Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Fadillah Adany; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Tiara Amelia, Katrin Widarni
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku gay dan dampak kesehatan pada laki-laki usia 20-29 tahun di Kota Tangerang tahun 2021. Pengambilan data dilakukan dari Juni- Juli 2021 dengan melakukan wawancara mendalam kepada 8 informan gay dan 3 orang informan petugas. Hasil penelitian menunjukkan perilaku gay disebabkan oleh multifaktoral dari lingkungan pergaulan, pola asuh, kekerasan seksual dan fisik. Lingkungan pergaulan yang mendukung adalah pergaulan yang dominan berteman dengan laki-laki atau dominan perempuan.
Read More
S-10639
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Yusuf; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Mieke Savitri, Rima Damayanti, Ihwan
Abstrak: PPIA merupakan bagian dari rangkaian upaya pengendalian HIV dan AIDS. Tujuan utamanya adalah agar bayi yang dilahirkan dari ibu dengan HIV terbebaskan dari HIV, serta ibu dan bayi tetap hidup dan sehat. Saat ini dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan bagi Kabupaten/Kota secara eksplisit menyebutkan bahwa setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna napza, dan warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar dengan target capaian 100%. Target ini cukup berat bila melihat data capaian PPIA selama ini yang masih sangat rendah. Data rutin Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2017, cakupan kunjungan pertama kali ibu hamil ke tenaga kesehatan Kota Tangerang sudah mencapai 100% akan tetapi jumlah ibu hamil yang dites HIV baru berjumlah 4.230orang atau hanya 10% (SIHA, 2017). Untuk itu peneliti melakukan analisis pelaksanaan kebijakan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) untuk mendapatkan informasi mendalam bagaimana pelaksanaan kebijakan PPIA di Kota Tangerang tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam dan FGD. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari satu informan dengan informan yang lain. Telaah terhadap dokumen yang dihasilkan, serta studi literatur dilakukan sebagai pembanding terhadap informasi yang telah di dapatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan PPIA di Kota Tangerang tahun 2017 masih belum sesuai dengan kebijakan dalam Pedoman Manajemen Program PPIA dan Pedoman Pelaksanaan PPIA, sehingga output belum menggambarkan implementasi PPIA secara menyeluruh. Faktor komunikasi merupakan faktor yang berpengaruh terhadap implementasi, khususnya komunikasi dengan klinik, rumah sakit swasta dan bidan praktik mandiri. Faktor sumberdaya khususnya fasilitas, perlu dipertimbangan untuk distribusi reagensia dan RDT tidak hanya di puskesmas tetapi juga kepada fasilitas pelayanan kesehatan milik swasta. Faktor disposisi khususnya komitmen agar RS Kota Tangerang mampu menjadi RS rujukan PPIA. Faktor struktur birokrasi perlunya dibentuk tim lintas program/lintas sektor dalam pelayanan PPIA yang bergabung dalam topik HIV, serta penguatan pencatatan dan pelaporan bidan praktik mandiri terkait indikator ibu hamil yang dites HIV dan ibu hamil positif HIV. Kondisi sosial ekonomi mendukung pelayanan PPIA dengan adanya program jaminan kesehatan gratis melalui Universal Health Coverage (UHC) bagi semua warga Kota Tangerang. Akan tetapi masih ada stigma dan diskriminasi yang dapat menghambat ibu hamil untuk dites HIV
Kata kunci: AIDS; HIV; Implementasi Kebijakan; Kota Tangerang;

PPIA PMTCT is part of a series of HIV and AIDS control efforts. The ultimate goal is that infants born to mothers with HIV are released from HIV, and mothers and infants remain alive and well. Currently with the Regulation of the Minister of Health No. 43 of 2016 on Minimum Service Standards (MSP) of the health sector for the District / City explicitly states that everyone is at risk of HIV infection (pregnant women, TB patients, STI patients, transgender, drug users, and prisoners) get standard HIV testing with 100% achievement targets. This target is quite heavy when looking at data PMTCT achievement during this time is still very low. Regular data of Tangerang City Health Office in 2017, coverage of first antenatal visit to health worker of Tangerang City has reached 100% but the number of pregnant women tested by HIV is only 4,230 people or only 10% (SIHA, 2017). Therefore, the researcher conducted analysis of policy implementation of Prevention of Mother to Child of HIV Transmission (PMTCT) to get in-depth information how the implementation of PMTCT policy in Tangerang City 2017. This research is a qualitative research with data collection technique in depth interview and focus group discussion. Triangulation of sources is done by comparing data obtained from one informant with another informant. The study of the documents produced, as well as the literature study done as a comparison to the information that has been obtained. The results showed that the implementation of PMTCT policy in Tangerang City in 2017 still not in accordance with the policy in PMTCT Program Management Guidelines and Implementation Guidelines of PMTCT, so that the output has not depicted the implementation of PMTCT as a whole. Communication factors are factors that affect implementation, especially communication with clinics, private hospitals and independent midwives. Resource factors, especially facilities, need to be considered for the distribution of reagents and RDT not only in puskesmas but also to private health care facilities. Disposition factors, especially the commitment to Tangerang City Hospital is able to become a reference hospital PPIA. Bureaucratic structural factors need to be established cross-program / cross-sectoral teams in PPIA services joining HIV topics, as well as strengthening the recording and reporting of independent midwives on indicators of pregnant women tested for HIV and HIV-positive pregnant women. Socio-economic conditions support PMTCT services with a free health insurance program through Universal Health Coverage (UHC) for all citizens of Tangerang City. However, there are still stigma and discrimination that can prevent pregnant women from testing HIV.
Key words: AIDS; HIV; PMTCT; policy implementation; Tangerang City
Read More
T-5310
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Sukana, Dede Anwar Musadad
JEK Vol.9, No.1
Jakarta : Puslitbangkes Depkes RI, 2010
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kiki Ikromatul Afifah; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Harry Nurdiansyah
Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai Hubungan Penilaian Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Klinik Pratama) Terhadap Kasus Rujukan.Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang didapatkan dari hasil penilaian BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang akan bekerjasama serta data peserta JKN yang dimiliki. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara nilai penilaian fasilitas kesehatan dan sumber daya manusia dengan kasus rujukan yang terjadi di BPJS Kesehatan KCU Tangerang.
Kata kunci:kasus rujukan, Penilaian Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Tangerang

This research explains about the relationship between assessment of the primary health care facilities with referral cases. This is a quantitative research with crosssectional study design. Data that are used in this research are secondary data from assessment report of the primary health care facilities that will cooperate with BPJS Kesehatan and data of JKN participants. Analysis result shows that there are significant relation between the score of facility healthcare and score of human resources with referral cases that happen in BPJS Kesehatan KCU Tangerang.
Keywords : referral cases, Assessment of Primary Health Care Facilities, Tangerang
Read More
S-9552
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agasha Zahra Mulyana; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dien Anshari, Jamaludin
Abstrak: Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa pengguna rokok elektronik usia 10–18 tahun di Indonesia meningkat dari 1,2% di tahun 2016 menjadi 10,9% di tahun 2018. Penyebab utama hal ini adalah praktik promosi industri rokok elektronik yang menargetkan anak muda, salah satunya dilakukan oleh vape store. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi mendalam mengenai gambaran pengetahuan, sikap, dan praktik promosi rokok elektronik pada karyawan vape store di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan informan meliputi karyawan vape store, pemilik vape store, perwakilan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, perwakilan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), perwakilan Centers for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), dan pelanggan vape store. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan informan terkait konsep dan kebijakan rokok elektronik yang cukup baik, namun pengetahuan mengenai kandungan dan dampak kesehatan dari rokok elektronik yang rendah. Sebagian besar informan tidak setuju bahwa rokok elektronik sama bahayanya dengan rokok konvensional, namun setuju adanya manfaat dari rokok elektronik. Praktik promosi yang dilakukan oleh informan meliputi berbagai cara, namun mayoritas masih menargetkan dan menjual kepada pelanggan di bawah umur. Oleh karena itu, perlu dikaji ulang kebijakan terkait rokok elektronik dan dikembangkan kebijakan baru yang dapat melindungi anak-anak dan kelompok rentan dari bahaya rokok elektronik.
The 2018 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) data shows that the use of electronic cigarettes among 10–18 year olds in Indonesia increased from 1.2% in 2016 to 10.9% in 2018. The main cause of this increase is the promotional practices of the electronic cigarette industry targeting young people, one of which is carried out by vape stores. This study aims to delve into the knowledge, attitudes, and promotional practices of electronic cigarettes among vape store employees in South Tangerang City. This qualitative research includes informants such as vape store employees, vape store owners, representatives from the Directorate General of Domestic Trade (Ditjen PDN) of the Ministry of Trade of the Republic of Indonesia, representatives from the Indonesian Personal Vaporizer Association (APVI), representatives from the Centers for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), and vape store customers. The results of the study show that informants have fairly good knowledge of the concept and policies of electronic cigarettes, but low knowledge regarding the contents and health impacts of electronic cigarettes. Most informants do not agree that electronic cigarettes are as harmful as traditional cigarettes, but do agree that there are benefits to using them. Promotional practices carried out by informants include various methods, but the majority still target and sell to underage customers. Therefore, it is necessary to review the policies related to electronic cigarettes and develop new policies that can protect children and vulnerable groups from the dangers of electronic cigarettes.
Read More
S-11753
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agung Winasis; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji; Yovsyah, Suminah
S-8405
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Phenta Chrisna Nugraha; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dita Andriani Daud Suyadi
Abstrak:
Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus Kusta deteksi baru tertinggi ketiga di dunia. Angka kasus deteksi baru yang tinggi ini turut disumbang oleh Kabupaten Tangerang yang merupakan wilayah di Provinsi Banten yang memiliki angka kasus Kusta deteksi baru tertinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Kondisi merupakan hal yang sangat memprihatinkan mengingat risiko dan beban disabilitas yang harus ditanggung oleh penderita Kusta sangat tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan kejadian kasus Kusta dengan disabilitas di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi kasus-kontrol dan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari SIPK Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode total sampling (kelompok kasus) dan simple random sampling (kelompok kontrol) dengan sampel yang digunakan berjumlah 507 sampel dan perbandingan rasio antara kelompok kasus dengan kontrol adalah 1:2. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji regresi logistik untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berasosiasi terhadap kejadian Kusta dengan disabilitas di Kabupaten Tangerang. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa terdapat asosiasi positif atas beberapa faktor, yaitu durasi diagnosis (aOR 6,36; 95% CI 3,19 – 12,69; p-value <0,001), status penebalan saraf (aOR 13,68; 95% CI 6,43 – 29,08; p-value <0,001), dan riwayat reaksi (aOR 26,99; 95% CI 13,38 – 54,47; p-value <0,001). Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan bagi pemangku kebijakan dalam merencanakan, meningkatkan, dan mengevaluasi kebijakan dan program kesehatan yang berkaitan dengan pencegahan dan pengendalian kasus Kusta.

Indonesia is the third highest country in terms of newly detected Leprosy cases in the world. The high number of newly detected cases is notably contributed by Tangerang Regency, a region in Banten Province recording the highest incidence of new leprosy cases compared to other areas. This situation is deeply concerning due to the high risk and disability burden faced by Leprosy patients. This study was conducted to identify determinants of disability-associated Leprosy in Tangerang Regency. Employing a quantitative approach with a case-control study design, secondary data from the SIPK of Tangerang Regency Health Office were utilized. This study consisted of 507 samples employing total sampling methods for selecting the cases group and simple random sampling methods for selecting the control group. Furthermore, the case-control ratio of 1:2 was used in this research. Logistic regression analysis was conducted to identify factors associated with disability-associated Leprosy in Tangerang Regency. The results of this study found that a several factors were revealing a positive association, namely duration of diagnosis (aOR 6,36; 95% CI 3,19 – 12,69; p-value <0,001), nerve thickening status (aOR 13,68; 95% CI 6,43 – 29,08; p-value <0,001); and reaction history (aOR 26,99; 95% CI 13,38 – 54,47; p-value <0,001). These findings are expected to inform policymakers in planning, enhancing, and evaluating health policies and programs related to disability-associated Leprosy prevention and control.
Read More
S-11721
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hazrina Fadiah Insani; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dien Anshari, Wahyu Septiono, Eddy Riris Anita Tarihoran, Dewi Yuliana Lestari
Abstrak:
Kawasan tanpa rokok merupakan upaya perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Kampung Cigaten Desa Cihuni Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang berupaya mendirikan kawasan tanpa rokok di sebuah kampung yang cukup padat penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pelaksanaan peraturan kawasan tanpa rokok di Kampung Cigaten dengan menggunakan Teori Implementasi kebijakan George C.Edward. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan desain penelitian Rapid Assesment Procedure. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan Focus Group Discussion, pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus-November Tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor komunikasi dalam pelaksanaan kebijakan kawasan tanpa rokok di kampung Cigaten belum berjalan dengan baik, selanjutnya sumber daya yang dimiliki dalam pelaksanaan kawasan tanpa rokok di kampung Cigaten yaitu sumber daya manusia dan sarana prasarana kawasan tanpa rokok juga belum terpenuhi kualifikasi dan kelengkapannya, Sikap positif mayoritas ditunjukan oleh para informan terhadap berlakunya kawasan tanpa rokok di kampung Cigaten hanya saja masih banyak informan yang sama sekali tidak mengetahui maksud dan tujuan dari kawasan tanpa rokok. Surat keputusan dan standar operasional pelaksanaan kawasan tanpa rokok di kampung Cigaten sudah tersedia namun belum pernah disosialisasikan termasuk kejelasan gambaran kerja para pengelola kawasan tanpa rokok. Untuk itu pemerintah kabupaten Tangerang perlu memperkuat peraturan kawasan tanpa rokok dengan melakukan sosialisasi serta monitoring dan evaluasi pada tempat-tempat yang di tetapkan sebagai kawasan tapa rokok dan dapat membuat petunjuk teknis terhadap pelaksanaan kawasan tanpa rokok di kabupaten Tangerang.

Smoke-free areas are an effort to protect the community from the risk of health problems caused by environmental pollution from cigarette smoke. The village of Cigaten, Cihuni village, Pagedangan district, Tangerang regency is trying to set up a smoke-free area in a village that is quite densely populated. The purpose of this research is to determine the implementation of the smoke-free regulations in the village of Cigaten, using George C. Edward's theory of policy implementation. This research will use a qualitative approach with a research design of a rapid assessment procedure. Data will be collected through in-depth interviews and focus group discussions. Data collection will take place from August to November 2023. The results of the research show that the communication factor in the implementation of the no-smoking area policy in Cigaten village has not gone well, and the resources in the implementation of the no-smoking area in Cigaten village, namely human resources and infrastructure in the no-smoking area, also do not have the qualifications and completeness. The majority of informants had a positive attitude towards the implementation of the no-smoking area in Cigaten Village. However, there were still many informants who did not know the aims and objectives of the no-smoking area at all. The decree and operational standards for the implementation of smoke-free areas in Cigaten village are available, but have never been socialised, including a clear description of the work of smoke-free area managers. Therefore, the Tangerang district government can provide technical instructions for the implementation of smoke-free areas in Tangerang district by strengthening the regulations on smoke-free areas through publicity, monitoring and evaluation of places designated as smoke-free areas.
Read More
T-7008
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lisa Dea Plasenta; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Bambang Wispriyono, Aprilia Krisliana
Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut dengan pendarahan minor atau mayor, trombositopenia, dan kebocoran plasma yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti. WHO mencatat sejak tahun 1968-2009, Indonesia menjadi negara urutan pertama di Asia Tenggara dengan kasus DBD terbanyak dan urutan kedua di dunia. Di tahun 2015, Kemenkes RI telah mencatat peningkatan jumlah Kabupaten/Kota yang terjangkit DBD di Indonesia. Dari 384 Kabupaten dan Kota meningkat menjadi 446 Kabupaten dan Kota. Salah satu Kabupaten/Kota dengan kasus DBD yang tinggi adalah Kota Tangerang Selatan. Bahkan, pada tahun 2014, Kota Tangerang Selatan menjadi penyumbang kasus DBD terbanyak di Provinsi Banten dengan 768 kasus. Terdapat faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab tingginya kasus DBD, yaitu faktor iklim, kepadatan penduduk, dan populasi nyamuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim, kepadatan penduduk, dan Angka Bebas Jentik (ABJ) dengan kejadian DBD di Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ecological time series dengan metode kuantitatif dan analisis korelasi dan regresi linear ganda. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan; Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan; dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara suhu, kelembaban, dan ABJ dengan kejadian DBD di Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021 (p = 0,016; r = -0,282) (p = 0,000; r = 0,506) (p = 0,000; r = -0,558), sementara untuk curah hujan dan kepadatan penduduk menunjukkan hasil tidak signifikan dengan kejadian DBD di Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021 (p = 0,064; r = 0,220) (p = 0,759; r = -0,037). Dari hasil regresi linear ganda, didapatkan hasil bahwa variabel yang masuk model akhir adalah variabel kelembaban dan ABJ dan dapat menjelaskan 39,9% variasi variabel dependen kejadian DBD (R square = 0,399). Variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian DBD di Kota Tangerang Selatan tahun 2016-2021 adalah variabel kelembaban.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an acute febrile disease with minor or major bleeding, thrombocytopenia, and plasma leakage caused by the dengue virus and transmitted by the Aedes aegypti mosquito vector. WHO noted that from 1968-2009, Indonesia became the first country in Southeast Asia with the most dengue cases and the second in the world. In 2015, the Indonesian Ministry of Health has recorded an increase in the number of districts/cities infected with dengue fever in Indonesia. From 384 regencies and cities, it increased to 446 regencies and cities. One of the districts/cities with high dengue cases is South Tangerang City. In 2014, South Tangerang City became the largest contributor to DHF cases in Banten Province with 768 cases. There are factors that can be the cause of high dengue cases, namely climate factors, population density, and mosquito populations. The purpose of this study was to determine the relationship between climatic factors, population density, and larval free rate (LFR) with the incidence of DHF in South Tangerang City in 2016-2021. This research uses an ecological time series design study with quantitative methods and correlation analysis and multiple linear regression. This study uses secondary data from the South Tangerang City Health Office; Central Bureau of Statistics of South Tangerang City; and the Meteorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG). The results of this study are that there is a significant relationship between temperature, humidity, and LFR with the incidence of DHF in South Tangerang City in 2016-2021 (p = 0.016; r = -0.282) (p = 0.000; r = 0.506) (p = 0.000 ; r = -0.558), while rainfall and population density showed insignificant results with the incidence of DHF in South Tangerang City in 2016-2021 (p = 0.064; r = 0.220) (p = 0.759; r = -0.037). From the results of multiple linear regression, it was found that the variables that entered the final model were humidity and LFR variables and could explain 39.9% of the variation in the dependent variable of DHF incidence (R square = 0.399). The most influential variable on the incidence of DHF in South Tangerang City in 2016-2021 is the humidity variable.
Read More
S-11141
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ria Fitri Heldiyani; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Mardiati Nadjib, Hendri Hartati
Abstrak: Kegiatan Tele Collecting merupakan bentuk inisiatif dari cara penagihan iuran telah diimplementasikan sejak tahun 2017 hingga saat ini. Kegiatan tersebut berfokus peningkatan kolektabilitas iuran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetaui pengaruh dari implementasi Tele Collecting terhadap peserta mandiri dalam membayar tunggakan iuran di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tangerang tahun 2018. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif deskriptif. Implementasi kegiatan Tele Collecting di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tangerang untuk pelaksanaannya sudah cukup baik. Namun untuk pencapaian hasil kegiatan masih belum sesuai target yang ditentukan. Dari total peserta menunggak, hanya 55,25% yang ditelepon petugas dengan rincian 23% telepon diangkat dan terjadi percakapan. Sedangkan dari total telepon diangkat tersebut, hanya 53% yang berkomitmen membayar dengan 2,3 % peserta yang benar-benar melakukan pembayaran. Kendala utama dalam proses Tele Collecting adalah data kepesertaan yang kurang update sehingga banyak terdapat nomor telepon peserta yang tidak valid/ tidak aktif dan tidak terdapat fasilitas berupa penyediaan ruangan khusus Tele Collecting. Diharapkan adanya penyempurnaan Standar Operasional Prosedur (SOP) baku, dan perbaikan atas data kepesertaan untuk menunjang pelaksanaan Tele Collecting yang efisien.
Kata Kunci: Implemantasi; Tele Collecting; Tunggakan Iuran; BPJS Kesehatan Kantor Cabang Tangerang

Tele Collecting activity is a form of initiative of the collection fee that has been implemented since 2017 until now. These activities focus on increasing the contribution rate. The purpose of this study is to determine the effect of Tele Collecting implementation on the compliance of independent participants in paying the contribution dues in BPJS for Health Tangerang Branch in 2018. The research was conducted using quantitative and qualitative descriptive methods. Implementation of Tele Collecting activities in BPJS for Health Branch Tangerang it is good enough. But for the achievement of the results of activities still not according to the specified target. Of the total delinquent participants, only 55.25% were called by officers with details of 23% of calls lifted and conversations took place. As for the total number of calls raised, only 53% committed to paying 2.3% of the participants actually making the payments. The main obstacle in the Tele Collecting process is the less membership update data so there are many phone numbers of participants who are not valid / inactive. In addition, for the current implementation there are obstacles to the facility in the form of providing a special room Tele Collecting. Expected improvement of Standard Operating Procedures (SOP), and membership data to support efficient implementation of Tele Collecting.
Keywords: Implemantation; Tele Collecting; Unpaid Contributions; BPJS for Health Branch Office of Tangerang
Read More
S-9807
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive