Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Amanda Hana Ashillah; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Haryoto Kusno Putranto, Erni Pelita Fitratunnisa
Abstrak:
Latar Belakang: Pada tahun 2019, air sumur menjadi sumber air bersih utama bagi 76,18% rumah tangga di Indonesia, tetapi Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan nilai Indeks Kualitas Air terendah ke-3 di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor topografi, sosio-demografi, dan kejadian banjir terhadap kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019. Metode: Desain studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dan unit analisis 261 kelurahan. Data diolah menggunakan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil: Kualitas air sumur di sebagian besar wilayah Provinsi DKI Jakarta selama 2017-2019 yaitu sebanyak lebih dari 83% tidak memenuhi syarat dengan rata-rata air sumur tercemar sedang. Wilayah yang kualitas air sumurnya rentan tercemar adalah Kota Jakarta Utara. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas air sumur adalah ketinggian wilayah (p = <0,001), kepadatan penduduk (p = 0,015), dan tingkat pendidikan rendah (p = 0,028). Kesimpulan: Kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019 sebagian besar tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh faktor ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan tingkat pendidikan. Saran: Pemerintah daerah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memperluas jaringan air perpipaan agar kualitas air lebih terjamin serta melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kondisi air sumur, pencegahan, serta cara mengatasi pencemaran air sumur.

Background: In 2019, well water was the primary clean water source for 76.18% of Indonesian households, but DKI Jakarta had the third-lowest Water Quality Index in Indonesia. Objective: To analyze the impact of topographic, socio-demographic factors, and flood events on well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019. Methods: An ecological study using secondary data from 261 urban villages, analyzed with correlation tests and spatial analysis. Results: The quality of well water in most areas of the Province of DKI Jakarta from 2017 to 2019 did not meet standards, with more than 83% of areas having moderately polluted well water. The areas most vulnerable to well water contamination were in North Jakarta. Significant factors were elevation (p < 0.001), population density (p = 0.015), and low education (p = 0.028). Conclusion: Well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019 was mostly substandard due to elevation, population density, and education levels. Recommendation: Local governments and private sectors should expand the piped water network and educate the public on well water quality, prevention, and solutions.
Read More
S-11618
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eflita Meiyetriani; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Besral, Sjarifah Salmah, Budi Iman Santoso
T-3516
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lisnawati Maryam; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Emita Ajis
Abstrak:
Tuberkulosis atau biasa disebut TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Situasi TB paru di kabupaten Bogor sendiri sampai dengan februari tahun 2023. Sebanyak 13,6 % pasien yang sudah di obati, yaitu 2.476 kasus TB SO dan 103 kasus TB RO dengan jumlah capaian yang diinginkan yaitu 22.696 pasien yang diobati. Untuk diagnosa menggunakan TCM (Tes Cepat Molekuler) sudah 70%. Sedangkan untuk kasus Succes Rate TB tahun 2022 yaitu 38,4%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persentase kejadian TB dan faktor yang berhubungan dengan kejadian TB pada orang dewasa di Kabupaten Bogor berdasarkan data tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain studi case series dengan menggunakan data SITB dan Kuesioner yang di bagikan ke narasumber. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan menggunakan uji chi-square. Dengan hasil pemeriksaan TCM (+) sebanyak 67 orang dengan persentase 94,4%. Sedangkan jumlah pasien TB paru di puskesmas megamendung dengan hasil pemeriksaan ronsen (+) sebanyak 4 orang dengan presentase 5,6%. Sedangan dilihat dari demografi jumlah pasien TB paru lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki. Untuk umur 35 tahun ke bawah lebih banyak menderita TB paru. Pengetahuan pasien TB mayoritas pengetahuannya baik. Efek samping yang paling dominan adalah air kencing berwarna merah, dialami oleh 56 pasien (76,1%). Selain itu, nyeri gatal (36,6%) dan lemas (36,6%). Lingkungan juga dapat mempengaruhi TB.

Tuberculosis or commonly called TB is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium Tuberculosis. The pulmonary TB situation in Bogor district itself is up to February 2023. A total of 13.6% of patients have been treated, namely 2,476 SO TB cases and 103 RO TB cases with the desired achievement being 22,696 treated patients. For diagnosis using TCM (Rapid Molecular Test) it is already 70%. Meanwhile, the TB Success Rate in 2022 is 38.4%. The aim of this research is to determine the percentage of TB incidence and factors related to the incidence of TB in adults in Bogor Regency based on data for 2024. This research uses a case series study design using SITB data and questionnaires distributed to sources. Data analysis was carried out descriptively and used the chi-square test. With TCM examination results (+) as many as 67 people with a percentage of 94.4%. Meanwhile, the number of pulmonary TB patients at the Megamendung health center with X-ray examination results (+) was 4 people with a percentage of 5.6%. Judging from the demographics, the number of pulmonary TB patients is more common among women than men. People aged 35 years and under are more likely to suffer from pulmonary TB. Most TB patients' knowledge is good. The most dominant side effect was red urine experienced by 56 patients (76.1%). Apart from that, itching pain (36.6%) and weakness (36.6%). The environment can also influence TB.
Read More
S-11776
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pandu Lesmana Putra; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Puput Oktamianti, Rachmad, Sumijatun
Abstrak:
Kinerja perawat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk stres. Mengingat perawat adalah profesi yang rentan terhadap tekanan dan stres, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres kerja dan kinerja mereka. Beberapa faktor yang relevan meliputi karakteristik individu, gaya kepemimpinan, dukungan organisasi, dan motivasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor penyebab stres kerja pada perawat di Rumah Sakit AM Bekasi serta dampaknya terhadap kinerja perawat, dengan mempertimbangkan pengaruh motivasi kerja, karakteristik individu, dukungan organisasi, dan gaya kepemimpinan. Responden dalam penelitian ini adalah 50 perawat dari unit IGD, rawat jalan, rawat inap, ICU, perinatologi, kamar operasi, dan hemodialisis. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan metode univariat, bivariat, dan SEM-PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu dan dukungan organisasi memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja dan kinerja perawat (p<0.05). Namun, tidak ditemukan hubungan yang signifikan, baik langsung maupun tidak langsung, antara stres dan kinerja perawat. Faktor usia, unit kerja, pendidikan, dan lama bekerja berhubungan signifikan dengan stres kerja, sementara usia, pengalaman, dan status pernikahan berhubungan signifikan dengan kinerja perawat. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik individu memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja dan stres, sementara dukungan organisasi berpengaruh terha6dap stres. Namun, variabel motivasi dan stres tidak berperan sebagai mediator dalam hubungan ini, dan gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh signifikan dalam konteks penelitian ini

Nurses' performance can be influenced by various factors, including stress. Given that nursing is a profession prone to pressure and stress, it is important to identify the factors that can affect job stress and performance. Relevant factors include individual characteristics, leadership style, organizational support, and motivation. This study aims to examine the factors causing job stress among nurses at AM Hospital Bekasi and its impact on their performance, considering the influence of work motivation, individual characteristics, organizational support, and leadership style. The respondents of this study were 50 nurses from the emergency unit, outpatient care, inpatient care, ICU, perinatology, operating room, and hemodialysis unit. Data were collected through questionnaires and analyzed using univariate, bivariate, and SEM-PLS methods. The results showed that individual characteristics and organizational support have a significant relationship with job stress dan nurse performance (p<0,05). However, no significant direct or indirect relationship was found between stress and nurse performance. Factors such as age, work unit, education, and length of service are significantly related to job stress, while age, length of service, and marital status are significantly related to nurse performance. Overall, this study shows that individual characteristics have a significant impact on performance and stress, while organizational support affects stress. However, motivation and stress variables do not serve as mediators in this relationship, and leadership style does not have a significant influence in the context of this study.
 
Read More
B-2477
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Arzumar Afzaal Ghiffari; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Atik Nurwahyuni, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Diare merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi beban kesehatan masyarakat di Indonesia. Meskipun prevalensinya menurun menjadi 2% pada tahun 2023, jumlah kunjungan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) akibat diare tetap tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor kesehatan lingkungan dan faktor sosial demografi terhadap kunjungan peserta JKN akibat diare ke FKTP metode kapitasi. Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan analisis regresi logistik multilevel. Data berasal dari 2.425.370 peserta JKN dan 392 kabupaten/kota di Indonesia tahun 2023 yang memiliki data lingkungan lengkap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin (laki-laki) (1,21; 1,03-1,43), usia (balita) (1,59; 1,19-2,12), kelas rawat (kelas 3) (0,83; 0,68-1) dan segmentasi peserta (Penerima Bantuan Iuran) (0,74; 0,61-0,9) berpengaruh signifikan terhadap frekuensi kunjungan. Selain itu, timbulan sampah (tinggi) (1,23; 1,04-1,45) dan jenis sumber air minum (0,82; 0,68-0,99) juga berpengaruh terhadap kunjungan berulang. Faktor lingkungan lain seperti jenis sumber air minum tidak signifikan secara statistik. Dapat disimpulkan bahwa faktor individu lebih berperan dibandingkan faktor lingkungan dalam memengaruhi kunjungan peserta JKN akibat diare. Hasil ini dapat menjadi masukan untuk penguatan kebijakan sanitasi dan pelayanan kesehatan primer di Indonesia.

Diarrhea remains a significant public health burden in Indonesia. Although its prevalence decreased to 2% in 2023, the number of visits by National Health Insurance (JKN) participants to Primary Healthcare Facilities (FKTP) due to diarrhea remains high. This study aims to analyze the relationship between environmental health factors and sociodemographic factors with JKN participants’ visits to FKTP under the capitation scheme. The study employed a cross-sectional design with a quantitative approach and multilevel logistic regression analysis. Data were obtained from 2,425,370 JKN participants across 392 districts/cities in Indonesia in 2023 with complete environmental data. The results showed that sex (male) (1.21; 1.03–1.43), age (under-five children) (1.59; 1.19–2.12), treatment class (class 3) (0.83; 0.68–1), and participant segmentation (Subsidized Beneficiaries) (0.74; 0.61–0.9) had a significant influence on visit frequency. In addition, high waste generation (1.23; 1.04–1.45) and type of drinking water source (0.82; 0.68–0.99) were also associated with repeat visits. Other environmental factors, such as the type of drinking water source, were not statistically significant. It can be concluded that individual factors play a greater role than environmental factors in influencing JKN participants’ visits due to diarrhea. These findings may serve as input for strengthening sanitation policies and primary healthcare services in Indonesia.
Read More
S-11986
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurcholiza Hayati; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Al Asyary, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Latar belakang: Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kondisi kadar gula darah yang tinggi. Riskesdas (2018), Jakarta menjadi wilayah dengan prevalensi tertinggi sebesar 2,6%. Tujuan: menganalisis hubungan antara ruang terbuka hijau serta faktor sosio-ekonomi, demografi, dan penduduk aktif berolahraga terhadap prevalensi diabetes melitus. Metode: Desain studi ekologi dengan unit analisis kecamatan dan populasi 44 kecamatan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2022. Variabel dependen adalah prevalensi diabetes melitus, serta variabel independen meliputi pendidikan, status pekerjaan, kepadatan penduduk, jenis kelamin, usia, penduduk yang aktif berolahraga, luas ruang terbuka hijau dan jenisnya (taman kota, hutan kota, jalur hijau, dan TPU). Analisis statistik menggunakan uji korelasi statistik dan spasial. Hasil: Proporsi luas ruang terbuka hijau adalah 28,73m2/1000m2 dan rata-rata prevalensi kasus diabetes melitus adalah 24.97kasus/1000orang, tertinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Faktor yang signifikan terhadap prevalensi Diabetes Melitus adalah usia produktif (p= 0,032;r=0,324); usia tidak produktif (p=0,032; r=-0,324), dan proporsi luas hutan kota (p=0,049;r= -0,298). Kesimpulan: Proporsi luas ruang terbuka hijau belum memenuhi standar 20%, dengan jenis ruang terbuka hijau terbanyak adalah taman dan yang paling sedikit adalah hutan kota. Secara statistik, terdapat hubungan proporsi hutan kota dengan prevalensi diabetes melitus di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2022.

Background: Diabetes Mellitus is a metabolic disease characterized by high blood sugar levels. According to Riskesdas (2018), Jakarta has the highest prevalence rate at 2.6%. Objective: To analyze the relationship between green open spaces, socio-economic factors, demographics, and physically active residents with the prevalence of diabetes mellitus. Method: An ecological study design with the unit of analysis is districts and the population consisting of 44 districts in DKI Jakarta Province in 2022. The dependent variable is the prevalence of diabetes mellitus, and the independent variables include education, employment status, population density, gender, age, physically active residents, the area of green open spaces and their types (urban parks, urban forests, green lanes, and cemeteries). Statistical analysis uses correlation tests and spatial analysis. Results: The proportion of green open space area is 28.73m²/1000m² and the average prevalence of diabetes mellitus cases is 24.97 cases/1000 people. Significant factors affecting the prevalence of Diabetes Mellitus are productive age (p=0.032; r=0.324); non-productive age (p=0.032; r=-0.324), and the proportion of urban forest area (p=0.049; r=-0.298). Conclusion: The proportion of green open space area below the recommended standard of 20% public open space, with the most common type of green open space is urban parks and the least common is urban forests. Statistically, there is a relationship between the proportion of urban forest area and the prevalence of diabetes mellitus in DKI Jakarta Province in 2022.
Read More
S-11774
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive