Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 219 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Izzatu Millah; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Hendra, Doni Hikmat Ramdhan, Syahrul Efendi, Mayarni
T-3424
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dinanti Abadini; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Tri Krianto, Dadan Erwandi, Ahmad Muhidin, Intan Endang Sonata
Abstrak: Aktivitas fisik pada orang dewasa bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan mencegahterjadinya penyakit. Pekerjaan yang cenderung sedentari dan durasi kerja yang cukuppanjang membuat pekerja kantoran berisiko kurang aktif fisik. Sebagian besar pekerja diJakarta adalah pekerja kantoran. Jakarta merupakan provinsi dengan proporsi pendudukkurang aktivitas fisik tertinggi, tercatat masih ada 44,2% penduduk yang kurangaktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan aktivitas fisikorang dewasa pekerja kantoran yang bekerja di wilayah DKI Jakarta. Penelitiandilakukan dengan metode kuantitatif. Sebanyak 174 orang pekerja kantoran Jakartaberpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi kuesioner berbasis website secaraonline. Hasil penelitian menunjukkan 59% pekerja kantoran yang bekerja di Jakartakurang aktif fisik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin pria,dukungan teman yang cukup dan lemahnya hambatan yang dirasakan (perceivedbarriers) merupakan determinan dari aktivitas fisik pekerja kantoran di Jakarta. Upayaintervensi atau program promosi yang bertujuan mengurangi persepsi negatif akanhambatan-hambatan yang dirasa terkait aktivitas fisik sekaligus meningkatkan persepsipositif akan keuntungan yang diperoleh dengan melakukan aktivitas fisik, sertamendorong untuk melakukan aktivitas fisik bersama perlu dilakukan untukmeningkatkan aktivitas fisik pekerja kantoran di Jakarta. Selain itu, perhatian khususperlu diberikan pada kelompok pekerja kantoran wanita untuk meningkatkan partisipasidalam aktivitas fisik.Kata kunci:Aktivitas fisik, dewasa, pekerja, pekerja kantoran.
Read More
T-5346
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Antoniuys Sardjanto Setyo Nugroho; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Sjahrul M. Nasri, L. Meily Kurniawidjaja, Zaidin, Farida Tusafariah
Abstrak: Ganggunan fungsi Paru Obstruktif, Restriktif dan Campuran Obstruktif dan Restriktif adalah penurunan kapasitas paru yang salah satu penyebab adalah pajanan debu dan dan bahan kimia di tempat kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsentrasi debu (TSP) di dalam ruangan kerja dengan gangguan fungsi paru pada pekerja di PT. KS tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode survei (survey research method) yang dilakukan tanpa intervensi atau noneksperimental, analitik dan bertujuan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi dengan rancangan survei potong silang (cross sectional). Variabel yang diamati adalah Konsentrasi Debu (TSP) ruangan, umur, lama bekerja, kebiasaan merokok, riwayat penyakit paru, kebiasaan olah raga dan kebiasaan pemakaian APD. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, dan pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Kebiasaan merokok dan pemakaian APD, gangguan fungsi paru dengan nilai p masing masing p=0.000 dan p=0.003. Sedangkan konsentrasi debu, umur, lama bekerja, riwayat penyakit dan kebiasaan olah raga tidak menunjukan hubungan yang signifikan. Hasil analisis regresi logistik dari 2(dua) variabel kebiasaan merokok dan tidak memakai APD yaitu kebiasaan merokok beresiko 5 kali mendapatkan gangguan fungsi paru dan tidak menggunakan APD beresiko 3.71 kali mendapatkan gangguan fungsi paru dibandingkan dengan yang menggunakan APD. Saran, dimasa datang sebaiknya dibuat sistem yang terintegrasi dapat menyatukan antara data pemeriksaan kesehatan pekerja, data kualitas udara di dalam lingkungan kerja setiap unit kerja sehingga analisis serta evaluasi terhadap kondisi kesehatan pekerja dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih akurat dan pemilihan serta pemakaian APD yang tepat.

Obstructive, Restrictive and Mixed Obstructive-Restrictive Pulmonary function disturbances is a lung decreased capacity due to the accumulation of dust which causing the decline and airway blockage and the narrowing of pulmonary tract that interfere with the respiratory tract and lung tissue damage. This disease can occur to the workers in an environment polluted by chemical fumes or dust which may increase the risk of Obstructive, Restrictive and Mixed Obstructive-Restrictive pulmonary disease. The purpose of this study is to determine the relationship of dust concentration (TSP) in the working room with the Pulmonary function disturbances of the workers of PT. KS in year 2010. This study is using survey research methods which is a research carried out without an intervention to the research subjects or non experimental. This study is an analytic study that aims to explain a condition or a situation with a cross sectional survey design. The observed variables are the Dust Concentration (TSP)of the rooms, Age, length of work, smoking habits, history of pulmonary disease, exercise habits and customs of the use of PPE (Personal Protection Equipment). The type of data used are primary and secondary data, and the data collection is using questionnaires and interviews. The analysis of the data used is by univariate, bivariate and multivariate analysis.

The results showed that there was a significant relationship between smoking habits and the use of PPE with lung function disturbances with a value of p respectively p = 0.000 and p = 0.003. While the dust concentration, age, length of work, medical history and exercise habits showed no significant relationship. The results of logistic regression analysis of 2 (two) variables i.e smoking and not using PPE, that is smoking habits have 5 times the risk of having lung function disturbances and do not use PPE have 3.71 times the risk of getting lung function impairment compared with ones who use PPE. Suggestion, in the future there should be an integrated system that can unify the workers' health examination data, air quality data in the working environment of each unit of work, ambient air quality data and data quality of air emissions so that the analysis and evaluation of health conditions of workers can produce more accurate conclusions for the selection and the use of proper PPE.
Read More
T-3486
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
T-5864
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Made Adhyatma Prawira Natha Kusuma; Pembimbing: Indri Hapsasri Susilowati; Penguji: Mila Tejamaya, Satrio Pratomo, Abdul Hakim
Abstrak: Kelelahan merupakan konsekuensi dari pekerjaan yang menurunkan kapasitas kerja fisik maupun mental dan menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan pada bidang konstruksi. Kelelahan dapat terjadi pada pekerja berbagai rentang usia, termasuk pekerja muda usia 15-24 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kelelahan meliputi usia, status gizi (Indeks Masa Tubuh), status kesehatan, masa kerja, jam kerja, waktu istirahat, kebiasaan olahraga, konsumsi kafein, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, kualitas tidur, kepuasan kerja, tuntutan di tempat kerja, kontrol terhadap pekerjaan, dukungan sosial dan stres kerja terhadap kelelahan kerja itu sendiri pada pekerja muda di proyek konstruksi. Penelitian dilakukan pada pekerja muda proyek konstruksi PT. ABC di Bali (3 proyek konstruksi), melibatkan 212 pekerja muda. Rancangan penelitian ini adalah analitik semi kuantitatif dengan cross-sectional study. Instrumen yang digunakan meliputi Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), Sleep Hygiene Index untuk melihat higiene tidur dan kuesioner adaptasi dari Copenhagen penilaian lebih lanjut dan perbaikan untuk mencegah terjadinya kelelahan berkelanjutan yang Psychosocial Questionnaire-III. Hasilnya menunjukkan sebagian besar responden dalam kategori kelelahan sedang (69,34%) dengan gejala kelelahan tertinggi yaitu merasa haus (52,95%). Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik mendapatkan variabel konsumsi alkohol memiliki hubungan bermakna terhadap kelelahan dengan nilai OR=2,41, artinya pekerja yang mengkonsumsi alkohol 2,41 kali lebih berisiko mengalami kelelahan dari pada yang tidak mengkonsumsi alkohol. Begitu juga variabel stres menunjukkan adanya hubungan bermakna terhadap kelelahan dengan nilai OR=4,99, artinya pekerja yang stres 4,99 kali lebih berisiko mengalami kelelahan daripada yang tidak stress. Disimpulkan secara umum, kelelahan pada pekerja muda di sektor konstruksi dalam kondisi yang membutuhkan merupakan risiko kritis terjadinya kecelakaan kerja.

Fatigue is a consequence of work which decreases physical and mental work capacity and is one of the factors causing accidents in the construction field. Fatigue can occur in workers of various age ranges, including young workers aged 15-24 years. This study aims to analyze risk factors for fatigue including age, nutritional status (Body Mass Index), health status, work period, hours of work, rest periods, exercise habits, caffeine consumption, alcohol consumption, smoking habits, sleep quality, job satisfaction, demands in the workplace, control of work, social support and work stress on work fatigue itself in young workers on construction projects. The study was conducted on young workers of PT. ABC in Bali (3 construction projects), involving 212 young workers. The design of this study is a semi-quantitative analytic with cross-sectional study. The instruments used include the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC), the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), the Sleep Hygiene Index to view sleep hygiene and the adaptation questionnaire from Copenhagen for further  assessment and improvement to prevent ongoing fatigue that is Psychosocial Questionnaire-III. The results showed that most respondents in the category of moderate fatigue (69.34%. In general, fatigue among young workers in the construction sector in conditions of need is a critical risk of work accidents.
Read More
T-5865
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Refianto Setyawan; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Hendra, Lana Saria, Selamat Riyadi
Abstrak:
Sindrom metabolik memiliki dampak yang besar terhadap kondisi kesehatan pekerja, hal ini dapat meningkatkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan serta mengakibatkan hilangnya produktifitas maka perlu dilakukan penelitian faktor risiko sindrom metabolik pada pekerja kantor di PT X yang diharapkan dapat mencegah dan mengendalikan prevalensi sindrom metabolik demi menurunkan risiko sindrom metabolik dikemudian hari. Penelitian ini dilakukan pada pekerja kantor di PT X dengan responden penelitian sejumlah 106 orang selama bulan Februari - Agustus 2020 di Jakarta. PT X merupakan perusahaan enjineering penyedia produk dan jasa dibidang industri otomatis yang memiliki klien beberapa industri proses yang keseharian aktivitasnya lebih banyak di dalam ruangan. Desain studi penelitian ini menggunakan metode cross sectional (potong lintang). Adapun bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen (Faktor risiko individu dan faktor risiko pekerjaan) dengan variabel independen sindrom metabolik. Hasilnya menunjukkan bahwa sebesar proporsi sindrom metabolik sebesar 4,97% yang memiliki komponen kriteria sindrom metabolik tertinggi terdapat pada trigliserida tinggi 20,4%, yang memiliki kadar HDL rendah 14,9% dan memiliki obesitas perut sebesar 14,4%.. yang terdapat 1 gejala kriteria sindrom metabolik sebesar 25,4% dan yang terdapat 2 gejala kriteria sindrom metabolik sebesar 8,3%. Meskipun pada analisis didapat hasil yang tidak signifikan terhadap hubungan faktor individu dan pekerjaan terhadap sindrom metabolik akan tetapi pada beberapa faktor risiko individu seperti Merokok memiliki risiko 3,35 kali lebih besar dibanding tidak merokok, dan Tingkat pendidikan lebih tinggi beresiko 2,44 kali lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pendidikan lebih rendah

Metabolic syndrome has a large impact on the health condition of workers, this can increase costs incurred by the company and lead to loss of productivity it is necessary to research the risk factors for metabolic syndrome in office workers at PT X which is expected to prevent and control the prevalence of metabolic syndrome in order to reduce risk factor of metabolic syndrome in future. This research was conducted on office workers at PT X with 106 research respondents during February - August 2020 in Jakarta. PT X is an engineering service provider of the Indusrial Automation that has clients in several process industries whose daily activities are sedentary. The design of this research study uses cross sectional method. The aim is to determine the relationship between the dependent variable (individual risk factors and occupational risk factors) with the independent variable Metabolic Syndrome. The results showed that the proportion of metabolic syndrome is 4,97% which the highest metabolic syndrome component was found in high triglycerides 20,4%, low HDL levels is 14,9% and had abdominal obesity is 14,4%. Which had 1 symptom of metabolic syndrome criteria is 25,4% and which had 2 symptoms of metabolic syndrome criteria are 8,3%. Although the analysis found no significant results on the relationship of individual factors and occupation of the metabolic syndrome, but on some individual risk factors such as smoking have a risk of 3,35 times greater than not smoking, and higher education levels 2,44 times higher risk compared to lower education levels.

Read More
T-5971
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Haikal Fikry; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Dewi Susanna, Angger Aminda Noorcipta Johar
Abstrak: COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. COVID-19 merupakan betaCoronavirus yang menyerang sistem pernapasan. Provinsi Riau menjadi Provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki risiko pekerja terpapar COVID-19 cukup tinggi. PT.X merupakan perusahaan yang dikategorikan memiliki risiko COVID-19 pajanan sedang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik individu dan personal hygiene dengan risiko COVID-19 pada pekerja di PT.X. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 107 pekerja. Data karakteristik individu (Usia, Jenis Kelamin, dan Pendapatan) personal hygiene, dan risiko COVID-19 didapatkan dari data primer melalui kuesioner yang sudah teruji validitasnya. Berdasarkan uji statistik yang dilakukan menggunakan uji chi-square, didapatkan hubungan yang tidak signifikan antara jenis kelamin dengan risiko COVID-19 ( p-value = 0,731). Hasil tidak signifikan juga didapatkan dari variabel usia dengan risiko COVID-19 ( p-value = 1,000). Hasil tidak signifikan juga didapatkan pada varibael pendapatan dengan risiko COVID-19 ( p-value = 0,386). Pada variabel personal hygiene ditemukan hubungan yang signifikan dengan risiko COVID-19 (p-value = 0,00, OR = 7,030)
COVID-19 is an infectious disease caused by a newly discovered type of coronavirus. COVID19 is a betaCoronavirus that attacks the respiratory system. Riau Province is a province on the island of Sumatra that has a fairly high risk of workers being exposed to COVID-19. PT.X is a company that is categorized as having a moderate risk of COVID-19 exposure. This study aims to analyze the relationship between individual characteristics and personal hygiene with the risk of COVID-19 in workers at PT.X. This study uses a quantitative method with a cross-sectional design. The number of samples in this study is 107 workers. Data on individual characteristics (Age, Gender, and Income), personal hygiene, and the risk of COVID-19 were obtained from primary data through a questionnaire that has been tested for validity. Based on statistical tests conducted using the chi-square test, there was no significant relationship between gender and the risk of COVID-19 (p-value = 0.731). Insignificant results were also obtained from the age variable with the risk of COVID-19 (p-value = 1,000). Insignificant results were also obtained for the income variable with the risk of COVID-19 (p-value = 0.386).there is a significant relationship between variable personal hygiene and the risk of contracting COVID-19 (p-value = 0.00, OR = 7.030).
Read More
S-10927
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhamad Riski; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Ema Hermawati, Agus Sudarman
Abstrak: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik yang ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif non reversibel. PPOK merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia dan diperkirakan akan menjadi penyebab kematiaan ketiga pada tahun 2020. Hampir 90% dari seluruh kematian karena PPOK terjadi di negara miskin dan berkembang. Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional utama terbesar di Indonesia memiliki peran yang penting dalam arus barang. Aktivitas ini menimbulkan dampak lingkungan yaitu pencemaran udara akibat dari banyaknya kendaraan yang melintas. Salah satunya adalah PM2,5, hasil dari gas buang kendaraan. Kelompok yang berisiko untuk terpapar PM2,5 adalah pekerja di pintu gerbang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara PM2,5 dengan kejadian PPOK pada pekerja di Pintu Gerbang Pelabuhan Tanjung Priok. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah konsentrasi PM2,5, umur, status gizi, riwayat penyakit, kebiasaan berolahraga, derajat berat merokok,penggunaan APD, lama kerja, masa kerja , jarak tempuh dan waktu tempuh. Studi yang dipilih adalah cross sectional dengan jumlah pekerja yang diikutkan dalam penelitian sebanyak 75 pekerja. Pengukuran PM2,5 dilakukan pada 30 titik di pintu gerbang Pelabuhan Tanjung Priok dengan menggunakan Haz Dust EPAM 5000. Sedangkan untuk identifikasi kejadian PPOK menggunakan tes spirometri dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM 2,5 dengan kejadian PPOK nilai p =0,149. Sedangkan untuk variabel lain, hanya penggunaan APD yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian PPOK, nilai p= 0,001 (OR=6,9; 95%CI;2,1 -22,8). Sementara itu umur (OR=1,5; 95%CI : 0,5-4,1), status gizi (OR=1,5; 95%CI : 0,5- 4,6), riwayat penyakit (OR =1,7 ;95%CI : 0,2-20,6), kebiasaan berolahraga (OR= 2,3;95%CI :0,8-6,9), lama kerja (OR= 1,1;95%CI :0,4-3,2), masa kerja (OR=2,2; 95% CI : 0,8-6,5), jarak tempuh(OR= 2,3 ; 95%CI; 0,7-6,9) dan waktu tempuh (OR=1,9 ;95%CI; 0,6-5,9). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat variabel konfounding yang dapat mengontrol variabel PM2,5 terhadap kejadian PPOK dan terjadi perubahan nilai p PM2,5 dari 0,448 menjadi 0,426 dan nilai OR 1,002. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan pendekatan longitudinal untuk mengatahui besar risiko PM2,5 terhadap kejadian PPOK.
Kata Kunci : PM2,5, PPOK, Pelabuhan, Pekerja
Read More
S-9736
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raihan Winanda Dekri; Pembimbing: R. Budi Haryanto; Penguji: Suyud Warno Utomo, Erdi Komara
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kebisingan dan variable faktor resiko lainya (usia, aktivitas fisik, riwayat hipertensi keluarga, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, penggunaan APT, lama kerja, durasi kerja, jenis pekerjaan, tempat kerja, jarak dari sumber kebisingan, dan gangguan pendengaran) dengan tekanan darah tinggi pada pekerja depo lokomotif. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 86 orang pekerja depo lokomotif Cipinang dan Tanah Abang.
Read More
S-10548
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Herdipta Dhira Prasanti; Pembimbing: Hendra; Penguji: Mila Tejamaya, Hari Awang Pramudja
S-8869
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive