Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Linardita Ferial; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Budi Hartono, Didik Supriyono, Heri Nugroho
Abstrak: Aktivitas di terminal berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan antaralain kebisingan. Tingkat kebisingan yang tinggi berpotensi untuk terjadinya gangguankesehatan bagi manusia khususnya gangguan pendengaran. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat kebisingan terhadap gangguanpendengaran penduduk di lokasi pemukiman sekitar Terminal Pakupatan. Penelitian inimenggunakan desain studi cross sectional pada enam pemukiman di sekitar TerminalPakupatan, Kota Serang, Provinsi Banten pada Januari-Mei 2018. Besar sampelsebanyak 100 orang dengan metode proposional random sampling. Hasil penelitianmenunjukkan tingkat kebisingan di lokasi pemukiman sekitar Terminal Pakupatanmencapai 81,09 dB dimana telah melewati baku mutu kebisingan yang mengacu padaKeputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 Tahun 1996 sebesar 55 dB. Variabelconfounding yaitu umur, riwayat penyakit, status bekerja, konsumsi rokok, konsumsialkohol dan lamanya tinggal. Masyarakat yang tinggal di lokasi dengan tingkatkebisingan lebih dari 55 dB memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan denganyang tinggal di lokasi dengan tingkat kebisingan kurang dari 55 dB (3,39; 0,61-26,91),setelah dikontrol oleh jenis pekerjaan dan lama tinggal sehingga perlu adanya upayapencegahan rambatan bising kepemukiman dengan menerapkan jalur hijau ataupenanaman pohon.Kata Kunci :Kebisingan, Gangguan Pendengaran,Pemukiman.
Activities in the terminal have the potential to cause environmental pollution,such as noise. High noise levels have the potential to cause health problems for humansespecially hearing loss. This study aimed to identify the relationship between noise levelto hearing loss in residential locations around Pakupatan Bus Station. This study usedcross sectional study design in six settlements around Pakupatan Bus Station, SerangCity, Banten Province conducted in January-May 2018. The number of samples is 100people with proportional random sampling method. The results of the analysis showedthat the noise level at the residential area around Pakupatan Bus Station reached 81.09dB where it has passed the noise quality standard based on the Decree of the Minister ofthe Environment Number 48 Year 1996 of 55 dB and found that people exposed tonoise ≥ 55dB have lower risk compared to people exposed to noise <55dB, with OR0.606. Confounding variables are age, history of disease, work status, cigaretteconsumption, alcohol consumption and length of stay. People living in locations withnoise levels greater than 55 dB have a higher risk than those living in locations withnoise levels of less than 55 dB (3.39, 0.61-26.91), after being controlled by occupationsand length of stay so that the need for efforts to prevent noise residential noise byapplying green path or tree planting.Key words: Noise, Hearing Loss, Residential.
Read More
T-5241
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Aisyah Amanda; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Laila Fitria, Dura Vendela
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kebisingan, faktor karakteristik pekerja (usia, masa kerja, durasi kerja, riwayat diabetes, riwayat hipertensi), dan faktor perilaku pekerja (penggunaan APT dan perilaku merokok), dengan gangguan pendengaran pada pekerja bagian refining PT X tahun 2019. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 66 orang pekerja bagian refining. Data gangguan pendengaran pada pekerja diperoleh dari hasil Medical Check Up rutin yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan data tingkat kebisingan diperoleh melalui pengukuran secara langsung menggunakan Sound Level Meter di area kerja bagian refining. Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia (OR 7; 95% CI: 1,608-30,474), masa kerja (OR 7,8; 95% CI: 0,925-65,747, dan perilaku merokok (OR 7,8; 95% CI: 0,925-65,747) dengan gangguan pendengaran pada pekerja bagian refining. Selain itu, didapatkan rata-rata tingkat kebisingan yang berbeda pada setiap unit kerja bagian refining, yakni unit kerja Peleburan sebesar 87,08 dBA, Pemurnian Perak sebesar 89,04 dBA, Pemurnian Emas sebesar 83,25 dBA, dan Waste Management sebesar 77,85 dBA.
Read More
S-9979
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andi Fildza Rafiza; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Dewi Susanna, Agus Sudarman
Abstrak: Kebisingan merupakan risiko kerja yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen, salah satu nya adalah kebisingan dari kegiatan konstruksi di Dok kapal. Dok kapal memiliki kegiatan perbaikan dan pembuatan kapal yang dapat menimbulkan kebisingan tinggi dan terbukti memiliki hubungan yang signifikan dengan gangguan pendengaran pada pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran yang terjadi pada pekerja lapangan di Dok kapal Tanjung Priok tahun 2019. Desain studi yang digunakan adalah desain studi cross sectional dengan subjek pekerja lapangan PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari galangan II terdiri dari bagian produksi, fasilitas galangan, dan QHSE. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 70 responden dan 31 titik kebisingan. Hasil analisa bivariat menghasilkan hubungan yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan gangguan pendengaran dengan p value 0,02, OR=5,44, dan CI 95%=1,263- 23,464. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa pekerja yang terpajan kebisingan memiliki risiko 21 kali terkena gangguan pendengaran dibandingkan yang tidak terpajan setelah di kontrol variabel riwayat penyakit telinga dan usia. Temuan ini menyarankan untuk adanya pengendalian kebisingan dengan eliminasi alat kerja yang menimbulkan bising, melakukan penanaman pohon untuk mereduksi kebisingan, kontrol administrasi dengan melakukan rotasi kerja dan kegiatan edukasi pada pekerja bahaya kebisingan
Read More
S-10121
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adelia Hanita Dewi; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Ema Hermawati, Suparjiyono
Abstrak: PT X merupakan salah satu industri tekstil di Indonesia yang memiliki berbagai mesin dan peralatan yang dapat menimbulkan kebisingan dengan intensitas tinggi di beberapa area kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kebisingan yang lebih dari 85 dBA dengan keluhan gangguan pendengaran pada pekerja di departemen spinning, weaving, dan dyeing PT X. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 pekerja di departemen spinning, weaving, dan dyeing yang dipilih menggunakan teknik sampling proportionate stratified random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat kebisingan dan variabel dependen adalah keluhan gangguan pendengaran, dengan variabel konfounding meliputi karakteristik dan perilaku pekerja.
Hasil penelitian menunjukan sebanyak 37 pekerja (44%) mengalami keluhan gangguan pendengaran tinggi. Berdasarkan uji chi square, terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan > 85 dBA (p value=0,039, OR=2,8), usia (p value=0,012, OR=3,457) dan penggunaan alat pelindung telinga (APT) (p value=0,046, OR=2,761) dengan keluhan gangguan pendengaran. Sedangkan variabel masa kerja, riwayat penyakit telinga, riwayat hipertensi, riwayat diabetes, merokok, dan hobi terpajan bising tidak menunjukan hubungan yang signifikan.
Hasil analisis multivariat menunjukan pekerja yang terpajan kebisingan diatas NAB memiliki risiko 4,512 kali lebih tinggi dibandingkan pekerja yang terpajan kebisingan dibawah NAB setelah dikontrol oleh variabel usia. Pekerja yang terpajan kebisingan berisiko untuk mengalami keluhan gangguan pendengeran. Pekerja yang berusia lebih dari 40 tahun dan tidak menggunakan APT saat berkeja memiliki risiko lebih besar untuk mengalami keluhan gangguan pendengaran.
Kata kunci: Industri Tekstil, Kebisingan, Keluhan Gangguan Pendengaran

PT X is a textile industry in Indonesia with a variety of machinery and equipment generating high-intensity noise in several areas. This study aimed to analyze the relationship between noise intensity higher than 85 dBA with hearing loss complain on workers of spinning, weaving, and dyeing department at PT X. The method used in this study was quantitative analysis with a cross-sectional study design. The number of samples in this study was 84 workers chosen by proportionate stratified random sampling method. The independent variable in this study was noise level while the dependent variable was hearing loss complaints, with confounding variables included characteristic and worker behavior.
The study result shows that 37 workers (44%) experienced hearing loss complaints. Based on the chi-square test, there was a significant relationship between noise > 85 dBA (p value = 0.039, OR = 2.8), age (p value = 0.012, OR = 3.457) and hearing protection device (HPD) utilization (p value = 0.046, OR = 2.761) with hearing loss complaints. Meanwhile, variables of the working period, ear disease history, hypertension history, diabetes history, smoking history, and noise exposure do not show a significant relationship.
The multivariate result shows that workers exposed to noise above TLV possess 4.512 times higher risk than the workers exposed to noise under TLV after being controlled by age variable. Noise-exposed workers are at risk of experiencing complaints of hearing loss. Workers who are over 40 years old and do not use HPD while working have a greater risk of experiencing hearing loss complaints.
Keywords: Hearing Loss Complain, Noise, Textile Industry
Read More
S-10477
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dimas Brilliant Sunarno Sunarno; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri, Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Mila Tejamaya, Arief Zulkarnain, Aris Kristanto
Abstrak: Tingkat kebisingan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) cukup tinggi. Meningkatnya kebutuhan air bersih seiring dengan bertambahnya populasi penduduk, membuat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dituntut untuk meningkatkan kapasitas produksi. Terdapat alat-alat dan proses produksi yang memiliki karakteristik berbeda dibanding jenis industri lain. Terdapat 306 PDAM di seluruh Indonesia, potensi jumlah pekerja yang terpajan bising sangat besar, maka perlu diteliti lebih lanjut mengenai hubungan karakteristik bising serta faktor-faktor determinannya terhadap gangguan pendengaran pada pekerja di PDAM untuk memperoleh bentuk pengendalian yang paling tepat. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang. Tahapan penelitian ini yaitu mengukur tingkat kebisingan serta memberikan kuesioner sebagai data primer, menganalisis hasil audiometri pekerja sebagai data sekunder dan menggunakan uji statistika Chi Square dan analisis multi determinan untuk mengetahui hubungan di antara variabel independen dan dependen. Hasil penelitian diperoleh bahwa sumber bising di instalasi pengolahan air adalah pompa, exhaust fan, kompresor, blower, vacuum dan terjunan air. Sebanyak 84.4% pekerja di area produksi terpajan bising > 85 dBA. Sebanyak 15.6% pekerja mengalami gangguan pendengaran. Diperoleh kesimpulan bahwa pekerja yang terpajan bising di atas 85 dBA yang memiliki frekuensi bising dominan > 2000 Hz dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi pendengaran dan diperparah apabila pekerja berusia > 40 tahun dan memiliki masa kerja > 14 tahun. Kata kunci: Kebisingan, PDAM, Gangguan pendengaran, Frekuensi bising

Noise level in Water Treatment Plant (WTP) is high enough. Increasing the need for clean water in line with the increasing population, making the Water Supply Company (PDAM) is required to increase production capacity. There are machines and production processes that have different characteristics than other types of industries. There are 306 PDAMs throughout Indonesia, the potential number of workers exposed to noise is very large, it is necessary to further investigate the relationship between noise characteristics and its determinants to hearing loss to PDAM workers to obtain the most appropriate form of control. This study used a cross sectional study design. The stages of this study are to measure the noise level and provide questionnaires as primary data, analyzing the worker audiometric results as secondary data and using Chi Square statistical test and multi determinant analysis to find out the relationship between independent and dependent variables. The results obtained that the source of noise in water treatment plants are pumps, exhaust fan, compressor, blower, vacuum and waterfall. About 84.4% of workers in the production area exposed to noise > 85 dBA. About 15.6% of workers have hearing loss. It is concluded that exposure workers over 85 dBA with dominant noise frequency > 2000 Hz can cause hearing impairment and aggravate if workers are > 40 years old and have a working life > 14 years. Key words: Noise, Water supply company, Hearing loss, Noise frequency
Read More
T-5214
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ela Herawati; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri, Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Mila Tejamaya, Elsye As Safira, Sonia Kartika Hapsari
Abstrak: Gangguan pendengaran sebagai penyakit akibat kerja yang paling sering terjadi di berbagaiindustri membutuhkan perhatian dari banyak pihak. Gangguan pendengaran yang dialamiseseorang akan berpengaruh pada produktivitas kerja dan kualitas hidup pekerja tersebut,sehingga pengendalian bising sangat penting untuk dilaksanakan di semua industri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan dan kesesuaian darielemen program konservasi pendengaran yang dilakukan PT XYZ sesuai dengan peraturandan rekomendasi yang ada, agar dapat diketahui hal-hal yang dapat diperbaiki untukmewujudkan Program Konservasi Pendengaran yang efisien, efektif dan memadai.Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Datadiperoleh dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen, dankuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya ketidaksesuaian penerapan elemenProgram Konservasi Pendengaran di PT XYZ dengan peraturan dan rekomendasi. Penelitimerekomendasikan bahwa perlu dibuat kebijakan khusus terkait dengan PKP, danpelaksanaan pencatatan dan pelaporan yang lebih baik, serta pengawasan yang lebih padapelaksanaan setiap elemen Program Konservasi PendengaranKata kunci: Gangguan pendengaran, Program Konservasi Pendengaran, Kebisingan.Gambaran pelaksanaan
Hearing loss as the most common occupational disease in many industries requiresattention from many parties. Hearing loss experienced by a person will affect the workproductivity and quality of life of the worker, so noise control is very important to beimplemented in all industries. This study aims to determine the description of theimplementation and suitability of the elements of hearing conservation program conductedby PT XYZ in accordance with existing regulations and recommendations, in order to knowthe things that can be improved to realize an efficient, effective and adequate HearingConservation Program. This research uses descriptive study design with qualitativeapproach. Data were obtained by in-depth interviews, observation and document review,and questionnaires. The results of the study indicate that there is a mismatch of theimplementation of Hearing Conservation Program elements in PT XYZ with the rules andrecommendations. The researcher recommends that special policies relating to HearingConservation Program, better implementation of recording and reporting, and moreoversight of the implementation of each element of the Hearing Conservation Program.
Read More
T-5233
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhamad Darmawan; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Chandra Satrya, Bambang Wirawan, Harumiti Ramli
Abstrak:

ABSTRAK
Kebisingan pada industri harus dapat dikurangi agar para karyawan yang terpapar tidak mengalami gangguan pendengaran. Agar area kerja dapat diperbaiki dan kebisingan dapat dikurangi maka diperlukan suatu kegiatan promosi kesehatan dalam mencegah gangguan pendengaran yaitu Hearing conservation program. Peneliti bertujuan untuk mengevaluasi implementasi Hearing Conservation Program pada PT XYZ tahun 2013. Proses evaluasi dilakukan dengan menggunakan checklist evaluasi Hearing conservation program dari NIOSH (Alih bahasa Departemen Kesehatan). Maka diperoleh hasil pelaksanaan Hearing conservation program pada PT XYZ yang telah dilaksanakan sebesar 76 % dan 24 % belum terlaksana. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan Hearing Conservation program di PT XYZ masih harus ada perbaikan agar karyawan tidak terpapar oleh kebisingan dan terhindar dari gangguan pendengaran. Saran pada PT XYZ sebaiknya menjalankan secara menyeluruh dan sosialisasi terhadap pelaksanaan Hearing conservation program harus dilaksanakan pada seluruh karyawan. 


ABSTRACT
Noise in the industry must be reduced so that the employees are not exposed to hearing loss. So that the work area can be improved and the noise can be reduced, we need a health promotion activity in preventing hearing loss is hearing conservation program. We aimed to evaluate the implementation of the Hearing Conservation Program in PT XYZ in 2013. The evaluation process is conducted by using a checklist evaluation of the NIOSH Hearing conservation program (Language Interpreting Department of Health). Hearing the obtained results of the implementation of conservation programs at XYZ Ltd. which has been implemented by 76% and 24% have not been implemented. It can be concluded that the Hearing Conservation program activities in PT XYZ still must be improved in order employees not exposed to noise and avoid hearing loss. Advice on PT XYZ should run thoroughly and disseminate the hearing conservation program implementation should be carried out on all employees.

Read More
T-3885
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reza Raditya Rasyid; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Mila Tejamaya, Hendra, Muhammad Islam Nasution, Fertiaz
T-4838
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desy Sulistiyorini; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Devie Fitri Octaviani
S-8087
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wahyudin Lihawa; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Hendra, Robiana Modjo, Dartini, Triyo Hartono
T-4096
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive