Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Agus Ashari; Pembimbing: Rachmadhi Purwana
S-406
Depok : FKM UI, 1988
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sunaringsih; Pembimbing: Ridwan Zahdi Syaaf
S-549
Depok : FKM UI, 1990
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Freddin Warsto S
S-1026
Depok : FKM UI, 1997
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sharyne Sylvani; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Suyud Warno Utomo, Sayid Muhadar
Abstrak: Latar belakang. Dalam kegiatannya di Fabrication Yard, PT X dapat menghasilkan limbah hingga 400,000 kg dalam waktu 90 hari walau telah menerapkan pedoman kerja tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang mengacu pada Peraturan Pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya perbaikan pengelolaan limbah B3 yang diterapkan oleh PT X Fabrication Yard. Metode. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan metode pendekatan kualitatif dilihat dari karakteristik limbah B3 yang dihasilkan serta penerapan dari sistem pengelolaan limbah B3. Desain studi adalah deskriptid dan analisis data menggunakan metode triangulasi. Hasil. Penelitian menujukkan bahwa jumlah timbulan limbah dipengaruhi oleh jenis kegiatan dan jenis material yang digunakan di lapangan. Sementara upaya pengelolaan limbah B3 yang dilakukan berupa minimisasi, penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan limbah B3, yang mana proses penyimpanan, pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 belum sepenuhnya memenuhi persyaratan sesuai peraturan pemerintah. Upaya perbaikan hanya dilakukan pada pewadahan dalam proses penyimpanan. Simpulan. Upaya perbaikan belum sepenuhnya dilakukan dalam setiap proses pengelolaan limbah B3. Kata kunci: limbah B3, pengelolaan limbah, jenis pekerjaan, minimisasi limbah Background. In its activities at Fabrication Yard, Company X can generate up to 400,000 kg of waste within 90 days despite applying operating procedure regarding B3 waste management that based on Government Regulation. This study aims to determine the effort to improve the B3 waste management applied by Company X Fabrication Yard Method. This study uses secondary data with qualitative approach seen from the characteristic of B3 waste generated and the B3 waste management system applied. Study design was descriptive, and data were analyzed with triangulation method. Study results. Study shows that the amount of waste generated is influenced by the type of activity and the type of material used in the Yard. B3 waste management is carried out in the form of B3 waste minimization, storage, collection and transportation, in which the storage, collection and transportation of B3 waste has not fully complied with the requirements from the Government Regulations. Conclusion. Length of work were a potential variable that caused low erythrocytes count in benzene exposed workers in informal shoe industry. Keywords: benzene exposure, length of work, type of work, PPE, leukocytes count, erythrocytes count.
Read More
S-9632
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Naura Alifia Hidayati; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Laboran dan periset merupakan salah satu tenaga pendidik yang memiliki potensi besar mengalami kecelakaan dalam proses uji hingga pemilahan limbah B3 di laboratorium. Pada Tahun 2023, tercatat hanya 36,2% laboran dan periset yang memiliki tingkat pengetahuan memadai. Temuan ini terbukti berpengaruh kepada perilaku laboran dan periset yang diukur dengan menggunakan tingkat kepatuhan. Selain tingkat pengetahuan yang kurang memadai, belum lengkapnya keikutsertaan pelatihan laboran dan periset penanganan limbah B3 dan dasar K3L terbukti berhubungan dengan tingkat kepatuhan. Beberapa temuan ini memperkuat bukti dari penelitian-penelitian sebelumya, bahwa terdapat kaitan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku (knowledge, attitude, practice) terhadap unsur keselamatan, keselamatan kerja, dan lingkungan dalam penanganan limbah B3 di laboratorium di sektor pendidikan rumpun kesehatan dan sains. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar untuk menjadi buku panduan bagi laboran dan periset dalam pengurangan dan penanganan limbah B3. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai tingkat kepatuhan laboran dan periset terhadap aspek K3L dalam penanganan limbah B3 di laboratorium sektor pendidikan pendidikan rumpun kesehatan dan sains Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian angket/kuesioner pada periset dan laboran dan dianalisis menggunakan uji Kai-Kuadrat.

Laboratory assistants and researchers are among the educators who have a high potential for accidents in the handling process or sorting hazardous waste in the laboratory. In 2023, only 36.2% of laboratory assistants and researchers have an adequate level of knowledge. This finding has proven to have an effect on the behavior of laboratory assistants and researchers, as measured by the level of adherence. In addition to an inadequate level of knowledge, incomplete participation in the training of laboratory assistants and researchers for handling hazardous waste and basic HSE has been shown to be related to the level of compliance. Some of these findings reinforce evidence from previous studies, that there is a link between knowledge, attitude, and practice towards the elements of safety, occupational safety, and the environment in handling hazardous waste in laboratories in the education sector in the health and science cluster. It is hoped that the results of this research will serve as the basis for laboratory assistants and researchers on reducing and handling hazardous waste. The purpose of this study was to assess the level of compliance of laboratory assistants and researchers with regard to HSE aspects in handling hazardous waste in the education sector laboratory in the health and science cluster, Universitas Indonesia. This study used a cross-sectional design. Data collection was carried out by interviewing and filling out questionnaires for researchers and laboratory assistants, and the data was analyzed using the Kai-Square test.
Read More
S-11287
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Putriansyah; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto; Penguji: Zakianis, Hikmah Kurniaputri
Abstrak:
Keberadaan limbah B3 medis padat yang dihasilkan oleh fasyankes masih menjadi perhatian, apabila tidak dikelola dengan tepat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Rumah sakit sebagai produsen utama limbah B3 medis diwajibkan mengelola limbah B3 yang dihasilkannya dengan tepat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Namun di DKI Jakarta, masih banyak limbah B3 medis dari fasyankes yang belum dikelola sesuai standar, dimana hanya 52,9% fasyankes yang melakukan pengelolaan limbah B3 medis sesuai standar, sementara daerah lain mampu mencapai 84,6%. Sejumlah tantangan masih harus dihadapi DKI Jakarta dalam mengelola limbah B3 medis rumah sakit. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit di DKI Jakarta. Desain penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif studi kasus yang dilakukan pada lima RSUD di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan secara langsung di rumah sakit melalui metode wawancara, observasi, dan telaah dokumen terkait dengan praktik pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit. Karakteristik limbah B3 medis padat di lima RSUD DKI Jakarta meliputi limbah infeksius, patologis, benda tajam, farmasi, dan kimia, dengan tambahan limbah sitotoksik di RSUD A, RSUD D, dan RSUD E. Sumber utama limbah berasal dari instalasi rawat inap, IGD, unit hemodialisa, dan kamar operasi. Rata-rata timbulan harian mencapai 416,44 kg/hari, dengan jumlah tertinggi di RSUD D. Seluruh rumah sakit telah memenuhi standar pelatihan, sarana, dan prasarana, sementara pengelolaan mencakup pengurangan, pemilahan, pewadahan, penyimpanan, hingga pengangkutan eksternal yang dilakukan oleh pihak ketiga berizin. Tingkat kesesuaian pengelolaan limbah tertinggi dicapai oleh RSUD A (93,4%) dan terendah RSUD C (80,7%). Pengelolaan limbah B3 medis padat di RSUD DKI Jakarta telah memenuhi sebagian besar standar regulasi, namun peningkatan diperlukan pada aspek pemilahan, pewadahan, dan jalur pengangkutan internal untuk mencapai kesesuaian yang lebih baik secara menyeluruh.

The presence of solid hazardous medical waste generated by healthcare facilities remains a significant concern. If not properly managed, it can pose serious threats to human health and the surrounding environment. Hospitals, as the primary producers of hazardous medical waste, are required to manage this waste in accordance with Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. However, in DKI Jakarta, a significant amount of medical hazardous waste from healthcare facilities is still not managed according to standards, with only 52.9% of facilities complying, compared to 84.6% in other regions. DKI Jakarta continues to face various challenges in managing hospital medical hazardous waste effectively.This study aims to provide an overview of the management of solid hazardous medical waste in hospitals in DKI Jakarta. The research employed a mixed-methods design, combining qualitative and quantitative approaches, using a descriptive case study conducted at five regional general hospitals (RSUD) in DKI Jakarta. Data collection was conducted directly at the hospitals through interviews, observations, and reviews of relevant documents on waste management practices. The characteristics of solid hazardous medical waste (B3) in the five regional general hospitals in DKI Jakarta include infectious, pathological, sharp, pharmaceutical, and chemical waste, with additional cytotoxic waste identified in RSUD A, RSUD D, and RSUD E. The primary sources of waste originate from inpatient wards, emergency rooms, hemodialysis units, and operating rooms. The average daily waste generation reaches 416.44 kg/day, with the highest amount recorded at RSUD D. All hospitals have met the standards for training, facilities, and infrastructure, while waste management encompasses reduction, segregation, containment, storage, and external transportation handled by licensed third parties. The highest compliance level in waste management was achieved by RSUD A (93.4%) and the lowest by RSUD C (80.7%). The management of solid hazardous medical waste in five regional general hospitals across DKI Jakarta has met most regulatory standards; however, improvements are needed in segregation, containment, and internal transportation routes to achieve better overall compliance.
Read More
S-11905
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive