Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Setyo Tyas Jarwanto; Pembimbing: Akmal Hadi
S-730
Depok : FKM UI, 1994
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Galang Rambu Mustaqim; Pembimbing: Rachmadhi Purwana; Penguji: Budi Hartono, Sukanda
Abstrak:
Latar belakang. Cijantung merupakan Kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi sehingga berisiko mencemari air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih bersama dengan faktor risiko lainnya terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur. Metode. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2018 menggunakan desain studi cross sectional pada 124 sampel rumah tangga Kelurahan Cijantung. Hasil. Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel kondisi sarana pembuangan tinja p=0,019; OR=3,487 dan kondisi sarana pembuangan sampah p=0,037; OR=3,346 terhadap kejadian diare pada balita. Tidak terdapat hubungan yang bermakna pada variabel jenis sumber air bersih p=0,084 dan perilaku mencuci tangan orang tua/pengasuh p=0,191 terhadap kejadian diare pada balita. Sebanyak 90 sampel air tanah dan 40 sampel air perpipaan/PAM tidak memenuhi syarat bakteriologis Permenkes No.32 Tahun 2017. Kesimpulan. Penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap kejadian diare pada balita di Kelurahan Cijantung tahun 2018.
Background. Kelurahan Cijantung has a high population density, making it's at risk for having polluted groundwater. This study aims to know the risk of diarrhoea among toddler by the use of groundwater and other related risk factors in Kelurahan Cijantung, East Jakarta. Method. Study was conducted from May until June 2018 using cross sectional study design of 124 household samples of Kelurahan Cijantung. Results. Fecal disposal facilities condition p 0,019 OR 3,487 and waste disposal facilities condition p 0,037, OR 3,346 variables have a significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. Meanwhile types of water sources p 0,084 and parent's handwashing behavior p 0,191 has no significant correlation with the incidence of diarrhea among toddler. As much as 90 of all groundwater samples and 40 of all piped water PAM samples do not qualify the bacteriological standard stated on Permenkes No.32 Tahun 2017. Conclusion. The use of groundwater as the household's main source of water has no significant risk effect on diarrhea among toddler in Kelurahan Cijantung 2018.
Read More
Background. Kelurahan Cijantung has a high population density, making it's at risk for having polluted groundwater. This study aims to know the risk of diarrhoea among toddler by the use of groundwater and other related risk factors in Kelurahan Cijantung, East Jakarta.
S-9774
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Marhamah Dwi Anjani; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Zakianis, Olik Abdul Holik
Abstrak:
Air tanah berperan penting sebagai sumber pemenuhan air bersih dan air minum sehari-hari di Kota Depok. Air tanah dianggap memiliki kualitas alami yang baik, namun tidak berarti semua air tanah berkualitas baik. Besi dan mangan merupakan logam esensial dan juga toksik yang sering ditemukan pada air tanah. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko pajanan besi dan mangan pada air tanah sebagai air minum. Pengumpulan data konsentrasi besi dan mangan didapatkan dari data hasil survei kualitas air tanah oleh BPP PDAM Tirta Asasta Kota Depok tahun 2018 sebanyak 63 sampel. Data lainnya, antropometri, laju aktivitas, dan pola konsumsi air minum didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran berat badan secara langsung di rumah 63 responden. Hasil analisis konsentrasi besi dan mangan menunjukkan hanya terdapat 18 sampel yang melebihi baku mutu konsentrasi mangan menurut Permenkes 492/2010. Jumlah estimasi asupan besi dan mangan masing-masing 5,02059 x 10-4 mg/kg/hari dan 5,52265 x 10-3 mg/kg/hari. Sedangkan RQ non karsinogenik besi dan mangan masing-masing 0,00072 dan 0,03945 yang menunjukkan bahwa tidak berisiko atau aman. Hasil analisa lebih lanjut menemukan bahwa asupan harian besi dan mangan menurut umur dan jenis kelamin dikategorikan defisiensi (Asupan besi dan mangan<AKG dan <DRI).
Read More
S-10145
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fata Islamy; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Budi Hartono, Abdul Rahman
Abstrak:
Depok dengan karakteristik tanah yang berasal dari pelapukan bahan organik dan mineralmenyebabkan sumber air tanah yang dijadikan bahan baku air minum penduduk KotaDepok dapat tercemar oleh logam berat seperti mangan dan kromium heksavalen.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menghitung besar risiko kesehatan akibat pajananmangan dan kromium heksavalen melalui air minum. Terdapat 75 responden individudewasa yang berasal dari kecamatan Bojongsari, Cipayung, dan Sawangan diambildatanya untuk mengetahui antropometri dan pola asupan air minum sebagai faktorpajanan. Konsentrasi mangan dan kromium heksavalen diambil dari sampel air tanahyang diuji pada Survei Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kota Depok tahun 2019.Setelah dilakukan perhitungan analisis risiko, tingkat risiko mangan pada konsentrasirata-rata untuk pajanan realtime (RQ= 0,27) dan lifespan (RQ= 0,35) serta kromiumheksavalen pada semua kategori dan skema (RQ = 0,36; 0,62; 0,47; 0,81) dinyatakanaman atau tidak berisiko (RQ ≤ 1). Sedangkan tingkat risiko pajanan pajanan mangandengan skema konsentrasi maksimal pada pajanan realtime (RQ= 1,3) dan lifespan (RQ=1,7) dinyatakan tidak aman atau berisiko (RQ > 1) untuk penduduk dewasa Kota Depok.Kata kunci: mangan, kromium heksavalen, analisis risiko, air minum, air tanah.
Read More
S-10239
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farizan Nathur Rachman; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Budi Hartono, Rahmawati
S-9612
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Alissa Siti Haura; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Laila Fitria, Abdur Rahman
Abstrak:
Read More
Penelitian ini membahas potensi pencemaran nitrat di Kota Depok dan dampak kesehatannya. Nitrat, bentuk nitrogen yang paling stabil di lingkungan, mayoritas berasal dari septic tank dan limbah domestik. Kepadatan penduduk dan tingkat urbanisasi menjadi pendorong pencemaran nitrat di perkotaan seperti Kota Depok. Kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi nitrat dan tingkat risiko pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah dan air perpipaan di Kota Depok Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) pada orang dewasa dan anak-anak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi nitrat pada air tanah berkisar antara 2,69 – 77,50 mg/L (rata-rata 39,67 mg/L), melebihi konsentrasi nitrat pada air perpipaan yang berkisar antara 0,58 – 21,75 mg/L (rata-rata 7,32 mg/L). Pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah dan air perpipaan tidak menimbulkan risiko bagi orang dewasa (RQ≤1). Namun, terdapat risiko pada anak-anak yang mengonsumsi air tanah (RQ>1). Temuan ini konsisten dengan penelitian terdahulu bahwa anak-anak lebih rentan terhadap risiko non-karsinogenik pajanan nitrat melalui konsumsi air tanah. Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang pencemaran nitrat dan tingkat risiko pajanannya pada masyarakat Kota Depok. Disarankan untuk mengurangi konsumsi air tanah dan beralih ke air perpipaan khususnya bagi anak-anak.
This study examines nitrate contamination in Depok City and its impact on public health. Nitrate, the most stable form of nitrogen in the environment and easily soluble in water, is primarily derived from septic tanks and domestic waste. In urban areas like Depok City, high population density and urbanization contribute to nitrate pollution. This research aims to assess nitrate concentrations and analyze the associated health risks in residential areas of Depok City in 2022. Using the Environmental Health Risk Analysis (EHRA) method and secondary data, the study focused on adults and school-aged children. The results show that nitrate concentrations in groundwater ranged from 2.69 to 77.50 mg/L (average: 39.67 mg/L), exceeding the levels in piped water (ranging from 0.58 to 21.75 mg/L, average: 7.32 mg/L). Nitrate exposure through groundwater and piped water consumption does not pose risks to adults (RQ≤1), but there is a potential risk for children consuming groundwater (RQ>1). These findings align with previous research highlighting children's increased vulnerability to non-carcinogenic risks associated with nitrate exposure from groundwater consumption. To address this issue, reducing groundwater consumption and shifting to piped water are recommended to safeguard public health, especially among children.
S-11284
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eva Kasih Sembiring; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Bambang Wispriyono, Ema Hermawati, Syafran Arrazy, Slamet Isworo
Abstrak:
Read More
Sungai Cilemahabang merupakan sungai yang terdapat di Kabupaten Bekasi yang mengalir dari Cikarang bagian Selatan menuju Cikarang bagian Utara yang menjadi lokasi penelitian. Cikarang dikenal sebagai Kota industri terbesar di Asia Tenggara, dengan berkembangnya industri dan bertambahnya jumlah penduduk, sungai Cilemahabang terindikasi adanya pencemaran, sebagaimana hasil dari survey awal yang menunjukkan adanya konsentrasi merkuri dalam air sungai. Mengingat potensi bahaya kesehatan dari pajanan merkuri sehingga dilakukan penelitian yang dapat menganalisis risiko kesehatan terhadap masyarakat melalui air tanah (sumur) yang dikonsumsi masyarakat di sekitar wilayah aliran sungai Cilemahabang Desa Waluya dan Desa Karangraharja Kecamatan Cikarang Utara. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) dengan sampel subjek sebanyak 110 orang melalui kuesioner dan sampel lingkungan yaitu air tanah (sumur) sebanyak 8 sampel dianalisis di laboratorium. Selain itu, dilakukan pengambilan sampel air sungai pada bagian hulu, tengah dan hilir Sungai Cilemamahabang untuk melihat pola distribusi di lingkungan. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa terdapat konsentrasi merkuri pada air tanah (sumur) sebesar 0,0027 mg/l yang telah melebih nilai baku mutu berdasarkan Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 pada air minum dan konsentrasi merkuri pada air sungai juga telah melebihi nilai baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Nilai Risk Quetient (RQ) secara realtime pada masyarakat masih dinyatakan tidak berisiko dengan RQ≤1, namun setelah diproyeksikan hingga 40 tahun kedepan, dinyatakan berisiko dengan nilai RQ>1. Sedangkan untuk RQ individu, terdapat 15% yang sudah berisiko. Sehingga tetap perlu dilakukan pengelolaan risiko untuk meminimalisir dampak kesehatan masyarakat jangka panjang.
Cilemahabang River is a river in Bekasi Regency that flows from the southern part of Cikarang to the northern part of Cikarang, the research location. Cikarang is known as the largest industrial city in Southeast Asia. With industrial development and population growth, the Cilemahabang River has become polluted, and the initial survey results revealed elevated concentrations of mercury in the river water. Considering the potential health hazards of mercury exposure, this study was conducted to analyze the health risks to the community through groundwater (well water) consumed by residents living near the Cilemahabang River Basin in Waluya Village and Karangraharja Village, North Cikarang District. This study used the ARKL method with a subject sample of 110 people through a questionnaire and environmental samples, namely groundwater (well) as many as 8 samples analyzed in the laboratory. In addition, river water samples were taken at the upstream, middle, and downstream of the Cilemamahabang River to see the environmental distribution pattern. Laboratory results show that there is a mercury concentration in groundwater (wells) of 0.0027 mg/l, which has exceeded the quality standard value based on Permenkes Nomor 2 Tahun 2023 in drinking water, and the mercury concentration in river water has also exceeded the quality standard value based on PP Nomor 22 Tahun 2021. The real-time Risk Quetient (RQ) value in the community is still declared not at risk with RQ≤1, but after being projected for the next 40 years, it is stated at risk with an RQ>1 value. As for the individual RQ, 15% are already at risk. So, it is still necessary to carry out risk management to minimize long-term public health impacts.
T-7269
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
