Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Ita Marlita Sari; Pembimbing : Asri C Adisasmita; Penguji: Sabarinah, Dwirani Amelinah, Ratih Purnamasari
Abstrak:
Pendahuluan. Prevalensi persalinan preterm di dunia terjadi sekitar 11,1% kelahiran hidup. Namun, persalinan preterm menyumbang angka kesakitan dan kematian neonatus sebesar 75-80%. Morbiditas bayi preterm dapat berlanjut sampai tahap perkembangan berikutnya sehingga menjadi beban secara fisik, psikologis dan ekonomi. Faktor yang diduga berperan dalam terjadinya persalinan preterm adalah ketuban pecah dini (KPD). Penelitian sebelumnya memperlihatkan adanya hubungan ketuban pecah dini terhadap persalinan preterm, namun perlu dilakukan penelitian pada populasi berbeda seperti di RSUD kota Cilegon. Tujuan Penelitian. Mengetahui besar pengaruh ketuban pecah dini terhadap kejadian persalinan preterm di RSUD Cilegon periode Juli 2014-Desember 2015. Metode Penelitian. Desain adalah kasus kontrol menggunakan data sekunder rekam medik. Populasi kasus yaitu semua ibu hamil yang melahirkan dengan usia kehamilan < 37 minggu lengkap di RSUD Cilegon dan populasi kontrol adalah semua ibu hamil yang melahirkan dengan usia kehamilan > 37 minggu di RSUD Cilegon. Sampel diambil dalam periode Januari 2014-Desember 2015. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil Penelitian. Pada analisis bivariat hubungan ketuban pecah dini dengan persalinan preterm diperoleh OR 2,97 (95% CI: 1,92-4,59) sebelum dikontrol dengan variabel kovariat. Setelah dilakukan analisis multivariat diperoleh model akhir hubungan ketuban pecah dini dengan persalinan preterm dengan mengendalikan faktor pendidikan, riwayat persalinan preterm dan anemia didapatkan OR 2,58 (95% CI: 1,68-3,98). Kesimpulan. Ibu hamil dengan ketuban pecah dini berisiko 2,58 kali untuk mengalami persalinan preterm dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami ketuban pecah dini setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, riwayat persalinan preterm, dan anemia. Kata kunci: persalinan, preterm, KPD
Read More
T-4815
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Septiana Dewi Kusumawati; Pembimbing: Helda; Penguji: Putri Bungsu, M. Adya Firmansha Dilmy
S-9893
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Timothy P. York ... [et al.]
AJE Vol.178, No.4
Oxford : Oxford University Press, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Demsa Simbolon
KJKMN Vol.8, No.1
Depok : FKM UI, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fika Minata Wathan; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar, Anhari Achadi, Rima Irwinda; Penguji: Tris Eryando, Besral, Yusuf Effendy, Heru Purnomo Ipung, Mujiono Sadikin
Abstrak:
Latar Belakang: Kelahiran preterm merupakan penyebab tertinggi kematian neonatal. Indonesia menduduki posisi tertinggi di ASEAN dan kelima di dunia untuk kelahiran preterm. Rumusan masalah: Belum adanya model prediksi kelahiran preterm yang memperlihatkan prediktor yang berguna untuk mengembangkan program pencegahan. Tujuan: Menemukan model prediksi kelahiran preterm berbasis machine learning untuk deteksi dini kelahiran preterm di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi case control dengan menggunakan data rekam medis Rumah Sakit (RS) di Palembang yaitu RS YK Madira, RSMH, RS Bunda, RS Ar Rasyid, RS Muhammadiyah, dan RS Bhayangkara tahun 2019 dengan jumlah sampel 1758 responden yang terdiri dari 879 preterm dan 879 aterm. Faktor risiko yang digunakan pada penelitian ini didapatkan dari Systematic Literature Review yang terdiri dari faktor sosiodemografi (10 variabel), faktor perilaku/gaya hidup (5 variabel), faktor maternal/kondisi ibu sebelum kehamilan (8 variabel), faktor kehamilan/obstetri ginekologi (21 variabel), faktor biologis (3 variabel), faktor pelayanan kesehatan (2 variabel) dan Faktor Kondisi Janin (4 variabel). Pemodelan dilakukan dengan menggunakan machine learning dengan menggunakan algoritme decision tree, K-Nearest Neighbour (KNN), naïve bayes, logistic regression, Support Vector Machine (SVM) dan neural network (CNN1D, multilayer perceptron dan backpropagation). Hasil: Ditemukan 21 variabel penelitian dari 53 variabel yang dibutuhkan, dan menemukan 6 variabel yang menjadi prediktor utama kelahiran preterm di antaranya pre-eklamsia, perdarahan dalam kehamilan, riwayat ketuban pecah dini, jarak antar dua kehamilan, paritas, dan anemia. Pada penelitian ini ditemukan algoritma terbaik yaitu decision tree dengan nilai akurasi 95% untuk training dan 96% untuk testing dan telah dibuat prototype berupa aplikasi berbasis web untuk deteksi dini di FKTP. Kesimpulan: Ditemukan research novelty yaitu diperoleh model prediksi kelahiran preterm, dimana model ini potensial untuk digunakan di FKTP sebagai upaya deteksi dini. Model prediksi ini akan mendeteksi ibu hamil akan berisiko preterm atau tidak berisiko. Apabila diketahui ibu berisiko kelahiran preterm, maka ibu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan di RS, agar tidak terjadi keterlambatan penanganan yang menyebabkan kematian ibu maupun bayi. Dibandingkan tidak ada model prediksi, maka risiko kelahiran preterm tidak dapat dicegah, sehingga keterlambatan penanganan akan terjadi.
Read More
D-449
Depok : FKM-UI, 2021
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Laila Salsabila; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Popy Yuniar, Teti Tejayanti
Abstrak:
Read More
Kelahiran prematur merupakan penyebab kematian neonatal ketiga terbanyak di Indonesia. Kelahiran prematur dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas neonatal/bayi sehingga dapat berdampak pada indikator kesehatan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kelahiran prematur di wilayah perkotaan dan perdesaan Indonesia. Data berasal dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 dengan menggunakan desain studi potong lintang. Sampel penelitian ini adalah perempuan umur 10-54 tahun yang pernah kawin, mempunyai pengalaman reproduksi dalam kurun waktu lima tahun terakhir untuk anak terakhir dengan total sampel 32.288 responden. Penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan regresi logistik ganda dalam analisisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa determinan kelahiran prematur di wilayah perkotaan dan pedesaan yaitu, kunjungan ANC, kehamilan kembar, hipertensi, dan perdarahan antepartum. Usia, ibu, ketuban pecah dini, dan metode persalinan hanya berhubungan di wilayah perkotaan, sedangkan plasenta previa hanya berhubungan di wilayah perdesaan. Kehamilan kembar menjadi variabel yang berhubungan paling dominan dengan kelahiran prematur di wilayah perkotaan dan perdesaan Indonesia
Preterm birth is the third leading cause of neonatal mortality in Indonesia. It significantly contributes to neonatal morbidity and mortality, thereby affecting the overall health indicators of the country. This study aims to identify the determinants of preterm birth in urban and rural areas of Indonesia. The data were obtained from the 2023 Indonesian Health Survey using a cross-sectional study design. The study sample consisted of 32,288 ever-married women aged 10–54 years who had given birth in the last five years. Data were analyzed using chi-square tests and multivariable logistic regression. The results showed that antenatal care (ANC) visits, multiple pregnancies, hypertension, and antepartum hemorrhage were significant determinants of preterm birth in both urban and rural areas. Maternal age, premature rupture of membranes, and mode of delivery were only associated with preterm birth in urban areas, while placenta previa was only significant in rural areas. Multiple pregnancies were the most dominant factor associated with preterm birth in both settings.
Preterm birth is the third leading cause of neonatal mortality in Indonesia. It significantly contributes to neonatal morbidity and mortality, thereby affecting the overall health indicators of the country. This study aims to identify the determinants of preterm birth in urban and rural areas of Indonesia. The data were obtained from the 2023 Indonesian Health Survey using a cross-sectional study design. The study sample consisted of 32,288 ever-married women aged 10–54 years who had given birth in the last five years. Data were analyzed using chi-square tests and multivariable logistic regression. The results showed that antenatal care (ANC) visits, multiple pregnancies, hypertension, and antepartum hemorrhage were significant determinants of preterm birth in both urban and rural areas. Maternal age, premature rupture of membranes, and mode of delivery were only associated with preterm birth in urban areas, while placenta previa was only significant in rural areas. Multiple pregnancies were the most dominant factor associated with preterm birth in both settings.
S-12016
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hubungan Kehamilan Usia Remaja dengan Kelahiran Prematur di RSUD Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2022
Anna Triana; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda, Soewarta Kosen
Abstrak:
Read More
Kematian pada periode neonatal masih menjadi permasalahan dalam kesehatan masyarakat. Pada tahun 2021 Kementerian Kesehatan melaporkan sebesar 73,1% kematian anak dibawah 5 tahun di Indonesia terjadi pada masa neonatal. World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa penyebab terbanyak kematian neonatal adalah kelahiran prematur dan salah satu faktor risiko dari kelahiran prematur sebagai penyebab kematian neonatal terbanyak adalah faktor usia ibu, dimana ibu hamil usia remaja lebih berisiko untuk melahirkan bayi prematur. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain kohort retrospektif yang menganalisis hubungan antara kehamilan usia remaja dengan kelahiran prematur. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng Jakarta Barat menggunakan data rekam medis pada pasien yang masuk dengan tanda persalinan di RSUD Cengkareng pada periode 1 Januari 2022 – 31 Desember tahun 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang masuk rumah sakit dengan tanda persalinan di RSUD Cengkareng Jakarta Barat pada tahun 2022. Sampel terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok ekspose dan kelompok non-ekspose. Kelompok ekspose merupakan kelompok ibu hamil yang datang dengan tanda persalinan pada rentang usia remaja (10-19 tahun), sementara kelompok non-ekspose merupakan kelompok ibu hamil yang datang dengan tanda persalinan pada rentang usia reproduksi sehat (20-34 tahun). Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik simple random sampling dengan hasil perhitungan akhir sampel sebanyak masing-masing 141 responden pada kelompok ekspose dan kelompok non-ekspose. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan cox regression. Hasil analisis penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara kehamilan usia remaja dengan kelahiran prematur dengan nilai asosiasi RR adjusted 3,37 [95% CI (2,02-5,62); nilai-p 0,000)]. Diperlukan peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi terutama pada kelompok remaja untuk mencegah terjadinya kehamilan usia dini
Neonatal mortality is still a public health problem. The Indonesian Ministry of Health reported that 73.1% of deaths of children under 5 years in Indonesia occurred during the neonatal period. The World Health Organization (WHO) revealed that the most common cause of neonatal mortality is preterm birth and one of the risk factors for preterm birth is the mother's age, which pregnant adolescents are more at risk of it. This study is an analytical study with a retrospective cohort design that analyzes the relationship between adolescent pregnancy and preterm birth. This study was conducted at Cengkareng Regional General Hospital West Jakarta using medical record data in the period of 1st January 2022 until 31st December 2022. The population in this study is all pregnant women who were admitted to the hospital with signs of labor. The sample of this study consisted of two groups, the exposed group and the non-exposed group. The exposed group was a group of pregnant women who came with signs of labor in the adolescent age range (10-19 years), while the non-exposed group was a group of pregnant women who came with signs of labor in the reproductive age range (20-34 years). Sampling was carried out using a simple random sampling technique with the final sample count 141 respondents in each of the group. Data were analyzed using chi-square and cox regression tests. The analysis results show a significant relationship between adolescent pregnancy and preterm birth with association values RR adjusted 3,37 [95% CI (2,02-5,62); p-value 0,000)]. It is necessary to increase knowledge about reproductive health of adolescent to prevent early pregnancy.
S-11504
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Takeo Fujiwara, Jun Ito, Ichiro Kawachi
Abstrak:
The purpose of this study was to investigate the impact of income inequality and parental socioeconomic status on several birth outcomes in Japan. Data were collected on birth outcomes and parental socioeconomic status by questionnaire from Japanese parents nationwide (n = 41,499) and then linked to Gini coefficients at the prefectural level in 2001. In multilevel analysis, z scores of birth weight for gestational age decreased by 0.018 (95% confidence interval (CI): -0.029, -0.006) per 1-standard-deviation (0.018-unit) increase in the Gini coefficient, while gestational age at delivery was not associated with the Gini coefficient. For dichotomous outcomes, mothers living in prefectures with middle and high Gini coefficients were 1.24 (95% CI: 1.05, 1.47) and 1.23 (95% CI: 1.02, 1.48) times more likely, respectively, to deliver a small-for-gestational-age infant than mothers living in more egalitarian prefectures (low Gini coefficients), although preterm births were not significantly associated with income distribution. Parental educational level, but not household income, was significantly associated with the z score of birth weight for gestational age and small-for-gestational-age status. Higher income inequality at the prefectural level and parental educational level, rather than household income, were associated with intrauterine growth but not with shorter gestational age at delivery.
Read More
AJE Vol.177, No.10
Oxford : Oxford University Press, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farhan Kurniawan; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Mardiati Nadjib, Erfan Chandra Nugraha
Abstrak:
Read More
Bayi prematur dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berkontribusi besar terhadap kematian neonatal dan memberikan beban ekonomi dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan lama hari rawat dan biaya perawatan bayi prematur dan BBLR pada peserta JKN. Penelitian ini menggunakan kohort retrospektif dengan Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2022–2024. Sebanyak 2.119 pasangan ibu dan anak dianalisis. Hasil menunjukkan 73,77% bayi dirawat di tingkat RITL dengan median lama rawat 4 hari. Median biaya RJTL per individu mencapai Rp195.850,00, sementara RITL mencapai Rp7.453.400,00. Faktor usia ibu, usia bayi, kelompok diagnosis bayi, komplikasi neonatal, dan tipe FKRTL secara signifikan memengaruhi lama hari rawat serta biaya perawatan RJTL maupun RITL. Status kelengkapan ANC hanya memengaruhi biaya perawatan RITL secara signifikan. Sementara segmentasi kepesertaan JKN dan regionalisasi tarif INA-CBGs hanya secara signifikan memengaruhi biaya perawatan RJTL maupun RITL. Usia bayi menjadi faktor dominan yang memengaruhi lama hari rawat dan biaya perawatan bayi prematur dan BBLR pada peserta JKN tahun 2022–2023. Dengan demikian, strategi pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi perawatan perlu difokuskan pada usia bayi dengan tetap memperhatikan aspek klinis dan karakteristik fasilitas kesehatan yang bekerja sama dalam skema JKN.
Preterm and low birth weight (LBW) infants represent a significant public health concern, contributing substantially to neonatal mortality and imposing an economic burden on Indonesia’s National Health Insurance (JKN) system. This study aims to analyze the determinants of length of stay and treatment cost for preterm and LBW infants covered by JKN. A retrospective cohort design was employed using the Data Sampel BPJS Kesehatan 2022–2024, involving 2,119 mother-infant pairs. Results show that 73.77% of infants received care at advanced inpatient facilities (RITL), with a median length of stay of 4 days. The median outpatient (RJTL) and inpatient (RITL) care costs per individual were Rp195,850 and Rp7,453,400, respectively. Maternal age, infant age, diagnosis group, neonatal complications, and type of referral hospital significantly influenced both the length of stay and healthcare costs in RJTL and RITL settings. Completeness of antenatal care (ANC) visits was significantly associated only with the RITL costs, while JKN membership segmentation and INA-CBGs tariff regionalization significantly affected healthcare costs. Infant age emerged as the most dominant factor in influencing length of stay and treatment cost. These findings highlight the need for cost-control strategies and care efficiency improvements that prioritize infant age, clinical conditions, and facility characteristics within the JKN.
S-11875
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
