Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Siti Zahrotun Ngaliyah; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Ari Purwohandoyo
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi rawat inap tingkat lanjut peserta JKN pada lansia yang merupakan pasien kardiovaskular di wilayah Provinsi DI Yogyakarta berdasarkan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Total sampel yang diperoleh sebesar 192 peserta. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan dengan uji analisis chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel. Hasil penelitian diperoleh bahwa utilisasi rawat inap pada peserta JKN yang memiliki penyakit kardiovaskular di Yogyakarta sebagian besar diakses oleh peserta dengan jenis kelamin laki-laki (61.0%), kelompok umur pra lansia (45-59 tahun) (69.8%), memiliki status belum kawin (66.7%), bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Gunungkidul (84.6%), jenis FKTP puskesmas (61.3%), kepemilikan FKRTL milik pemerintah (64.3%), segmen peserta PBI APBD (100.0%), hak kelas rawat I dan II (100.0%), tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas (75.6%). Variabel yang memiliki hubungan secara signifikan dengan utilisasi RITL adalah karakteristik umur, wilayah tempat tinggal (Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Bantul), segmentasi kepesertaan (PBI APBD dan PBI APBN), serta komorbiditas. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa PBI JKN mampu meningkatkan akses pelayanan kesehatan pada masyarakat miskin.
This study aims to determine how the determinants of inpatient utilization of JKN participants in the elderly who are cardiovascular patients in the DI Yogyakarta Province based on BPJS Sample Data in 2019. This study used a cross-sectional design to obtain variables that affect the inpatient utilization of JKN participants in the elderly who are cardiovascular patients and analysis is limited to 192 total samples with the chi-square analysis test. The sampling technique used the total sampling technique and was in accordance with the inclusion and exclusion criteria. For the 192 total samples, respondents who utilized inpatient facilities the most were in the male gender (61.0%), pre-elderly age group (45-59 years) (69.8%), has unmarried status (66.7%), residing in the Gunungkidul Regency (84.6%), FKTP puskemas (61.3%), public sector (64.3%), PBI APBD participant (100.0%), nursing class I and II (100.0%), and had no comorbidities (75.6%). Variables that have a significant relationship with the use of RITL are age characteristics, area of residence (Gunungkidul Regency and Bantul Regency), membership segments (PBI APBD and PBI APBN), nursing class (class III), and comorbidities. The study also represented that PBI JKN is able to increase access to the poor citizen.
Read More
S-11060
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfiyah Hanifah; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Adik Wibowo, Ika Malika
Abstrak: Penelitian ini membahas determinan utilisasi pelayanan kesehatan mental oleh Mahasiswa S1 Reguler menggunakan teori perilaku Andersen, terdiri dari faktor individual dan faktor kontekstual yang mempengaruhi perilaku utilisasi pelayanan kesehatan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif (mixed method). Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa yang memanfaatkan pelayanan kesehatan mental lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan (80%), tingkat tiga perkuliahan (35.7%), merasa membutuhkan pelayanan (perceived need) (57.2%) dan mengalami gangguan mental emosional (evaluated need) (skor SRQ-20: ≥ 6) (70.1%) dan tidak memiliki ide bunuh diri (71.4%), sedangkan alasan mahasiswa tidak menggunakan pelayanan kesehatan mental diantaranya adalah ՙՙLebih memilih menyelesaikan masalah sendiri՚՚ (64%), ՙՙBantuan professional tidak diperlukan karena masalah minor dan bersifat sementara՚՚ (48%), ՙՙLebih memilih mencari bantuan dari teman dan keluarga՚՚ (40%) ՙՙTidak ada waktu՚՚ (32%). Faktor kontekstual yaitu kebijakan, pembiayaan dan pengorganiasian. Kebijakan secara umum belum ada ataupun belum diresmikan untuk tingkat universitas dan klinik. Pembiayaan cukup namun tidak fleksibel serta tidak adekuat untuk melakukan inovasi. Pengorganisasian telah banyak dilakukan upaya dan program dan dapat lebih ditingkatkan efektifitasnya.
Read More
S-9976
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yunita; Pembimbing: Prastuti C. Soewondo; Penguji: Kurnia Sari, Hasbullah Thabrany, Siswi Puji Astuti, Andi Afdal Abdullah
Abstrak: Proporsi perokok di Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan usia perokok pemula yang semakin muda. Merokok memberikan dampak kerugian ekonomi pada perokok dan juga orang yang terpapar asap rokok. Penelitian dari beberapa negara membuktikan berhenti merokok dapat menurunkan utilisasi pelayanan kesehatan dan pengeluaran kesehatan dibanding tidak berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko berstatus mantan perokok dengan utilisasi pelayanan kesehatan pada peserta JKN tahun 2016. Desain studi adalah potong lintang dengan pendekatan kuantitatif. Menggunakan data sekunder Susenas dan Podes dengan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebanyak 75.352 individu. Analisis regresi logistik multinomial multivariabel dilakukan dengan proses analisis faktor risiko. Dari analisis diketahui laki-laki berstatus mantan perokok meningkatkan utilisasi rajal saja, ranap saja, dan rajal dan ranap sebesar 1,3 kali (b= 3%; p=0,017), 2,6 kali (b=94%; p=0,000), dan 1,7 kali (b=55%; p=0,000) lebih besar dibanding laki-laki bukan perokok, setelah dikontrol dengan status perkawinan, proporsi ART mantan perokok, dan persepsi keparahan. Dapat disimpulkan adanya riwayat merokok pada laki-laki berhubungan dengan peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan dibanding bukan perokok, terlebih yang tidak berhenti merokok. Peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan akan berdampak pada peningkatan pengeluaran kesehatan. Upaya promosi tidak merokok dan kampanye berhenti merokok harus terus ditingkatkan.

Kata kunci: mantan perokok; bukan perokok; utilisasi pelayanan kesehatan; berhenti merokok.

The proportion of smokers in Indonesia continues to increase annually and with younger age of new-smokers. Smoking causes substantial economic losses for smokers as well as secondhand smokers. A plenitude of research from many countries proves that quitting smoking can reduce healthcare utilization and spending compared to those that do not quit smoking. This study aims to determine the relationship of risk factors of former smokers with healthcare utilization among JKN members in 2016. This is a crosssectional study with a quantitative approach using Susenas and Podes data with samples meeting the inclusion and exclusion criteria of 75,352 individuals. Multivariable multinomial logistic regression analysis was performed through the risk factor analysis process. The analysis revealed that male ex-smokers increase the utilization of outpatient only, inpatient only, and outpatient and inpatient by 1.3 times (b=23%; p= 0.017), 2.6 times (b=94%; p=0.000), and 1.7 (b=55%; p=0.000) than male nonsmokers, after controlling for marital status, proportion of former smokers among household members, and perception of severity. It can be concluded that a smoking history among men is associated with the increase in healthcare utilization, more than for non-smokers and more so for those who do not quit smoking. Increased healthcare utilization will result in increased health spending. Efforts for non-smoking and smoking cessation campaigns should be prioritized and improved.

Keywords: former smoker; never smoker; healthcare utilization; smoking cessation.
Read More
T-5297
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Melati Amanah; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Kurnia Sari, Donni Hendrawan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi rawat jalan di Rumah Sakit atau FKRTL yang dilakukan oleh Peserta JKN di Wilayah Provinsi Banten Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2015-2016. Sampel yang diperoleh sebesar 41.181 peserta. Uji hubungan dianalisis dengan menggunakan Chi-square.
Read More
S-10575
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Laura Gabriella Siagian; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Pujiyanto; Chandra Istanti Prasetyo
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi rawat inap cardiovascular disease di FKRTL oleh Peserta JKN di Wilayah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2018-2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan Tahun 2018-2020. Uji hubungan dianalisis dengan menggunakan Chi-square. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat inap di Sumatera Utara pada tahun 2018-2020 yaitu sebesar 876.636 kunjungan yang meningkat pada tahun 2019 dan mengalami penurunan kunjungan pada tahun 2020 dengan otal kunjungan rawat inap cardiovascular disease sebanyak 96.366 kunjungan. Utilisasi rawat inap cardiovascular disease banyak diakses oleh usia lansia (22,4%), jenis kelamin perempuan (11,1%), status kepemilikan FKRTL milik pemerintah (10,1%), segmen Bukan Pekerja (23,6%), hak kelas rawat I (16,3%), lama hari rawat 4 hari, lokasi FKRTL di Kabupaten (10,1%), lokasi tempat tinggal peserta di kabupaten (10%), tempat tinggal peserta berada di wilayah II (10.9%), kunjungan berada di wilayah dengan jumlah Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah lebih dari satu orang (9,8%), serta berada di wilayah dengan jumlah rumah sakit lebih dari tiga rumah sakit (9,9%). Variabel yang paling dominan berhubungan dengan rawat inap cardiovascuular disease adalah umur peserta.

This study aims to determine the factors associated with cardiovascular disease inpatient utilization at FKRTL by JKN Participants in the Province of North Sumatra in 2018-2020. This research is a quantitative study with a cross-sectional design using BPJS Health Sample Data for 2018-2020. Relationship test was analyzed using Chi-square. The results showed that the utilization of inpatient health services in North Sumatra in 2018-2020 amounted to 876,636 visits, which increased in 2019 and decreased visits in 2020 with a total of 96,366 visits to inpatient cardiovascular disease. Cardiovascular disease inpatient utilization is mostly accessed by the elderly (22.4%), female (11.1%), ownership status of government-owned FKRTL (10.1%), non-employee segment (23.6%), rights class I treatment (16.3%), length of stay 4 days, location of FKRTL in the district (10.1%), location of the participant's residence in the district (10%), participant's residence in region II (10.9%), visits were in areas with more than one Cardiovascular Specialist (9.8%), and in areas with more than three hospitals (9.9%). The most dominant variable related to cardiovascular disease hospitalization is the age of the participants.
Read More
S-11187
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Imam Fakhruddin; Pembimbing: Kurnia Sari; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Chandra Istanti Prasetyo
S-11540
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anne Aryanti; Pembimbing: Prastuti Soewondo; Penguji: Atik Nurwahyuni, Amila Megraini
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi rawat jalan tingkat lanjut peserta JKN pada anak yang merupakan pasien diabetes mellitus di Indonesia berdasarkan Data Sampel BPJS Kesehatan Kontekstual Diabetes Mellitus tahun 2015-2020. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi observasional yang bersifat cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dan sampel merupakan seluruh data peserta JKN di Indonesia yang pernah didiagnosis diabetes mellitus di layanan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut antara tahun 2015-2020. Penelitian ini menggunakan aplikasi olah data Stata. Sampel hasil pembobotan diperoleh sebesar 938 peserta Hasil penelitian diperoleh bahwa utilisasi rawat jalan tingkat lanjut peserta JKN pada anak yang memiliki penyakit diabetes mellitus di Indonesia tahun 2015-2020 sebagian besar diakses oleh peserta dengan jenis kelamin perempuan (80,65%), Jenis FKTP dokter umum (100%), kepemilikan FKRTL swasta (80,64% ), segmentasi kepesertaa PBI APBN (93,05%), hak kelas rawat III (83,53%), wilayah tempat tinggal regional 4 dan 5 (100%), dan memiliki penyakit penyerta (89,58%). Variabel yang memiliki hubungan secara signifikan dengan utilisasi rawat jalan tingkat lanjut adalah jenis FKTP, segmentasi kepesertaan, hak kelas rawat, wilayah tempat tinggal, dan penyakit penyerta. Dari hasil analisis didapatkan nilai Adjusted Odds Ratio (AOR) terbesar yaitu pada peserta yang memiliki penyakit penyerta 18,06 (95% CI: 11,01 – 29,62) yang menunjukkan bahwa peserta dengan penyakit penyerta memiliki peluang sebanyak 18,06 kali untuk melakukan utilisasi pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjut dibandingkan peserta yang tidak memiliki penyakit penyerta. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan rawat jalan tingkat lanjut diabetes mellitus di Indonesia adalah penyakit penyerta.

This study aims to determine the factors associated with outpatient utilization of JKN participants in children who are diabetes mellitus patients in Indonesia based on the 2015-2020 Diabetes Mellitus Contextual BPJS Health Sample Data. This research is a quantitative study using an observational study design that is cross sectional. The sampling technique uses total sampling and the sample is all data on JKN participants in Indonesia who have been diagnosed with diabetes mellitus at Advanced Referral Health Facilities services between 2015-2020. This study uses the Stata data processing application. The sample of the weighting results was obtained for 938 participants. The results showed that the utilization of advanced outpatient care for JKN participants for children with diabetes mellitus in Indonesia in 2015-2020 was mostly accessed by participants with female sex (80.65%), FKTP types of general practitioners (100%), ownership Private FKRTL (80.64%), APBN PBI membership segmentation (93.05%), right to class III care (83.53%), region of residence regional 4 and 5 (100%), and have comorbidities (89, 58%). Variables that have a significant relationship with the utilization of advanced outpatient care are the type of FKTP, membership segmentation, treatment class entitlement, area of residence, and comorbidities. From the analysis results, the largest Adjusted Odds Ratio (AOR) value was obtained for participants who had comorbidities of 18.06 (95% CI: 11.01 – 29.62) which indicated that participants with comorbidities had 18.06 times the chance of making use of advanced outpatient health services compared to participants who do not have comorbidities. The results of the study concluded that the variables that most influenced the use of advanced diabetes mellitus outpatient care in Indonesia were comorbidities.
Read More
S-11390
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur A'isyah Amalia Putri; Pembimbing: Besral; Pwnguji: Adang Bachtiar, Sutanto Priyo Hastono, Rahmadewi
Abstrak:
Kelangsungan hidup neonatal dini merupakan kemampuan neonatus untuk bertahan hidup atau menjalani kehidupan hingga mencapai usia enam hari. Masa neonatal dini disebut sebagai masa kritis pada bayi baru lahir, dengan estimasi separuh kematiannya terjadi pada 24 jam pertama pasca lahir. Kurangnya pelayanan berkualitas pada saat atau segera setelah lahir dan pada hari-hari pertama kehidupan memiliki pengaruh terhadap kelangsungan hidup neonatus. Penelitian ini menggunakan desain studi kohort retrospektif dengan pendekatan kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sampel SDKI 2017, dengan jumlah sampel sebanyak 15.270 anak lahir hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 1000 bayi yang berumur 0 hari (baru lahir) terdapat 991 bayi yang mampu bertahan hidup sampai berusia tepat 6 hari. Berdasarkan hasil uji regresi Cox, faktor utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil hingga pasca persalinan yang berpengaruh dan signifikan secara statistik terhadap kelangsungan hidup neonatal dini yaitu, persalinan yang bukan ditolong oleh tenaga kesehatan, utilisasi layanan KN 1 yang tidak lengkap, dan utilisasi layanan ANC < 6 kali dengan paritas ibu 1 anak, setelah dikontrol dengan usia ibu saat melahirkan, paritas, dan berat lahir bayi. Pengaruh utilisasi pelayanan kesehatan saat hamil hingga pasca persalinan terhadap kelangsungan hidup neonatal dini tidak dipengaruhi oleh waktu. Adapun, faktor utilisasi pelayanan kesehatan yang paling mempengaruhi kelangsungan hidup neonatal dini, yakni layanan KN 1.

Early neonatal survival is the ability of neonates to survive until they reach the age of six days. The early neonatal period is referred to as a critical period for newborns, with an estimated half of deaths occurring in the first 24 hours after birth. Lack of quality care at or immediately after birth and in the first days of life has an impact on neonate survival. This study used a retrospective cohort study design with a quantitative approach. The data used is the 2017 IDHS sample data, with a total sample of 15,270 children ever born. The results of the study showed that out of 1000 babies who were 0 days old (newborn), 991 babies were able to survive until they were exactly 6 days old. Based on the results of the Cox regression test, the factors of health service utilization during pregnancy to postpartum that have a statistically significant influence on early neonatal survival are, births that are not assisted by health workers, incomplete utilization of first neonatal visit services, and utilization of antenatal care services less than 6 times with the mother's parity of 1 child, after controlling for the mother's age at birth, parity, and baby's birth weight. The influence of health service utilization during pregnancy to postpartum on early neonatal survival is not influenced by time. Meanwhile, the health service utilization factor that most influences early neonatal survival is the first neonatal visit service.
Read More
T-6896
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Anjani Septiana; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Khaterina Kristina Manurung
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) peserta JKN di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang menggunakan data sekunder berupa Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2019. Total sampel yang diperoleh sebesar 47.606 peserta. Uji hubungan dianalisis menggunakan uji Single Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama di Provinsi Nusa Tenggara timur cukup rendah yaitu sebesar 14,41%. Utilisasi Rawat Jalan Tingkat Pertama banyak diakses oleh peserta dengan kelompok umur lansia (17,27%), berjenis kelamin perempuan (17,85%), berstatus kawin (17,92%), kelompok segmentasi PBPU (35,84%), peserta berstatus istri (23,69%), peserta yang terdaftar di FKTP jenis dokter umum (35,01%), peserta yang terdaftar di fasilitas kesehatan milik swasta (32,59%), dan kelompok peserta yang bertempat tinggal di kota (36,06%). Seluruh variabel memiliki hubungan yang signifikan dengan utilisasi pelayanan kesehatan RJTP di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2019.

This study aims to determine the factors related to the utilization of of first-level outpatient (RJTP) of JKN participants in East Nusa Tenggara province in 2019. This study is a quantitative study with a cross sectional study design that uses secondary data in the form of BPJS Kesehatan sample data in 2019. The total sample obtained was 47,606 participants. Relationship test was analyzed using Single Logistic Regression Test. The results showed that the utilization of first-level outpatient health services in East Nusa Tenggara province is quite low at 14.41%. The utilization of first-level outpatient is widely accessed by participants with the elderly age group (17,27%), female (17,85%), married status (17,92%), PBPU segmentation group (35,84%), wife status (23,69%), participants registered in the general practitioner type FKTP (35,01%), participants registered in privately owned health facilities (32,59%), and groups of participants residing in the city (36,06%). All variables have a significant relationship with the utilization of RJTP health services in East Nusa Tenggara province in 2019.
Read More
S-11215
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Afdal Abdullah; Promotor: Budi Hidayat; Kopromotor: Pujiyanto; Penguji: Atik Nurwahyuni, Mardiati Nadjib, Soewarta Kosen, Ali Ghufron Mukti; Mahlil Ruby; Teguh Dartanto
Abstrak:
Latar belakang: Kemudahan akses pelayanan kesehatan bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk Indonesia. Kemudahan akses ini terwujud dengan bertambahnya fasilitas kesehatan yang melayani peserta JKN. Indikator kemudahan akses terlihat dari bertambahnya jumlah peserta yang berkunjung ke fasilitas kesehatan baik di tingkat pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Kunjungan peserta JKN per 1.000 penduduk dikenal dengan isitilah rate sebagai salah satu indikator utilisasi pelayanan kesehatan untuk menjaga kesinambungan program JKN. Tujuan: penelitian ini bertujuan menganalisis faktor yang mempengaruhi rate rawat jalan tingkat lanjutan (RJTL) maupun rawat inap inap tingkat lanjutan (RITL) dan pemodelan prediksi rate RJTL dan rate RITL. Data yang digunakan berasal dari database BPJS Kesehatan dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2016 – 2019 yang diolah berdasarkan faktor predisposing, faktor enabling, dan faktor need dimana semua data digunakan dalam penelitian atau total sampling. Metode: analisis data panel dinamis yang ditujukan untuk membuat model prediksi rate RJTL dan rate RITL. Hasil: model prediksi yang digunakan pada rate RJTL dan rate RITL adalah estimator First Difference Generalized Method of Moment (FDGMM). Kesimpulan: rate RJTL dipengaruhi oleh variabel nilai tagihan klaim dibayar per kunjungan RJTL; jumlah rumah sakit kelas A, B, C, D; jumlah peserta pria; jumlah peserta berusia > 50 tahun; jumlah peserta dengan jumlah anggota keluarga > 3 orang; jumlah peserta berpengeluaran di bawah garis kemiskinan; jumlah peserta dengan penyakit tidak menular; rasio fragmentasi; rasio rujukan; dan jumlah peserta berpendidikan SMP. Sedangkan, rate RITL dipengaruhi oleh variabel nilai tagihan klaim dibayar per kunjungan RITL; jumlah rumah sakit kelas A, B, C, D; jumlah peserta pria; jumlah peserta berusia > 50 tahun; jumlah peserta dengan jumlah anggota keluarga > 3 orang; rate readmisi; jumlah peserta berpendidikan SMP; dan jumlah peserta berpendidikan Perguruan Tinggi. Saran: hasil penelitian menyarankan agar Pemerintah Daerah turut mendukung pemenuhan sarana prasarana pelayanan kesehatan agar masyarakat dapat menjangkau pelayanan kesehatan dengan mudah, mengelola perencanaan penambahan rumah sakit sesuai kebutuhan; Kementerian Kesehatan dapat memberikan regulasi terkait pemenuhan dan pemerataan fasilitas kesehatan maupun tenaga medis, terutama pada daerah dengan keadaan geografis yang sulit; BPJS Kesehatan dapat menggunakan model prediksi rate RJTL dan rate RITL sebagai alat bantu dalam menilai kebutuhan penambahan kerjasama dengan rumah sakit. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan faktor utilisasi yang lebih luas dan lengkap serta melakukan kajian yang lebih mendalam pada satu wilayah tertentu dengan mempertimbangkan pengaruh aspek geografis, seperti jarak antar fasilitas kesehatan, luas wilayah dan kondisi akses ke fasilitas kesehatan.

Background: easy access to health services for participants of the National Health Insurance (JKN) is one of the efforts to improve the health status of the Indonesian population. This accessibility is achieved through an increase in health facilities serving JKN participants. The indicator of accessibility can be observed from the rising number of participants visiting health facilities, both at the outpatient and inpatient levels. The rate of visits by JKN participants per 1.000 population is considered an indicator of health service utilization, which contributes to the continuity of the JKN program. Objective: this study aims to analyze the factors that influence the advanced level of outpatient care (RJTL) and inpatient care (RITL) and to model the prediction of RJTL rates and RITL rates. The data used is derived from the BPJS Kesehatan database and the 2016-2019 National Socioeconomic Survey (SUSENAS), which are processed based on predisposing factors, enabling factors, and need factors. All data is utilized in the research, employing total sampling. Method: dynamic panel data analysis is employed to develop prediction models for RJTL rates and RITL rates. Results: the prediction model used for the RJTL rate and RITL rate is the First Difference Generalized Method of Moment (FDGMM) estimator. Conclusion: RJTL rate is influenced by several variables: value of claims bills paid per RJTL visit, number of class A, B, C, and D hospitals, number of male participants, number of participants aged over 50 years, number of participants with more than 3 family members, number of participants with expenditures below the poverty line, number of participants with non-communicable diseases, fragmentation ratio, referral ratio, and number of participants with junior high school education. On the other hand, the RITL rate is affected by value of claim bills paid per RITL visit, number of class A, B, C, and D hospitals, number of male participants, number of participants aged over 50 years, number of participants with more than 3 family members, readmission rate, number of participants with junior high school education, and number of participants with university education. Recommendations: the results of this study suggest that the Regional Government should also support the fulfillment of health service infrastructure so that partisipant can reach health services easily, manage plans for adding hospitals as needed; The Ministry of Health can provide regulations regarding the fulfillment and equity of health facilities and medical personnel, especially in areas with difficult geographical conditions; BPJS Kesehatan can use RJTL rate prediction model and RITL rate as a tool in assessing the need for additional collaboration with hospitals. Future researchers can conduct research with broader and more complete utilization factors and conduct more in-depth studies in a particular area by considering the influence of geographical aspects, such as the distance between health facilities, area size and conditions of access to health facilities.
Read More
D-483
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive