Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Yenni Sri Handayani; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari, Budi Hartono; Penguji: Laila Fitria, Didik Supriyono, Iman Surahman
Abstrak: Background : Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri yang menyebabkan TBC. WHO mengatakan angka TBC dunia meningkat sejak tahun 2014-2017. TBC adalah masalah kesehatan dunia saat ini. Propinsi Bengkulu mengalami peningkatan angka kasus TBC dari tahun 2015-2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Scar BCG dengan kejadian TBC pada pasien TBC. Penelitian ini menggunakan metode case control. Populasinya adalah semua pasien yang berkunjung di Puskesmas Basuki Rahmad selama tahun 2016-2017 dengan teknik sampel random sampling. Penghitungan besar sampel 2 proporsi dengan P1 peneliti terdahulu memakai rumus Najma didapat hasil kasus 63 kontrol 63 1:1 total sampel 126. Dari 126 pasien TBC yang tidak ada Scar sebanyak 54 (42,9%) dan yang ada Scar BCG sebanyak 72(57,1%), jenis kelamin laki-laki sebanyak 69(54,8%) orang dan jenis kelamin perempuan sebanyak 57(45,2%) orang, pasien yang memiliki status gizi kurang sebanyak 38(30,2%) orang dan status gizi baik sebanyak 88(69,8%) orang, pasien TBC yang memiliki pendidikan rendah sebanyak 50(39,7%) orang dan yang memiliki pendidikan tinggi sebanyak 76(60,3%) orang, pasien yang kontak serumah sebanyak 58(46,0%) orang dan pasien yang tidak kontak sebanyak 68(54,0%), pasien umur 50 tahun 15(11,9%) orang. Ada hubungan yang signifikan antara Scar BCG, status gizi, jenis kelamin dengan kejadian TBC paru pada tahun 2016-2017 dengan p = 0,000 p = 0,000 dan p = 0,000. Dan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan, kontak serumah dengan kejadian TBC pada tahun 2016-2017. Confounding Scar BCG terhadap kejadian TBC adalah status gizi, jenis kelamin, umur dan kontak serumah. Kesimpulan: Ada hubungan antara Scar BCG, status gizi, jenis kelamin dengan kejadian TBC paru dan confounding Scar BCG dengan kejadian TBC ada 4 variabel di Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu. Rekomendasi: Pencegahan TBC dapat dilaksanakan dengan imunisasi BCG, minum obat secara teratur.
Read More
T-5622
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitri Aulia; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko, Hidayat Nuh Ghazali Djadjuli, Galuh Budhi Leksono Adhi
Abstrak:
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang masih menjadi salah satu penyebab utama masalah kesehatan di dunia. Kasus TBC di Indonesia termasuk yang tertinggi kedua setelah India dengan persentase kasus mencapai 8,5%. Data Riskesdas tahun 2018 melaporkan prevalensi TBC Paru di Indonesia sebesar 0,42%. Berdasarkan penelusuran literatur, masih sedikit yang mengkaji mengenai faktor risiko TBC Paru dari berbagai level secara bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang berperan pada level individu dan kelompok secara bersamaan terhadap kejadian TBC Paru di Indonesia menggunakan analisis multilevel. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggabungkan data Riskesdas Tahun 2018 sebagai sumber data untuk variabel level individu dan data BPS tahun 2018 sebagai sumber data untuk variabel level provinsi. Data yang berjumlah 938.389 sampel digunakan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang berperan terhadap kejadian TBC Paru pada level individu adalah usia (POR=4,93; 95% CI: 4,36-5,57), tingkat pendidikan (POR=1,63; 95% CI: 1,49-1,77), riwayat penyakit DM (POR= 3,77; 95% CI: 3,32-4,28), kepadatan penduduk (POR= 3,11; 95% CI: 1,81 - 5,33), kemiskinan (POR= 1,35; 95% CI: 1,07 - 1,71), dan ketersediaan fasyankes (POR= 1,36; 95% CI: 0,98 - 1,89). Selain itu, variabel yang berperan terhadap kejadian TBC Paru pada level provinsi adalah kepadatan penduduk (MOR= 1,41), kemiskinan (MOR= 1,46), dan ketersediaan fasyankes (MOR= 1,45). Berdasarkan besar kontribusi, variabel individu (usia, tingkat pendidikan, dan riwayat DM) secara bersama-sama berkontribusi sebesar 2,4%. Pada variabel konteksual, variabel kepadatan penduduk, kemiskinan, dan ketersediaan berkontribusi masing-masing sebesar 4,1%, 0,5% dan 0,8%. Namun, jika ketiga variabel dimasukkan secara bersama-sama ke dalam model, kontribusinya meningkat menjadi 9,3%.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease which is still the main cause of health problems in the world. Indonesia is the second highest country after India with 8.5% of all cases in the world. Riskesdas data in 2018 reported that the prevalence of pulmonary tuberculosis in Indonesia was 0.42%. There have been many studies that have examined the effects of factors contributing to the prevalence of pulmonary TB at individual, environmental, or global level. Based on the results of a literature search, there are still few studies that examine the risk factors for pulmonary tuberculosis from various levels. This study aimed to analyze the factors contributing at the individual and group levels simultaneously on the prevalence of pulmonary TB in Indonesia using multilevel analysis. The study design used was a combination of two study designs (hybrid design)-cross sectional and ecological study designs. This study used secondary data by combining data from two different sources: Riskesdas in 2018 as the data source for individual-level variables and BPS in 2018 as the data source for province-level variables. There were 938.389 samples were used in this study. Based on the result, it is known that the variables that contribute to the incidence of pulmonary tuberculosis at the individual level were age (POR=4.93; 95% CI: 4.36-5.57), level of education (POR=1.63; 95% CI: 1 .49-1.77), history of DM (POR= 3.77; 95% CI: 3.32-4.28), population density (POR= 3.11; 95% CI: 1.81 - 5.33 ), poverty (POR= 1.35; 95% CI: 1.07 - 1.71), and availability of health facilities (POR= 1.36; 95% CI: 0.98 - 1.89). In addition, the variables that contribute to the incidence of pulmonary TB at the provincial level are population density (MOR = 1.41), poverty (MOR = 1.46), and availability of health facilities (MOR = 1.46). = 1.45). Based on the contribution, individual variables (age, education level, and history of DM) together contributed 2.4%. In the contextual variables, population density, poverty and availability contributed respectively 4.1%, 0.5% and 0.8%. However, when these three variables were included in the model together, their contribution increases to 9.3%.
Read More
T-6500
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hikmat Syah; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Dwi Gayatri, Tita Supartini, Dadang Nurdin
T-3783
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edy Herman; Pembimbing: Sri Tjahyani Budi Utami; Penguji: Ririn Arminsih, Budi Hartono, Sri Anggraini, Lindawaty
T-4320
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Made Nujita Mahartati; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Putri Bungsu, I Wayan Gede Artawan Eka Putra
Abstrak:
Angka kematian penderita TBC selama menjalani pengobatan di Kabupaten Badung selalu melewati target maksimal tingkat kematian TBC di Indonesia. Pada tahun 2023 angka kematian TBC di Kabupaten Badung meningkat menjadi 6,6%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor yang mempengaruhi kematian orang dengan TBC Paru di Kabupaten Badung. Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif dengan menggunakan data kasus TBC Paru yang memulai pengobatan tahun 2021-2023 dan telah memiliki hasil akhir pengobatan hingga Mei 2024 dan tercatat pada Sistem Informasi Tuberkulosis. Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, survival dengan menggunakan Kaplan Meier, dan multivariat dengan menggunakan cox regression proportional Hazzard. Dari 1.246 orang dengan yang eligible pada penelitian ini terdapat 1.149 orang dengan yang menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 6,7% orang dengan meninggal dengan laju kejadian keseluruhan adalah 11 per 1000 orang bulan dan probabilitas survival sebesar 92,54%. Analisis multivariat menunjukkan faktor – faktor yang mempengaruhi kematian orang dengan TB RO selama masa pengobatan di Indonesia adalah kelompok umur 45-65 (aHR 3,616; 95% CI 2,110-6,195) tahun dan > 65 (aHR 10,892; 95% CI 5,630-21,071), Komorbid HIV (aHR 7,293; 95% CI 4,203-12,655), tidak konversi (HR 17,132; 95% CI 4,674-62,787), TBC RO ( aHR 10,921; 95%CI 1,458-81,774), waktu inisiasi pengobatan >7 hari (aHR 1,944; 95% CI 1,148-3,291) dan kepatuhan pengobatan (HR 3,546; 95% CI 1,895-6,634). Diperlukan peningkatan tatalaksana pengobatan TBC Paru dan skrining kesehatan pada kelompok lansia dan pasien yang memiliki komorbid HIV dan orang dengan TBC Resisten Obat serta media informasi yang meningkatkan kewaspadaan masyarakat yang terinfeksi TBC Paru tidak terlambat melakukan pengobatan.

The mortality rate for TB sufferers while undergoing treatment in Badung Regency always exceeds the maximum target for TB death rates in Indonesia. TB death rate in Badung Regency increased again to 6.6%. The aim of this research is to determine the influence of factors that influence the death of pulmonary TB patients in Badung Regency. The design of this study is a retrospective cohort using data on pulmonary TB cases who started treatment in 2021-2023 and had final treatment results until May 2024 and were recorded in the Tuberculosis Information System. The analysis used in this research is descriptive analysis, survival using Kaplan Meier, and multivariate using Cox proportional Hazard regression. Of the 1,246 eligible patients in this study, 1,149 patients were included in the research sample. The results of this study showed that 6.7% of patients died with an overall incidence rate of 11 per 1000 person months and a cumulative probability of survival of 92.54%. Multivariate analysis shows that the factors that influence the death of RO TB patients during the treatment period in Indonesia are the age group 45-65 (aHR 3.616; 95% CI 2.110-6.195) years and > 65 (aHR 10.892; 95% CI 5.630-21.071), Comorbid HIV (aHR 7.293; 95% CI 4.203-12.655), not converted (HR 17.132; 95% CI 4.674-62.787), TB RO (aHR 10.921; 95%CI 1.458-81.774), treatment initiation time >7 days (aHR 1.944; 95% CI 1.148-3.291) and treatment adherence (HR 3.546; 95% CI 1.895-6.634). It is necessary to improve the management of pulmonary TB treatment and health screening in the elderly group and patients who have comorbid HIV and people with drug-resistant TB as well as information media that increase the awareness of people infected with pulmonary TB so that it is not too late to undergo treatment.
Read More
T-7107
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmi Fitri; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dien Anshari, Nadira, Siti Zubaidah
Abstrak:
Nama : Rahmi Fitri Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Judul : Analisis Dukungan Keluarga Terhadap Pencegahan Penularan Tuberculosis Oleh Penderita TBC Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Ujung Batu Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau Tahun 2023 Pembimbing : DR. Drs. Tri Krianto, M.Kes Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hulu merupakan peringkat ke – 3 tertinggi jumlah kasus penderita TBC Paru dari 12 kab/kota yang ada di Provinsi Riau. Puskesmas Ujung Batu merupakan salah satu puskesmas yang memiliki kasus penderita TBC terbanyak se-Kabupaten Rokan Hulu. Faktor penyebab dari tingginya angka penderita TBC Paru dapat disebabkan oleh praktik perilaku pencegahan penularan penyakit TBC Paru yang rendah sehingga mempercepat penyebaran TBC Paru. Faktor- faktor yang mempengaruhi pencegahan penularan TBC Paru adalah faktor pengetahuan, sikap dan tindakan dari individu. Dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi penderita TBC Paru dalam berperilaku untuk mencegah penularan TBC Paru. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru di wilayah kerja Puskesmas Ujung Batu. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus melalui wawancara mendalam terhadap lima orang informan utama dan lima orang informan kunci. Hasil dari penelitian ini diperoleh mayoritas penderita TBC Paru berjenis kelamin laki-laki yang berusia 30 - 60 tahun,status sosial ekonomi keluarga berada di level menengah kebawah dengan tingkat pendidikan mayoritas tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), praktik dalam keluarga sebagian besar sudah menerapkan perilaku pencegahan penularan TBC Paru, budaya dalam batuk /bersin sebagian penderita sudah berperilaku menutup mulut dengan tangan / masker namun budaya meludah masih disembarang tempat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga berpengaruh kuat terhadap perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru. Bagi puskesmas sebaiknya mengoptimalkan sosialisasi terkait peran dukungan keluarga bagi penderita TBC Paru, sehingga masyarakat khususnya keluarga dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan untuk meningkatkan perilaku pencegahan penularan penyakit pada penderita TBC Paru. Kata Kunci : Dukungan keluarga, perilaku pencegahan penularan TBC Paru

Name : Rahmi Fitri Study Program : Public Health Sciences Title : Analysis of Family Support for Transmission Prevention Tuberculosis by Pulmonary TB Patients in the Working Area of Ujung Batu Health Center, Rokan Hulu Regency, Riau Province in 2023 Advisor : DR. Drs. Tri Krianto, M.Kes Based on health profile data for Riau Province, Rokan Hulu Regency is ranked 3rd with the highest number of cases of pulmonary TB sufferers from 12 districts/cities in Riau Province. Ujung Batu Health Center is one of the health centers that has the most TB cases in Rokan Hulu Regency. The causal factor for the high number of patients with pulmonary tuberculosis can be caused by the low level of practice of prevention of transmission of pulmonary tuberculosis, thereby accelerating the spread of pulmonary tuberculosis. The factors that influence the prevention of transmission of pulmonary tuberculosis are the factors of knowledge, attitudes and actions of individuals. Support from the family is the most important element in increasing the self-confidence and motivation of people with pulmonary tuberculosis in behavior to prevent transmission of pulmonary tuberculosis. The purpose of this study was to determine the description of family support for the behavior of preventing disease transmission in patients with pulmonary tuberculosis in the working area of the Ujung Batu Health Center. Methods This research uses qualitative methods with case studies through in-depth interviews with five key informants and five key informants. The results of this study obtained that the majority of pulmonary TB sufferers were male aged 30-60 years, the socioeconomic status of the family was at the lower middle level with the education level of the majority graduating from junior high school (SMP), most of the practices in the family had implemented behavioral prevention of pulmonary TB transmission, culture in coughing / sneezing, some sufferers have the behavior of covering their mouths with their hands / masks, but the culture of spitting is still everywhere. This study shows that family support has a strong effect on disease prevention behavior in patients with pulmonary tuberculosis. It is better for puskesmas to optimize socialization related to the role of family support for pulmonary tuberculosis sufferers, so that the community, especially families, can play an active role in providing support to improve disease transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis sufferers. Keywords: Family support, behavior to prevent pulmonary TB transmission
Read More
T-6704
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive