Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Yohanes Kristianto, Bastianus Doddy Riyadi, Annasari Mustafa
KJKMN Vol.7, No.11
Depok : FKM UI, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dela Riadi; Pembimbing: Anwar Hassan; Penguji: Tri Krianto, Winarni Naweng Triwulandari
Abstrak:
Jajanan anak sekolah adalah makanan dan minuman jajanan yang dijual di lingkungan sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Anak Sekolah Dalam Memilih Jajanan di SDN Beji 8 Kecamatan Beji Kota Depok tahun 2016. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan daftar tilik. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 82 responden. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara ketersediaan jajanan dengan Perilaku Anak Sekolah Dalam Memilih Jajanan di SDN Beji 8 Depok 2016. Maka perlu dilakukan pemantauan ketersediaan jajanan dan membuat regulasi mengenai jenis makanan dan minuman yang boleh diperjual belikan di SDN Beji 8 Kecamatan Beji Kota Depok.
Snacks school children is food and beverage snacks sold in school environments . The purpose of this study is to describe and factors relating to the snacks consumption behavior of school children at SDN Beji 8 Sub-Districts Beji Depok of 2016. This study was a cross sectional study using instruments such as questionnaires and checklists. Total sample used in this study were 82 respondents. The results in this study is a correlation between availability of snacks with behavior of school children in choosing snack at SDN Beji, Depok 8 of 2016. So need to monitoring availability of snacks and making regulation about availability of snacks at SDN Beji 8 Sub-Districts Beji Depok of 2016.
Read More
S-9025
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nurlistiani Syafrida; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Triyanti, Sada Rasmada
Abstrak:
Read More
Jajanan gorengan merupakan salah satu makanan yang digemari remaja. Karakteristiknya yang berlemak dan padat energi membuat konsumsi secara berlebihan dapat berakibat pada risiko kegemukan dan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan proporsi konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres, aktivitas fisik, kualitas tidur, faktor individu dan faktor sosioekonomi pada siswa-siswi SMAN 2 Cibinong Tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang yang dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian google forms dan lembar FFQ secara mandiri oleh responden. Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat (chi-square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 77,7% responden mengonsumsi jajanan gorengan tingkat tinggi (≥ 7x/minggu), jenis jajanan gorengan yang paling sering dikonsumsi secara berurutan adalah olahan ayam digoreng, sosis/nugget/otak-otak, dan gorengan tempe. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan pada konsumsi jajanan gorengan berdasarkan tingkat stres (p-value 0,002), pengetahuan gizi (p-value 0,009), kebiasaan sarapan (p-value 0,025), dan pengaruh teman sebaya (p-value 0,039).
Fried snacks are one of the foods favored by teenagers. With its energy-dense and high-fat characteristics, consumption excessively can lead to overweight and obesity. The purpose of this study is to determine the differences of fried snack consumption based on stress levels, physical activity, sleep quality, individual factors, and socioeconomic factors among students of SMAN 2 Cibinong 2024. This research is a quantitative study with a cross-sectional design, involving a sample size of 130 individuals selected through consecutive sampling. Data collection was conducted through self-administered questionnaires completed by the respondents. Data were analyzed using univariate and bivariate (chi-square) methods. The results showed that 77.7% of respondents consumed high levels of fried snacks (≥ 7 times per week), the most frequently consumed types of fried snacks, in descending order, were fried chicken, sausage/nugget/otak-otak, and fried tempeh. The bivariate analysis showed different levels of fried snacks consumption based on stress levels (p-value 0,002), nutritional knowledge (p-value 0,009), breakfast habits (p-value 0,025), and peer influence (p-value 0,039).
S-11704
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ahmad Rafqi; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Anhari Achadi, Pujiyanto, Cendikia Sri Murwani, Deksa Persiana
Abstrak:
Anak usia sekolah yang sehat merupakan asset pembangunan bangsa. Keberadaan makanan di sekolah sangat penting , karena akan memenuhi 25-36% kebutuhan energi harian anak. Kebiasaan makan yang tidak sehat (kurang gizi) dapat menyebabkan stunting (perlambatan pertumbuhan anak); penyakit kardiovaskuler, kanker, diabetes dan osteoporosis, sementara untuk jangka pendek dapat menyebabkan dental caries, anemia, overwight dan obesitas. Hasil pengujian Badan POM tahun 2008-2010, menunjukkan 40-44% jajanan anak sekolah secara nasional tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Kebijakan Aksi Nasional menuju pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang aman bermutu dan bergizi, merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pangan jajanan anak sekolah dengan cara memberdayakan komunitas sekolah secara mandiri mengawasi pangan jajanan di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Aksi Nasional PJAS di kota Batam beserta efektitasnya dengan menggunakan analisa implementasi kebijakan dari Mazmanian dan Sabatier. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi dokumen.. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa implementasi kebijakan Aksi Nasional PJAS di kota Batam sudah terlaksana cukup baik namun tidak berjalan efektif, karena ketidaktepatan dalam menentukan indikator kinerja, tidak ada NSPK terkait peran, tugas dan tanggung jawab kelompok pelaksana, tidak ada strukturisasi pelaksanaan kebijakan tersebut, dan tidak ada dukungan langsung dari DPRD dan Pemerintah kota Batam. Komitmen dari pemerintah daerah kota Batam masih kurang, karena pengawasan pangan jajanan anak sekolah ini belum menjadi prioritas dalam pembangunan kota Batam. Kata kunci : Pangan jajanan anak sekolah, efektifitas, mandiri, Batam
Read More
T-4277
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maharani Hesrinawati; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Laila Fitria, Zarteti
Abstrak:
Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi gizi bagi anak-anak usia sekolah. Di lingkungan sekitar sekolah banyak sekali dijumpai makanan jajanan baik yang disediakan oleh kantin sekolah maupun pedagang kaki lima dan umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis kualitas makanan jajanan dengan kontaminan kimia dan biologi pada jajanan di sekolah dasar. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi karakteristik penjamah makanan, meliputi pendidikan, pengetahuan dan perilpenulis sertta variabel pendukung seperti fasilitas sanitasi yang meliputi sanitasi tempat berjualan dan sanitasi alat. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang (Cross Sectional). Dengan sampel sebanyak 30 penjamah makanan dan makanan jajanan di 6 titik sekolah dasar di wilayah Cipinang Besar Utara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jajanan yang tidak memenuhi syarat (mengandung bahan tambahan makanan) sebanyak 27 makanan jajanan, sedangkan makanan yang mengandung E. Coli Sebanyak 10 makanan. Kata Kunci: E. Coli, BTM, Sekolah Dasar, Makanan Jajanan
Snack food holds an important role in providing energy intake of nutrition for children of school age. In the neighborhood around the school a lot of good common snack food provided by the school cafeteria and vendors and generally regularly consumed by most children of school age. The purpose of this study was to determine the quality of the analysis of snack food with chemical and biological contaminants in snacks in elementary school. Variables examined in this study include characteristics of food handlers, including education, knowledge and behavior variables sertta support such as sanitary facilities which include sanitary place to sell and sanitation tools. This study used a cross-sectional design (cross-sectional). With a sample of 30 food handlers and food snacks in six primary schools in the region point Cipinang Besar Utara. Results from this study indicate that snacks are not eligible (containing a food additive) as much as 27 snack foods, while foods containing E. Coli A total of 10 food. Keywords: E. Coli, Food Additive, Elementary School, Food Snacks
Read More
Snack food holds an important role in providing energy intake of nutrition for children of school age. In the neighborhood around the school a lot of good common snack food provided by the school cafeteria and vendors and generally regularly consumed by most children of school age. The purpose of this study was to determine the quality of the analysis of snack food with chemical and biological contaminants in snacks in elementary school. Variables examined in this study include characteristics of food handlers, including education, knowledge and behavior variables sertta support such as sanitary facilities which include sanitary place to sell and sanitation tools. This study used a cross-sectional design (cross-sectional). With a sample of 30 food handlers and food snacks in six primary schools in the region point Cipinang Besar Utara. Results from this study indicate that snacks are not eligible (containing a food additive) as much as 27 snack foods, while foods containing E. Coli A total of 10 food. Keywords: E. Coli, Food Additive, Elementary School, Food Snacks
S-8938
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sarah Alifia Ranaa; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Haryoto Kusno Putranto, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Read More
MTs X, salah satu sekolah di DKI Jakarta ditemukan terjadi keracunan makanan pada 16 siswanya diduga akibat mengonsumsi spageti yang terlihat basi dari pedagang kaki lima di depan sekolah. Ciri spageti yang terlihat basi tersebut tidak menjadi halangan bagi anak sekolah untuk jajan dan mengonsumsi jajanan. Padahal pemilihan pangan jajanan di sekolah merupakan hal yang krusial diperhatikan oleh setiap anak terutama dalam hal mempertimbangkan konsekuensi dampak buruk terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran perilaku memilih jajanan aman berdasarkan faktor predisposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin pada anak sekolah usia 12–15 tahun di MTs X tahun 2023. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas siswa/siswi MTs X sudah memiliki pengetahuan tentang jajanan aman (63,9%), sikap memilih jajanan aman (52,6%), pola asuh orang tua dalam memilih jajanan aman (61,9%), dukungan teman sebaya dalam memilih jajanan aman (53,6%), kebiasaan membawa bekal (72,2%), dan uang jajan sekolah besar (74,2%) yang cukup baik. Akan tetapi, mayoritas responden memiliki perilaku memilih jajanan aman yang tidak baik (73,2%) dan mayoritas ketersediaan jajanan aman masih memerlukan perbaikan, terutama dalam aspek personal higiene pedagang. Tidak terdapat variabel independen (pengetahuan tentang jajanan aman, sikap memilih jajanan aman, pola asuh orang tua dalam memilih jajanan aman, dukungan teman sebaya dalam memilih jajanan aman, kebiasaan membawa bekal, dan uang jajan sekolah) yang memiliki asosiasi bermakna dengan perilaku memilih jajanan aman. Kesimpulan penelitian ini adalah ketersediaan jajanan yang aman di lingkungan sekolah mendukung pemilihan jajanan anak yang aman pula.
MTs X, one of the schools in DKI Jakarta, was found to have had food poisoning in 16 of its students, allegedly due to consuming spaghetti that looked stale from a street vendor in front of the school. The characteristic that spaghetti looks stale is not an obstacle for school children to snack and consume snacks. In fact, choosing snacks at school is something that is crucial for every child to pay attention to, especially when considering the consequences of negative impacts on health. The aim of this research is to find out a picture of the behavior of choosing safe snacks based on predisposing factors, reinforcing factors and enabling factors in school children aged 12–15 years at MTs X in 2023. This research design uses cross sectional and sampling using proportionate stratified random sampling technique. The results of this research are that the majority of MTs X students already have knowledge about safe snacks (63.9%), attitudes towards choosing safe snacks (52.6%), parenting patterns in choosing safe snacks (61.9%), peer support in choosing safe snacks (53.6%), the habit of bringing lunch (72.2%), and quite good school pocket money (74.2%). However, the majority of respondents have poor behavior in choosing safe snacks (73.2%) and the majority of safe snack availability still requires improvement, especially in the aspect of personal hygiene of traders. There are no independent variables (knowledge about safe snacks, attitude towards choosing safe snacks, parenting style in choosing safe snacks, peer support in choosing safe snacks, habits of bringing lunch, and school pocket money) that have a significant association with behavior in choosing safe snacks. The conclusion of this research is that the availability of safe snacks in the school environment supports children's safe snack choices.
S-11535
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Leo Hariono; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Laila Fitria, Asmah Irianti
Abstrak:
Uji analisa pewarna buatan, pemanis buatan, boraks dan formalin dalamMakanan dan minuman jajanan. Desain penelitian obsevasional dan hasilpenyajian deskriptif, Dari populasi 702 SDN di Kabupaten Bekasi diundi 10 SDN,sebanyak 93 sampel akan diuji 100 parameter. Hasil: 5 minuman 40%mengandung rhodamin B, 12 makanan 8,3% mengandung Methanil Yellow, 10minuman 20% mengandung pemanis buatan, 17 makanan 15,9% mengandung boraks dan 38 makanan 2,6% mengandung formalin. Dapat disimpulkan masih ditemukannya penggunaan bahan kimia berbahaya. Bahan kimia berbahaya tersebut mudah didapat dan murah dibandingkan BTM yang aman. Disarankansiswa membawa bekal, selektif jajan, Dinkes meningkatkan pengawasan, edukasipedagang jajanan.Kata Kunci : Makanan dan minuman jajanan, B, Methanil Yellow, pemanisbuatan, boraks dan formalin
Test analysis of artificial coloring, artificial sweeteners, borax andformaldehyde in the food and beverage snacks. Observational study design anddescriptive presentation of the results, of a population of 702 elementary schoolsin Bekasi drawn 10 primary schools, 93 out of 100 samples will be testedparameters. Results: 40% 5 drinks containing rhodamine B, 12 Methanil foodcontaining 8.3% Yellow, 20% 10 drinks contain artificial sweeteners, 17 foodcontaining borax and 15.9% 2.6% 38 foods containing formalin. It can beconcluded is the discovery of the use of hazardous chemicals. Hazardouschemicals are readily available and inexpensive compared BTM safe. It isrecommended students bring lunch, snack selective, PHO increased surveillance,education hawker traders.Keywords : Food and beverage snacks, B, Methanil Yellow, artificial sweeteners,borax and formalin.
Read More
Test analysis of artificial coloring, artificial sweeteners, borax andformaldehyde in the food and beverage snacks. Observational study design anddescriptive presentation of the results, of a population of 702 elementary schoolsin Bekasi drawn 10 primary schools, 93 out of 100 samples will be testedparameters. Results: 40% 5 drinks containing rhodamine B, 12 Methanil foodcontaining 8.3% Yellow, 20% 10 drinks contain artificial sweeteners, 17 foodcontaining borax and 15.9% 2.6% 38 foods containing formalin. It can beconcluded is the discovery of the use of hazardous chemicals. Hazardouschemicals are readily available and inexpensive compared BTM safe. It isrecommended students bring lunch, snack selective, PHO increased surveillance,education hawker traders.Keywords : Food and beverage snacks, B, Methanil Yellow, artificial sweeteners,borax and formalin.
S-8506
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Trecy; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Trini Sudiarti, Susi Desminarti
Abstrak:
Read More
Penderita diabetes melitus terus meningkat di Indonesia. Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi dan kerusakan berbagai organ tubuh lainnya. Dalam rangka mengontrol kadar gula darah pada penderita DM diperlukan diet khusus. Penderita diabetes melitus dianjurkan untuk mengonsumsi makanan selingan diantara waktu makan. Salah satu makanan selingan yang populer di masyarakat adalah cookies. Namun, cookies yang beredar di masyarakat mayoritas menggunakan bahan dasar seperti tepung terigu, telur, susu, mentega, dan gula sederhana yang kurang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus. Di samping itu, bahan pangan seperti sorgum dan kacang merah yang memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga dapat dijadikan alternatif bahan pangan untuk pembuatan cookies. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk cookies yang dapat dijadikan makanan selingan bagi penderita diabetes melitus menggunakan bahan dasar tepung sorgum dan kacang merah serta penambahan rempah yang memiliki efek antidiabetik yakni jintan hitam. Adapun formulasi yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan oleh perbandingan jumlah tepung sorgum dan kacang merah yang digunakan, yaitu R1 1:3; R2 2:2; dan R3 3:1, selain itu terdapat R4 sebagai formulasi kontrol dengan formulasi yang dibuat seperti cookies konvensional yang umum beredar di masyarakat. Uji hedonik dilakukan di Laboratorium Gizi FKM UI pada bulan April 2024. Uji tersebut dilakukan kepada 30 orang panelis tidak terlatih yakni karyawan FKM UI. Hasil penelitian menunjukkan cookies yang paling disukai oleh panelis adalah cookies R2 dengan rata-rata nilai kesukaan tertinggi dibandingkan formulasi lainnya yaitu sebesar 3.80. Kandungan gizi setiap satu takaran saji cookies R2, yaitu energi sebesar 191,4 kkal, 24,6 g karbohidrat, 5,6 g protein, 7,8 g lemak, dan 2,7 g jintan hitam. Biaya produksi satu takaran saji cookies formulasi R2 adalah sebesar Rp3.705.
Patients with diabetes mellitus have increased in Indonesia. Diabetes mellitus can cause complications and damage to various organs. In order to control blood sugar levels in people with DM, a special diet is needed. Patients with diabetes mellitus are encouraged to consume snacks between meals. One of the popular snack in the community is cookies. However, cookies circulating in the community mostly use basic ingredients such as wheat flour, eggs, milk, butter, and simple sugar which are not recommended for people with diabetes mellitus. In addition, food ingredients such as sorghum and red beans have a low glycemic index so that they can be used as alternative food ingredients for making cookies. This study aims to develop a cookies product that can be used as a snack for people with diabetes mellitus using the basic ingredients of sorghum flour and red beans and the addition of spices that have antidiabetic effects, namely black cumin. The formulations used in this study are distinguished by the ratio of the amount of sorghum flour and red beans used, namely R1 1:3; R2 2:2; and R3 3:1, besides that there is R4 as a control formulation with formulations made like conventional cookies commonly circulated in the community. The hedonic test was conducted at the Nutrition Laboratory of FKM UI in April 2024. The test was conducted on 30 untrained panelists, FKM UI employees. The results of the study showed that R2 cookies is most selected by panelist with the highest average score of 3,80. The nutritional content of each serving size of R2 cookies, energy of 191,4 kcal, 24,6 g carbohydrate, 5,6 g protein, 7,8 g fat, and 2,7 g black cumin. The production cost of one serving size of cookies formulation R2 is Rp3,705.
S-11639
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
