Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Budhi Antariksa
JRI Vol.30, N0.1
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adhi Noer Muhammad; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Hendra, Lana Saria, Aji Prabowo
Abstrak:
Industri pertambangan memiliki tingkat tahapan akitivitas dan pekerjaan yang luas, dimulai dari penyelidikan umum, eksplorasi hingga reklamasi yang melibatkan pekerja tambang erdapat perbedaan skor kewaspadaan antara responden shift pagi dengan shift malam, dimana shift malam memiliki skor kewaspadaan lebih rendah daripada responden shift pagi. Rekomendasi penelitian ini adalah meningkatkan higiene tidur dengan memberikan penyuluhan tentang kesehatan, memastikan suhu kamar yang optimal dan paparan pencahayaan alami yang memadai, serta meminimalkan paparan terhadap kebisingan dan gadget

Mining industry has a wide range of activities and work stages which involve mining workers, starting from general investigations, explorations, to reclamation. It is considered as one of the industries with a high-level risk. Mining workers are synonymous with shift and roster work patterns, and physical work that requires strength, flexibility and endurance of sustained muscles that contribute to fatigue. Generally, fatigue is defined as a state of weariness due to prolonged wakefulness, long work periods, and is characterized by decreased alertness, impaired decision making, and reduced capacity for neurobehavioral performance (Akerstedt, 1995; Dinges, 1995). The purpose of this study is to determine the average alertness score of exploration drilling service workers in coal mines which is influenced by the level of fatigue of workers calculated based on the quality and quantity of sleep using the SAFTE Fatigue Model. This research is a quantitative descriptive cross-sectional design, from June to August 2019. The results state that the majority of respondents have an alertness score in the reduced category (66.67%). The cross variable distribution shows that the lowest proportion of alertness is in the age group of 31-40 years (50.00%), moderate sleep quality (70.00%) and quantity of sleep poor (33.33%). There are differences in alertness scores between morning shift and night shift respondents, and that is the night shift has lower average alertness scores than morning shift respondents. The recommendations of this study are to improve sleep hygiene by providing health education, ensuring optimal room temperature and adequate exposure to natural lighting, and minimizing the exposure to noise and gadgets..

Read More
T-5928
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Paul E. Peppard, Terry Young, Jodi H. Barnet, Mari Palta, Erika W. Hagen, Khin Mae Hla
Abstrak: Sleep-disordered breathing is a common disorder with a range of harmful sequelae. Obesity is a strong causal factor for sleep-disordered breathing, and because of the ongoing obesity epidemic, previous estimates of sleep-disordered breathing prevalence require updating. We estimated the prevalence of sleep-disordered breathing in the United States for the periods of 1988-1994 and 2007-2010 using data from the Wisconsin Sleep Cohort Study, an ongoing community-based study that was established in 1988 with participants randomly selected from an employed population of Wisconsin adults. A total of 1,520 participants who were 30-70 years of age had baseline polysomnography studies to assess the presence of sleep-disordered breathing. Participants were invited for repeat studies at 4-year intervals. The prevalence of sleep-disordered breathing was modeled as a function of age, sex, and body mass index, and estimates were extrapolated to US body mass index distributions estimated using data from the National Health and Nutrition Examination Survey. The current prevalence estimates of moderate to severe sleep-disordered breathing (apnea-hypopnea index, measured as events/hour, ≥15) are 10% (95% confidence interval (CI): 7, 12) among 30-49-year-old men; 17% (95% CI: 15, 21) among 50-70-year-old men; 3% (95% CI: 2, 4) among 30-49-year-old women; and 9% (95% CI: 7, 11) among 50-70 year-old women. These estimated prevalence rates represent substantial increases over the last 2 decades (relative increases of between 14% and 55% depending on the subgroup).
Read More
AJE Vol.177, No.9
Oxford : Oxford University Press, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kelly; Pembimbing: Hendrik Manarang Taurany; Penguji: Anhari Achadi, Budi Hartono
S-6553
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Ilhan Khazin; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Moh Ilyas
Abstrak:
Tidur merupakan hal yang penting bagi manusia untuk bertahan hidup, bahkan tidur menghabiskan sepertiga dari hidup manusia. Kejadian kurang tidur saat ini menjadi masalah yang umum terjadi di sekolah menengah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai sekolah menengah atas di Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kualitas tidur yang buruk lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki kualitas tidur yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara sikap, dukungan sosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 258 responden yang terdiri dari kelas 10 dan kelas 11. Penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi memiliki sikap, dukungan sosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene yang baik tetapi memiliki kualitas tidur yang buruk, hal ini dikarenakan untuk memiliki kualitas tidur yang baik, diperlukan adanya kesadaran dan praktik untuk menerapkan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Sebanyak 180 responden (69,8%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara efikasi diri dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur. Sementara pada sikap, dukungan sosial, dan niat tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kualitas tidur. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi maupun program kesehatan untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja

Sleep is essential for humans to survive, even it takes one-third of human life. Sleep deprivation is now a common problem in middle school students. Based on research conducted in various high schools in Indonesia, It shows that more students have poor sleep quality than students who have good sleep quality. This research was conducted to identify a possible relationship between attitudes, social support, self-efficacy, intentions and sleep hygiene practices with sleep quality in adolescents at SMA Negeri 21 Bekasi. This study used a cross-sectional method. The sample used in this study was 258 respondents consisting of grades 10 and grade 11. The research conducted showed that some adolescents at SMA Negeri 21 Kota Bekasi have good attitudes, social support, self-efficacy, intentions, and sleep hygiene practices but have poor sleep quality, this is because to have good sleep quality, awareness and practices both needed to implement things that can improve sleep quality. 180 respondents or 69.8% had poor sleep quality. The results showed that there was a positive association between self-efficacy and sleep hygiene practices and sleep quality, which means that students with good self-efficacy and sleep hygiene practices will have good sleep quality. Meanwhile, attitudes, social support and intentions did not show a relationship with sleep quality. Therefore, education and health programs are needed to improve the quality of sleep in adolescents.
Read More
S-11345
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pentha Mayasari; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya, Muhammad Novie Anshari, Priyo Djatmiko
Abstrak: Pengemudi profesional dengan karakteristik pekerjaan yang monoton denganjarak tempuh yang panjang dan durasi mengemudi yang lama bahkan melewati waktuistirahat yang seharusnya sehingga bertentangan dengan ritme sirkadian alami, sertaposisi duduk pengemudi yang terus menerus sepanjang perjalanan dapat menyebabkankelelahan pada pengemudi. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kuantitas tidur sertaburuknya kualitas tidur dan sleep hygiene pengemudi. Pengemudi pada PT. X bertugasmelakukan pendistribusian BBM menggunakan mobil tangki berkapasitas 16.000 Ldengan rata-rata jarak tempuh yang ditempuh lebih dari 300 km dan durasi perjalananlebih dari 8 jam. Berbagai kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya kelelahan padapengemudi PT. X. Penelitian analitik dengan desain cross-sectional ini bertujuan untukmenganalisis hubungan antara kuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene, durasimengemudi dan jarak tempuh dengan kelelahan pengemudi truk muatan barang pada PT.X. Penelitian yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Juni 2018 inimenggunakan beberapa alat pengumpulan data yaitu: kuesioner, tensimeter, oksimeterdan alat smartwatch fitbit. Analisis data menggunakan uji beda mean dan uji chi square. Dari uji beda mean diketahui bahwa terjadi kelelahan kerja pada pengemudi PT. X setelahselesai mengemudi. Dari uji chi square diperoleh bahwa terdapat hubungan antarakuantitas tidur, kualitas tidur, sleep hygiene dan jarak tempuh dengan kelelahanpengemudi muatan barang pada PT. X.
Professional drivers with monotonous work characteristics with long mileage andlong driving duration even past supposed rest periods so as to conflict with naturalcircadian rhythms, as well as continuous driver seats along the way may cause driverfatigue. This condition is exacerbated by the lack of quantity of sleep as well as poor sleepquality and sleep hygiene drivers. The driver at PT. X has the task of distributing fuelusing a tank with a capacity of 16,000 L with an average mileage taken over 300 km andthe duration of travel more than 8 hours. These various conditions can cause fatigue inthe driver of PT. X. Analytical research with cross-sectional design is aimed to analyzethe relationship between the quantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene, drivingduration and mileage with driver truckload fatigue at PT. X. Research conducted inFebruary to June 2018 uses several data collection tools, namely: questionnaires,tensimeter, oximeter and smartwatch fitbit tool. Data analysis used mean difference testand chi square test. From the different test mean known that there is fatigue work on thedriver PT. X after driving. From chi square test obtained that there is relation betweenquantity of sleep, sleep quality, sleep hygiene and mileage with fatigue of driver of goodscargo at PT. X.
Read More
T-5212
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tina Kold Jensen, Anna-Maria Andersson, Niels Erik Skakkebæk, Ulla Nordstrøm Joensen, Martin Blomberg Jensen, Tina Harmer Lassen, Loa Nordkap, Inge Alhmann Olesen, Åse Marie Hansen, Naja Hulvej Rod, Niels Jørgensen
Abstrak: Several studies have found an association between sleep duration and morbidity and mortality, but no previous studies have examined the association between sleep disturbances and semen quality. We conducted a cross-sectional study among 953 young Danish men from the general population who were recruited in Copenhagen at the time of determination of fitness for military service between January 2008 and June 2011. All of the men delivered a semen sample, had a blood sample drawn, underwent a physical examination, and answered a questionnaire including information about sleep disturbances. Sleep disturbances were assessed on the basis of a modified 4-item version of the Karolinska Sleep Questionnaire, which includes questions on sleep patterns during the past 4 weeks. Sleep disturbances showed an inverse U-shaped association with sperm concentration, total sperm count, percent motile and percent morphologically normal spermatozoa, and testis size. Men with a high level of sleep disturbance (score >50) had a 29% (95% confidence interval: 2, 48) lower adjusted sperm concentration and 1.6 (95% confidence interval: 0.3, 3.0) percentage points' fewer morphologically normal spermatozoa than men with a sleep score of 11-20. This appears to be the first study to find associations between sleep disturbances and semen quality. In future studies, investigators should attempt to elucidate mechanistic explanations and prospectively assess whether semen quality improves after interventions restoring a normal sleeping pattern.
Read More
AJE Vol.177, No.10
Oxford : Oxford University Press, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stevan Deby Anbiya Muhammad Sunarno; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan, Baiduri Widanarko, Mila Tejamaya; Penguji: Muhammad Novie Anshari, Priyo Djatmiko
Abstrak: Penelitian dan kajian mengenai sleep deprivation selama ini baru dilihat berdasarkanpernyataan dari responden penelitian, korban maupun saksi mata yang sifatnya sangatsubjektif. Tingginya angka kecelakaan yang muncul akibat dari sleep deprivation dansulitnya mencari data yang objektif mengenai kuantitas dan kualitas tidur yangsebenarnya dialami oleh pekerja, khususnya pekerja shift operator hauling truck masihmenjadi masalah yang besar, khususnya di bidang keilmuan K3. Penelitian ini merupakancross sectional study. Variabel dari penelitian ini adalah kuantitas tidur, kualitas tidur,salivary alpha amylase, tekanan darah, denyut nadi, kadar oksigen dalam darah,temperatur tubuh, karakteristik individu, sleep hygiene dan beban kerja. Penelitiandilakukan selama 1 bulan di perusahaan tambang di Indonesia. Secara umum, rata-ratadurasi tidur versi Fitbit pada operator hauling truck dengan pola 2 shift adalah sebesar149 menit atau 2 jam 29 menit sedangkan pada pola 3 shift adalah sebesar 182 menit atau3 jam 8 menit. Kualitas tidur versi Fitbit pada operator hauling truck dengan pola 2 shiftadalah sebesar 13% pada REM, 38% pada light sleep dan 12.7% pada deep sleep.Sedangkan pada pola 3 shift adalah sebesar 14.2% pada REM, 44.7% pada light sleep dan13.1% pada deep sleep.
Kata kunci:Kuantitas Tidur, Kualitas Tidur, Sleep Deprivation, Accident
The study of sleep deprivation has only recently been seen based on statements fromresearch respondents, victims and eyewitnesses who are very subjective. The highnumber of accidents arising from sleep deprivation and the difficulty of finding objectivedata on the actual quantity and quality of sleep experienced by workers, especially shiftoperator hauling truck workers is still a big problem, especially in the field of OHS science.This is a cross sectional study. The variables of this study are quantity of sleep, qualityof sleep, salivary alpha amylase, blood pressure, heart rate, blood oxygen levels, bodytemperature, sleep hygiene, individual characteristics and workload. Research conductedfor 1 month in mining company in Indonesia. The average sleep duration of Fitbit onhauling truck operator with 2 shift pattern is 149 minutes or 2 hours 29 minutes while in3 shift pattern is 182 minutes or 3 hours 8 minutes. Quality of sleep on hauling truckoperator with 2 shift pattern is 13% in REM, 38% in light sleep and 12.7% in deep sleep.While the pattern of 3 shifts is 14.2% in REM, 44.7% in light sleep and 13.1% in deepsleep.
Key words:Quantity of Sleep, Quality of Sleep, Sleep Deprivation, Accident.
Read More
T-5455
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Debby Endayani Safitri; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Kusdinar Achmad, Siti Arifah Pujonarti, Siti Madanijah, Kresnawan
T-4185
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Novianti; Pembimbing: Doni Hikmat Ramadhan; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra; Ade Kurdiman, Wahyudin Lihawa
Abstrak: Sesuai dengan target pembangunan nasional Indonesia yaitu pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur yang mendukung konektivitas antardaerah dalam bentuk jalan tol sangat intensif dilakukan. Namun demikian, seiring dengan perkembangan tersebut, aspek K3 juga muncul sebagai topik utama yang memicu perhatian untuk diteliti oleh penulis. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pada tahun 2018 ada deretan insiden kecelakaan kerja yang terjadi di industri konstruksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja subyektif dalam proyek pembangunan jalan tol PT X, Jakarta. Desainnya adalah cross sectional dan sampel terdiri dari 120 pekerja yang menanggapi kuesioner dasar yang dikelola sendiri untuk nutrisi pekerja, karakteristik individu dan karakteristik pekerjaan. Kelelahan diukur dengan Kuesioner IFRC dengan 30 item. Karakteristik psikologis kerja terdiri dari tuntutan di tempat kerja, dukungan sosial, peran dalam organisasi, dan kepuasan kerja yang diukur dengan Kuisioner COPSOQ III. Sleep hygiene diukur dengan Sleep Hygiene Index dan kualitas tidur diukur dengan kuesioner PSQI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelelahan kerja subyektif dengan riwayat penyakit, kegiatan olahraga, masa kerja, shift kerja, tuntutan tempat kerja, peran organisasi, sleep hygiene, kualitas tidur. Namun, tidak ada korelasi yang menunjukkan antara kelelahan kerja subyektif dengan usia, status perkawinan, perilaku merokok, posisi kerja, durasi kerja harian, BMI, kegiatan minum kopi, kegiatan konsumsi minuman energi, konsumsi gorengan, dukungan sosial, kepuasan kerja.
Read More
T-5743
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive