paling berperan terhadap prevalensi TB dilakukan dengan multiple regression analysis. Hasil akhir pembentukan klaster yang optimal sebanyak 5, dan didapatkan sebagian besar kabupaten/kota di wilayah Indonesia Bagian Barat dan Tengah berada dalam satu klaster. Empat kabupaten/kota di Provinsi Papua berada dalam satu klaster dan merupakan wilayah dengan prevalensi TB terbesar, dengan ratarata empat faktor risiko lebih tinggi dibandingkan klaster lainnya. Faktor penentu yang paling berpengaruh terhadap prevalensi TB adalah jumlah prevalensi Diabetes Mellitus (DM). Masing-masing klaster menunjukkan permasalahannya sendiri, sehingga dalam upaya untuk menurunkan prevalensi TB di masyarakat dan dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, perlu ditentukan prioritas program yang dilakukan untuk mengatasi faktor risiko TB sesuai dengan permasalahan di tiap-tiap daerah.


 

ABSTRACT Tuberculosis, a communicable disease transmitted by Mycobacterium tuberculosis, has become a global issue. With its high mortality and morbidity, this disease become a negative stigma in population Indonesia accounts for nearly one twentieth of the global burden of TB. Although it has a growing DOTS programme there has not been a discernible reduction in the incidence of TB in this country. A cross-sectional ecological study was conducted to determine TB prevalence and its risk factors between March and June 2013. Data was taken from Basic Health Research and Demographic Survey from Center of Statistical Bureau 2007, then clustered with cluster analysis, while to find the most affecting risk factor on TB data was analyzed with multiple regression analysis. Result showed the number of optimal cluster was 5, and most city/town in west and central Indonesian region were within one cluster. Four city/town in Papua Province were in one cluster with highestTB prevalence, with four average risk factor higher than other cluster. The determining factor which was the most affecting onTB prevalence was DM prevalence. Since each cluster has its specific problems, Indonesian government has to set priority on program dealing with TB risk factors based on regional problems, inspite of minimal sources.

Read More
T-3788
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Rahmayanti; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Ellyana Hutapea
Abstrak: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untukmengukur kesejahteraan masyarakat (Kemenkes RI, 2014). Kabupaten Bogormemiliki jumlah kematian tinggi mencapai 69 jiwa dengan AKI 55,41/100.000kelahiran hidup pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah mengetahuigambaran kematian ibu di Kabupaten Bogor Tahun 2015. Jenis penelitian yangdigunakan yaitu case series dengan sampel 67 kasus kematian ibu yang terdatadalam form RMM dan OVM Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kematian ibu tinggi saat nifas (61,5%), dengan sebabkematian perdarahan (41,9%). Dari faktor sosiodemografi kematian tinggi padaumur 20-35 tahun (59,7%), pendidikan ibu SD (55%), pekerjaan ibu sebagai iburumah tangga (61,2%), pendidikan suami SD (48%), pekerjaan suami sebagaiburuh (37,5%). Kematian ibu terbanyak pada yang memiliki riwayat komplikasi(46,3%), multigravida (75,8%), paritas 1-3(64,6%), tidak pernah mengalamiabortus (83,1%). Dari akses ke layanan kesehatan kematian tinggi pada jarak jauhdengan RS (46,9%), jarak dekat dengan bidan/puskesmas (55,1%), sementaratidak berbeda jauh pada yang memiliki risiko tinggi/tidak. Kematian ibu jugatinggi pada yang memiliki riwayat ANC, K1, dan K4 dengan persentase masing-masing 95,4%, 72,4%, dan 90,9%. Cara persalinan spontan (57,8%), penolongpersalinan SpOG (51,2%), tempat persalinan di RS (63%), usia kehamilanpreterm (57,8%) dan tempat kematian di RS (80%).Kata kunci: kematian ibu, Kabupaten Bogor.
Read More
S-9282
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Examinar; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Mardiati Nadjib, Besral, Arifudin Miftakhul Huda, Nana Tristiana
Abstrak: Belanja kesehatan di pemerintah daerah khususnya pemerintah kabupaten/kota semakin meningkat setiap tahunnya. berdasarkan asas desentralisasi maka besaran anggaran kesehatan ditentukan oleh masing-masing pemerintah kabupaten/kota. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan total belanja kesehatan di kabupaten/kota pada tahun 2019. Ratarata belanja kesehatan perkapita kabupaten/kota Indonesia pada tahun 2019 adalah Rp866.907. Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah adalah kabupaten/kota dengan belanja kesehatan perkapita yang terendah yaitu sebesar Rp148.461, sedangkan Kabupaten Membrano Raya Provinsi Papua adalah kabupaten/kota dengan belanja kesehatan perkapita yang tertinggi yakni sebesar Rp4.971.783. Faktor- faktor yang berhubungan dengan total belanja kesehatan perkapita adalah PAD, penduduk usia kurang 15 tahun, IPKM dan Indeks Kapasitas Fiskal Daerah. Setiap kenaikan PAD dan penduduk usia kurang 15 tahun dapat meningkatkan belanja kesehatan perkapita kabupaten/kota serta setiap penurunan IPKM dan indeks kapasitas fiskal akan meningkatan belanja kesehatan perkapita kabupaten/kota. Kemudian faktor yang paling dominan adalah PAD. Penelitian ini menyarankan kepada Kementerian Kesehatan dalam membantu pembiayaan kesehatan di kabupaten/kota melalui bantuan dana transfer khusus dibidang kesehatan dapat menambahkan penduduk usia kurang 15 tahun dan IPKM sebagai kriteria dalam menentukan besaran dana
Read More
T-7220
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Juhamad; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dien Anshari, Putri Bungsu, Liste Zulhijwati Wulan
Abstrak: Difteri merupakan salah satu penyakit menular dan sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di beberapa wilayah. Difteri merupakan penyakit yang sering menyebabkan kematian, karena racun yang dihasilkan oleh bakteri Corynebacterium diphterie. Bakteri membuat toksin apabila bakteri terinfeksi oleh coryne bacteriophage yang mengandung diphterie eksotoksin. Berdasarkan masalah yang terjadi di Kabupaten Cianjur mulai pada tahun 2013 ditemukan penderita difteri sebanyak 6 kasus dan 1 orang meninggal dengan Case Fatality Rate sebesar 17%. Sedangkan pada tahun 2015 ditemukan penderita difteri sebanyak 3 kasus. Kemudian pada tahun 2017 terdapat 15 pasien difteri yang ditangani RSUD Cianjur beberapa diantaranya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung karena jumlah penderita meningkat sedangkan ruang isolasi terbatas. Salah satu daerah yang terjadi KLB yaitu tepatnya di wilayah kerja Puskesmas Cijedil. Data vaksinasi yang di dapat di Puskesmas Cijedil yaitu berjumlah 86 bayi laki-laki dan 87 bayi perempuan sehingga jumlahnya 173 bayi laki- laki dan perempuan, sedangkan yang sudah mendapatkn vaksinasi DPT 1 dan HB1 untuk kategori bayi laki laki berjumlah 71 atau 82,6 % dan kategori bayi perempuan berjumlah 84 atau 96,6 % yang sudah mendapatkan imunisasi DPT1 dan HB1. Metode: Penelitian ini mengunakan desain metode kualitatif yang mempelajari tentang peningkatan praktek imunisasi difteri pada ibu balita di Puskesmas Cijedil,Dinas Kesehatan kabupaten cianjur mulai bulan Februari sampai Maret 2019 dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan ibu balita dan petugas kesehatan, kader posyandu. Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan praktek imunisasi pada ibu balita di Desa Cijedil tahun 2019. Kesimpulan dan Saran: dari hasil wawancara mendalam menggunakan kuesioner di dapatkan bahwa ibu balita terkait pengerahuan ibu balita tentang imunisasi difteri dan pencegahan difteri menunjukan adanya peningkatan praktek imunisasi difteri. Disarankan kepada petugas Petugas promosi kesehatan Dinas Kesehaan Cianjur agar lebih ditingkatkan lagi kunjungan imunisasi setiap satu bulan sekali agar peserta imunisasi difteri dapat mengerti betul tentang pencegahan penyakit difteri
Read More
T-5557
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yunita Eka Putri; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Sri Haryati
Abstrak:
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk juga di wilayah tropis lainnya. Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Status gizi erat hubungannya dengan status imunologi seseorang yang berkaitan dengan imunopatogenesis dari DBD. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan stunting dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa. Desain studi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi analitik dengan rancangan kasus control. Sampel kasus akan di ambil dari keseluruhan kasus, dan untuk sampel kontrol akan diambil dengan menggunakan tekhnik sampel acak (Simple Random Sampling). Sehingga dapat disimpulkan jumlah kasus 97 (total kasus) keluarga yang memiliki balita dengan diagnosa DBD selama tahun 2018 sampai Maret 2020 (dari 5 wilayah kerja puskesmas dengan jumlah DBD pada balita terbanyak) sedangkan kontrol 194 keluarga yang memiliki balita yang merupakan tetangga kasus. Dari hasil bivariat dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian DBD pada balita di Kabupaten Sumbawa (p value = 0.0001) dengan OR = 3.269 (95% CI: 1.757-6.083). Pada analisis multivariate menunjukkan hal yang sama (p value = 0.0001) dengan OR = 3.22 (95% CI: 1.679-6.174). Hal ini menunjukkan bahwa balita dengan status gizi pendek dan sangat pendek meningkatkan risiko 3.22 kali terkena DBD.

Dengue Hemorrhagic Fever is an endemic disease in most parts of Indonesia, including in other tropical regions. Nutritional status is closely related to a person's immunological status related to immunopathogenesis of DHF. The purpose of this study was to determine the relationship of stunting with the incidence of DHF in toddlers in Sumbawa Regency. The study design that will be used in this study is an analytic study with a case control design. Case samples will be taken from all cases, and for control samples will be taken by using a random sample technique (Simple Random Sampling). So it can be concluded the number of cases 97 (total cases) of families who have toddlers with DHF diagnoses from 2018 to March 2020 (from 5 working areas of puskesmas with the highest number of DHFs in toddlers) while control of 194 families who have toddlers who are neighboring cases. From the bivariate results it can be concluded that there is a significant relationship between nutritional status and the incidence of DHF in children under five in Sumbawa Regency (p value = 0.0001) with OR = 3,269 (95% CI: 1,757-6,083). In multivariate analysis showed the same thing (p value = 0.0001) with OR = 3.22 (95% CI: 1,679-6,174). This shows that toddlers with short and very short nutritional status increase the risk of 3.22 times getting DHF.

Read More
T-5830
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Restu Apriena Putri; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Milla Herdayati, Triyanti, Ari Waluyo, Nurmawati
Abstrak: Anemia adalah kondisi jumlah kebutuhan hemoglobin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Anemia merupakan indikator buruknya kondisi nutrisi ibu hamil. Anemia ibu hamil terjadi jika kadar hemoglobin <11 g/dl (WHO, 2011). Di Asia, anemia ibu hamil adalah penyebab utama kedua dari kematian ibu yang disebabkan karena perdarahan postpartum (Khaskheli et al., 2016). Di Indonesia, proporsi anemia ibu hamil pada tahun 2013 sebesar 37,1% dan tahun 2018 mengalami peningkatan menjadi sebesar 48,9% (Kemenkes RI, 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia ibu hamil dengan mengolah data Program Percepatan Pengentasan Daerah Tertinggal di Kabupaten Kupang. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 708 ibu hamil. Hasil penelitian menunjukan prevalensi anemia ibu hamil sebesar 58,1%. Hasil model akhir multivariat adalah status KEK dan usia kehamilan trimester 3 berhubungan signifikan dengan anemia ibu hamil. Ibu hamil KEK berpeluang 2,155 kali lebih besar mengalami anemia. Usia kehamilan trimester 3 berpeluang 2,718 kali lebih besar mengalami anemia dan menjadi faktor yang paling dominan terhadap anemia ibu hamil.
Read More
T-5841
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dion Zein Nuridzin; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Tris Eryando, Sabarinah, Mochamad Adam Hamdani, Yogaswara
Abstrak: Latar belakang. Indonesia termasuk negara dengan jumlah kejadian bencana yang banyak dan jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Namun sistem yang ada saat ini belum merespon kebutuhan korban bencana terutama pada kondisi pascabencana dimana jaringan seringkali tidak berfungsi. Tujuan. Mengembangkan prototipe sistem informasi kebencanaan yang dapat digunakan dalam peningkatan respon yang cepat dan tepat saat terjadi bencana, mulai dari prediksi korban, pendataan, pemetaan masalah, dan penentuan wilayah prioritas sesuai dengan kebutuhan di lokasi terdampak bencana. Metode. Analisis kebutuhan sistem melalui literature review dan wawancara mendalam kepada sembilan informan, dilanjutkan dengan perancangan prototipe sistem informasi kebencanaan, pengumpulan data fasilitas berbasis online, dan perancangan dashboard sistem informasi kebencanaan. Hasil. Prototipe sistem informasi kebencanaan telah dibuat meliputi pengumpulan data yang sesuai untuk kejadian bencana (dapat digunakan secara offline), terintegrasi dengan surveilans demografi dan kesehatan (SDK) dan data prabencana, beserta dashboard Sistem Informasi Kebencanaan yang user friendly dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Kesimpulan. Peluang pengembangan sistem informasi kebencanaan sangat memungkinkan untuk dilakukan dengan integrasi data SDK dan data prabencana (meliputi kontak dan koordinat untuk fasilitas kesehatan, ambulans umum, perkiraan tempat untuk pengungsian, fasilitas air bersih, MCK). Prototipe ini sesuai dengan kondisi bencana, membuat proses pencatatan dapat lebih cepat, efektif dan dapat menampilkan dashboard interaktif berbasis SIG untuk prediksi korban berdasarkan kelompok rentan, kebutuhan bantuan logistik, perencanaan tempat pengungsian dan fasilitas yang tersedia, serta untuk koordinasi dengan fasilitas kesehatan, dan pembagian sumber daya maupun relawan sesuai hasil pemetaan prioritas wilayah
Background. Indonesia is a country with a large number of disaster events and the number tends to increase. However, the current system has not responded to the needs of disaster victims, especially in post-disaster conditions where the network often does not function. Objective. Develop a prototype of a disaster information system that can be used to improve a fast and accurate response when a disaster occurs, starting from disaster victims prediction, data collection, problem mapping, and determining priority areas according to needs in disaster-affected locations. Method. Analysis of system requirements through literature review and in-depth interviews with nine informants, followed by the design of a disaster information system prototype, online-based facility data collection and the design of a disaster information system dashboard. Results. A prototype of a disaster information system has been created which includes data collection suitable for disaster events (can be used offline), integrated with demographic and health surveillance (DHS) and pre-disaster data, along with a userfriendly disaster information system dashboard by utilizing the geographic information system (GIS). Conclusion. Opportunities to develop a disaster information system are very possible with the integration of DHS data and pre-disaster data (including contacts and coordinates for health facilities, public ambulances, estimated places for evacuation, clean water facilities, toilets). This prototype is in accordance with disaster conditions, making the recording process faster, more effective and able to display a GIS-based interactive dashboard for prediction of victims based on vulnerable groups, logistical assistance needs, planning for evacuation places and available facilities, and for coordination with health facilities, and distribution resources and volunteers according to the results of regional priority mapping.
Read More
T-6185
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agustina Ayu Wulandari ... [et al.]
JPPP Edisi 6
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2016
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive