Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 97 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
BKKBN
R 306.6 BAD s
Jakarta : BKKBN, 2012
Referensi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rani Anggi Yani; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Ahmad Syafiq, Rahmadewi, Fajrinayanti
Abstrak: Komplikasi yang menyebabkan kematian pada ibu seharusnya dapat dicegah dan diselamatkan melalui pemeriksaan kehamilan dengan mengakses pelayanan antenatal (ANC) minimal 4 kali kunjungan ke fasitilas kesehatan. Meskipun cakupan ANC di Indonesia baik pada kunjungan pertama (K1), namun tidak menjamin pada kunjungan berikutnya sehingga berdampak pada jumlah cakupan K4 yang lebih rendah dengan selisih 21%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap keteraturan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017 dengan jumlah sampel 14.448 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu berpengaruh terhadap ibu yang melakukan kunjungan ANC secara tidak teratur dengan nilai OR= 1,20 pada ibu dengan pendidikan dibawah SMA. Hal ini berarti ibu dengan pendidikan dibawah SMA mempunyai kecednerungan 1,2 kali untuk melakukan kunjungan ANC yang tidak terartur dibandingkan dengan ibu yang minimal tamat SMA. Selain itu, paritas tinggi (≥4 anak) (OR=1,91), status ekonomi sedang (OR=1,75) dan status ekonomi rendah (OR=2,36), ibu yang tidak memiliki asuransi kesehatan (OR=0,85) dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga (OR=0,56) berisiko lebih tinggi untuk melakukan kunjungan ANC secara tidak teratur. Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya kunjungan ANC secara teratur diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan program wajib belajar 12 tahun dan pembinaan kepada masyarakat akan pentingnya program tersebut melalui kegiatan sosialisasi dan penyuluhan serta dapat memasukan modul pendidikan kesehatan reproduksi dalam kurikulum pembelajaran di sekolah
Read More
T-6433
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fathia Dea Aulia; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Dian Ayubi, Rahma Dewi
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP pada wanita usia 15-49 tahun di Indonesia dengan menggunakan data SDKI tahun 2017, yang menggunakan desain studi cross-sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 10.813 dari 49.627 wanita usia subur yang memenuhi kriteria : wanita berusia 15-49 tahun, berstatus kawin, dan memakai kontrasepsi. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel.
Read More
S-10546
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Khelian Ni Syevira; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Atik Nurwahyuni, Rahmadewi, Elis Rohmawati
Abstrak: Pendahuluan: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu diantaranya adalah tiga terlambat dan empat terlalu. Sebagian besar penyebab kematian ibu dapat dicegah dengan pelayanan kesehatan yang berkualitas selama kehamilan dan persalinan. Hampir 98% ibu telah melakukan Antenatal Care minimal 1 kali di tenaga kesehatan professional. Namun, cakupan K4 pada 11 provinsi di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ANC pada ibu sudah memenuhi K1 namun tidak melanjutkan ANC minimal empat kali (K4). Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian dianalisis menggunakan complex sample analysis dengan tiga tahap yaitu univariat, bivarat dan multivariat. Hasil: Faktor yang berhubungan dengan kunjungan ANC adalah predisposisi (paritas), pemungkin (akses fisik, akses ekonomi, dan paparan media informasi), dan penguat (dukungan suami), sedangkan faktor kebutuhan tidak berhubungan. Dukungan suami merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kunjungan ANC pada 11 provinsi di Indonesia. Kesimpulan: Pemerintah perlu menyediakan anggaran untuk pengembangan strategi promosi kesehatan terutama di pedesaan. Penyuluhan tentang pentingnya ANC dapat dilakukan melalui media yang mudah diakses seperti televisi. Peningkatan dukungan suami dalam kunjungan ANC dapat dilakukan dengan mengirimkan undangan lewat pesan sms atau whatsapp.
Read More
T-5755
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Coraima Okfriani; Pembimbing: Soedarto Ronoatmojo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Flourisa Juliaan Sudradjat
S-8895
Depok : FKM UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desi Harvlanti; Pembimbing: Helda; Penguji: Besral, Mugi Bayu Rahardja
S-8769
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitri Latipatul Anshor; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Evi Martha, Eko Prihastono, Popy Irawati
Abstrak: ASI merupakan gizi terbaik untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi dan sistem kekebalan tubuh bayi. WHO menganjurkan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. IMD merupakan kunci keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian mengetahui hubungan antara pelaksanaan IMD dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia menurut SDKI 2017. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan SDKI 2017. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) 15-49 tahun di Indonesia, sampel sebanyak 1243 WUS dengan anak usia 0-5 bulan dan masih menyusui serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ASI eksklusif, variabel independen utama yaitu Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan variabel kovariat umur, paritas, pendidikan, status pekerjaan, status ekonomi, daerah tempat tinggal, frekuensi kunjungan ANC, tempat persalinan, metode persalinan dan penolong persalinan. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat, bivariate dengan chi square dan analisis multivariate dengan regresi logistic ganda model faktor resiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ASI eksklusif pada bayi usia 0-5 bulan di Indonesia yaitu sebesar 37,5%, dan IMD (39,5%). Hasil analisis multivariate menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat dengan (p=0,001 dan OR=2,537) artinya ibu yang melaksanakan IMD memiliki peluang 2,537 untuk memberikan ASI eksklusif. Pada penelitian ini tidak ada variabel konfounding dalam hubungan IMD dengan pemberian ASI eksklusif. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk meningkatan capaian pemberian ASI eksklusif yaitu optimalisasi proses KIE terkait IMD dan ASI eksklusif, memfasilitasi ibu untuk melakukan IMD sesuai prosedur, pelatihan pelaksanaan IMD untuk setiap tenaga kesehatan yang menjadi penolong persalinan dan adanya kebijakan yang terintegrasi di setiap fasilitas kesehatan dari pusat ke daerah terkait pelaksanaan IMD sesuai flowchart.
Breast milk is the best nutrition to optimize baby growth and development and the baby's immune system. WHO recommends exclusive breastfeeding for 6 months. Early initiation of breastfeeding (EIBF) is the key of exclusive breastfeeding?s success. The purpose of the study was to determine the relationship between EIBF and exclusive breastfeeding for infants 0-5 months in Indonesia according to the 2017 IDHS. This research was a cross-sectional study using the 2017 IDHS. The population of this study were all of fertile women 15- 49 years old in Indonesia, a sample of 1243 women on fertile age who have the children 0-5 months and still breastfeeding and met the inclusion and exclusion criteria. The dependent variable in this study was exclusive breastfeeding, the main independent variable EIBF and the covariates were age, parity, education, employment status, economic status, area of residence, frequency of ANC visits, place of delivery, delivery method and birth attendant. The analysis for this research is univariate analysis, bivariate with chi square and multivariate analysis with logistic regression. The results showed that the percentage of exclusive breastfeeding for infants 0-5 months in Indonesia (37,5%) and EIBF (39,5%). The results of the multivariate analysis showed that there was a significant relationship between early initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding after being controlled by covariate variables with (p=0.001 and OR=2.537) meaning that mothers who carried out early initiation of breastfeeding had a 2.537 chance of exclusive breastfeeding. In this study, there were no confounding variables between early initiation of breastfeeding and exclusive breastfeeding. Various efforts need to be done to increase the achievement of exclusive breastfeeding with optimizing the IEC process related to EIBF and exclusive breastfeeding, facilitating mothers to carry out EIBF according to procedures, training in the implementation of EIBF for every health worker who assists childbirth and the existence of integrated policies in every health facility from the center to areas related to the implementation of EIBF according to the flowchart.
Read More
T-6474
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dymes Presidiana Wardhani; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Ratna Djuwita, Rahmadewi, Maria Ekoriano
Abstrak:
Pendahuluan: Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah jika kelahiran dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Wanita yang tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan menjadi hambatan dalam pemanfaatan layanan persalinan. Seringkali ibu hamil tidak dapat menentukan tempat persalinannya karena keputusan tersebut ditentukan suami, mertua atau anggota keluarga lainnya. Keterlambatan mengambil keputusan pada tingkat keluarga berdampak pada keterlambatan memperoleh pertolongan difasilitas kesehatan. Tujuan: Mengetahui hubungan antara partisipasi wanita dalam mengambil keputusan di rumah tangga dengan pemilihan tempat persalinan berdasarkan analisis data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini yaitu wanita usia subur 15-49 tahun yang pernah melahirkan anak terakhir pada tahun 2012-2017 dengan data yang lengkap yakni 14.310 responden. Data dianalisis menggunakan regresi cox dan besar pengaruh dinyatakan dalam bentuk prevalensi rasio dengan confident interval (CI) 95%. Hasil: Proporsi wanita yang melahirkan pada bukan fasilitas kesehatan sebesar 26,5%, dan sebanyak 30,7% wanita tidak dilibatkan dalam mengambil keputusan di rumah tangga. Setelah mengendalikan variabel tempat tinggal dan status ekonomi. wanita yang tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di rumah tangga memiliki risiko 1,633 (95%CI 1,531-1,741) kali untuk melahirkan di bukan fasilitas kesehatan dibandingkan wanita yang berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di rumah tangga. Kesimpulan: Wanita yang tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan di rumah tangga berhubungan signifikan dengan persalinan di bukan fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan upaya promosi kesehatan mengenai hak-hak reproduksi wanita, kesetaraan gender, serta melakukan kajian mengenai daerah yang masih menyakini persalinan di dukun.

Background: Maternal mortality can be prevented by delivering in a health care facility. Women who are not involved in decision making are barriers to using health facilities. Pregnant women often cannot determine the place of delivery because the decision is determined by their husband, parents-in-law or other family members. The delays of decision- making at the family level results in delays in getting help at health facilities. Objective: To determine the relationship between women's participation in household decision making with the selection of place of delivery based on analysis of the 2017 Indonesian Demographic Health Survey data. Methods: Designs study was sross-sectional and data was obtained from the Indonesia Demographic Health Survey 2017. Sample was women of childbearing age 15-49 years who had given birth to the last child in 2012-2017 with complete data, total 14,310 respondents. Data were analyzed using Cox regression and the effect was expressed by prevalence ratio (PR) with a 95% confidence interval (CI). Results: The proportion of women giving birth in non-health facilities was 26.5%, and 30.7% of women were not involved in in household decision making. After controlling residence and economic status, women who did not participate in household decision making had a risk of 1,633 (1,531-1,741) times to give birth in non-health facilities compared to women who participated in household decision making. Conclusion: Women who did not participate in household decision making were significantly related to deliveries in non-health facilities. Therefore, the government needs to promote women's reproductive, gender equality, and conduct a study of regions that still birth in dukun.

Read More
T-5849
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fakhrunnisa Ahmad; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Makful Makful, Sandra Fikawati, Rahmadewi, Mularsih Restianingrum
Abstrak: Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah meletakkan bayi di dada ibu segera setelah bayi lahir dan dibersihkan untuk melakukan kontak kulit antara dada ibu dan bayi, membiarkan bayi menemukan puting ibu untuk menyusu. Proporsi IMD di Dunia sebesar 42% ; ASIA Timur 32% ; ASIA Selatan 40%; dan di Indonesia 56,5%. Penundaan IMD biasanya disebabkan karena bayi lahir dengan dengan sectio cesarea (SC) karena perawatan pasca operasi yang lama sehingga menunda kontak ibu-bayi dan kemungkinan dilakukannya IMD menjadi kecil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persalinan Caesar terhadap upaya pelaksanaan IMD, menggunakan data individu Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017 dengan desain cross-sectional. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu ibu dengan bayi yang melakukan IMD (n=8418) dan ibu dengan bayi yang tidak melakukan IMD (n=4238). Data bersifat kategorik dan dianalisis dengan uji regresi logistik ganda. Persalinan dengan SC berisiko 2,7 kali untuk tidak melakukan IMD setelah dikontrol oleh variabel paritas; kunjungan ANC; berat lahir; interaksi antara persalinan Caesar dengan pekerjaan suami; interaksi antara persalinan Caesar dengan pendidikan ibu; dan interaksi antara persalinan Caesar dengan kunjungan ANC. Diharapkan agar dilakukan penapisan secara ketat agar persalinan tanpa indikasi tidak dilakukan tindakan SC, sehingga menurukan angka persalinan SC. Dibuatnya undang-undang mengenai upaya pelaksanaan IMD segera setelah bayi lahir baik bayi yang lahir dengan pervaginam maupun SC
Early initiation of breastfeeding (EIBF) is placing the baby on the mother's chest as soon as the baby is born and clean to make sure skin-to-skin contact between the mother's chest and the baby, letting the baby find the mother's nipple. The proportion of EIBF in the world was 42%; East ASIA 32%; South ASIA 40%; and in Indonesia 56.5%. Delayed of initiation of breastfeeding was usually caused by the baby was born by cesarean section (CS) because prolonged postoperative care, delaying mother-infant contact, making EIBF less likely. This study was conducted to determine the effect of the CS delivery on the implementation of early initiation of breastfeeding using the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) data with a cross-sectional design. The sample of this study were grouped into two groups, baby-mothers who did EIBF (n=8418) and babymothers who did not EIBF (n=4238). Data were categorical and analyzed by multiple logistic regression tests. Delivery with c-section had a 2.7 times risk of not getting EIBF after being controlled by the parity variable; ANC visit; birth weight; the interaction between the type of delivery and the work of the husband; the interaction between the type of delivery and the mother's education; and the interaction between the type of delivery and the ANC visit. It is hoped that a strict screening will be carried out so that deliveries without indications will not be performed by c-section, thereby reducing the number of CS deliveries. The drafting of a law regarding the implementation of EIBF immediately after the baby is born, either babies born with vaginal or CS
Read More
T-6057
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eilien Theodora; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Tri Krianto, Rahmadewi
Abstrak: Peran gender yang timpang antara laki-laki dan wanita menimbulkan pandangan bahwa laki-laki memiliki tingkatan yang lebih tinggi dibanding perempuan sehingga memunculkan sikap bahwa dengan alasan tertentu laki-laki dapat melakukan tindakan pemukulan terhadap wanita atau suami diperbolehkan memukul istri, salah satu bentuk dari kekerasan dalam rumah tangga. Proporsi sikap setuju terhadap pemukulan istri yang masih tinggi sebesar 32% pada 2017 menunjukkan bahwa upaya penyetaraan gender masih belum tercapai dengan tingginya angka penerimaan terhadap pemukulan istri oleh suami. Ketidaksetaraan ini meningkatkan resiko kekerasan terhadap wanita karena masih terjustifikasinya pemukulan istri oleh suami oleh wanita di Indonesia. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap wanita terhadap pemukulan istri oleh suami, analisis dilakukan pada dataset individual SDKI 2017 wanita usia subur dengan desain penelitian cross sectional, analisis dilakukan pada seluruh sampel wanita yang pernah menikah dengan melakukan transformasi data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan studi, kemudian analisis survey kompleks dilakukan dengan memperhatikan bobot agar hasil analisis mewakili populasi wanita usia subur di Indonesia, analisis dilakukan untuk melihat karakteristik dari seluruh variabel kemudian keterkaitan antara variabel independen dan dependen, uji regresi logistic berganda kemudian dilakukan pada variabel dependen studi ini: sikap wanita terhadap pemukulan istri oleh suami yang terbentuk dari 5 pertanyaan alasan yang membenarkan suami memukul istri dan variabel independen: karakteristik responden dan pasangan seperti pendidikan, pekerjaan, usia, indeks kekayaan, keterpaparan terhadap media massa, daerah tempat tinggal, dan partisipasi serta peran wanita dalam keluarga yang terdiri dari berbagai pertanyaan terkait. Uji yang dilakukan bertujuan untuk mencari variabel yang paling berkaitan dengan sikap wanita terhadap pemukulan istri oleh suami. Hasil dari penelitian ini adalah proporsi wanita di Indonesia yang setuju terhadap pemukulan istri oleh suami sebesar 31,93%. Terdapat hubungan paling dominan yang signifikan antara partisipasi wanita dalam pengambilan keputusan rumah tangga dengan sikap setuju wanita terhadap pemukulan istri. Terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan wanita, index kekayaan, pendidikan wanita, wilayah tempat tinggal dan paparan media dengan sikap setuju wanita terhadap pemukulan istri. Tidak ditemukan hubungan yang signifikan pada pekerjaan pasangan, pendidikan pasangan dan kelompok umur wanita dengan sikap setuju wanita terhadap pemukulan istri. Oleh karena itu perlu pemberian informasi secara luas terkait edukasi mengenai kesetaraan gender oleh Komnas Perempuan dan lembaga negara terkait pada masyarakat terutama kelompok wanita rendah partisipasi dalam keluarga, daerah pedesaan, keluarga ekonomi rendah yang lebih beresiko menjustifikasi pemukulan istri.
Kata kunci: sikap wanita, pemukulan istri, SDKI
Read More
S-10442
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive