Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Anggi Purwaningsih; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Tiur Febrina Pohan
Abstrak:
Read More
Tren infeksi HIV di Indonesia memperlihatkan adanya peningkatan jumlah infeksi baru terutama di kalangan LSL. Tingginya laju epidemi HIV dapat ditekan dengan menerapkan perilaku seks aman yaitu dengan menggunakan kondom. Efektivitas kondom mencapai 95% jika digunakan secara konsisten. UNAIDS (2016) menyebutkan bahwa penggunaan kondom secara konsisten terbukti sulit dicapai di semua populasi. Penggunaan kondom pada kalangan LSL secara global tidak mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom pada LSL dilihat berdasarkan teori perilaku Green (faktor predisposisi, pemungkin, dan penguat). Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan sumber data sekunder dari hasil STBP tahun 2018. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Total jumlah sampel penelitian adalah 3.399 LSL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom adalah umur, pendidikan, pekerjaan, persepsi risiko tertular HIV/AIDS, pengetahuan tentang HIV/AIDS, ketersediaan kondom, akses sumber informasi, program pencegahan HIV/AIDS, dan program tes HIV. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan intervensi HIV/AIDS berbasis internet, memperkuat kerjasama dengan OMS dan tokoh yang dekat dengan LSL (mami/mucikari, komunitas LSL), dan mengembangkan model layanan kesehatan ramah LSL.
HIV infection trends in Indonesia show an increasing number of new infections, especially among MSM. The high rate of the HIV epidemic can be suppressed by implementing safe sex behaviors, especially by using condoms. The effectiveness of condoms reaches 95% if used consistently. UNAIDS (2016) stated that the use of condoms consistently was difficult to achieve in all populations. Condom use among MSM globally has not increased in recent years. This study aims to determine the factors associated with condom use behavior among MSM based on Green's behavioral theory (predisposing, enabling, and reinforcing factors). This cross-sectional study was conducted among 3.399 MSM selected from IBBS 2018. Univariate and bivariate (chi square) analyses were performed to identify factors associated with condom use behavior. The results showed that the factors associated with condom use behavior were age, education, occupation, perceived risk of contracting HIV/AIDS, knowledge about HIV/AIDS, condom availability, access to information sources, HIV/AIDS prevention programs, and HIV testing programs. Therefore, it is necessary to develop internet-based HIV/AIDS interventions, strengthen collaboration with CSOs and figures close to MSM (mothers/pimps, MSM communities), and develop MSM-friendly health service models
S-11120
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tirza Amadea Nugroho; Pembimbing: Nurhayati Adnan; Penguji: Yovsyah, Lanny Luhukay
Abstrak:
penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku penggunaan kondom pada WPS. Penelitian dilakukan menggunakan desain studi cross sectional untuk menganalisis data 4465 WPS responden STBP 2018-2019. Didapatkan hasil bahwa 46,8% responden memiliki perilaku penggunaan kondom yang baik. Faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom adalah tingkat pengetahuan terkait HIV, keterpajanan informasi terkait HIV, akses pada kondom, persepsi risiko, umur, dan status pernikahan.
Read More
S-10677
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Frans Landi; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, F. Jeanne Uktolseja
Abstrak:
Klamidia adalah Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis, merupakan IMS dengan prevalensi tertinggi yang menginfeksi manusia terutama pada umur 15-49 tahun. Klamidia apabila tidak diobati menyebabkan kekamilan ektopik, infertilitas, servisitis, nyeri panggul kronis dan dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan infeksi mata pada bayi. Wanita Penjaja Seks Tidak Langsung (WPSTL) berisiko terhadap penularan klamidia karena perilaku seksnya dan kurang pengawasan dan pelayanan kesehatan karena pada umumnya beroperasi secara tersembunyi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Terpadu Perilaku dan Biologis (STBP) 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah WPSTL di 11 kabupaten/kota Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi klamidia sebesar 31,9%. Proporsi WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom sebesar 23,2%. Hasil analisis multivariat diketahui bahwa WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom berisiko 1,2 kali (PR=1,2 ; (%%CI=0,933-1,522), hasil ini secara statistik tidak bermakna. Cara pencegahan infeksi klamidia pada WPSTL antara lain dengan penggunaan kondom secara konsisten dan benar terutama pada WPSTL berusia <25 tahun dan menderita IMS lain.
Read More
Penelitian ini menggunakan data sekunder Survei Terpadu Perilaku dan Biologis (STBP) 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah WPSTL di 11 kabupaten/kota Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi klamidia sebesar 31,9%. Proporsi WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom sebesar 23,2%. Hasil analisis multivariat diketahui bahwa WPSTL yang tidak konsisten menggunakan kondom berisiko 1,2 kali (PR=1,2 ; (%%CI=0,933-1,522), hasil ini secara statistik tidak bermakna. Cara pencegahan infeksi klamidia pada WPSTL antara lain dengan penggunaan kondom secara konsisten dan benar terutama pada WPSTL berusia <25 tahun dan menderita IMS lain.
T-5621
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rahma Dwifa Sari; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Kemal N. Siregar, Sugeng Wiyana
S-10449
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mutia Sani Fadillah; Pembimbing: Toha Muhaimin; Penguji: Besral, Nurjannah
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor sosiodemografi, sumber informasi pengetahuan HIV/AIDS, dan perilaku berisiko terhadap kejadian seksual pranikah pada remaja di Indonesia berdasarkan STBP pada tahun 2015. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder STBP tahun 2015. Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode multistage cluster random sampling dengan kriteria inklusi murid Sekolah Menengah Atas (SMA) baik yang dikelola pemerintah (SMA Negeri) maupun SMA yang dikelola oleh swasta yang saat ini duduk di kelas 11 (kelas 2), dan berada dalam tujuh kota penelitian.
Read More
S-10539
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rizky Setiadi; Pembimbing: Popy Yuniar, Besral; Penguji: Iwan Ariawan, Flourisa J Sudradjat, Ari Wulan Sari
T-4538
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Putra Fajar Angkasa; Pembimbing: Tri Yunis Wahyono; Penguji: Yovsyah, Sugeng Wiyana
S-10228
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Khansa Nadiah Safira; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Sarikasih Harefa
Abstrak:
ABSTRAK Secara umum prevalensi HIV di wilayah Indonesia masih berkisar 0,43%, namun pada beberapa kelompok populasi berisiko tinggi telah terlihat peningkatan prevalensi yang signifikan sejak tahun 1990-an, terutama pada kelompok Wanita Pekerja Seks (WPS), Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), dan Waria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status HIV pada wanita pekerja seks di Indonesia. Desain studi penelitian ini adalah potong lintang dengan analisis bivariat menggunakan data STBP 2013. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 2242. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi HIV pada WPSL adalah 7,2% dan ada hubungan yang signifikan antara Konsistensi Penggunaan Kondom pada Tamu/Pelanggan (p=0,001), Konsistensi Penggunaan Kondom pada Pacar (p=0,004), dan Lama Bekerja (p=0,024). Perlu dilakukannya kerja sama dengan berbagai lembaga, seperti LSM untuk dapat meningkatkan upaya preventif dan promotif demi menurunkan tingkat prevalensi HIV pada WPSL. Kata kunci: Wanita Pekerja Seks, WPSL, STBP, HIV-AIDS In general, the prevalence of HIV in the territory of Indonesia is still around 0.43%, but in some high-risk population groups it has seen a significant increase in prevalence since the 1990s, especially in the Female Sex Workers, Male Sex with Men (MSM) , and Transvestites. This study aims to determine the factors that affect HIV status in semale sex workers in Indonesia. The design of this study used bivariate analysis using IBBS data in 2013. The sample size in this study was 2242. The results showed that the prevalence of HIV in WPSL was 7.2% and there was a significant relationship between the consistency of condom use with Customer (p = 0,001) Consistency of Condom Use with boyfriend (p = 0,004), and duration of work (p = 0,024). Need to work with various institutions, such as NGOs to be able to increase preventive and promotive efforts to reduce the level of HIV prevalence in female sex workers. Key words: Female sex workers, FSW, IBBS, HIV-AIDS
Read More
S-9817
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dine Dyan Indriani; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Syahrizal, Pratono
Abstrak:
Read More
Infeksi Menular Seksual memiliki dampak besar pada kesehatan seksual dan reproduksi di seluruh dunia. Lebih dari 30 bakteri, virus dan parasit yang berbeda diketahui ditularkan melalui kontak seksual, termasuk seks vaginal, anal dan oral. Mayoritas pasien sifilis adalah laki-laki sebesar 54%. Jumlah kasus PIMS pada LSL sebesar 6.997 orang (Kemenkes, 2022). Pada tahun 2023 Jawa Barat memiliki jumlah kasus sifilis sebesar 3.186. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kejadian sifilis yang dikelompokkan menjadi faktor biologis dan demografi, faktor perilaku, faktor health access, dan social environment. Penelitian ini merupakan studi cross sectional menggunakan data sekunder bersumber dari data STBP 2018/2019. Hasil pada penelitian ini adalah 11,33% responden positif sifilis. Responden HIV+ 27%, Hepatitis B+ 5 % dan 0,2% Hepatitis C+, respoden menjual seks 34% dan membeli seks 10%. Sebanyak 78% tidak melakukan pemeriksaan IMS, 56% tidak melakukan pengobatan IMS, 70,1% responden tidak terpapar informasi, dan 65% tinggal bersama pasangan/keluarga. Pada hasil analisis didapatkan faktor yang memiliki pengaruh adalah status HIV ((PR=2,77; 1,815-4,250) dan tingaal bersama teman/pasangan pria/waria (PR= 1,181; 0,555-2,512) dan tinggal sendirian (PR= 2,1; 1,338-3,289) cenderung lebih berisiko menderita sifilis dibandingkan responden yang tingga Bersama keluarga/pasangan Wanita
Sexually Transmitted Infections have a major impact on sexual and reproductive health worldwide. More than 30 different bacteria, viruses and parasites are known to be transmitted through sexual contact, including vaginal, anal and oral sex. The majority of syphilis patients are men, 54%. The number of PIMS cases among MSM is 6,997 people (Ministry of Health, 2022). In 2023, West Java have a total of 3,186 syphilis cases. This study aims to determine the factors that influence the incidence of syphilis which are grouped into biological and demographic factors, behavioral factors, health access factors, and social environment. This research is a cross sectional study using secondary data sourced from 2018/2019 IBST data. The results of this study were that 11.33% of respondents were positive for syphilis. 27% of respondents were HIV+, 5% Hepatitis B+ and 0.2% Hepatitis C+, 34% of respondents sold sex and 10% bought sex. As many as 78% did not undergo STI testing, 56% did not undergo STI treatment, 70.1% of respondents were not exposed to information, and 65% lived with their partner/family. In the results of the analysis, it was found that the factors that had an influence were HIV status ((PR=2.77; 1.815-4.250) and living with a male/transgender friend/partner (PR= 1.181; 0.555-2.512) and living alone (PR= 2.1 ; 1,338-3,289) tend to be more at risk of suffering from syphilis than respondents who live with their family/partner.
T-6866
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Triana Rachmawati Waznah; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Kemal N. Siregar, Indri Oktaria Sukmaputri
S-9850
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
