Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Vera Tiurma Tobing; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya, J. Nanang Marijanto, Suprapto
Abstrak:
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yaitu melakukan pengukuran pada suatu populasi dengan waktu tertentu secara serentak dengan analisis deskriptif dan inferensial dengan menggunakan kuesioner penilaian stres kerja diisi oleh karyawan PT SCI untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel independen adalalah karakteristik individu (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status kepegawaian, transportasi, masa kerja, wilayah kerja), variabel independen psikososial (lingkungan kerja, beban kerja, jam kerja, kontrol pekerjaan, hubungan interpersonal, homeinterface) dan variabel independen faktor manajemen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stres kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan projek yang berjumlah 202 orang yaitu surveyor dan staf administrasi projek PLN Pertamina.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret Juli 2022. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner yang dipilih untuk mengukur stres kerja dan faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja dalam penelitian ini adalah NIOSH Generic Job Stres Questionnaire, karena kuesioner NIOSH dapat digunakan pada semua jenis pekerjaan, termasuk karyawan. Kuesioner ini juga memiliki topik pertanyaan/pernyataan yang sesuai dengan variabel penelitian. Selain untuk mengukur faktor psikososial di tempat kerja, kuesioner ini juga menyediakan pertanyaan/ pernyataan untuk mengetahui gejala stres kerja berupa keluhan psikis, fisik, maupun perilaku yang diakibatkan dari stres kerja. Teknik analisis data yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan software statistik dan dijelaskan berdasarkan distribusi frekuensi pada variabel independen dan dependen dalam penelitian, serta hubungan antara kedua variabel tersebut dengan analisa deskripsi dan inferensial.
Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, transportasi ke lokasi kerja dan wilayah kerja responden dengan stres kerja. Variabel independen faktor individu ((usia, tingkat pendidikan, status kepegawaian, masa kerja), faktor psikososial ((lingkungan kerja, beban kerja, jam kerja, kontrol pekerjaan, hubungan interpersonal, home-interface) dan variabel independen faktor manajemen tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan stres kerja. Dari responden sejumlah 202 orang hanya terdapat 10 responden yang mengalami stres kerja dan 192 orang tidak mengalami stres kerja
Read More
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret Juli 2022. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner. Kuesioner yang dipilih untuk mengukur stres kerja dan faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja dalam penelitian ini adalah NIOSH Generic Job Stres Questionnaire, karena kuesioner NIOSH dapat digunakan pada semua jenis pekerjaan, termasuk karyawan. Kuesioner ini juga memiliki topik pertanyaan/pernyataan yang sesuai dengan variabel penelitian. Selain untuk mengukur faktor psikososial di tempat kerja, kuesioner ini juga menyediakan pertanyaan/ pernyataan untuk mengetahui gejala stres kerja berupa keluhan psikis, fisik, maupun perilaku yang diakibatkan dari stres kerja. Teknik analisis data yang diterapkan pada penelitian ini menggunakan software statistik dan dijelaskan berdasarkan distribusi frekuensi pada variabel independen dan dependen dalam penelitian, serta hubungan antara kedua variabel tersebut dengan analisa deskripsi dan inferensial.
Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan taraf signifikansi 5% diperoleh kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, transportasi ke lokasi kerja dan wilayah kerja responden dengan stres kerja. Variabel independen faktor individu ((usia, tingkat pendidikan, status kepegawaian, masa kerja), faktor psikososial ((lingkungan kerja, beban kerja, jam kerja, kontrol pekerjaan, hubungan interpersonal, home-interface) dan variabel independen faktor manajemen tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan stres kerja. Dari responden sejumlah 202 orang hanya terdapat 10 responden yang mengalami stres kerja dan 192 orang tidak mengalami stres kerja
T-6378
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rahmeen Ajaz; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Abdul Kadir, Stevan Deby Anbiya Muhamad Sunarno, Ali Syahrul Chairuman, Fetrina Lestari
Abstrak:
Read More
Stres akibat pekerjaan di kalangan dokter hewan merupakan masalah yang terus berkembang, khususnya terkait dengan paparan penyakit zoonosis. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara paparan risiko zoonosis dan tingkat stres di kalangan dokter hewan di Pakistan, sekaligus meneliti peran kontrol pekerjaan dan dukungan sosial dalam memengaruhi stres. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan apakah paparan penyakit zoonosis yang lebih tinggi secara signifikan berkontribusi terhadap peningkatan tingkat stres, dan apakah kontrol pekerjaan dan dukungan sosial yang lebih rendah semakin memperburuk stres di kalangan profesional veteriner. Sebuah penelitian cross-sectional dilakukan dengan melibatkan 110 dokter hewan dari berbagai wilayah di Pakistan. Data dikumpulkan menggunakan Skala Stres yang Dirasakan (PSS-10) yang telah divalidasi bersama dengan kuesioner terstruktur yang menilai frekuensi paparan zoonosis, kontrol pekerjaan yang dirasakan, dan dukungan sosial. Analisis deskriptif, uji Chi-square, dan tabulasi silang dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara variabel-variabel tersebut. Hasilnya mengungkapkan hubungan yang signifikan antara paparan zoonosis yang lebih tinggi dan peningkatan tingkat stres (p = 0,041), dengan dokter hewan yang mengalami paparan yang sering memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk melaporkan stres yang tinggi. Lebih jauh lagi, dokter hewan dengan kontrol pekerjaan yang rendah (p = 0,037) dan dukungan sosial yang rendah (p = 0,047) secara signifikan lebih mungkin mengalami peningkatan tingkat stres. Analisis tabulasi silang menunjukkan bahwa 97,3% dokter hewan dengan paparan yang sering melaporkan stres yang tinggi, sementara mereka dengan kontrol pekerjaan yang rendah dan dukungan sosial yang rendah juga menunjukkan persentase stres yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. Studi ini menyimpulkan bahwa paparan zoonosis yang sering, dikombinasikan dengan kontrol pekerjaan yang rendah dan dukungan sosial yang tidak memadai, secara signifikan berkontribusi terhadap stres kerja di antara dokter hewan di Pakistan. Temuan tersebut menyoroti kebutuhan mendesak untuk intervensi yang difokuskan pada pengurangan risiko biologis, peningkatan otonomi tempat kerja, dan penguatan sistem pendukung untuk melindungi kesehatan mental profesional veteriner.
Occupational stress among veterinarians is a growing concern, particularly in relation to zoonotic disease exposure. This study aimed to investigate the association between exposure to zoonotic risks and stress levels among veterinarians in Pakistan, while also examining the roles of job control and social support in influencing stress. The primary objective was to determine whether higher exposure to zoonotic diseases significantly contributes to elevated stress levels, and whether lower job control and social support further exacerbate stress among veterinary professionals. A cross-sectional study was conducted involving 110 veterinarians from various regions in Pakistan. Data were collected using a validated Perceived Stress Scale (PSS-10) alongside structured questionnaires assessing zoonotic exposure frequency, perceived job control, and social support. Descriptive analysis, Chi-square tests, and cross-tabulations were performed to explore associations between the variables. The results revealed a significant association between higher zoonotic exposure and increased stress levels (p = 0.041), with veterinarians experiencing frequent exposure being over three times more likely to report high stress. Furthermore, veterinarians with low job control (p = 0.037) and low social support (p = 0.047) were significantly more likely to experience elevated stress levels. Cross-tabulation analyses showed that 97.3% of veterinarians with frequent exposure reported high stress, while those with low job control and low social support also showed considerably higher stress percentages compared to their counterparts. This study concludes that frequent zoonotic exposure, combined with low job control and insufficient social support, significantly contributes to occupational stress among veterinarians in Pakistan. The findings highlight the urgent need for interventions focused on reducing biological risk, improving workplace autonomy, and strengthening support systems to protect the mental health of veterinary professionals.
Occupational stress among veterinarians is a growing concern, particularly in relation to zoonotic disease exposure. This study aimed to investigate the association between exposure to zoonotic risks and stress levels among veterinarians in Pakistan, while also examining the roles of job control and social support in influencing stress. The primary objective was to determine whether higher exposure to zoonotic diseases significantly contributes to elevated stress levels, and whether lower job control and social support further exacerbate stress among veterinary professionals. A cross-sectional study was conducted involving 110 veterinarians from various regions in Pakistan. Data were collected using a validated Perceived Stress Scale (PSS-10) alongside structured questionnaires assessing zoonotic exposure frequency, perceived job control, and social support. Descriptive analysis, Chi-square tests, and cross-tabulations were performed to explore associations between the variables. The results revealed a significant association between higher zoonotic exposure and increased stress levels (p = 0.041), with veterinarians experiencing frequent exposure being over three times more likely to report high stress. Furthermore, veterinarians with low job control (p = 0.037) and low social support (p = 0.047) were significantly more likely to experience elevated stress levels. Cross-tabulation analyses showed that 97.3% of veterinarians with frequent exposure reported high stress, while those with low job control and low social support also showed considerably higher stress percentages compared to their counterparts. This study concludes that frequent zoonotic exposure, combined with low job control and insufficient social support, significantly contributes to occupational stress among veterinarians in Pakistan. The findings highlight the urgent need for interventions focused on reducing biological risk, improving workplace autonomy, and strengthening support systems to protect the mental health of veterinary professionals.
T-7389
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
