Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Afrina Ferawati Sitohang; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Anhari Achadi, Lindawati. Sri Puji Wahyuni
Abstrak:
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia maupun di Indonesia. Salah satu intervensi kunci dan cara yang paling efektif untuk menurunkan PTM adalah pengendalian faktor risiko PTM, diantaranya pemanfaatan Posbindu PTM sebagai wadah deteksi dini faktor risiko PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas Mogang Kabupaten Samosir. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method dengan sequential explanatory design (urutan pembuktian) diawali dengan penelitian kuantitatif terhadap 246 orang responden sesuai dengan kriteria inklusi dan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, focus group discussion dan observasi pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM. Data dianalisis secara univariat, bivariat, multivariat dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pemanfaatan Posbindu PTM dalam satu tahun hanya 3.2 kali. Faktor dominan yang berhubungan secara signifikan pada CI 95% secara berturut turut adalah sikap (P value 0.001), umur (P value 0.001), ketersediaan sarana (p value 0.005), dukungan tokoh masyarakat (p value 0.007), pengetahuan (p value 0.008), dukungan keluarga (p value 0.021). Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas Mogang untuk melaksanakan resosialisasi program Posbindu PTM, meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi bagi masyarakat, pembenahan terhadap sarana dan prasarana, meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektor serta mengembangkan pemberdayaan masyarakat terintegrasi melalui kelompok-kelompok potensial.
Read More
T-5532
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Apriliya Prihayati; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Prastuti Soewondo, Citra Jaya, Nana Tristiana
Abstrak:
Read More
Tingginya biaya pengobatan merupakan salah satu kendala dalam mengakses layanan kesehatan yang terjangkau bagi kelompok miskin dan rentan miskin, sehingga pemerintah Indonesia membuat program JKN melalui skema subsidi/bantuan iuran jaminan untuk menjamin kelompok tersebut dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kesehatan tanpa kesulitan membayar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jaminan kesehatan terhadap pemanfaatan dan biaya pelayanan kesehatan (OOP) rawat jalan bagi peserta jaminan bersubsidi dan tidak bersubsidi. Desain studi ini adalah cross-sectional menggunakan data Susenas 2018 dengan sampel memenuhi kriteria inklusi sebanyak 66.132 responden. Hasil analisis menunjukan bahwa dengan adanya jaminan kesehatan dapat meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan bagi peserta asuransi jaminan bersubsidi sebesar 49% dan tidak berubsidi sebesar 48% serta dari hasil analisis masih terdapat OOP pada pelayanan kesehatan rawat jalan yang disebabkan peran ganda provider dan asimetrik informasi yang menyebabkan fenomena Supplier Induced Demand (SID). Oleh karena itu perlu dilakukan penegakan monitoring dan evaluasi terhadap fungsi kontrol BPJS Kesehatan sehingga tujuan jaminan kesehatan dapat memberikan perlindungan keuangan dapat terwujud.
The high cost of treatment is one of the obstacles in accessing affordable health services for the poor and vulnerable, so the Indonesian government created the JKN program through a guarantee scheme for contributions / subsidy assistance to ensure groups meet health care needs without difficulty paying. This study aims to determine the effect of health insurance on the utilization and cost of outpatient health services (OOP) for participants in subsidized and non-subsidized insurance. The study design was cross- sectional and quantitative approach of secondary data (data Susenas 2018) with the amount of research sampels which fit with inclusive criteria was 66,132 respondents. The analysis shows that the existence of health insurance can increase the utilization of outpatient health care services for subsidized is 49% and non-subsidized is 48% and from the results of the analysis there are still OOP in outpatient health services due to the dual role of providers and asymmetries. information that causes the supplier induced demand (SID). Therefore it is necessary to monitor and evaluate the BPJS Health control function so that the goal of health insurance can provide financial protection can be realized.
The high cost of treatment is one of the obstacles in accessing affordable health services for the poor and vulnerable, so the Indonesian government created the JKN program through a guarantee scheme for contributions / subsidy assistance to ensure groups meet health care needs without difficulty paying. This study aims to determine the effect of health insurance on the utilization and cost of outpatient health services (OOP) for participants in subsidized and non-subsidized insurance. The study design was cross- sectional and quantitative approach of secondary data (data Susenas 2018) with the amount of research sampels which fit with inclusive criteria was 66,132 respondents. The analysis shows that the existence of health insurance can increase the utilization of outpatient health care services for subsidized is 49% and non-subsidized is 48% and from the results of the analysis there are still OOP in outpatient health services due to the dual role of providers and asymmetries. information that causes the supplier induced demand (SID). Therefore it is necessary to monitor and evaluate the BPJS Health control function so that the goal of health insurance can provide financial protection can be realized.
T-5943
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Lulus Prihandari; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Mardiati Nadjib, Vetty Yulianty Permanasari, Anwar Fachry, Fajar Ariyanti
Abstrak:
Peningkatan kesehatan ibu dan anak merupakan isu global. Memperluas akses imunisasi adalah hal yang sangat penting dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Berdasarkan data Riskesdas 2018 target pencapaian imunisasi dasar lengkap di Provinsi Jawa Timur menurun dari tahun 2013 sebesar 74,5% menjadi sebesar 69,16% di tahun 2018 sedangkan imunisasi tidak lengkap naik menjadi 26,27% dari sebelumnya pada tahun 2013 hanya 21,8%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan imunisasi dasar di Provinsi Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder Riskesdas 2018 dengan unit analisis bayi usia 12-23 bulan dengan responden ibu sebanyak 1.245 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan imunisasi dasar 64,2% dan yang kurang memanfaatkan 35,8%. Responden dikatakan memanfaatkan apabila imunisasi yang didapatkan lengkap dan masuk kategori kurang memanfaatkan apabila imunisasi yang diterima tidak lengkap dan tidak mendapat imunisasi sama sekali. Pada analisis bivariat didapatkan kepemilikan buku KIA, akses fasilitas kesehatan dan tempat persalinan memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan ketiga faktor tersebut memiliki responden cukup banyak pada status imunisasi lengkap dan dikatakan berhasil memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Jawa Timur. Saran kepada Dinkes Provinsi Jawa Timur khususnya para tenaga kesehatan harus memaksimalkan pemberian informasi tentang kegunaan dan manfaat mengenai imunisasi di buku KIA agar tersampaikan dengan baik, memberi informasi kepada ibu hamil untuk memilih tempat persalinan yang sudah memenuhi standar akreditasi agar pelayanan ibu dan bayi yang diterima dapat maksimal serta meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan yang lengkap dan berkualitas agar dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.
Improving maternal and child health is a global issue. Expanding access to immunization is very important in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs). Based on the 2018 Riskesdas data, the target of achieving complete basic immunization in East Java Province decreased from 2013 of 74.5% to 69.16% in 2018 while incomplete immunization increased to 26.27% from the previous year 2013 only 21.8 %. The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of basic immunization in East Java Province. The research method used is quantitative with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2018 with the unit of analysis for babies aged 12-23 months with mother respondents as many as 1,245 respondents. The results of this study indicate that respondents who use basic immunization are 64.2% and those who are less use are 35.8%. Respondents are said to be using it if the immunization is complete and it is in the under-utilized category if the immunization received is incomplete and does not get immunized at all. In the bivariate analysis, it was found that ownership of the MCH booklet, access to health facilities and place of delivery had a significant relationship with the utilization of basic immunization health services in East Java. This is because these three factors have quite a lot of respondents on complete immunization status and are said to have succeeded in utilizing basic immunization health services in East Java. Suggestions to the East Java Provincial Health Office, especially health workers, should maximize the provision of information about the use and benefits of immunization in the MCH book so that it is conveyed properly, providing information to pregnant women to choose a place of delivery that meets accreditation standards so that the services of mothers and babies received maximally and increase the ease of access to comprehensive and quality health services so that they can be accessed by all people
Read More
Improving maternal and child health is a global issue. Expanding access to immunization is very important in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs). Based on the 2018 Riskesdas data, the target of achieving complete basic immunization in East Java Province decreased from 2013 of 74.5% to 69.16% in 2018 while incomplete immunization increased to 26.27% from the previous year 2013 only 21.8 %. The purpose of this study was to determine the factors associated with the use of basic immunization in East Java Province. The research method used is quantitative with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2018 with the unit of analysis for babies aged 12-23 months with mother respondents as many as 1,245 respondents. The results of this study indicate that respondents who use basic immunization are 64.2% and those who are less use are 35.8%. Respondents are said to be using it if the immunization is complete and it is in the under-utilized category if the immunization received is incomplete and does not get immunized at all. In the bivariate analysis, it was found that ownership of the MCH booklet, access to health facilities and place of delivery had a significant relationship with the utilization of basic immunization health services in East Java. This is because these three factors have quite a lot of respondents on complete immunization status and are said to have succeeded in utilizing basic immunization health services in East Java. Suggestions to the East Java Provincial Health Office, especially health workers, should maximize the provision of information about the use and benefits of immunization in the MCH book so that it is conveyed properly, providing information to pregnant women to choose a place of delivery that meets accreditation standards so that the services of mothers and babies received maximally and increase the ease of access to comprehensive and quality health services so that they can be accessed by all people
T-6076
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Trisni Handayani; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Dien Anshari, Pujiyanto; Sri Utami Rahayuningsing, Prianto Djatmiko
Abstrak:
Latar belakang : Menurut WHO (2015) literasi kesehatan merupakan salah satu isu prioritas kesehatan di wilayah Uni Eropa yang berdampak pada outcome kesehatan. Sebuah studi komunitas pengungsi yang berasal dari Asia Tenggara di Amerika Serikat telah menemukan bahwa rendahnya pengguna layanan kesehatan karena kurangnya literasi kesehatan mental. Pentingnya meningkatkan literasi kesehatan mental, sesuai dengan rencana WHO karena kesehatan mental adalah komponen esensial dari ikatan (kohesi) sosial, produktivitas, kedamaian dan stabilitas lingkungan, yang berkontribusi pada perkembangan sosial dan ekonomi di masyarakat. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan literasi kesehatan mental dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan jiwa oleh ODMK di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor setelah variabel perancu dikendalikan. Metode : penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dan sampel adalah orang dengan masalah kejiwaan yang bertempat tinggal di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Jumlah Sampel 139 orang responden. Tekhnik pengambilan sampel adalah multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis menggunakan Uji regresi logistik ganda untuk seleksi model untuk multivariat. Hasil : Nilai rata-rata literasi kesehatan mental sebesar 73,08. sebanyak 56,1% ODMK telah memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa. sebanyak 57,6% responden berumur ≥30 tahun dan 43,2% memiliki pendidikan tamat SMA. Terdapat 64,9% yang mempunyai literasi kesehaatan mental tinggi telah memanfaatkan pelayanan kesehatan jiwa. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan antara literasi kesehatan mental dengan perilaku pemanfaatam pelayanan kesehatan jiwa pada ODMK di Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor setelah variabel jenis kelamin dan ketersediaan pelayanan kesehatan jiwa dikendalikan
Read More
T-5626
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Uray Cindy Hafinur; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Kurnia Sari, Adriadiannisa Yuniar Milasari, Donni Hendrawan
Abstrak:
Read More
Implementasi program JKN seharusnya dapat meningkatkan akses masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Namun pada kenyataannya, ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan masih banyak ditemui. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis pemanfaatan pelayanan kesehatan berdasarkan status wilayah pada peserta JKN di Indonesia dari tahun 2019 hingga 2021 serta serta mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan rawat inap pada peserta JKN di Indonesia Penelitian ini menggunakan data sekunder susenas 2019, 2020 dan 2021. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan metode Binary Regression menggunakan model logit. Secara statistik, status wilayah berhubungan secara signifikan (p-value 0,000 < 0,05) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN dari tahun 2019 hingga 2021. Responden yang tinggal di perkotaan pada tahun 2019 berpeluang memanfaatkan pelayanan rawat inap 1,141 kali, 1,127 kali pada 2020 dan 1,127 kali pada 2021 dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan. Usia, jenis kelamin, status pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, status ekonomi dan provinsi berhubungan secara signifikan (p-value 0,000 < 0,05) dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada peserta JKN.
Implementation of the JKN program should be able to increase people's access to health services. However, disparities in health services still exist. The study aims to analyze the utilization of health services based on regional status for JKN participants in Indonesia from 2019 to 2021 and also examine the factors that influence the utilization of inpatient healthcare for JKN participants in Indonesia. This research uses Susenas secondary data for 2019, 2020 and 2021. Data were analyzed bivariately and multivariately using the Binary Regression method using a logit model. The results showed that regional status is significantly related (p-value 0.000 <0.05) to health utilization of JKN participants from 2019 to 2021. Respondents who live in urban areas in 2019 have 1,141 times, 1,127 times in 2020 and 1,127 times in 2021 higher odds ratio than respondents who live in rural areas. Age, gender, educational status, marital status, employment status, economic status and province are significantly related (p-value 0.000 <0.05) to the utilization of inpatient healthcare for JKN participants.
Implementation of the JKN program should be able to increase people's access to health services. However, disparities in health services still exist. The study aims to analyze the utilization of health services based on regional status for JKN participants in Indonesia from 2019 to 2021 and also examine the factors that influence the utilization of inpatient healthcare for JKN participants in Indonesia. This research uses Susenas secondary data for 2019, 2020 and 2021. Data were analyzed bivariately and multivariately using the Binary Regression method using a logit model. The results showed that regional status is significantly related (p-value 0.000 <0.05) to health utilization of JKN participants from 2019 to 2021. Respondents who live in urban areas in 2019 have 1,141 times, 1,127 times in 2020 and 1,127 times in 2021 higher odds ratio than respondents who live in rural areas. Age, gender, educational status, marital status, employment status, economic status and province are significantly related (p-value 0.000 <0.05) to the utilization of inpatient healthcare for JKN participants.
T-6597
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Septi Rizqi Ramadhanti; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Risky Kusuma Hartono
S-10179
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Shaznia Adzra; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Septiara Putri, Taufik Hidayat
Abstrak:
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional menggunakan data Indonesia Life Family Survey-5 tahun 2014 (IFLS 2014). Sampel yang diperoleh sebesar 25.212 orang. Uji hubungan dianalisis dengan menggunakan Chi-square. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di Indonesia cukup rendah yaitu sebesar 20,4%. Individu dengan karakteristik lansia (≥46 tahun), berjenis kelamin perempuan, berpendidikan rendah, tidak bekerja, memiliki tingkat pendapatan tinggi, bertempat tinggal di kota, memiliki asuransi kesehatan, dan memiliki kondisi kronis bermakna secara statistik untuk lebih berkemungkinan memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan di Indonesia.
Kata kunci: Pemanfaatan pelayanan kesehatan, rawat jalan, IFLS 5, model perilaku Andersen
This study analyzes the factors associated with the utilization of outpatient health services in Indonesia. This is an observational study with a cross sectional design using data from the Indonesia Life Family Survey-5 2014 (IFLS 2014). The sample of total 25.212. The relationship test was analyzed using Chi-square. The results showed that the utilization of outpatient health services in Indonesia was quite low, amounting to 20.4%. Individuals with elderly characteristics (≥46 years), female, low education, unemployed, have high income levels, live in cities, have health insurance, and have chronic conditions are statistically more likely to use outpatient health services in Indonesia.
Key words: Health service utilization, outpatient, IFLS 5, Andersen behavioral model
Read More
Kata kunci: Pemanfaatan pelayanan kesehatan, rawat jalan, IFLS 5, model perilaku Andersen
This study analyzes the factors associated with the utilization of outpatient health services in Indonesia. This is an observational study with a cross sectional design using data from the Indonesia Life Family Survey-5 2014 (IFLS 2014). The sample of total 25.212. The relationship test was analyzed using Chi-square. The results showed that the utilization of outpatient health services in Indonesia was quite low, amounting to 20.4%. Individuals with elderly characteristics (≥46 years), female, low education, unemployed, have high income levels, live in cities, have health insurance, and have chronic conditions are statistically more likely to use outpatient health services in Indonesia.
Key words: Health service utilization, outpatient, IFLS 5, Andersen behavioral model
S-10321
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ika Febriyanti; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Septiara Putri, Marisa Aristiawati Hardigaloeh
Abstrak:
penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal di berbagai negara. Penelitian ini menggunakan metode literatur review. Pencarian studi dilakukan dengan menggunakan tiga basis data online yaitu PubMed, ScienceDirect, dan ProQuest. Terdapat 17 studi yang terpilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing negara memiliki perbedaan dalam jumlah cakupan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan jumlah AKI yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor lingkungan dan sosioekonomi.
Read More
S-10602
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rizki Asriani Putri; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Atik Nurwahyuni, Mardiati Nadjib, Doni Arianto, Meita Veruswati
Abstrak:
Masalah kemiskinan tidak terlepas dari masalah kesehatan, keduanya memiliki hubungan yang timbal balik yang tidak dapat dipisahkan. Semakin tinggi angka kemiskinan akan semakin menciptakan kondisi kesehatan yang semakin buruk pula. Salah satu upaya Pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan yaitu melalui program jaminan kesehatan guna mengatasi ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan. Namun pada kenyataannya, masih terdapat ketimpangan akses terhadap pelayanan kesehatan antara masyarakat miskin dan kaya. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin periode pra dan pasca JKN tahun 2013 dan 2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2013 dan 2017 dengan unit analisis individu pada kuintil 1 dan 2 yang memiliki jaminan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kunjungan rawat jalan pada masyarakat miskin mengalami penurunan dari pra JKN tahun 2013 ke pasca JKN tahun 2017, dengan rasio kunjungan tertinggi yaitu 1-3 kali. Sedangkan proporsi kunjungan rawat inap mengalami peningkatan dari pra JKN tahun 2013 ke pasca JKN tahun 2017, dengan rasio hari rawat inap tertinggi yaitu 1-10 hari. Faktor predisposisi, pemungkin, dan kebutuhan memiliki hubungan yang signifikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada masyarakat periode pra dan pasca JKN Tahun 2013 dan 2017. Faktor yang paling dominan terhadap pemanfaatan rawat jalan dan rawat inap periode pra dan pasca JKN tahun 2013 dan 2017 adalah keluhan kesehatan.
Read More
T-5686
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Febi Susanti; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Wachyu Sulistiadi, Retno Maharsi, Indra Rachmad Dharmawan
Abstrak:
Pemanfaatan pelayanan proram UKGM dipengaruhi oleh perilaku ibu dan pengelolaan program oleh Puskesmas. Karies masih termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar dan cakupan pembinaan kesehatan gigi di masyarakat masih rendah yaitu 19,6 %. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan program UKGM oleh ibu yang memiliki anak usia 2 sampai 5 tahun di Posyandu Kecamatan Medan Satria Kota Bekasi. Penelitian ini adalah penelitian sekuensial eksplanatori (mixed methods) dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 400 responden. Untuk menggali lebih mendalam permasalahan rendahnya pemanfaatan program UKGM, penelitian ini dilengkapi dengan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam kepada manajemen puskesmas dan diskusi kelompok terarah kepada kader posyandu mengenai permasalahan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif, pekerjaan, dukungan keluarga dan kebutuhan perawatan gigi dan mulut anak merupakan variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan program UKGM di posyandu. Sedangkan sikap, dukungan keluarga dan kebutuhan perawatan gigi dan mulut anak merupakan variabel paling signifikan dalam pemanfaatan program UKGM di posyandu. Berbeda dengan hasil pendekatan kualitatif yang memperlihatkan bahwa justru fasilitas yang lebih mempengaruhi pemanfaatan program UKGM. Selain itu monitoring dan evaluasi belum dilakukan secara rutin. Rekomendasi pada penelitian ini adalah diharapkan untuk melengkapi fasilitas terutama alat peraga penyuluhan dan alat periksa gigi (diagnostic set), memberikan pelatihan UKGM pada kader posyandu serta melakukan monitoring setiap bulan dan evaluasi setiap tiga bulan sekali
Read More
T-5731
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
