Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Juwono, Achmad Zulfa Juniarto
611.0181 Jun b
Jakarta : EGC, 2000
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell
574 CAM b
Jakarta : Erlangga, 2010
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell
574 CAM b
Jakarta : Erlangga, 2003
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Juwono, Achmad Zulfa Juniarto
611.0181 JUW b
Jakarta : EGC, 2014
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Mien A. Rifai
570.3 RIF k
Jakarta : Balai Pustaka, 2004
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sukma Ayu Eurohastanti; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Mila Tejamaya, Istiati Suraningsih
S-8169
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Suci Sekar Dini; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Doni Hikmat Ramadhan, Aroem Naroeni
Abstrak:
Penggunaan agen biologi di laboratorium selain memiliki dampak negatif juga memiliki dampak positif. Dampak negatif yang muncul dalam penggunaan agen biologi di laboratorium adalah timbulnya risiko infeksi pada pekerja akibat bahan-bahan biologi berbahaya. Selain itu, dampak negatif lainnya adalah munculnya risiko penyalahgunaan agen biologi oleh pihak-pihak tertentu. Universitas Indonesia yang memiliki tujuan untuk menjadi universitas riset, harus juga memperhatikan hal tersebut. Dampak-dampak negatif yang dapat muncul dari penggunaan bahan biologi tersebut dapat ditanggulangi dengan menerapkan biorisk management yang dapat melindungi pekerja maupun lingkungan sekitar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi dari biorisk management yang terdapat di laboratorium COE IBR-GS FMIPA UI yang dianalisis dengan menggunakan standar WHO, CDC, dan Laboratory Biosafety Guideline yang dikeluarkan pemerintah Kanada. Dalam laboratorium COE IBRGS, sudah terdapat beberapa sistem yang mendukung keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Namun, terdapat beberapa komponen dari biorisk management yang belum dilaksanakan, tidak sesuai, dan harus diperbaiki.
The use of biological agents in the laboratory in addition to having positive impact also has a a negative impact. Negative impact that arise in the use of biological agents in the laboratory is the emergence of an infection risk to workers due to hazardous biological materials. In addition, other negative impact is the emergence of the risk of misuse of biological agents by certain parties. University of Indonesia, which has a goal to become a research university, must also pay attention to it. Negative impacts that may arise from the use of biological materials can be overcome by applying biorisk management that can protect workers and the environment. The purpose of this study is to know the implementation of the biorisk management in the laboratory COE IBR-GS FMIPA UI which analyzed using the standard WHO, CDC, and the Laboratory Biosafety Guidelines from Canadian government. In the laboratory COE IBR-GS, there have been some systems that support the safety and health for workers. However, there are several components of the biorisk management have not been implemented, not appropriate, and should be improved.
Read More
The use of biological agents in the laboratory in addition to having positive impact also has a a negative impact. Negative impact that arise in the use of biological agents in the laboratory is the emergence of an infection risk to workers due to hazardous biological materials. In addition, other negative impact is the emergence of the risk of misuse of biological agents by certain parties. University of Indonesia, which has a goal to become a research university, must also pay attention to it. Negative impacts that may arise from the use of biological materials can be overcome by applying biorisk management that can protect workers and the environment.
S-6628
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Meita Ilyana; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Dian Ayubi, Laily Hanifah
Abstrak:
Tingginya prevalensi IMS pada kelompok berisiko salah satunya yaitu wanita penjaja seks tidak langsung, diakibatkan oleh rendahnya proporsi penggunaan kondom sebagai upaya untuk mencegah penularan IMS pada wanita penjaja seksual tidak langsung. Data STPB 2013 menunjukan bahwa proporsi penggunaan kondom secara konsisten hanya sekitar 36% . Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan IMS pada wanita penjajak seks tidak langsung (WPSTL). Penelitian ini menggunakan data sekunder Surveilans Terpadu Biologi dan Perilaku tahun 2013 dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah WPSTL dari 9 kabupaten/kota di Indonesia yang memiliki data lengkap dalam STBP 2013 dengan jumlah 594 responden. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan upaya pencegahan IMS pada WPSTL yaitu keterpaparan pelayanan kesehatan(Pvalue 0,001; PR 2,3 95%CI 1,5-3,6); akses kondom (Pvalue 0,001; OR 2,6 95%CI (1,7-4,2); kepemilikan kondom (Pvalue 0,001; OR 3,6 95%CI 2,2- 5,7); layanan konseling dan tes HIV (Pvalue 0,015; OR 1,17 95%CI 1,1-2,7), dukungan pelanggan (Pvalue 0,04; OR 3,96 95%CI 2,12-7,38); dukungan pengelola tempat hiburan ( Pvalue 0,001; OR 3,04 95%CI 1,6-5,5); dan dukungan petugas kesehatan (Pvalue 0,001; OR 3,04 95%CI 1,0-5,2). Peningkatan upaya pencegahan IMS oleh WPSTL melalui pendidikan dan pelatihan terkait IMS dan HIV agar prevalensi penularan IMS melalui hubungan seksual berisiko semakin berkurang. Kata kunci : Infeksi Menular Seksual, Wanita Penjaja Seks Tidak Langsung, kondom, Surveilans Terpadu Biologi dan Perilaku tahun 2013
Read More
S-8551
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
