Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Riviana; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Martya Rahmaniati, Ning Sulistyowati
S-10183
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sukma Rahayu; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Budi Utomo, Tris Eryando, Maria Gayatri, Riznawaty Imma Aryanty
Abstrak: Indonesia masih memiliki tantangan dalam upaya penurunan AKI untuk mencapai target SDGs tahun 2030. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program yang efektif untuk menurunkan AKI, namun selama satu dekade terakhir program KB mengalami stagnansi. Saat ini, program KB cenderung berfokus pada perempuan dan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dinilai masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana pada tahun 2007, 2012 dan 2017, determinan sosial yang mempengaruhinya serta ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi.
Read More
T-6407
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yessi Oktora Silalahi; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Kemal N. Siregar, Misti
S-9801
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Faluthi Kesangmauri; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Kemal N. Siregar, Diah Setia Utami
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketidakmerataan konsumsi minuman beralkohol pada kalangan remaja di Indonesia menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Populasi pada SDKI 2017 yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua remaja pria dan wanita berumur 15-24 tahun di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan aplikasi SPSS untuk uji univariat serta bivariat dan aplikasi HEAT-Plus untuk uji ketidakmerataan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengonsumsi minuman beralkohol paling banyak berjenis kelamin pria, berusia ≥ 20 tahun, berpendidikan rendah, dengan status ekonomi terbawah, bertempat tinggal di pedesaan, serta berada di kategori pulau Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, juga pada remaja yang memiliki riwayat merokok dan riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Kemudian, ukuran ketidakmerataan paling tinggi dari konsumsi minuman beralkohol pada remaja yaitu pada dimensi riwayat penyalahgunaan obat-obatan terlarang, riwayat merokok, dan jenis kelamin. Maka, dibutuhkan upaya penanganan terintegrasi antara upaya menangani konsumsi minuman beralkohol dengan upaya menangani ketiga dimensi tersebut.
Read More
S-10785
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Regita Septiani; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Teti Tejayanti
Abstrak:
Praktik pemberian makanan prelakteal masih menjadi masalah yang harus diatasi Indonesia karena dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan bayi. Meskipun persentase praktik pemberian makanan prelakteal sudah cenderung menurun, ketidakmerataan masih terjadi berdasarkan beberapa dimensi ketidakmerataan. Sebagai upaya mengatasi ketidakmerataan pada berbagai indikator kesehatan, WHO mengeluarkan sebuah aplikasi bernama Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) dan Health Equity Assessment Toolkit Plus (HEAT Plus) yang mampu mengidentifikasi ketidakmerataan melalui berbagai ukuran ketidakmerataan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sumber data sekunder, yaitu Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002, 2007, 2012, dan 2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketidakmerataan praktik pemberian makanan prelakteal masih terjadi pada pendidikan ibu, status ekonomi, wilayah tempat tinggal, provinsi, IMD, dan penolong persalinan, namun dengan tingkat ketidakmerataan yang berbeda-beda. Tren ketidakmerataan cenderung mengalami penurunan dari tahun 2002 hingga tahun 2017 pada seluruh variabel, kecuali variabel provinsi yang justru menunjukkan ketidakmerataan tertinggi terjadi pada tahun 2017. Praktik pemberian makanan prelakteal menurut provinsi juga menunjukkan ketidakmerataan tertinggi dibandingkan dimensi ketidakmerataan lainnya.

Prelacteal feeding practices still be a problem in Indonesia and it needs to be addressed because it may cause a negative impact to baby’s health. Even though the percentage of prelacteal feeding practices has decrease time to time, inequality still occurs based on several dimensions of inequality. To overcome the inequalities that occur in various health indicators, WHO issued an application called Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) and Health Equity Assessment Toolkit Plus (HEAT Plus) that can be used to identify inequality through various inequality measures. This study used the Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in the year of 2002, 2007, 2012, and 2017 as the data sources. The results this study found that there were an inequality of prelacteal feeding practices by mother's education, economic status, area of residence, province, early initiation of breastfeeding, and birth attendants with various degrees of inequality. The trend of inequality tended to decrease from 2002 to 2017 in all variables, except for the province which actually showed the highest inequality in 2017. Prelacteal feeding practices by province also showed the highest inequality compared to other dimensions of inequality that used in this study.
Read More
S-11358
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pingkan Aprilia Widyadasari; Pembimbing: Sabarinah B. Prasetyo; Penguji: Pandu Riono, Nunik Kusumawardani
S-9885
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive