Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Muhamad Zaky; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Fatma Lestari, Zulkifli Djunaidi, Arif Susanto, Henny Purwaningsih
Abstrak: Penggunaan bahan kimia berbahaya di laboratorium pengujian kimia seperti Laboratorium X terkadang tak terhindarkan. Sementara itu, penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pekerja laboratorium yang telah bekerja lebih dari 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara, kanker ovarium, leukemia, melanoma, kanker prostat, dan kanker tiroid dibandingkan jenis pekerja lain di laboratorium. Oleh karena itu, penilaian risiko kesehatan dari penggunaan bahan kimia berbahaya sangat penting dilakukan di Laboratorium X untuk memastikan kesehatan pekerja laboratorium di masa depan. Tujuan dari penilaian ini untuk mengevaluasi risiko yang timbul dari aktivitas di laboratorium dan untuk mengevaluasi tindakan pengendaliannya. Penilaian risiko kualitatif ini telah dilakukan di Laboratorium X yang diklasifikasikan sebagai berbahaya menurut lembar data keselamatannya dan telah dilakukan dengan menggunakan alat yang dikembangkan oleh Jabatan Keselamatan dan Kesihatan Pekerjaaan, Kementerian Sumber Manusia, Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bahaya yang terdapat pada Laboratorium X sangat bervariasi sebagian besar bahaya yang ada pada bahan kimia yaitu bersifat iritan. Hasil evaluasi risiko menunjukkan bahwa pekerja laboratorium memiliki risiko kesehatan yang signifikan dari bahan kimia berbahaya yang digunakan baik pada pajanan inhalasi dan dermal juga langkah-langkah pengendaliannya yang diterapkan untuk mengontrol pajanan bahan kimia di laboratorium dapat ditingkatkan dan beberapa di antaranya sudah memadai.
Read More
T-5745
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adji Swandito; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Mila Tejamaya, Heny D. Mayawati, Budiawan, Elsye As Safira
Abstrak: Pekerja kontraktor bahan kimia di perusahaan minyak dan gas bumi PT. XYZ merupakan populasi berisiko terhadap pajanan Benzena disebabkan oleh aktifitas dan kondisi lingkungan kerja yang memungkinkan terpajan oleh uap Benzena. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan tingkat risiko nonkarsinogenik dan karsinogenik disertai dengan analisis kemungkinan ketidaknormalan kadar darah akibat pajanan Benzena, untuk kemudian ditentukan manajemen risiko yang harus dilakukan. Penelitian merupakan studi potong lintang dilakukan terhadap seluruh pekerja kontraktor bahan kimia di PT. XYZ yang berjumlah 22 orang ditambah dengan 22 orang sebagai pembanding dipilih dari karyawan perusahaan PT. XYZ pada lokasi yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi pekerja bahan kimia di PT. XYZ berisiko terhadap pajanan Benzena nonkarsinogenik (RQ = 1,7442) dan karsinogenik (ECR = 1,76 x 10-4) pada durasi pajanan lifetime. Diketahui hubungan yang bermakna antara pajanan Benzena terhadap normalitas kadar hemoglobin (p = 0,015) dan eritrosit (p = 0,000). Risiko ketidaknormalan kadar hemoglobin dan eritrosit berturut-turut pada populasi terpajan adalah 6,92 kali (95% CI:1,28?37,29) dan 21,53 kali (95% CI:4,46?103,90) dibandingkan populasi tidak terpajan. Selain itu juga diketahui hubungan yang signifikan antara kenaikan jumlah asupan Benzena terhadap penurunan kadar haemoglobin (rs = -0,433; p = 0,044) dan eritrosit (rs = -0,474; p = 0,026).
Disimpulkan bahwa risiko kesehatan nonkarsinogenik dan karsinogenik akibat pajanan Benzena pada populasi pekerja bahan kimia di perusahaan minyak dan gas PT. XYZ akan terjadi pada durasi pajanan lifetime. Terdapat hubungan antara pajanan Benzena dengan ketidaknormalan hemoglobin dan eritrosit.

Chemical contractor worker at the oil and gas company PT. XYZ is a population at risk to Benzene exposure due to its activities and work environment condition that possibly exposed by Benzene vapour. This research is aimed to estimate noncarsinogenic and carsinogenic risk level, complemented with blood counts abnormality analysisdue to Benzene exposure, then determining risk management shall be done. The research is cross sectional study was done to all chemical contractor worker at PT. XYZ, consist of 22 person, and additional 22 person as a control was selected from employee of PT. XYZ working at the same location. The research yield that chemical worker population at PT. XYZ is at risk to the noncarsinogenic (RQ = 1.7442) and carsinogenic (ECR = 1.76 x 10-4) Benzene exposure at the lifetime exposure duration.
Its known that there is a correlation between Benzene exposure with normality of haemoglobin (p = 0.015) and erythrocytes (p = 0.000). The risk of abnormality haemoglobin and erythrocytes counts is 6.92 times (95% CI:1.28?37.29) dan 21.53 times (95% CI:4.46?103.90) respectively compare to the non exposed population. In addition, its identified that there is a significant correlation between increased Benzene intake to the haemoglobin (rs = -0.433; p = 0.044) and erythrocytes (rs = -0.474; p = 0.026) counts reduction.
In summary noncarcinogenic and carcinogenic health risk due to Benzene exposure in the population of chemical worker at the oil and gas company PT. XYZ will occure at the lifetime exposure duration. There is a correlation between Benzene exposure with abnormality of haemoglobin and erythrocytes.
Read More
T-4436
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ryan Rachmawan; Pembimbing: Penguji Tejamaya, Doni Hikmat Ramdhan, Fatma Lestari, Hanafi, Elsye As Safira
Abstrak: Berbagai macam pelarut organik digunakan di laboratorium pengujian PT SCI, termasuk benzene, toluene dan xylene (BTX). BTX diketahui sebagai bahan kimia yang berbahaya dan dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan baik dampak akut maupun kronis. Oleh karena itu, perlu dilakukan penilaian risiko Kesehatan terkait pajanan BTX guna menilai kecukupan metode pengendalian yang telah diimplementasikan di laboratorium PT SCI. Penelitian ini menilai risiko Kesehatan terkait inhalasi pajanan BTX dengan metode CHRA DOSH Malaysia secara kualitatif dan kuantitatif; dibandingkan dengan metode SQRA Singapura secara kuantitatif, tingkat risiko terkait pajanan benzene masuk ke dalam kategori tinggi, sedangkan pajanan toluene dan xylene memiliki risiko moderat. Secara kuantitatif (CHRA), pajanan benzene (TWA pengukuran = 0,025 ppm) memiliki risiko moderat (RR=5), sedangkan toluene (TWA pengukuran = 0,104 ppm) dan xylene (TWA pengukuran = 0,077 ppm) memiliki tingkat risiko rendah (RR=2). Dengan menggunakan metode SQRA diperoleh nilai tingkat risiko moderate untuk benzene, dan rendah untuk toluene, serta xylene. Dapat disimpulkan bahwa metode kualitatif CHRA overestimate metode kuantitatif CHRA; dan metode kuantitatif CHRA dan SQRA memperlihatkan hasil yang sebanding
A various of organic solvents are used in PT SCI's testing laboratory, including benzene, toluene, and xylene (BTX). BTX is known as a hazardous chemical and can pose a health risks, both acute and chronic. Therefore, it is necessary to conduct a health risk assessment related to BTX exposure in order to assess the adequacy of the control methods that have been implemented in the PT SCI laboratory. This study assessed the health risks associated with inhalation of BTX exposure with the CHRA DOSH Malaysia method qualitatively and quantitatively and compared to the Singapore quantitative method SQRA, the level of risk associated with benzene exposure is in the high category, while exposure to toluene and xylene has a moderate risk. CHRA in quantitatively, benzene exposure (TWA measurement = 0.025 ppm) had a moderate risk (RR=5), while toluene (TWA measurement = 0.104 ppm) and xylene (TWA measurement = 0.077 ppm) had a low risk level (RR=2). By using the SQRA method, the risk level is moderate for benzene, and low for toluene and xylene. It can be concluded that the CHRA qualitative method overestimates the CHRA quantitative method; and quantitative methods CHRA and SQRA showed comparable results.
Read More
T-6256
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuli Irmayanti; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Lestari Fatma, Arif Susanto, Henny Purwaningsih
Abstrak: Penggunaan berbagai pelarut organik volatil di labotatorium pengujian menimbulkan risiko terhadap dampak kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian risiko kesehatan. Chemical Health Risk assessment (CHRA) atau kajian risiko kesehatan yang dikembangkan oleh Department of Occupational Safety and Health (DOSH), Ministry of Human Resources, Malaysia (2018) digunakan dalam studi ini untuk menilai risiko kesehatan akibat pajanan inhalasi dan dermal dari 3 (tiga) pelarut organik volatil yaitu chloroform, dichlorometane, dan tetrachloroethylee. Penelitian dilakukan terhadap 3 (tiga) karyawan laboratorium PT X yang bekerja di 3 (tiga) lokasi ruangan yang berbeda. Penilaian tingkat risiko atau risk rating (RR) pajanan bahan kimia melalui inhalasi dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif, sedangkan pajanan melalui dermal dinilai secara kualitatif saja. Diperoleh bahwa hasil penilain tingkat risiko pajanan bahan kimiakimia melalui inhalasi secara kualitatif adalah chloroform (RR=16) dengan tingkat risiko tinggi, dichlorometane (RR=15) dengan tingkat risiko menengah, dan tetrachloroethylene (RR=12) dengan tingkat risiko menengah Hasil penilaian tingkat risiko pajanan bahan kimia melalui inhalasi secara kuantitaif adalah chloroform (TWA pengukuran = 18,460 ppm) dengan tingkat risiko tinggi (RR=20), dichlorometane (TWA pengukuran = 0,362 ppm) dengan tingkat risiko rendah (RR=3), dan tetrachloroethylene (TWA pengukuran = 0,560) dengan tingkat risiko rendah (RR=3).Hasil penilaian tingkat risiko pajanan bahan kimia melalui dermal secara kualitatif dengan luas area kontak kecil dan durasi panjang adalah chloroform (M2) dengan tingkat risiko menengah, dichlorometane (M2) dengan tingkat risiko menengah dan tetrachloroethylene (M2) dengan tingkat risiko menengah. Pengendalian untuk menurunkan risiko pajanan chloroform melalui inhalasi (AP-3) direkomendasikan dalam penelitian ini.
Read More
T-5700
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Devina Kemmy; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Muhammad Zaky Tifano
S-8996
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Charen Andella; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Fatma Lestari, Sri Muharani Budiningsih
Abstrak: Indonesia telah mengadopsi Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia sejak 2009. Saat ini, Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 23/MIND/ PER/4/2013 dan Peraturan Dirjen Basis Industri Manufaktur No. 04/BIM/PER/1/2014 mengatur implementasi GHS di Indonesia. Namun, evaluasi implementasi GHS, terutama pada kelengkapan dan keakuratan informasi Lembar Data Keselamatan (LDK) bahan kimia belum dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan dan keakuratan informasi dari 42 LDK senyawa kimia tunggal yang dilaporkan ke Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Checklist yang dikembangkan oleh Hodson, et al. (2013) untuk evaluasi LDK dimodifikasi berdasarkan peraturan Indonesia untuk penilaian kelengkapan. Informasi klasifikasi bahaya pada situs NITE - CHRIP Japan digunakan untuk evaluasi akurasi. Pada uji kelengkapan, ditemukan bahwa semua 42 LDK dikategorikan tidak lengkap karena sebagian besar LDK tidak memberikan informasi lengkap tentang rute masuk; sifat fisik dan kimia; dan informasi toksikologis. Pada pemeriksaan akurasi, berdasarkan NITE - CHRIP Japan hanya 4 LDK yang ditemukan akurat. Dengan demikian, semua 42 LDK yang dilaporkan ke Kementerian Perindustrian Republik Indonesia termasuk kategori yang tidak reliabel dan perlu direvisi.
Read More
S-10090
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nilam Winanda; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Ismunaryo Moenandar
S-6546
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Kusumawardhani; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Abdul Kadir, Hendra
Abstrak: Bahan kimia meliputi bermacam – macam bahan organik dan non organik yang dapat mempengaruhi kesehatan dalam waktu pendek maupun panjang. Salah satu bidang pekerjaan yang industri yang menggunakan bahan kimia dalam operasionalnya adalah laboratorium. Semakin meningkatnya jumlah sampel uji akan meningkatkan pajanan pajanan bahan kimia yang akan berdampak pada kesehatan pekerja. Tujuan dari penilitian ini adalah melakukan penilaian risiko kesehatan bahan kimia pada pajanan inhalasi dan dermal di Laboratorium Petroleum X Jakarta Timur tahun 2023. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Juni 2023 dengan menggunakan pendekatan kualitatif mengacu pada Manual of Recommended Practice on the Assessment of The Health Risks Arising from the Use of Chemicals Hazardous to Health at the Workplace 3rd Edition dari Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. Hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan inhalasi untuk bahan kimia dari seluruh tahap pengujian bervariasi dari rendah, sedang dan tinggi. Namun di dominasi oleh risiko sedang. Sementara, hasil penilaian risiko kesehatan rute pajanan dermal untuk seluruh bahan kimia dari seluruh tahap pengujian didominasi dengan risiko tinggi. Perlu dilakukannya pemantauan terhadap pengendalian yangs udah ada dan pengendalian tambahan berdasarkan hierarki pengendalian untuk bahan kimia dengan risiko tinggi dan kecukupan pengendalian yang belum memadai.

Chemicals are a wide range of organic and inorganic compounds that might have a short or long term impact on health. The laboratory is an industrial work sector that utilises chemicals in its activities. The increased quantity of test samples will increase workers' exposure to chemical compounds, which will have an effect on their health. The goal of this research was to assess the health hazards of chemicals through inhalation and skin exposure at the X Petroleum Laboratory East Jakarta in 2023. This study was carried out from April to June 2023 utilizing a qualitative method using the Manual of Recommended Practice on the Assessment of Health Risks Arising from the Use of Hazardous to Health Chemicals in the Workplace, 3rdEdition from Department of Occupational Safety and Health, Ministry of Human Resources, Malaysia. The health risk assessment scores for compounds via the inhalation route ranged from low to high across all levels of testing. However, moderate risk dominates. Meanwhile, high hazards dominated the results of the dermal exposure route health risk assessment for all compounds from all phases of testing. For high-risk chemicals and insufficient control adequacy, it is required to monitor current controls and implement new controls based on the control hierarchy.
Read More
T-6712
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhasnah; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Hendra, Safira, Elsye As
Abstrak: Skripsi ini memuat tentang gambaran metode penilaian risiko kesehatan terkait pajanan bahaya kimia yang dikembangkan oleh pemerintah di beberapa negara. Metode yang yang dipilih untuk dibahas dalam penelitian ini ada empat, yaitu chemical health risk asseesment (CHRA) dari Malaysia, control of substances hazardous to health (COSHH) yang dikembangkan oleh Health and Safety Executive United Kingdom, semi-quantitative risk assessment (SQRA) dari Singapura dan semi-quantitative occupational risk prediction model (SQORPM) dari Taiwan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu studi pustaka naratif yang bertujuan untuk mengidentifikasi cara penilaian risiko kesehatan, mengidentifikasi variabel, menentukan hubungan antar variabel serta analisis gambaran perbandingan umum dari empat metode dengan pendekatan argumentasi atau sudut pandang penulis.
Read More
S-10703
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Akbar Husnul Falah; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Mila Tejamaya, Muthia Ashifa, Listya Eka Anggraini
Abstrak:
Paparan bahan kimia dan agen biologis di laboratorium lingkungan berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi analis laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat risiko kesehatan akibat pajanan bahan kimia melalui rute inhalasi dan dermal, serta paparan terhadap agen biologis (bakteri) yang digunakan di Laboratorium Lingkungan PT X pada tahun 2025. Penilaian risiko dilakukan menggunakan metode Chemical Health Risk Assessment (CHRA) dari DOSH Malaysia untuk bahan kimia, serta metode BIOGAVAL NEO untuk agen biologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bahan kimia seperti benzena, formaldehida 37%, asam sulfat dan kalium dikromat memiliki nilai hazard rating dan exposure rating yang tinggi pada kedua rute pajanan tersebut. Sementara itu, paparan agen biologis seperti Escherichia coli dan Salmonella spp. diklasifikasikan ke dalam kelompok risiko 2 berdasarkan klasifikasi WHO. Evaluasi terhadap pengendalian risiko mengungkapkan bahwa meskipun beberapa tindakan telah diterapkan, seperti penggunaan fume hood, masih terdapat praktik kerja yang kurang aman dalam aktivitas yang melibatkan bahan kimia, serta kelemahan dalam penerapan prinsip biosafety dan biosecurity dalam penanganan agen biologis. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan efektivitas pengendalian yang ada serta penerapan pengendalian tambahan yang lebih spesifik, terarah, dan menyeluruh guna memastikan perlindungan optimal bagi tenaga kerja laboratorium dari risiko kesehatan akibat paparan bahan kimia dan biologis.

Exposure to chemical substances and biological agents in environmental laboratories has the potential to pose significant health risks to laboratory analysts. This study aims to evaluate the level of health risk resulting from chemical exposure via inhalation and dermal routes, as well as exposure to biological agents (bacteria) used in the Environmental Laboratory of PT X in 2025. Risk assessment was conducted using the Chemical Health Risk Assessment (CHRA) method from DOSH Malaysia for chemical agents, and the BIOGAVAL NEO method for biological agents. The results indicate that several chemicals, such as benzene, 37% formaldehyde, sulfuric acid, and potassium dichromate, have high hazard rating and exposure rating through both inhalation and dermal exposure routes. Meanwhile, exposure to biological agents such as Escherichia coli and Salmonella spp. is classified as Risk Group 2 based on WHO classification. Risk control evaluation revealed that although some measures have been implemented—such as the use of fume hoods—unsafe work practices still persist in activities involving chemical handling. Additionally, weaknesses remain in the implementation of biosafety and biosecurity principles in activities involving biological agents. Therefore, it is necessary to enhance the effectiveness of existing controls and implement additional, more specific, targeted, and comprehensive control measures to ensure optimal protection for laboratory personnel from health risks due to chemical and biological exposures.
Read More
T-7347
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive