Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Annisa Rahmayanti; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Ellyana Hutapea
Abstrak: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untukmengukur kesejahteraan masyarakat (Kemenkes RI, 2014). Kabupaten Bogormemiliki jumlah kematian tinggi mencapai 69 jiwa dengan AKI 55,41/100.000kelahiran hidup pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah mengetahuigambaran kematian ibu di Kabupaten Bogor Tahun 2015. Jenis penelitian yangdigunakan yaitu case series dengan sampel 67 kasus kematian ibu yang terdatadalam form RMM dan OVM Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kematian ibu tinggi saat nifas (61,5%), dengan sebabkematian perdarahan (41,9%). Dari faktor sosiodemografi kematian tinggi padaumur 20-35 tahun (59,7%), pendidikan ibu SD (55%), pekerjaan ibu sebagai iburumah tangga (61,2%), pendidikan suami SD (48%), pekerjaan suami sebagaiburuh (37,5%). Kematian ibu terbanyak pada yang memiliki riwayat komplikasi(46,3%), multigravida (75,8%), paritas 1-3(64,6%), tidak pernah mengalamiabortus (83,1%). Dari akses ke layanan kesehatan kematian tinggi pada jarak jauhdengan RS (46,9%), jarak dekat dengan bidan/puskesmas (55,1%), sementaratidak berbeda jauh pada yang memiliki risiko tinggi/tidak. Kematian ibu jugatinggi pada yang memiliki riwayat ANC, K1, dan K4 dengan persentase masing-masing 95,4%, 72,4%, dan 90,9%. Cara persalinan spontan (57,8%), penolongpersalinan SpOG (51,2%), tempat persalinan di RS (63%), usia kehamilanpreterm (57,8%) dan tempat kematian di RS (80%).Kata kunci: kematian ibu, Kabupaten Bogor.
Read More
S-9282
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hartono Sriwandoko; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Dumilah Ayuningtyas, Jusuf Kristanto, Bambang Dwipoyono
Abstrak: Latar Belakang : Kematian ibu hamil tahun 2018 di RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun sebanyak 15 kasus kematian ibu hamil, dimana standar indikator mutu pelayanan PONEK RS adalah zero tolerance pada kematian ibu hamil. Kematian ibu hamil ini berkaitan dengan kinerja PONEK RS yang tidak optimal. Upaya memperbaiki kinerja PONEK di RS dilakukan dengan evaluasi implementasi PONEK yang dikaitkan dengan standar indikator mutu kinerja dan mutu pelayanan PONEK berdasarkan teori mutu pelayanan Donabedian. Penyelenggaraan dan keberhasilan PONEK perlu dilakukan monitoring dan evaluasi, sehingga dapat menjadi dasar untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan PONEK. Harapannya dengan pencapaian standar mutu kinerja dan pelayanan PONEK yang optimal dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kejadian kematian ibu hamil.
Read More
B-2132
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ruben Wadu Willa dan Majematang Mading
BPSK Vol.17, No.3
Surabaya : Balitbangkes Kemenkes RI, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suyanti; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Yovsyah, I Nyoman Kandun, Maftuhah
Abstrak: atar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tetap tinggi, yaitu sekitar 305 per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS 2015). AKI adalah indikator kesehatan ibu, terutama risiko kematian ibu saat hamil dan melahirkan. McCarthy dan Maine menunjukkan tiga faktor yang memengaruhi kematian ibu, yaitu determinan dekat, determinan antara dan determinan jauh. Kabupaten Serang adalah salah satu kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki angka kematian ibu masih tinggi, sehingga perlu dikaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian ibu di kabupaten tersebut
Read More
T-5729
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dilla Christina; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Felly Philipus Senewe, Hasnerita
Abstrak:

ABSTRAK Derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari beberapa indikator kesehatan salah satunya adalah Angka Kematian Ibu (AKI). Sebagian besar penyebab utama kematian ibu di Indonesia (60-80%) adalah akibat komplikasi persalinan (perdarahan, diikuti oleh eklampsia, infeksi, komplikasi aborsi dan persalinan lama). Salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) adalah meningkatkan kesehatan ibu yaitu dengan mengurangi angka kematian ibu sampai tiga perempatnya antara tahun 1990 sampai 2015 Sekitar 80% penduduk Indonesia tinggal di daerah perdesaan yang pelayanan kebidanan masih banyak bersifat tradisional dan lebih dari 75% persalinan masih di tolong oleh dukun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan wilayah perdesaan di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Responden merupakan ibu yang pernah hamil dan melahirkan bayi berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. Prevalensi kejadian komplikasi persalinan wilayah perdesaan di Indonesia adalah sebesar 43,5% dan prevalensi kualitas antenatal yang tidak sesuai kriteria adalah 67,5%. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan dengan PR=0,991 (pvalue<0,05). Analisis multivariat yang digunakan adalah cox regression. Hasil akhir hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan komplikasi persalinan setelah dikontrol variabel paritas, komplikasi kehamilan dan penolong persalinan didapat prevalence ratio (PR) sebesar 0,933 (CI 95% : 0,868-1,003). Kondisi akses, infrastruktur jalan dan transportasi yang tidak memadai serta biaya yang tidak murah menyebabkan perlunya penempatan tenaga kesehatan di desa khususnya bidan di setiap desa dalam upaya mencegah komplikasi persalinan di perdesaan dengan memberikan asuhan antenatal seoptimal mungkin.


 

ABSTRACT One of several health indicator in every country is Maternal Mortality Rate (MMR). The most several factors of maternal mortality in Indonesia about 60- 80% because of delivery complications (excesive vaginal bleeding followed by eclampsia, infection, abortus complication and prolonged labour). One of Millennium Development Goals (MDGs) target is increase the mother?s health with decrease maternal mortality rate for almost three quarters from years 1990 until 2015. About 80% Indonesia citizen live in rural area with traditional maternal care and almost 75% delivery still help with traditional attendance. The purpose of this study to know the relationship between quality of antenatal care with delivery complication in rural area of Indonesia using Indonesia Demographic and Health Survey year 2007 data. Design study is cross sectional. Respondents of this study are mothers that have been pregnant and delivery. Prevalence of delivery complication in this study are 43,5% and bad quality of antenatal care prevalence are 67,5%. Bivariate analysis proven there is no relationship between quality of antenatal care and delivery complications with Prevalence Ratio (PR) = 0,991 (pvalue<0,05). Multivariate analysis using cox regression model analysis. The final result relationship between between quality of antenatal care and delivery complications after controlled by parity, pregnancy complications and delivery attendance show that prevalence ratio (PR) is 0,933 (CI 95% : 0,868-1,003). It is need policy to located minimal one midwife for one village to decrease the incidence of delivery complications with utilization of optimal antenatal care because of the poor access, infrastructure, transportation and expensive payment to reach health facility in rural area.

Read More
T-3844
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Enjelika Rakhmawati; Pembimbing: Helda; Penguji: Wahyu Septiono, Mutmainah Indriyati
Abstrak:
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator mortalitas dalam mengukur derajat kesehatan suatu negara. Meskipun terjadi tren penurunan dalam kurun waktu satu dekade terakhir, nilai AKI nasional masih mencapai 189 per 100.000 kelahiran hidup, sedikit lebih tinggi dari target yang tercantum dalam RPJMN 2024 sebesar 183 per 100.000 kelahiran hidup serta menjadikan Indonesia sebagai peringkat kedua tertinggi di ASEAN dalam konteks kematian ibu. Kesenjangan dan ketidakadilan dalam mendapatkan layanan kesehatan ibu yang berkualitas menjadi faktor adanya disparitas AKI antar wilayah, terutama di wilayah Indonesia Timur. Masih tingginya AKI di Indonesia dan minimnya penelitian terkait determinan kematian ibu yang ditinjau di tingkat regional (cluster), menghambat upaya identifikasi strategi intervensi kesehatan yang lebih efektif guna percepatan penurunan AKI di Indonesia. Tujuan: Menganalisis pola determinan kematian ibu di Indonesia berdasarkan hasil pengelompokkan provinsi menggunakan metode K-Means Clustering. Metode: Desain studi ekologi dengan unit analisis berupa 34 provinsi di Indonesia. Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber pada data Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2023 dan Badan Pusat Statistik (BPS). Data akan diolah menggunakan analisis univariat, K-Means Clustering, dan analisis bivariat (uji korelasi Spearman). Hasil: Jumlah cluster yang optimal pada penelitian ini adalah 2 cluster di mana 30 provinsi berada pada cluster 0 (kurang berisiko) dan 4 provinsi di Indonesia Timur pada cluster 1 (lebih berisiko). Pada cluster 0, variabel persentase ibu hamil yang terdeteksi HbsAg reaktif (r = 0,662) dan persentase penduduk miskin (r = 0,394) menunjukan korelasi positif yang signifikan terhadap AKI. Sebaliknya, variabel IPM (r = -0,753), persentase kunjungan K6 (r = -0,605), persalinan di Fasyankes (r = -0,438), dan persentase kunjungan nifas lengkap (r = -0,377) menunjukkan korelasi negatif yang signifikan terhadap AKI. Pada cluster 1, variabel persentase penduduk miskin (r = 0,999) dan persentase ibu hamil yang terdeteksi positif HIV (r = 0,999) menunjukan korelasi positif yang signifikan terhadap AKI. Sebaliknya, variabel IPM (r = -0,999) menunjukkan korelasi negatif yang signifikan terhadap AKI. Kesimpulan: Terdapat perbedaan pola determinan kematian ibu antar cluster wilayah. Temuan ini menekankan pentingnya strategi intervensi yang sesuai dengan kondisi wilayah guna percepatan penurunan AKI di Indonesia.

Background: The Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the mortality indicators used to measure the health status of a country. Although there has been a downward trend over the past decade, the national MMR still reaches 189 per 100,000 live births, slightly higher than the target set in the 2024 RPJMN of 183 per 100,000 live births, placing Indonesia as the second highest in ASEAN regarding maternal deaths. Disparities and injustices in accessing quality maternal health services are factors contributing to the MMR disparities across regions, particularly in Eastern Indonesia. The persistently high MMR in Indonesia and the lack of research on maternal mortality determinants analyzed at the regional (cluster) level hinder efforts to identify more effective health intervention strategies to accelerate the reduction of MMR in Indonesia. Objective: To analyze the patterns of maternal mortality determinants in Indonesia based on the clustering of provinces using the K-Means Clustering method. Method: An ecological study design with the unit of analysis being 34 provinces in Indonesia. The data used in this study comes from the 2023 Indonesian Health Profile and the Statistics Indonesia (BPS). Data will be processed using univariate analysis, K-Means Clustering, and bivariate analysis (Spearman correlation test). Results: The optimal number of clusters in this study is 2 clusters where 30 provinces are in cluster 0 (less at risk) and 4 provinces in Eastern Indonesia are in cluster 1 (more at risk). In cluster 0, the percentage of pregnant women detected with reactive HbsAg (r = 0.662) and the percentage of the population living in poverty (r = 0.394) show a significant positive correlation with MMR. Conversely, the HDI variable (r = -0.753), the percentage of K6 visits (r = -0.605), the percentage of deliveries in health facilities (r = -0.438), and the percentage of complete postpartum visit (r = -0.377) show a significant negative correlation with MMR. In cluster 1, the percentage of the population living in poverty (r = 0,999) and the percentage of pregnant women detected as HIV positive (r = 0,999) show a significant positive correlation with MMR. Conversely, the HDI variable (r = -0,999) shows a significant negative correlation with MMR. Conclusion: There are differences in the determinants of maternal mortality patterns among regional clusters. These findings emphasize the importance of intervention strategies that are tailored to regional conditions in order to expedite the reduction of MMR in Indonesia.
Read More
S-11891
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aderia Rintani; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Anhari Achadi, Amal Chalik Sjaaf, Yuli Nazlia Sidy, Dewi Erniati
Abstrak: Implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah (Quickwins) merupakan strategi pemerintah menyelesaikan masalah tingginya kematian ibu dan terbatasnya ketersediaan darah di Indonesia. Sejak diimplementasikan tahun 2015, masih terdapat kesenjangan implementasi antar kabupaten/kota di Banten. Tesis ini membahas bagaimana dan apa yang terjadi dalam implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah di Provinsi Banten Tahun 2018 ditinjau dari kemampuan petunjuk teknis dalam Permenkes no 92 tahun 2015 menstrukturisasi proses implementasi, mudah-sulitnya masalah teknis untuk dikendalikan, lingkungan eksternal kebijakan, faktor pendukung dan penghambat implementasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan telaah dokumen. Kriteria informan penelitian adalah unsur pimpinan dan petugas pengelola kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Puskesmas, UTD, dan RS. Hasil penelitian menemukan bahwa hanya 1 dari 8 kabupaten/ kota di Banten yaitu Cilegon yang memiliki nota kesepahaman (MoU) sesuai Permenkes No 92 Tahun 2015. Hal ini karena belum dipahaminya urgensi nota kesepahaman oleh implementor, dan ada benturan kepentingan dengan kebijakan lain. Hambatan teknis implementasi adalah kompleksitas struktur implementor, anggaran untuk rekrutmen donor, mispersepsi di masyarakat, dan kesulitan koordinasi akibat fragmentasi organisasi. Dari hasil disimpulkan bahwa ada modifikasi dalam implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah di Provinsi Banten menyesuaikan dengan kondisi dan kapasitas masing-masing kabupaten/kota. Perlu dilakukan monitoring terhadap seberapa jauh modifikasi yang dilakukan, seberapa besar efektivitasnya dan ada tidaknya penyimpangan dari tujuan. Implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah perlu didukung dengan penguatan sistem rujukan dan pelayanan kesehatan ibu yang adekuat agar dapat berdampak langsung terhadap penurunan AKI
Read More
T-5590
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nova Muhani; Pembimbing: Besral; Penguji: Iwan Ariawan, Tri Yunis Miko Wahyono, Jefri Tobing
Abstrak: Preeklampsia berat merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, preeklampsia berat merupakan penyebab kematian ibu tertinggi (47,25%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prediktor preeklampsi berat (PEB)yang dinilai dari tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, proteiunuria, kejang, sindrom HELLP dan hubungan jumlah prediktor PEB dengan kematian ibu di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2010- 2014. Desain penelitian yang digunakan kasus kontrol dengan jumlah sampel 60 kasus dan 120 kontrol. Sindrom HELLP meningkatkan kematian ibu OR (Odds Ratio) 12,5 (95% CI= 2,9-53,7), eklampsi OR 12,1 (95% CI= 3,8-38,6). Tekanan darah diastolik 110-119 OR 7,4 (95% CI=1,8-29,2), tekanan darah diastolik ≥120 mmHg OR 5,5 (95%CI 1,1-23,1) setelah dikontrol oleh usia ibu, gravida, usia kehamilan, jenis persalinan,pemberian diasepam, pendidikan, tempat tinggal pekerjaan.Prediktor PEB berjumlah 4 atau 5meningkatkan risiko kematian OR 90 (95%CI=13,7-591,3), prediktor berjumlah 3 OR16 (95%CI=3,9-66,7) dan prediktor berjumlah 2 OR6,3 (95% CI= 1,4-22,2). Meningkatkan pelaksanaan auditmaternal untuk mengkaji kasus kematian ibu akibat preeklampsia berat. Kata Kunci:Kematian ibu , Preeklampsia Berat.
Severe preeclampsia is one of the causes of maternal mortality in Indonesia. At Province public hospitalDr. H. Abdul Moeloek, Severe preeclampsia is the highest cause of maternal mortality (47,25%). This research aimed to know the relation of predictor severe preeclampsiaassessed by systolic blood pressure, diastolic blood pressure, proteiunuria, eclampsia and HELLP syndromeand total predictor severe preeclampsiawith maternal mortality at public hospital Dr. H. Abdul Moeloek in the year of 2010-2014. The design used case control by using 60 samples for case and 120 for controlers. HELLP syndrome increase risk of maternal mortality with OR (odds ratio) of 12.5 (95%CI= 2.90 to 53.72), eclampsia OR 12.1 (95% CI = 3.80 to 38.65), diastolic blood pressure 110-119 OR 7,4 (95% CI=1,8-29,2), diastolic blood pressure ≥120 mmHg OR 5,5 (95%CI 1,1-23,1) after controlled by maternal age, gravida, gestational age, type of delivery, giving diazepam, residence, employment and education.Predictorswhichconsists of 4or5increase risk of maternal mortalityOR90(95 % CI = 13.7 to 591.3), predictors totaling 3 OR 16(95 % CI = 3.9 to 66.7) and predictors 2 OR 6.3 (95% CI = 1.4 to 22.2). Improve maternal audit to assess the implementation of maternal deaths due to severe preeclampsia. Keywords :Maternal Mortality, Severe Preeclampsia.
Read More
T-4318
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nova Muhani; Pembimbing: Besral; Penguji: Iwan Ariawan, Tri Yunis Miko Wahyono, Jefri Tobing
Abstrak: Preeklampsia berat merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, preeklampsia berat merupakan penyebab kematian ibu tertinggi (47,25%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan prediktor preeklampsi berat (PEB)yang dinilai dari tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, proteiunuria, kejang, sindrom HELLP dan hubungan jumlah prediktor PEB dengan kematian ibu di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek tahun 2010- 2014. Desain penelitian yang digunakan kasus kontrol dengan jumlah sampel 60 kasus dan 120 kontrol. Sindrom HELLP meningkatkan kematian ibu OR (Odds Ratio) 12,5 (95% CI= 2,9-53,7), eklampsi OR 12,1 (95% CI= 3,8-38,6). Tekanan darah diastolik 110-119 OR 7,4 (95% CI=1,8-29,2), tekanan darah diastolik ≥120 mmHg OR 5,5 (95%CI 1,1-23,1) setelah dikontrol oleh usia ibu, gravida, usia kehamilan, jenis persalinan,pemberian diasepam, pendidikan, tempat tinggal pekerjaan.Prediktor PEB berjumlah 4 atau 5meningkatkan risiko kematian OR 90 (95%CI=13,7-591,3), prediktor berjumlah 3 OR16 (95%CI=3,9-66,7) dan prediktor berjumlah 2 OR6,3 (95% CI= 1,4-22,2). Meningkatkan pelaksanaan auditmaternal untuk mengkaji kasus kematian ibu akibat preeklampsia berat. Kata Kunci:Kematian ibu , Preeklampsia Berat.
Severe preeclampsia is one of the causes of maternal mortality in Indonesia. At Province public hospitalDr. H. Abdul Moeloek, Severe preeclampsia is the highest cause of maternal mortality (47,25%). This research aimed to know the relation of predictor severe preeclampsiaassessed by systolic blood pressure, diastolic blood pressure, proteiunuria, eclampsia and HELLP syndromeand total predictor severe preeclampsiawith maternal mortality at public hospital Dr. H. Abdul Moeloek in the year of 2010-2014. The design used case control by using 60 samples for case and 120 for controlers. HELLP syndrome increase risk of maternal mortality with OR (odds ratio) of 12.5 (95%CI= 2.90 to 53.72), eclampsia OR 12.1 (95% CI = 3.80 to 38.65), diastolic blood pressure 110-119 OR 7,4 (95% CI=1,8-29,2), diastolic blood pressure ≥120 mmHg OR 5,5 (95%CI 1,1-23,1) after controlled by maternal age, gravida, gestational age, type of delivery, giving diazepam, residence, employment and education.Predictorswhichconsists of 4or5increase risk of maternal mortalityOR90(95 % CI = 13.7 to 591.3), predictors totaling 3 OR 16(95 % CI = 3.9 to 66.7) and predictors 2 OR 6.3 (95% CI = 1.4 to 22.2). Improve maternal audit to assess the implementation of maternal deaths due to severe preeclampsia. Keywords :Maternal Mortality, Severe Preeclampsia.
Read More
T-4318
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Oni Isnenti; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Oman Abdurohman
S-7582
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive