Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Poppy Endriyati; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Toha Mohaimin, Sudijanto Kamso. Trio Taufik Edwin T., Sarikasih Harefa
T-5398
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Titik Awwaliyah; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Bernard Tambunan
S-7586
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gibza Adam Farhandika; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Stevan Deby Anbiya Muhamad Sunarno, Yusuf Ryadi, M. Fiarry Fikaris
Abstrak:

Pelaut, khususnya mereka yang berada dalam peran menuntut seperti awak kapal tugboat, menghadapi tekanan yang dapat memengaruhi kesehatan mental secara signifikan. Meskipun peran krusial mereka dalam perdagangan global, kesejahteraan psikologis para profesional ini seringkali kurang tergarap. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor risiko depresi, kecemasan, serta stres kerja pada 36 awak kapal tugboat di PT. X pada tahun 2024. Seluruh partisipan menunjukkan indikasi gejala moderat hingga parah pada ketiga indikator psikologis tersebut. Mayoritas awak kapal (berusia 30 tahun dan sudah menikah) melaporkan bahwa pengaruh keluarga berkontribusi positif terhadap rasa aman dan kepuasan. Namun, proporsi yang signifikan juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai rendahnya umpan balik dan komitmen di lingkungan kerja mereka. Meskipun keamanan kapal secara umum dianggap memadai dan tekanan kerja dinilai seimbang, sebagian besar responden telah bekerja lebih dari lima tahun. Analisis statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengaruh keluarga dan tekanan kerja dengan depresi. Lebih lanjut, pengaruh keluarga, tekanan kerja, dan keamanan kapal secara kolektif berkontribusi terhadap stres dan kecemasan. Temuan ini menggarisbawahi peran krusial dukungan keluarga, dampak tuntutan tempat kerja, dan persepsi keamanan dalam membentuk kesejahteraan mental para pelaut. Studi ini menyoroti tantangan kesehatan mental dalam kelompok pekerjaan yang rentan ini untuk meningkatkan kualitas hidup dan keselamatan operasional mereka secara keseluruhan.
Kata Kunci: Kesehatan Mental Pelaut, Stres Kerja, Awak Kapal Tugboat, Faktor Risiko


Seafarers, particularly those in demanding roles like tugboat crews, face unique stressors that can significantly impact their mental health. Despite their critical role in global trade, the psychological well-being of these professionals often remains understudied. This study investigated the risk factors of depression, anxiety, and work-related stress among 36 tugboat crew members at PT. X in 2024. All participants exhibited moderate to severe symptoms across all three psychological indicators. The majority of the crew (aged 30, married) reported that family influence positively contributed to feelings of security and satisfaction. However, a notable proportion also expressed concerns regarding low feedback and commitment within their work environment. While ship safety was generally perceived as adequate, and work pressure was considered balanced, a substantial number of respondents had worked for over five years. Statistical analysis revealed a significant association between family influence and work pressure with depression. Furthermore, family influence, work pressure, and ship safety collectively contributed to both stress and anxiety. These findings underscore the critical role of familial support, the impact of workplace demands, and perceived safety in shaping the mental well-being of seafarers. The study highlights mitigating mental health challenges in this vulnerable occupational group, thus improving their overall quality of life and operational safety. Keywords: Seafarer Mental Health, Occupational Stress, Tugboat Crew, Risk Factors

Read More
T-7408
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Berta Destiana Putri; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Baiduri Widanarko, Mufti Wirawan, Muhammad Irwansyah, Ahmad Afif Mauludi
Abstrak:
Pelaut merupakan kelompok pekerja dengan tingkat mobilitas tinggi dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan, sehingga berisiko tinggi tertular Infeksi Menular Seksual (IMS). Persepsi risiko terhadap IMS sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap individu, yang dapat dianalisis melalui pendekatan paradigma psikometri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi persepsi risiko IMS pada pelaut di PT X berdasarkan sembilan dimensi psikometri: kesukarelaan, kecepatan dampak, pengetahuan umum dan ilmiah tentang risiko, kontrol terhadap risiko, kebaruan, sifat kronis atau katastropik, ketakutan umum, dan keparahan konsekuensi. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan metode survei dan instrumen kuesioner terstandar yang dibagikan kepada pelaut aktif. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar pelaut memiliki persepsi risiko yang kurang optimal, terutama pada dimensi kontrol terhadap risiko dan pengetahuan ilmiah. Faktor lingkungan kerja dan sosial juga memengaruhi pembentukan sikap preventif. Oleh karena itu, intervensi kesehatan berbasis edukasi yang partisipatif dan sistematis diperlukan untuk meningkatkan literasi kesehatan serta membentuk sikap yang lebih responsif. Temuan ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan kebijakan kesehatan kerja yang adaptif dan berkelanjutan di sektor pelayaran

Seafarers are a highly mobile workforce with limited access to healthcare services, making them highly vulnerable to Sexually Transmitted Infections (STIs). Risk perception of STIs is influenced by individual knowledge and attitudes, which can be analyzed using the psychometric paradigm. This study aimed to assess seafarers’ risk perception of STIs at PT X through nine psychometric dimensions: voluntariness of risk, immediacy of effect, knowledge about the risk, scientific understanding, control over risk, newness, chronic-catastrophic nature, common-dread, and severity of consequences. A descriptive quantitative design was employed using standardized questionnaires distributed to active seafarers. Results revealed that most participants had suboptimal risk perception, particularly in the dimensions of risk control and scientific knowledge. Workplace and social environments were also found to affect the development of preventive attitudes. Therefore, participatory and systematic health education interventions are needed to improve health literacy and encourage responsive attitudes. These findings provide valuable input for developing adaptive and sustainable occupational health policies in the maritime sector.

Read More
T-7328
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive