Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Nur Ratri Annisa Putri; Pembimbing: R Sutiawan; Penguji: Tris Eryando, Sugiarto
Abstrak:
Jumlah kasus tuberkulosis di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2016-2018 menunjukkan angka yang fluktuatif, dimana kasus tertinggi terdapat pada tahun 2017 dan kecamatan dengan kasus tertinggi secara signifikan setiap tahunnya adalah Kecamatan Wates. Probabilitas penemuan pasien tertinggi terdapat pada jangkauan 200 meter, namun dalam analisis statistik tidak ada perbedaan yang signifikan antara kategori kasus dengan jangkauan. Secara umum kepadatan penduduk, fasilitas pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan, dan keadaan lingkungan berpengaruh terhadap jumlah kasus TB di Kabupaten Kulon Progo. Dalam perhitungan statistik menunjukkan adanya korelasi antara kepadatan penduduk dengan jumlah kasus TB dan antara keadaan lingkungan dengan kasus TB. Namun tidak ada korelasi antara jumlah fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan dengan jumlah kasus TB.
Read More
S-10161
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Intan Nabiila; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Zakiah
Abstrak:
Read More
Setelah dua tahun berlalu, WHO masih menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Hal tersebut dikarenakan masih terdapat penambahan kasus aktif dan korban meninggal akibat COVID-19. Sejak awal pandemi COVID-19 menyebar ke seluruh Indonesia, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi. Kota Depok merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki kasus COVID-19 yang tinggi. Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan COVID-19 di Kota Depok yaitu Kota Depok berada di wilayah dengan tingkat kerawanan yang tinggi akibat berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, dan wilayah DKI Jakarta. Selain itu, Kota Depok merupakan kota dengan pekerja ulang alik terbesar di Indonesia yaitu mencapai 18,52%. Maka dari itu, diperlukan upaya untuk mencegah penularan COVID-19 di Kota Depok yaitu melalui vaksinasi. Namun, capaian vaksinasi COVID-19 di Kota Depok masih terbilang rendah terutama untuk dosis 3. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan vaksinasi yaitu akses. Dalam hal ini, lokasi geografis vaksinasi berpengaruh terhadap keputusan seseorang melakukan vaksinasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran aksesibilitas lokasi vaksinasi COVID-19 di Kota Depok melalui penggunaan Sistem Informasi Geografis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan wilayah dengan capaian vaksinasi COVID-19 yang tinggi memiliki lokasi vaksinasi COVID-19 yang banyak dan wilayah dengan capaian vaksinasi COVID-19 yang rendah memiliki lokasi vaksinasi COVID-19 yang sedikit. Aksesibilitas lokasi vaksinasi COVID-19 di Kota Depok sudah baik apabila ditinjau berdasarkan jaringan jalan dikarenakan sebagian besar lokasi vaksinasi di puskesmas dapat diakses melalui jalan lokal dan lokasi vaksinasi di rumah sakit serta institusi dapat diakses melalui jalan kolektor dan jalan arteri. Di sisi lain, luas area pelayanan lokasi vaksinasi COVID-19 terhadap area pemukiman Kota Depok yang termasuk ke dalam kategori sangat terjangkau hanya sebesar 19,32%, kategori terjangkau yaitu sebesar 36,75%, dan kategori tidak terjangkau yaitu 45,65%. Maka dari itu, Kota Depok perlu melaksanakan kembali vaksinasi massal khususnya pada wilayah dengan capaian vaksinasi COVID-19 yang rendah dan melakukan program layanan vaksinasi penjangkauan terutama bagi penduduk lansia dan penduduk dengan disabilitas agar dapat meningkatkan capaian vaksinasi COVID-19 di Kota Depok.
After two years, WHO still defines COVID-19 as a pandemic. This is because there are still additional active cases and death tolls due to COVID-19. Since the beginning of the COVID-19 pandemic spreading throughout Indonesia, West Java has been one of the provinces with the highest cases of COVID-19. Depok is one of the areas in West Java that has a high number of COVID-19 cases. There are several factors that can increase the risk of transmission of COVID-19 in Depok, Depok is in an area with a high level of vulnerability due to its direct border with Bogor Regency, Tangerang Regency, and the DKI Jakarta area. Apart from that, Depok is the city with the largest number of commuting workers in Indonesia, reaching 18.52%. Therefore, efforts are needed to prevent transmission of COVID-19 in Depok, namely through vaccination. However, the achievement of COVID-19 vaccination in Depok City is still relatively low, especially for dose 3. One of the factors that affect vaccination acceptance is access. In this case, the geographic location of vaccination influences a person's decision to vaccinate. Therefore, this research was conducted to describe the accessibility of COVID-19 vaccination sites in Depok through a Geographic Information System approach. The results showed that there was a tendency for areas with high COVID-19 vaccination outcomes to have a large number of COVID-19 vaccination sites and areas with low COVID-19 vaccination outcomes to have few COVID-19 vaccination sites. The accessibility of COVID-19 vaccination sites in Depok is good when viewed based on the road network because most of the vaccination sites in puskesmas can be accessed via local roads and vaccination sites in hospitals and institutions can be accessed via collector roads and arterial roads. On the other hand, the service area of the COVID-19 vaccination sites for residential areas in Depok, which is included in the very accessible category is only 19.32%, the accessible category is 36.75%, and the inaccessible category is 45.65%. Therefore, Depok needs to re-run the mass vaccination program, especially in areas with the low achievement of the COVID-19 vaccination program and carry out an outreach vaccination program, especially for the elderly and people with disabilities in order to increase the COVID-19 vaccination program in Depok.
S-11175
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kartika Sari Wanodya; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Rico Kurniawan, Fresty Cahya Maulina
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara spasial kejadian diare balita di wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2019. Data pada penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat open source dari Dinas Kesehatan Jawa Barat dan BPS Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan analisis spasial. Persentase diare balita tertinggi berada di Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan diikuti oleh Kabupaten Garut.
Read More
S-10859
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur Ighwana Sari; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Raden Rara Diah Handayani
Abstrak:
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penemuan kasus TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas dengan analisis spasial. Penelitian ini menggunakan data primer untuk menentukan titik koordinat pasien TB dan puskesmas tahun 2019 & data sekunder untuk kepadatan penduduk, puskesmas, jumlah kasus TB Paru BTA positif, jumlah kematian, putus berobat, gagal, dan kesembuhan pasien TB Paru BTA positif di Kecamatan Ciracas tahun 2018-2019. Dalam penelitian ini menggunakan studi ekologi dengan analisis spasial menggunakan buffer dan overlay.
Read More
S-10570
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Indarti Widyaningsih; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Artha Prabawa, Santayana Daulay
S-10304
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dyah Nursmarastri Sasabil Sidqi; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Artha Prabawa, Teti Tejayanti
Abstrak:
Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi, hubungan spasial faktor risiko dengan kejadian COVID-19 dan menentukan zona kerawanan COVID-19 berdasarkan faktor risiko melalui pendekatan SIG. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi ekologi. Populasi dan sampel dari penelitian yaitu kasus COVID-19 yang tercatat di Kecamatan Purwokerto Selatan pada tahun 2020. Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko kemiskinan (p-value = 0,034 r = 0,791) mempengaruhi jumlah kasus COVID-19 secara signifikan dan memiliki hubungan yang sangat kuat. Jumlah KK pengguna sanitasi umum (p-value = 0,094; r = 0,679) dan cakupan rumah tangga ber-PHBS (p-value = 0,251; r = 0,502) tidak mempengaruhi secara signifikan, namun ada hubungan yang kuat terhadap jumlah kasus COVID-19, dan kepadatan penduduk tidak berhubungan secara signifikan (p-value = 0,658). Secara spasial ada hubungan jumlah kasus COVID-19 dengan kemiskinan dan KK pengguna sanitasi umum.
Read More
S-10734
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mahar Santoso; Pembimbing: Pandu Riono; Penguji: Artha Prabawa, Punto Dewo
Abstrak:
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang memiliki klaim pembiayaan tertinggi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) pada tahun 2016. Direktorat Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular (Dit. PPTM) mempunyai program untuk pemberdayaan masyakat atau Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang bernama Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan kegiatan berbasis masyarakat dalam upaya menjaga kesehatan dari PTM. Dalam pelaksanaanya Posbindu PTM mencatat data faktor risiko PTM yang melalui wawancara seperti merokok, konsumsi buah dan sayur, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik, pemeriksaan gula darah, tekanan darah, indeks masa tubuh (IMT), dan beberapa pemeriksaan penunjang lain. Pemeriksaan tersebut dicatat dalam sistem informasi surveilans Posbindu PTM. Saat ini belum ada visualisasi data untuk sistem tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memvisualisasikan data faktor risiko PTM dari sistem tersebut. Penelitian ini mengambil data faktor risiko PTM di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2016. Hasil penelitian ini adalah adanya visualisasi data faktor risiko PTM yang dapat membantu melihat data menjadi informasi berbasis wilayah. Kata kunci: Visualisasi data, sistem informasi geografis, penyakit tidak menular, Jawa Timur Non-communicable disease (PTM) is a disease that has the highest financing claim from the Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) in 2016. The Directorate of Prevention and Non-Communicable Diseases (Dit. PPTM) has a program for community empowerment or Community Based Health Unit (UKBM ) named Posbindu PTM. Posbindu PTM is a community-based activity in an effort to maintain the health of PTM. In the implementation of Posbindu PTM recorded data on PTM risk factors through interviews such as smoking, fruit and vegetable consumption, alcohol consumption, and physical activity, examination of blood sugar, blood pressure, body mass index (BMI), and several other investigations. The examination was recorded in the Posbindu PTM surveillance information system. At present there is no data visualization for the system. The purpose of this study is to visualize PTM risk factor data from the system. This study took the PTM risk factor data in East Java Province in 2016. The results of this study were the visualization of PTM risk factor data that could help see data into region-based information.. Key words: Data visualization, geographical information system, non communicable diseases, East Java
Read More
S-9922
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Febriana Widya Nugrahaning Ratanti; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Supriyono Pangribowo
Abstrak:
Read More
Diare merupakan suatu penyakit yang masih menjadi ancaman kesehatan global terutama bagi anak balita. Penyakit diare adalah penyebab kematian anak balita peringkat kedua di dunia secara global dan penyebab kematian paling tinggi di Indonesia pada tahun 2021. Provinsi Jawa Tengah memiliki angka kejadian diare balita sebanyak 87.510 kasus dan kejadian kematian balita akibat diare yang lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi yang lain, yaitu sebanyak 184 kasus kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis spasial proporsi kejadian penyakit diare balita dengan kepadatan penduduk, sarana air minum, akses sanitasi layak, status gizi buruk, desa stop BABS, dan fasilitas puskesmas di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi menggunakan data sekunder yang bersifat open source dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Data yang didapatkan diolah menggunakan software ArcGIS 10.8 dan Geoda. Berdasarkan hasil analisis univariat, distribusi kejadian diare pada balita di wilayah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2021 tertinggi terdapat di Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil analisis autokorelasi terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian diare pada balita dengan status gizi buruk dan desa stop perilaku BAB Sembarangan dengan, sehingga diperlukan pencegahan dengan penguatan pelaksanaan desa stop BAB Sembarangan dan pelaksanaan giat pencegahan gizi buruk pada anak balita.
Diarrhea is a disease that is still a threat to global health, especially for children under five. Diarrheal disease is the second leading cause of death for children under five in the world globally and the highest cause of death in Indonesia in 2021. Central Java province has an incidence of diarrhea under five as many as 87,510 cases and the incidence of under-five deaths due to diarrhea is higher than other provinces, namely 184 cases of death. This study aims to determine the spatial analysis of the proportion of diarrheal disease in children under five with population density, drinking water facilities, access to proper sanitation, poor nutritional status, villages to stop open defecation, and health center facilities in Central Java Province in 2021. This study uses an ecological study design using open source secondary data from the Central Java Health Office and Central Java Statistics Agency. The data obtained was processed using ArcGIS 10.8 and Geoda software. Based on the results of univariate analysis, the highest distribution of diarrhea in toddlers in Central Java Province in 2021 is in Tegal Regency. Based on the results of the autocorrelation analysis it is proven that there is a significant relationship between the incidence of diarrhea in toddlers and malnutrition status and the village stops open defecation behavior with, so prevention is needed by strengthening the implementation of the village stopping open defecation and active implementation of prevention of malnutrition in children under five.
S-11280
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dzia Ur Ridha; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Popy Yuniar, M. Royan
T-4107
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Pelegia Samira Pattdiana Sitompul; Pembimbing: Besral; Penguji: Martya Makful Rahmaniati, Retno Kusuma Dewi
Abstrak:
Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis s dan bivariat dengan menggunakan analisis spasial serta uji korelasi pada variabel untuk mengetahui hubungan faktor yang ada terhadap jumlah kasus baru tuberkulosis paru BTA positif di Jawa Barat. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 135 yang merupakan seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat pada tahun 2015 hingga 2019. Hasil analisis korelasi yang dilakukan menunjukkan terdapat jumlah keluarga miskin (p-value = 0,000), jumlah puskesmas (p-value = 0,003), jumlah desa siaga (p-value = 0,000), jumlah rumah sakit umum (p-value = 0,007), dan jumlah dokter umum (p-value = 0,038) dimana keenam variabel memiliki p-value dibawah 0,05. Koefisien korelasi yang didapatkan menunjukkan variabel jumlah dokter umum (0,153) memiliki hubungan yang sangat rendah dan variabel jumlah keluarga miskin (0,306), jumlah puskesmas (-0,236), jumlah desa siaga (-0,283) dan jumlah RSU (-0,210) memiliki hubungan yang rendah terhadap insiden tuberkulosis paru BTA positif di Jawa Barat.Program penanggulangan tuberkulosis di Jawa Barat penting untuk dilaksanakan dengan baik untuk mengurangi jumlah penyakit tuberkulosis kedepannya.
Read More
S-10710
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
