Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Septa Clara Astiyah; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Vetty Yulianty Permatasari, Puput Oktamianti, Welly Ernaldy, Rusbi Azhar
Abstrak: Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara variabel independen: jenismakanan, waktu makan, penampilan makanan, citarasa makanan dan ketepatanpenyajian makanan dengan variabel dependen daya terima makanan yang diukurdari sisa makanan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif yang bersifatobservasional dengan desain cross-sectional. Sampel 42 orang pasien bedahdewasa kelas III yang mendapatkan diet nasi biasa tinggi kalori tinggi protein.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis makanan yang paling disukai adalahtempe (92,8%), waktu makan yang sesuai adalah waktu pemberian susu pukul10.00 WIB (78,6%), penampilan makanan yang paling disenangi adalah bentuktelur (83,4%), citarasa buah paling disukai (76,2%) dan ketepatan penyajianmakanan menunjukkan bahwa pinsip edible part (semua bagian makanan dapatdimakan) yang sesuai sebesar 73,8%. Disarankan kepada unit produksi makananmelakukan pengawasan, pengendalian dan evaluasi yang bertujuan untukmengetahui jenis makanan, waktu makan, penampilan makanan, citarasa makanandan ketepatan penyajian makanan yang sesuai dan paling disukai oleh pasien.Pada Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang disarankanmelakukan evaluasi secara berkala dalam rangka peningkatan mutu pelayanan gizisesuai dengan indikator mutu dalam standar pelayanan minimal rumah sakit.Kata kunci: Daya Terima Makanan, Kesesuaian Makanan
The purpose of this study was to determine the relationship between theindependent variables: food type, meal times, food appearance, food taste andaccuracy of food presentation with the dependent variable acceptability foodwhich is measured by food waste. This study used a quantitative methodsobservational cross-sectional design. The sample were 42 adult surgical patientswho were treated in class III and got high calorie high protein diet. It shows thatthe most preferred food type is tempe (92.8%), appropriate mealtime is feedingtime at 10.00 am (78.6%), the appearance of the most favored food is a form ofeggs (83.4% ), the most preferred flavors is fruit (76.2%) and the accuracy of foodpresentation shows that the principle of edible parts is appropriate for 73.8% (allparts of the food is edible). The food production unit was suggested to supervise,control and evaluation to determine appropriate and most preferrable food type,meal times, food appearance, food taste and accuracy of food presentation. At theGeneral Hospital Dr. Mohammad Hoesin Palembang was suggested conductperiodic evaluations to improve the quality of nutrition services in accordancewith the quality indicators in the hospital a minimum service standards.Keywords: Food Acceptability, Food Compliance
Read More
B-1741
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Windi Haryani; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Masyitoh, Syaifuddin Zuhri, Doni Arianto
Abstrak: Berdasarkan data WHO, Tifoid merupakan penyakit yang membebani 11-20 juta perkasus per tahun, yang mengakibatkan sekitar 128.000-161.000 kematian per tahun.Begitu pun dengan yang terjadi di RS Tugu Ibu, kasus Tifoid merupakan salah satupenyakit terbanyak di RS tersebut. Kasus demam tifoid pada anak di RS Tugu Ibumenjadi salah satu kasus yang terbanyak di untuk penyakit anak pada Instalasi RawatInap tahun 2007. Dengan dasar tersebut pihak RS Tugu Ibu menegakkan ClinicalPathway kasus tifoid anak. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran input, proses,output, variasi dan kendala yang dihadapi ketika implementasi Clinical Pathway.Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif yaitu menelaah data yang berasal daritagihan, serta kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam. Hasil panelitianmenunjukan variable input secara garis besar sudah mendukung, namun untuk pendanaanbelum ada alokasi khusus. Faktor proses, kurang terlibatnya komite medik pada awalpembentukan, kurangnya komitmen dari DPJP, serta kurang tertibnya evaluasi menjadisalah satu kekurangan. Pada faktor output, masih ditemukan variasi pada Lama HariRawat (LHR), pemeriksaan penunjang serta pemberian obat, dari perbedaan output(varian) tersebut akan berpengaruh terhadap tagihan pasien. Kendala yang dihadapidiantaranya adalah kurangnya sosialisasi, tingkat kepatuhan yang masih kurang, sertaperbedaan dalam cara mendiagnosa pasien. Pada factor outcome, untuk variable statuspulang pasien tidak ada perbedaan, karena semua pasien Tifoid anak yang dirawat, statuspulangnya sama yaitu sembuh atau atas persetujuan dokter. Varian yang adamenyebabkan terjadinya selisih pada jumlah outcome, antara tagihan yang tindakan yangsesuai Clinical Pathway dengan tagihan yang riil sekitara 91,80%. Selisih tersebutdiakibatkan penggunaan alat kesehatan Rp 76.809 (169,17%), tindakan Rp 24.273(113,12%), penggunaan obat-obatan Rp1.566 (100,69%), Pemeriksaan (visite dokter)sebesar Rp 47.400 (91,22%), administrasi sebesar Rp 136.000 (90,04%), sertapemeriksaan penunjang sebesar Rp 150.313 (61,49%)Kata kunci: Evaluasi kesesuaian, Clinical Pathway, tifoid anak.
Read More
T-5308
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sugeng Wigiyantoro; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Sandi Iljanto, Mieke Savitri, Rosa Trifina, Kristina
Abstrak: Resume medis merupakan ringkasan semua informasi penting pasien dan harus diisisecara lengkap dan sesuai standar karena merupakan persyaratan dokumen klaim BPJS.Data bagian klaim JKN RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang berkas klaim BPJS pasienrawat inap yang dikembalikan karena ketidaksesuaian 4,2% - 10,2%, dan didukung databahwa berkas yang di klaim pada bulan berjalan merupakan klaim pelayanan 3 bulansebelumnya. Angka tersebut menunjukkan trennya meningkat seiring semakin banyaknyapasien BPJS. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kepatuhan DPJP dalampengisian resume medis berdasarkan kelengkapan data resume medis dan kesesuaiandiagnosis akhir pada berkas klaim pasien rawat inap. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif, pendekatan observasional analitik dengan desain cross sectional yangdilaksanakan bulan april - mei 2018 kepada 14 responden dan 196 dokumen resume medis,serta mengkombinasikan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam kepada 9informan sebagai upaya mempertajam keakuratan hasil penelitian. Hasil penelitian bahwakelengkapan data berkas resume medis 31,1%. Kesesuaian diagnosa akhir 94,4%.Kepatuhan DPJP dalam mengisi resume medis dengan kriteria berkas lengkap dan sesuai29,1%. Dari delapan variabel independen terdapat empat variabel sebagai faktor-faktoryang berpengaruh langsung terhadap kepatuhan, yaitu persepsi terhadap beban kerja,persepsi terhadap dukungan pimpinan, persepsi terhadap insentif dan persepsi terhadapsanksi. Dan hasil uji multivariat, menyatakan bahwa variabel persepsi terhadap insentifmerupakan variabel yang paling berhubungan sebesar 7,4 kali terhadap kepatuhanpengisian resume medis.
Kata kunci:Kepatuhan dokter, kelengkapan resume medis, kesesuaian diagnosis akhir.
The medical resume is a summary of all important patient information and should be fullycompleted and in accordance with the standard as it is a requirement of the BPJS claimdocument. Base on data of claims section of Regional Hospital Ade Muhammad DjoenSintang, BPJS claim file of inpatient patient returned due to incompability is about 4.2%to 10.2%, and supported data that file claimed in the current month is claim of service 3months before. This figure shows the increasing trend as more and more patients BPJS.This study aims to determine the relationship of the doctor in charge in patientcompliance in filling medical resume based on the completeness of medical resume dataand the suitability of the final diagnosis on the claim file of inpatients. This research is aquantitative research, analytic observational approach with cross sectional designconducted in april to may 2018 to 14 respondents and 196 medical resume documents,and combine qualitative approach through in-depth interview to 9 informants as an effortto sharpen the accuracy of research result. The results of the study that the completenessof medical file data resume 31.1%. Final diagnosis 94.4%. DPJP compliance incompleting medical resume with complete file criteria and appropriate 29.1%. There arefour variables as factors that directly affect the compliance are perceptions of workload,perceptions of leadership support, perceptions of incentives and perceptions ofpunishments. And the results of multivariate tests, states that the perceptual variables onincentives are the most correlated variables of 7.4 times against to the compliance ofmedical resume filling.
Keywords:Doctor's compliance, medical resume completeness, final diagnosis appropriateness.
Read More
B-1981
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nanang Najmudin; Pembimbing : Purnawan Junadi; Penguji: Puput Oktamianti, Suryani Rahmah
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan(Diklat) Staf Analis Laboratorium di Departemen Diklat Hermina Hospital Group,tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian inimenemukan belum adanya evaluasi sistem secara menyeluruh mulai dari unsurinput, proses, sampai dengan output, belum adanya umpan balik dari rumah sakitmengenai evaluasi paska Diklat, dan keterbatasan perlengkapan atau alat peragapada Diklat Laboratorium, maka disarankan agar dilakukan evaluasi sistem secaramenyeluruh dari unsur input (pengajar, perlengkapan, fasilitas, dan silabus),proses (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, dan output(reaksi, pembelajaran, dan perilaku) dengan kriteria kesesuaian, keefektifitasandan keefisiensian.Kata kunci:Evaluasi, Kesesuaian, Keefektifitasan, Keefisiensian, Sistem.
Read More
S-8980
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Charles Erens Kellen; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Pujiyanto, Atik Nurwahyuni, Doni Arianto, Amir Suudi
Abstrak: Dalam pengelolaan berkas klaim BPJS Kesehatan di RSUD kabupaten Bulungan, ditemukan beberapa kesalahan yang dapat menyebabkan penundaan pembayaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses administrasi klaim pada pasien rawat inap dilaksanakan dan apa faktor hambatan manajerial yang dapat menyebabkan permasalahan dan penundaan pembayaran di RSUD kabupaten Bulungan. Studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Berkas klaim rawat inap BPJS Kesehatan pada periode tersebut dianalisis untuk mengetahui adanya ketidak sesuaian. Ini termasuk faktor dalam proses selama pengisian resume medis, mengumpulkan berkas penunjang klaim, pengkodingan diagnosa dan tindakan medis, dan pengentrian data/grouping INA-CBGs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa berkas klaim masih belum tepat dikelola sesuai dengan kelengkapan administrasi klaim BPJS Kesehatan, berdasarkan pengisian resume medis hingga pengentrian data/grouping INA-CBGs. Permasalahan yang ditemukan disebabkan oleh berbagai faktor: jumlah dan kompetensi sumber daya manusia (man), terbatasnya kemampuan finansial (money), kebijakan manajemen (method), fasilitas yang terbatas untuk mendukung berkas dan proses elektronik (material), serta keterbatasan sumber daya (machine). RSUD kabupaten Bulungan diharapkan melakukan pemantauan berkala dan evaluasi terhadap proses administrasi klaim rawat inap BPJS Kesehatan dan meningkatkan proses manajemen klaimnya
Kata kunci: kesesuaian dan ketidak sesuaian, berkas klaim, rawat inap, BPJS Kesehatan

In managing claim documents for the BPJS Kesehatan in Bulungan District hospital, there are some errors have been found that may lead to delays in payment. This study aims to determine how claim administration process among inpatients is implemented and what are managerial bottleneck factors that may cause problem and delay in paymentt in Bulungan district hospital. This case study was using qualitative approach. The inpatient claim documents of BPJS Kesehatan on that period was analyzed to learn any discrepancies. This included factors in the process during medical resume filling, collecting the supporting claim documents, diagnose and procedures coding, and data entry/INA-CBGs grouping. The study revealed that some claim documents were still not appropriately administered in accordance with BPJS Kesehatan claim equired procedures, based on medical resume filling to the data entry/INA-CBGs grouping. Problems were found caused by various factors: number and competence of human resources (man), financial constrained (money), the management policies (method), limited facilities to support e-file and e-process (material), as well as limited resources (machine). Bulungan District Hospital is expected to have a regular monitoring and evaluation for the inpatient claim administration process of BPJS Kesehatan and improve its claim management process
Keywords: conformity and discrepancies, claim documents, inpatient, BPJS Kesehatan
Read More
T-4707
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Kurniasari; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Kamaluddin Latief
S-8100
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budi Setiawan; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Budi Hartono, Andrey Bayu Permana Susanto
S-6821
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ivo Lady Yulanda; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Sri Wahdini M. Biomed
S-6674
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lyza Yuni Setiawati; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Abdul Kadir, Mufti Wirawan, Rudiyanto, Soehatman Ramli
Abstrak:

Pemerintah mendorong agar setiap perusahaan melakukan penerapan SMK3 di lingkungan kerja masing-masing. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012. Penerapan K3 sering kali dianggap sebagai cost atau beban biaya bagi perusahaan, bukan investasi untuk mencegah kecelakaan kerja. Menurut data organisasi perburuhan internasional (ILO) sekitar 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kesesuaian Kinerja SMK3 dan tingkat pemahaman budaya keselamatan karyawan di Perusahaan X. Data Penelitian meliputi data primer dengen FGD menggunakan kuisioner safety culture maturity The Hudson Model dalam 6 kelompok Jabatan dan data sekunder (hasil temuan eksternal audit ISO 45001 : 2018 dan SMK3 sesuai PP No. 50 tahun 2012). Metodelogi penelitian menggunakan deskriptif analitik dan mix metode (semi kuantitatif dan kualitatif). Ada 20 variabel metode Hudson diperoleh tingkat kematangan budaya pada angka 3,33 (kategori Kalkulatif). Ini berarti keselamatan dianggap sebagai tanggung jawab Petugas K3 atau unit K3 saja yang berfokus terhadap pemenuhan standar atau peraturan saja yang menjadi minimum requirement. Tingkat pengukuran kinerja SMK3 perusahaan telah berada di level memuaskan menunjukan bahwa hasil SMK3 Perusahaan mengkonfirmasi apa yang dideteksi tingkat kematangan budaya keselamatan Perusahaan baru mulai untuk pemenuhan standar K3 dan kebutuhan peraturan perundang-undang. Perusahaan belum melakukan improvement ke arah generative yang sesungguhnya untuk menuju level proaktif dan generative tidak bisa hanya berfokus pada kebutuhan SMK3 namun banyak hal yang dibutuhkan improvement. Jika Perusahaan ingin menuju tingkat proaktif keselamatan dan nilai tingkat budaya generative maka keselamatan harus menjadi nilai yang diyakini secara bersama di seluruh organsasi dan unit kerja.


 

The government encourages every company to implement SMK3 in their respective work environments. In accordance with Republic of Indonesia Government Regulation Number 50 of 2012. Implementing K3 is often considered a cost or burden for companies, not an investment to prevent work accidents. According to data from the International Labor Organization (ILO), around 2.78 million workers die every year due to work accidents and occupational diseases. The research aims to analyze the suitability of SMK3 performance and the level of understanding of employee safety culture at Company in accordance with PP No. 50 of 2012). The research methodology uses analytical descriptive and mixed methods (semi quantitative and qualitative). There are 20 variables in the Hudson method, the level of cultural maturity is 3.33 (Calculative category). This means that safety is considered the responsibility of the K3 Officer or K3 unit which focuses on fulfilling standards or regulations which are the minimum requirements. The level of measurement of the company's SMK3 performance has been at a satisfactory level, indicating that the Company's SMK3 results confirm what was detected. The maturity level of the company's safety culture is just starting to fulfill K3 standards and statutory regulatory requirements. The company has not made improvements in a truly generative direction. In order to reach a proactive and generative level, it cannot only focus on SMK3 needs, but there are many things that need improvement. If the Company wants to move towards a proactive level of safety and a generative cultural value level, then safety must become a value that is shared across the organization and work units. Key words: Conformity, Safety Performance, Safety Culture Maturity Level

Read More
T-6911
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rataih Sulistyo Lestari; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Sandi Iljanto, Bambang Suheri
T-3469
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive