Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Kamilia Rahmayanti; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Mury Kuswari
Abstrak:
ABSTRAK Kebugaran muskuloskeletal yang baik pada remaja dapat menurunkan risiko kejadian osteoporosis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara asupan energi dan zat gizi, berat badan, tinggi badan, IMT/U, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, dan status sosial ekonomi dengan kebugaran muskuloskeletal sebelum dan setelah dikontrol jenis kelamin. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Penelitian ini melibatkan 151 siswa kelas X dan XI di SMAN 5 Bekasi. Pengukuran asupan makan menggunakan food recall 2x24 jam, aktivitas fisik dengan GPAQ, berat badan, tinggi badan, dan persen lemak tubuh dengan pengukuran langsung, dan status sosial ekonomi dengan kuesioner FAS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara asupan energi dan zat gizi, berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh, dan aktivitas fisik dengan kebugaran muskuloskeletal sebelum dikontrol jenis kelamin. Setelah dikontrol jenis kelamin, ditemukan hubungan signifikan antara tinggi badan dan persen lemak tubuh dengan kebugaran muskuloskeletal pada siswa laki-laki saja. Intervensi dari sekolah dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi seperti edukasi Pedoman Gizi Seimbang (PGS) khususnya memantau berat badan rutin, mengurangi asupan tinggi lemak, serta meningkatkan aktivitas fisik anaerobik dapat membantu meningkatkan kebugaran muskuloskeletal pada siswa SMAN 5 Bekasi. Kata Kunci: Kebugaran muskuloskeletal; persen lemak tubuh; remaja; tinggi badan Good musculoskeletal fitness in adolescence can reduce the risk of osteoporosis.This study aims to determine the relationship between energy and nutrients intake, body weight, height, BMI-for-Age, percent body fat, physical activity, and socioeconomic status with musculoskeletal fitness before and after controlled by sex. This study used cross sectional design. A total of 151 respondents from 5 Bekasi SHS from class X and XI were included in this study. Food intake was measured using 2x24 hours food recall, physical activity using GPAQ, body weight, height, and percent body fat by direct measurement, and socioeconomic status using FAS questionnaire. The results of this study showed that there were a significant relationship between energy and nutrients intake, body weight, height, percent body fat, and physical activity with musculoskeletal fitness before controlled by sex. After stratification analysis by sex, there were a significant relationship between height and percent body fat with musculoskeletal fitness but only found in male students. Interventions from school and local health institutions such as education of Pedoman Gizi Seimbang (PGS), especially monitoring body weight routinely, reducing high fat intake, and increasing anaerobic physical activity can improve musculoskeletal fitness in students of SMAN 5 Bekasi. Keywords: Adolescence; height; musculoskeletal fitness; percent body fat
Read More
S-9822
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Arizta Primadiyanti; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Wahyu Kurnia, Mury Kuswari
Abstrak:
Kebugaran muskuloskeletal merupakan salah satu komponen kebugaran yang penting bagi kesehatan. Penelitian kebugaran muskuloskeletal di Indonesia masih jarang dilakukan, padahal kebugaran muskuloskeletal sangat erat kaitannya dengan pencegahan kejadian osteoporosis, sindrom metabolik, penyakit kardiovaskuler, penyakit gagal jantung, diabetes mellitus, dan obesitas yang masih menjadi masalah kesehatan. Untuk mengukur kebugaran muskuloskeletal pada remaja dilakukan dengan metode Standing Long Jump (SLJ) yang merupakan cara yang mudah, valid, reliabel, dan telah banyak dipraktekan dalam pengukuran kebugaran di dunia. Penelitian dilakukan untuk menilai kebugaran muskuloskeletal dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif desain studi cross-sectional dengan sampel 133 orang. Rata-rata kebugaran muskuloskeletal dengan metode SLJ pada sampel penelitian sebesar 154,11 ± 37,33 cm. Pada laki-laki sebesar 184,76± 27,4 cm sedangkan pada perempuan sebesar 126,53± 19,03 cm. Rata-rata kebugaran muskuloskeletal pada siswa-siswi tergolong kategori baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan positif antara aktivitas fisik, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat dengan kebugaran muskuloskeletal. Selain itu, terdapat hubungan negatif antara IMT/U dan persen lemak tubuh dengan kebugaran muskuloskeletal
Kata kunci : kebugaran muskuloskeletal, standing long jump, remaja
Read More
Kata kunci : kebugaran muskuloskeletal, standing long jump, remaja
S-9565
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Iviola Febriana; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Sandra Fikawati, Ni Putu Dewi Arini
Abstrak:
Read More
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran muskuloskeletal pada remaja SMP Strada Santa Anna Jakarta Timur dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kebugaran muskuloskeletal, yaitu asupan gizi makro (energi, karbohidrat, protein, lemak per hari), status gizi (IMT/U), aktivitas fisik, latihan kekuatan otot. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang dilakukan dengan desain cross-sectional dengan sampel 111 orang. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Strada Santa Anna Jakarta Timur dengan mengumpulkan data primer melalui wawancara kuesioner asupan food recall 2x24 jam, aktivitas fisik melalui PAQ-C, latihan kekuatan otot melalui MSEQ-short, data BB/TB melalui pengukuran antropometri. Rata-rata kebugaran muskuloskeletal dengan metode Standing Long Jump (SLJ) sebesar 151,43 ± 36,92 cm. Rata-rata SLJ pada laki-laki (175,28 ± 32,67 cm) lebih tinggi daripada rata-rata SLJ pada perempuan (126,25 ± 21,08 cm). Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara jenis kelamin, aktivitas fisik, asupan energi, asupan karbohidrat, dan asupan protein dengan kebugaran muskuloskeletal pada siswa/i SMP Strada Santa Anna tahun 2025. Intervensi dari sekolah, seperti edukasi peningkatan asupan gizi sesuai komposisi yang dianjurkan, mengonsumsi makanan beragam, mengurangi makanan tinggi GGL, serta meningkatkan aktivitas fisik anaerobik dapat membantu meningkatkan kebugaran muskuloskeletal siswa SMP Strada Santa Anna.
This study aims to describe the level of musculoskeletal fitness among junior high school students at SMP Strada Santa Anna, East Jakarta, and to analyze the factors associated with musculoskeletal fitness, including macronutrient intake (daily intake of energy, carbohydrates, protein, and fat), nutritional status (BMI-for-age), physical activity, and muscle strength training. This is a quantitative study using a cross-sectional design with a sample of 111 students. The research was conducted on eighth-grade students at SMP Strada Santa Anna, East Jakarta, by collecting primary data through interviews using a 2x24-hour food recall questionnaire, physical activity assessed using the PAQ-C, muscle strength training measured using the MSEQ-short, and body weight/height measured through anthropometric assessments. The average musculoskeletal fitness measured by the Standing Long Jump (SLJ) method was 151.43 ± 36.92 cm. The average SLJ score for males (175.28 ± 32.67 cm) was higher than that for females (126.25 ± 21.08 cm). The results showed significant relationships between gender, physical activity, energy intake, carbohydrate intake, and protein intake with musculoskeletal fitness among students at SMP Strada Santa Anna in 2025. School-based interventions, such as education on proper nutritional intake, consuming a diverse diet, reducing foods high in sugar, salt, and fat (SSF), and increasing anaerobic physical activity, can help improve the musculoskeletal fitness of SMP Strada Santa Anna students.
S-11899
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
