Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Saza Fitria; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Adik Wibowo, Iing Ichsan Hanafi, Reny Puspita
Abstrak: Sebagai respons terhadap pandemi COVID-19, Grup Rumah Sakit Hermina pada tahun 2020 telah menerapkan pelayanan telemedicine Halo Hermina, namun efektivitas dari layanan ini masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pelayanan telemedicine di Grup Rumah Sakit Hermina. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi metode potong lintang yang dilakukan pada tahun 2022, terhadap total 680 sampel yang terdiri 212 pasien, 239 karyawan dan 229 manajemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan telemedicine dengan aplikasi Halo Hermina dipandang efektif oleh 94% pasien, 88% karyawan, dan 91% manajemen. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan efektivitas pelayanan telemedicine adalah perspektif proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, dan keuangan, pelanggan, persepsi manfaat yang didapatkan, kemudahan, sikap terhadap penggunaan, kecenderungan perilaku. Hasil uji multiple regresi menunjukkan bahwa variabel sikap terhadap penggunaan, kecenderungan perilaku, pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan memiliki hubungan yang bermakna terhadap efektifitas pelayanan telemedicine. Variabel terkait balanced scorecard (BSC) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 32,9 % untuk pihak manajemen dan variabel terkait technology acceptance model (TAM) memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 58,4% untuk pasien dan 49,8% untuk karyawan, dengan nilai p<0,05. Rumah sakit dapat menggunakan pendekatan berbasis TAM dan BSC dalam meningkatkan layanan telemedicine Halo Hermina agar dapat menjadi lebih efektif. Untuk meningkatkan capaian penggunaan layanan Halo Hermina, grup rumah sakit Hermina dapat mengembangkan aplikasi halo hermina menjadi lebih mudah digunakan, selain itu secara bertahap memperbaiki sistem digitalisasi rumah sakit termasuk pencatatan pendapatan telemedicine sehingga telemedicine lebih terlihat perananya dalam meningkatkan kinerja rumah sakit.
As a response to the COVID-19 pandemic, Hermina Hospital Group in 2020 had implemented a telemedicine service known as Halo Hermina; however, the effectiveness of this service remains unknown. The aim of this study is to analyze the effectiveness of telemedicine services in Hermina Hospital Group. This study is conducted in 2022 on 680 subjects consist of 212 patient, 239 staff and 229 management, using a quantitative approach and a cross-sectional design. The results of this study shows that the telemedicine services using Halo Hermina application was deemed effective by 94% of patients, 88% of hospital employees, and 91% of management staffs. Bivariate analysis showed that variables significantly associated with effectiveness were internal business process, learning and growth, customer as well as finance, perceived usefulness, attitude toward using, and behavioral intention to use. Multiple regression model showed that attitude toward using, behavioral intention to use, learning and growth, as well as customer had significant association with effectiveness of telemedicine. Variables related to balanced scorecard (BSC) in the form of internal processes learning & growth, and finance have a determination coefficient of 32,9 % for hospital management, all with p values of <0.05. Variables related to technology acceptance model (TAM) in the forms of attitude towards using and behavioral intent to use have determination coefficient of 58,4 % and 49.8% for patients and employees, respectively. The hospital may use a TAM- and BSC-based approach to increase the effectiveness of telemedicine service with the Halo Hermina application. To increase the use of the Halo Hermina application, Hermina Hospital Group should improve the application in order to make it more user-friendly, in addition to gradually improve the digitalization of healthcare services including the recording of revenues from telemedicine, in order to more prominently view the impact of telemedicine services to the hospital?s performance.
Read More
B-2298
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wily Kurniady; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Adang Bachtiar, Puput Oktamianti, Finna E. Indriany, Dwi Putri Piandani
Abstrak: Pandemi virus COVID-19 sejak akhir Desember 2019 masih memberikan dampak yang luar biasa hingga saat ini, dimana semua harus menegakkan protokol kesehatan yang ketat termasuk membatasi kontak fisik dan menjaga jarak antar manusia. Salah satu cara yang disarankan oleh PB IDI agar tetap dapat merawat pasien atau keluarga pasien yang membutuhkan adalah dengan cara telemedicine. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelayanan telemedicine di Siloam Hospitals Bogor guna memenuhi kebutuhan pasien atau keluarganya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi potong lintang,yang dilakukan pada bulan desember tahun 2020. hasil penelitian didapatkan bahwa persepsi terhadap kualitas pelayanan dan fungsi aplikasi mobile tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan efektivitas pelayanan telemedicine, tetapi persepsi terhadap pengiriman obat pulang dan kelancaran saat pelayananlah yang memberikan efek yang bermakna terhadap peningkatan efektivitas pelayanan telemedicine. efektivitas pelayanan yang baik juga terbukti memberikan kepuasan kepada pasien yang menerima pelayanan telemedicine. pelayanan ini bisa menjadi lebih baik dengan cara melakukan pengembangan terhadap aplikasi mobile untuk lebih terintegrasi dan mempertahankan pelayanan pengantaran obat pulang serta kelancaran dalam pelayanan telemedicine
The COVID-19 virus pandemic since the end of December 2019 has had a tremendous impact and has not been resolved to date. Health protocols must be implemented properly including limiting physical contact and maintaining human distance between human to reduce the spread of the COVID-19. Indonesian Doctors Association advised hospitals to still be able to provide health care to patients who need health services. One way that is considered safe is through teleconsultation. This study aims to analyze the effectiveness of telemedicine services at Siloam Hospitals Bogor to fulfill of patients and their families needs. The research method used quantitative method with cross sectional study, conducted in December 2020. The results showed that perceptions of service quality and function of mobile applications did not have an effect on increasing the effectiveness of telemedicine services, but the perception of drug delivery and successful of telemedicine service had a significant effect on increasing the effectiveness of telemedicine services. the effectiveness of service is also proven to provide satisfaction to patients who receive telemedicine services. This service can be better by developing a mobile application to be more integrated and maintaining drug delivery and successful of telemedicine service
Read More
B-2196
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syahlaa Talitha Ainayyah; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Ede Surya Darmawan, Novita Dwi Istanti
Abstrak: Penelitian ini menggunakan metode literature review yang membahas mengenai tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemi. Seperti yang kita ketahui bersama, Covid-19 masih terus terjadi hingga saat ini. Berbagai negara menetapkan kebijakan lockdown guna mencegah penyebaran virus tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri telah melakukan upaya PPKM untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Pelayanan publik menghadapi dilema, salah satunya pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, penggunaan layanan telemedicine sangat dianjurkan pada masa pandemi. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apa saja tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemic. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan mencari artikel penelitian yang telah dipublikasi dengan menggunakan online database yaitu PubMed, Oxford Academic, dan SpringerLink. Berdasarkan hasil pencarian, didapatkan sejumlah 961 artikel dan dari jumlah tersebut dilakukan seleksi. Hasil seleksi didapatkan sebanyak 6 artikel yang dianalisis. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat beberapa tantangan dalam pemanfaatan telemedicine selama pandemi. Tantangan tersebut antara lain teknologi, privasi / kerahasiaan, proses komunikasi, dan finansial. Tantangan terkait teknologi yang dimaksud ialah koneksi internet yang tidak stabil, kemampuan sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi, serta kemampuan penyimpanan teknologi yang dimiliki.
This study uses a literature review that discusses the challenges in using telemedicine during a pandemic. As we all know, Covid-19 is still happening today. Various countries have imposed lockdown to prevent the spread of the virus. The Indonesian government itself has made PPKM efforts to control the spread of Covid-19. Public services face a dilemma, one of which is health services. Therefore, the use of telemedicine is highly recommended during the pandemic. The purpose of this paper is to find out what are the challenges in using telemedicine during a pandemic. The research method used is literature review by searching for research articles that have been published using online databases,namely PubMed, Oxford Academic, and SpringerLink. Based on the search results, a number of 961 articles were obtained and from that number a selection was made.The selection results obtained as many as 6 articles were analyzed. The results showed that there were several challenges in using telemedicine during a pandemic. These challenges include technology, privacy/confidentiality, communication processes, and finance. The challenges related to the technology in question are unstable internet connections, the ability of human resources to use technology, and the ability to store technology owned
Read More
S-10935
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Febrini Damayanti; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Anhari, Achadi, Ede Surya Darmawan, Syahrul Muhammad, Dante Saksono Harbuwono
Abstrak:

Latar belakang: Di Indonesia, tingkat kunjungan Antenatal Care (ANC) masih mengalami tantangan serius dengan angka yang terus menunjukkan tingkat partisipasi yang sangat rendah atau kepatuhan pemeriksaan yang rendah. Hal ini dipengaruhi oleh predisposing factors, enablings factors, dan reinforcing factors. Seiring perkembangan teknologi, dalam meningkatkan kepatuhan pemeriksaan ANC tersedia layanan telemedicine. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan karakteristik pada pasien pengguna telemedicine dengan pasien kunjungan langsung terhadap kepatuhan pasien kunjungan antenatal care di RSIA Marissa Palembang Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian mixmethode dengan desain sequential explanatory dengan maksud untuk mengetahui tentang kepatuhan pasien yang menggunakan telemedicine dan yang tidak menggunakan dalam kunjungan rutin antenatal care. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2024 hingga Mei 2024. Hasil penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik pengetahuan, sikap,kondisi lingkungan, dan dukungan keluarga terhadap kepatuhan pemeriksaan antenatal care pada pasien pengguna telemedicine maupun bukan pengguna telemedicine. Kesimpulan: Telemedicine tidak membuat pasien malas berkunjung, penggunaan telemedicine sangat membantu pasien dengan akses terbatas ke fasilitias kesehatan sehingga program ini direkomendasikan bagi RSIA Marissa sehingga dapat membantu masyarakat dalam hal akses pelayanan kesehatan. Peningkatan faktor enablings dan reinforcing memainkan peran penting dalam meningkatkan angka kepatuhan pemeriksaan antenatal care pada pasien Kata kunci: Telemedicine; Kepatuhan Pasien; Antenatal Care


Background: In Indonesia, the level of Antenatal Care (ANC) visits still faces serious challenges, with participation rates remaining very low and compliance with examinations being inadequate. This situation is influenced by predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. With the advancement of technology, telemedicine services are available to enhance compliance with ANC examinations. Objective: To determine the relationship between the characteristics of telemedicine users and in-person patients on compliance with antenatal care visits at RSIA Marissa Palembang. Methode: This study is a mixed-method research with a sequential explanatory design, aimed at understanding the compliance of patients using telemedicine versus those not using it in routine antenatal care visits. The research will be conducted from March 2024 to May 2024. Results: There is a significant relationship between the characteristics of knowledge, attitude, environmental conditions, and family support with compliance to antenatal care examinations among both telemedicine users and non-users. Conclusion: Telemedicine does not make patients reluctant to visit; instead, it greatly assists patients with limited access to healthcare facilities. Therefore, this program is recommended for RSIA Marissa to help the community access healthcare services. Enhancing enabling and reinforcing factors plays a crucial role in improving compliance rates for antenatal care examinations among patients. Key Word: Telemedicine; Patient Compliance; Antenatal Care

Read More
B-2475
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurulita Cahyani; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Wahyu Sulistiadi, R. Sutiawan, Muhammad Dian Luthfy Lubis, Dessy Rosmelita
Abstrak: Pendahuluan : Rumah sakit Universitas Indonesia (RSUI) mengadopsi telemedicine sebagai alternatif pelayanan kesehatan. Implementasi telemedicine tidak hanya terfokus tentang teknologi yang digunakan, melainkan banyak sumber daya dan investasi yang berkontribusi. Tujuan : menilai efektivitas telemedicine sebagai pengganti konsultasi tatap muka dan menganalisa faktor aktor yang menghambat efektivitas telemedicine. Metode : penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan menganalisis sistem (input-proses-output) pada pelyanan telemedicine di poliklinik rawat jalan RSUI. Hasil : RSUI memanfaatkan teknologi sederhana dalam implementasi telemedicine menggunakan google meeting online. Telemedicine RSUI dinilai efektif sebagai pengganti layanan tatap muka karena RSUI mampu mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang ada, menyelesaikan 93 % dari 1665 jadwal kunjungan telemedicine yang terdaftar, dan pengguna menyatakan kepuasaan akan layanan ini. Hambatan dalam pencapaian efektivitas mulai dari kurangnya tingkat promosi dan belumnya digunakannya aplikasi/fitur yang memudahkan pengguna mengakses telemedicine. Pembahasan : Telemedicine di RSUI meningkatkan aksesibilitas pelayanan klinis, keberhasilan telemedicine didasarkan kepada kepuasan para penggunaannya. Pemanfaatan metode video panggil, kemampuan sumber daya dan konektivitas jaringan internet menjadi faktor pendukung utama keefektifan telemedicine. Percepatan pengembangan telemedicine melalui strategi digital yang inovatif akan meningkatkan efektivitas pelayanan telemedicine di RSUI. Alternatif strategi tersebut dapat berupa pengembangan aplikasi secara mandiri ataupun kerjasama dengan pihak swasta. Aplikasi yang inovatif, inklusif, dan ramah pengguna menjadi solusi untuk meningkatkan efektivitas telemedicine. Kesimpulan : Implementasi layanan telemedicine di RSUI efektif sebagai alternatif pengganti layanan tatap muka pada pandemi COVID-19. Strategi digital yang inovatif dengan konsep terintegrasi dari pelayanan telemedicine akan meningkatkan efektivitas telemedicine di RSUI.
Introduction: The University of Indonesia Hospital (RSUI) implements telemedicine services as alternative health. The implementation of telemedicine is not only focused on the technology used but also on the many resources and investments that contribute. Objectives: To assess telemedicine's effectiveness as a substitute for face-to-face consultations and to analyze the factors that hinder the effectiveness of telemedicine. Method: This research is a qualitative descriptive with a case study approach by analyzing the system (input-process-output) in telemedicine services at the outpatient polyclinic of RSUI. Result: RSUI utilizes simple technology in implementing telemedicine using online google meetings. RSUI telemedicine is considered adequate as a substitute for face-toface services because RSUI can optimize all available resources by presenting online clinics, completing 93% of the 1665 registered telemedicine visits, and telemedicine users expressing satisfaction with this. Barriers to the effectiveness of telemedicine services are not aware of the lack of promotion and the lack of applications/features that make it easier for users to access telemedicine. Discussion: Telemedicine at RSUI increases the accessibility of clinical services. The success of telemedicine is based on the satisfaction of its users. The utilization of video calling methods, resource capabilities, and internet network connectivity are the main supporting factors for the effectiveness of telemedicine. The acceleration of telemedicine development through innovative digital strategies will increase the effectiveness of telemedicine services at RSUI. The alternative approach can be in the form of application development independently or in collaboration with private parties. Innovative, inclusive, and user-friendly applications are the solution to increasing the effectiveness of telemedicine. Conclusion: Implementation of telemedicine services at RSUI is effective as an alternative to face-to-face services during the COVID-19 pandemic. An innovative digital strategy with an integrated telemedicine service concept will increase telemedicine's effectiveness at RSUI.
Read More
B-2222
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Claudya Veronica Febriana Najoan; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Purnawan Junadi, Vetty Yulianty
Abstrak: Teknologi dalam bidang kesehatan sudah ada sejak lama. Salah satu pemanfaatannya yaitu telemedicine atau pengobatan jarak jauh. Terjadi peningkatan penggunaan telemedicine di negara maju maupun negara berkembang saat pandemi COVID-19 karena mengharuskan masyarakat untuk dibatasi secara social. Peningkatan penggunaan telemedicine ini, berjalan beriringan dengan tantangan-tantangan di dalamnya, khususnya pada negara berkembang, yang belum terbiasa dengan pelayanan ini. Untuk dapat mengatasi tantangan tersebut, maka diperlukan peningkatan kualitas pelayanan. Salah satunya dengan cara menilai aspek-aspek kepuasan pasien pengguna telemedicine dan mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran nilai kepuasan pasien pengguna telemedicine saat masa pandemi COVID-19 dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien di beberapa negara berkembang. Informasi penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil penelusuran website dan jurnal yang telah di publikasikan dengan bantuan akses online database seperti ScienceDirect, SAGE Journals, ProQuest, dan PubMed. Terdapat 10 studi yang termasuk dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien dari berbagai negara berkembang dengan deskripsi klinik yang berbeda memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap telemedicine secara keseluruhan dengan aspek penilaian berdasarkan TAM dan teori kepuasan pasien. Pada negara berkembang aspek yang paling berpengaruh yaitu usefulness, privacy, waktu dan biaya, dan willingness to use again. Sedangkan, pada aspek trust, klinik kesehatan mental dari negara berbeda, sama-sama memiliki tingkat kepuasan yang rendah. Faktor gender, usia, dan edukasi tidak terlalu mempengaruhi kepuasan pasien. Akan tetapi, faktor-faktor tersebut tidak bisa diabaikan supaya penyedia layanan dapat menyesuaikan kebutuhan pasien sesuai dengn faktor-faktor tersebut atau memberikan pelayanan patient centered. Selain itu, diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang telemedicine supaya teknologi ini bisa tepat guna. Rekomendasi lainnya untuk negara berkembang yaitu melaksanakan survei kepuasan bukan hanya di beberapa klinik penyedia layanan tetapi lebih luas lagi, supaya dapat menghasilkan hasil evaluasi yang mewakili seluruh pengguna telemedicine di negara tersebut.
Technology in the health sector has existed for a long time. One of its uses is telemedicine or distance medicine. increasing use of telemedicine in developed and developing countries during the COVID-19 pandemic because people must be socially restricted. This increase in the use of telemedicine goes hand in hand with challenges in it, especially in developing countries, which are not yet familiar with this service. To be able to overcome these challenges, it is necessary to improve the quality of service. One of them is by assessing aspects of patient satisfaction using telemedicine and finding out the factors that influence patient satisfaction. The purpose of this study was to determine the description of patient satisfaction using telemedicine during the COVID-19 pandemic and the factors that affect patient satisfaction in several developing countries. This research information was obtained based on the results of searching websites and journals that have been published with the help of online database access such as ScienceDirect, SAGE Journals, ProQuest, and PubMed. There are 10 studies included in this study. The results showed that the majority of patients from various backgrounds developed with clinical descriptions that had a high level of satisfaction with telemedicine as a whole with aspects based on TAM and patient satisfaction theory. In developing countries the most influential aspects are usability, privacy, time and cost, and willingness to reuse. Meanwhile, on the aspect of trust, mental health clinics from different countries both have low levels of satisfaction. Gender, age, and education factors did not significantly affect patient satisfaction. However, these factors cannot be ignored so that service providers can adjust patient needs according to these factors or provide patient-centred services. In addition, it is necessary to educate the public about telemedicine so that this technology can be effective. Another recommendation for developing countries is to carry out a satisfaction survey not only in a number of service provider clinics but more broadly, so that it can produce evaluation results that are representative of all telemedicine users in the country.
Read More
S-10989
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selvi Ramadhenisa; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Mohammad Baharuddin
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan telekonsultasi dokter di masa pandemik COVID-19 pada penduduk DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pengumpulan data melalui survei. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2021 dengan unit analisis penelitian adalah individu berusia 20-29 tahun yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta. Diperoleh bahwa 74,9% penduduk DKI Jakarta tergolong memanfaatkan layanan telekonsultasi dokter di masa pandemic COVID-19, dengan 63,4% pengguna memanfaatkan lebih dari satu kali. Sebagian besar pengguna menggunakan layanan telekonsultasi dokter yang disediakan oleh platform teknologi kesehatan (Halodoc merupakan platform yang telekonsultasi dokternya paling sering digunakan) dan sisanya klinik, rumah sakit, dan dokter langganan.
Read More
S-10699
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Priyo Anggoro; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: R. Sutiawan, Wahyu Sulistiadi, Donni Hendrawan, I Ketut Agung Enriko
Abstrak: Pandemi Covid-19 menyebabkan terhambatnya pasien Program Rujuk Balik (PRB) untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Salah satu solusi pelayanan kesehatan untuk pasien PRB dalam situasi pandemi Covid-19 adalah dengan mengadopsi layanan telemedicine. Namun, sebagian besar peserta PRB merupakan pasien berusia lanjut dan tidak terlalu mahir dalam menggunakan perangkat elektronik. Sehingga, apakah memungkinkan layanan telemedicine dapat dikembangkan untuk pasien PRB? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan pengembangan telemedicine bagi peserta PRB dan menyusun prototype telemedicine untuk peserta PRB. Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berupa telaah regulasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini menunjukkan bahwa telemedicine untuk pasien PRB dapat dikembangkan untuk menghindari penularan Covid-19 pada pasien kronis yang berisiko tinggi dan pelayanan telemedicine berpotensi untuk dapat terus dimanfaatkan setelah pandemi berakhir karena penggunaan telemedicine akan sangat membantu bagi pasien yang jauh dari fasilitas kesehatan atau pasien yang memiliki keterbatasan waktu untuk mengakses fasilitas kesehatan. Permasalahan utama dalam pengembangan layanan telemedicine pasien PRB yang dirasakan oleh user adalah pelaksanaan pemeriksaan fisik dan penunjang serta memastikan hasil pemeriksaan akurat, validasi data dokter dan pasien, pencatatan rekam medis secara online dan penyimpanan data yang aman, mekanisme penjelasan obat secara detail ke pasien dan mekanisme pemberian obat sehingga pasien tidak perlu datang ke faskes, monitoring kondisi pasien kronis secara berkala, pasien lansia yang tidak familiar dengan teknologi terkinidan hilangnya aspek sentuhan dan interaksi manusia dalam pelayanan telemedicine. Solusi terhadap permasalahan tersebut, menjadi dasar pengembangan desain prototype telemedicine pasien PRB, yaitu menambahkan fitur voice & video call untuk mempermudah dokter melakukan pemeriksaan fisik secara virtual disertakan dengan petunjuk pemeriksaan fisik secara virtual, proses validasi data dokter dan pasien saat mengakses layanan telemedicine dan menampilkan STR & SIP dokter dalam aplikasi telemedicine yang dilengkapi dengan link validasi data di Konsil Kedokteran Indonesia, sistem telemedicine yang berbasis pada fasilitas kesehatan, sehingga data rekam medis pasien tersimpan di faskes, resep obat dilengkapi dengan penjelasan cara penggunaan obat dan fitur pengantaran obat ke rumah dengan bekerjasama dengan jasa penagntaran, menambahkan fitur monitoring kondisi pasien secara berkala, menyederhanakan fitur telemedicine dengan langkah-langkah yang mudah dipahami dan mengadakan admin asistensi untuk mengarahkan pasien lansia., menambahkan fitur voice& video call dalam telemedicine disertai dengan SOP bagi dokter untuk memastikan aspek humanisme menjadi sentral dalam pelayanan telemedicine. Berdasarkan hasil uji kelayakan aplikasi didapatkan bahwa user pasien dan dokter menganggap bahwa desain aplikasi menarik, mudah untuk diingat, terhindar dari kesahalan dan aman digunakan, mudah untuk dioperasikan, efisien dalam memberikan dan mendapatkan pelayanan kesehatan dan user puas dengan aplikasi telemedicine
Read More
T-6098
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hikmahwati; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Anhari Achadi, Amal C. Sjaaf, Rico Mardiansyah, Roberia
Abstrak: Kebijakan Telemedicine yang dikeluarkan dalam bentuk Surat Edaran menjadi topik yang menarik sebab kekuatan hukum dari surat edaran yang lemah serta belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai telemedicine dalam bentuk layanan konsultasi klinis langsung antara dokter dan pasien sebelumnya. Selain itu, hasil survey menunjukkan masyarakat lebih percaya dengan telemedicine yang diselenggarakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Sementara, pemerintah DKI Jakarta belum secara langsung memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang berada dalam naungannya untuk memberikan layanan telemedicine. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan telemedicine untuk mencegah penyebaran COVID-19 oleh pemerintah DKI Jakarta. Penelitian kualitatif dengan desain studi kasus kebijakan ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara mendalam dan data sekunder yang berasal dari telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk surat edaran ini tidak dilaksanakan. Hal utama yang menyebabkan tidak dilaksanakannya kebijakan ini adalah bentuk produk hukum berupa surat edaran menciptakan pilihan untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan. Kondisi ini juga didukung dengan keterbatasan kecepatan internet di fasilitas pelayanan kesehatan dibawah pemerintah DKI Jakarta serta tidak dilibatkannya pemerintah DKI Jakarta saat perumusan kebijakan. Selain itu, masih terdapat permasalahan etik dan kewenangan klinis yang masih abu-abu yang membuat pemerintah DKI Jakarta belum menerapkan kebijakan ini. Oleh karena itu, peneliti menyarankan untuk segera dibentuknya peraturan gubernur sebagai kebijakan lingkup daerah. Untuk lingkup nasional, disarankan untuk membentuk satu peraturan baru mengenai standar pelayanan kesehatan telemedicine, revisi beberapa peraturan perundangundangan terkait dan penambahan aturan telemedicine dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia
The telemedicine policy which was issued in the form of a circular letter, is an interesting topic, because the legal power of circular letter which weak and previously there were no legislation regulating telemedicine in the form of direct clinical consultation services between doctors and patients. On the other hand, current survey showed that people has more confidence using telemedicine which is organized by healthcare service facilities. Meanwhile, the government of DKI Jakarta has not directly utilized the healthcare service facilities under its auspices to provide telemedicine services. This study aims to analyze the implementation of telemedicine policies to prevent the spread of COVID-19 by the government of DKI Jakarta. This is qualitative research with case study design using primary data from in-depth interviews and secondary data from document review. The results show that the policy issued in the form of a circular letter is not implemented because the form of the legal product chosen creates the choice to implemented or not implemented. This condition is also supported by limited internet speed in healthcare service facilities under the government of DKI Jakarta and DKI Jakarta government are not involved on the formulation steps. In addition, there were still ethics issues and uncertainity of clinical authority that made DKI Jakarta government not implement this policy. Therefore, researchers suggest that the governor's regulation need to be formed as a regional policy. For the national scope, it is recommended to formulate a new regulation regarding telemedicine healthcare service standards, revise several related laws and regulations and addition of telemedicine regulations in the Indonesian Medical Code of Ethics
Read More
T-6111
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Labbaika Nurmadani; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Puput Oktamianti, Basrin Harsono Sigalingging
Abstrak: Pelayanan resep obat non racik via telemedicine merupakan serangkaian proses penerimaan resep, entri resep, penyiapan resep dan pengiriman obat. Pelayanan ini mulai dikembangkan pada saat terjadi Pandemi COVID-19 sebagai upaya menyediakan layanan farmasi yang tetap terjangkau bagi masyarakat dengan tetap mencegah penyebaran virus COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan usulan perbaikan yang tepat dengan menggunakan metode Lean Six Sigma sebagai upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi pelayanan obat non racik via telemedicine. Desain penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan melakukan observasi, telaah dokumen dan wawancara mendalam. Hasil pengamatan menunjukkan bahawa rata-rata waktu pelayanan obat non racik via telemedicine selama 1 jam 37 menit 11 detik dengan kegiatan value add selama 32 menit 39 detik (33,6%) dan non value add selama 1 jam 4 menit 32 detik (66,4%). Waste yang ditemukan yaitu overprocessing, waiting, motion dan defect sehingga usulan perbaikan yang diberikan menggunakan standarisasi kerja, perbaikan diagram alur, 5S, dan Kaizen.
Non-compounding drug service via telemedicine is a series of processes for receiving prescriptions, entering prescriptions, preparing prescriptions and delivering drugs. This service was developed during the COVID-19 pandemic as an effort to provide affordable pharmaceutical services for the community while preventing the spread of the COVID-19 virus. This study aims to find the right improvement suggestion using the Lean Six Sigma method as an effort to increase the effectiveness and efficiency of non-compounding drug services via telemedicine. The research design is a quantitative and qualitative research by conducting observations, reviewing documents and in-depth interviews. The results showed that the average service time for non-compounding drugs services via telemedicine was 1 hour 37 minutes 11 seconds with value add activities of 32 minutes 39 seconds (33.6%) and non value add for 1 hour 4 minutes 32 seconds (66, 4%). The wastes found are overprocessing, waiting, motion and defects so the suggested improvements are given using work standardization, flow chart improvement, 5S, and Kaizen.
Read More
S-11069
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive