Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Hardi Hidayat; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Devie Fitri Octaviani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan besarnya risiko faktor penyebab kecelakaan lalu lintas terhadap kejadian kecelakaan lalu lintas yang melibatkan tukang ojek di lingkungan Universitas Indonesia. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional menggunakan data primer yang didapat dari tukang ojek Universitas Indonesia pada tahun 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kejadian kecelakaan lalu lintas yang melibatkan tukang ojek Universitas Indonesia disebabkan oleh kelelahan pekerja (fatigue) 5 kali berisiko terjadinya kecelakaan lalu lintas pada tukang ojek UI, faktor lingkungan 6 kali berisiko terjadinya kecelakaan lalu lintas pada tukang ojek UI, serta peranan Pembinaan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia 5 kali berisiko terjadinya kecelakaan lalu lintas pada tukang ojek UI.
Read More
S-8123
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendarko Daris; Pembimbing: Indri HapsariSusilowati; Penguji: Chandra Satrya, Dadan Erwandi, Heru Swidatmiko, Akhmad Nurulhuda
Abstrak: HFACS ( Human Factor Analysis and Classification System ) adalah pendekatan yang telah banyak di gunakan dalam melakukan investigasi kecelakaan untuk mengetahui kelemahan dalam suatu organisasi. HFACS ini terdiri dari empat lapisan yaitu unsafe act, precondition to unsafe act, unsafe supervision dan organizational influence. Kecelakaan dapat di cegah dengan menutup lubang pada lapisan pertahanan. Prinsip HFACS ini implementasikan untuk mengidentifikasi faktor yang menjadi kelemahan pada perilaku mengemudi yang tidak aman tahun 2020 di PT. X, sebuah perusahaan minyak di wilayah Indonesia. Hasil penelitian mendapatkan bahwa pengemudi yang melakukan perilaku tidak aman merupakan pengemudi dengan

HFACS (Human Factor Analysis and Classification System) is an approach that has been widely used in investigating accidents to find out weaknesses in an organization. This HFACS consists of four layers, namely unsafe act, precondition to unsafe act, unsafe supervision and organizational influence. Accidents can be prevented by closing holes at each defense layer. The HFACS principle is  implemented to identify factors that contribute at unsafe driving behavior at PT. X, an oil company in Indonesia. Based on research finding, drivers who commit unsafe behavior are drivers with age 44 - 55 years (77.7%), experience over 16 years (63.1%), carried out on public roads (80.6%), on the afternoon shift (81, 6%), with a position as a team member (64.1%) and in the northern part of the company (56.3%). Weaknesses at the unsafe act level are decision errors (58.3%) ie not consistently applying risk assessment and not implementing safe work procedures. Weakness at level 2 is adverse mental state (52.4%), namely lack of focus in driving. Weakness at level 3 is inadequate supervision (65%) lack of consistent level of supervision to conduct safety supervision. Weakness at level 4 is the lack of consistency in the implementation of operational processes (62.1%), namely the implementation of risk assessment in an organization
Read More
T-5876
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Putri Piandani; Pembimbing: Wiku Bhakti Bawono Adisasmito; Purnawan Junadi, Dumilah Ayuningtyas, Budi Hartono, Yuli P. Satar
B-1594
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Clairine Sola Gratia Hagins; Pembimbing: Ridwan Z. Sjaaf; Penguji: Indri Hapsari, Adrianus Pangaribuan
S-8054
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mega Ismaya; Pembimbing: Hendra; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Muhammad Irwansyah
Abstrak: During the period of 2012 to 2016, marine casualties or incidents that investigated by NTSC (KNKT) had been increased every year. Investigation of incident has been conducted to determine the cause of occurence event in order to avoid the incident with the same causes in the future. The purpose of this research is to describe marine casualties and incident in 2012 until 2016 based on investigation report of The National Transportation Safety Committee (NTSC). Design of this research is descriptive analytic with method of retrospective case study approach.Population and sample of this research are all completed final report of investigation and has been published by KNKT during the period of 2012 to 2016, which is 18 final report of investigation. The results of 18 incidents, that involving 25 vessels, and the contributing factors that casues incident are 45% from liveware, 22% from software, 17% from hardware and 16% from environment. Marine casualties and incident given an effect losses in human, property and environmental. Keyword: Marine casualties, incident, investigation
Read More
S-9386
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Armansyah jaya Putra ZA.; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Besral, Elise Garmelia
Abstrak: Dalam implementasi Program Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Haji Jakartamasih ditemukan Kejadian-Kejadian Keselamatan Pasien, yaitu KTD, KTC, KPCdan KNC. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2012, serta untuk mengetahui tindakan apakah yang harus dilakukan untukmenurunkan Angka Kejadian Keselamatan Pasien, untuk mengetahui perawatyang sudah mengikuti pelatihan Patient Safety serta Gambaran PemahamanKaryawan Tentang Dimensi Pelatihan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit HajiJakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kualitatifdan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Analisis DataUnivariat dan Bivariat. Variabel yang diduga berhubungan dengan kejadiankeselamatan pasien adalah jenis kelamin, umur dan pendidikan. Perekrutantenaga baru untuk ruang perawatan harus segera diberikan pelatihan PatientSafety, masih banyak perawat yang belum mengikut pelatihan Patient Safety danmasih terdapat tenaga di ruang perawatan yang belum paham terhadap materi pelatihan Patient Safety dan tidak melaporkan terhadap Kejadian Keselamatan Pasien.Kata kunci: Keselamatan Pasien, Kejadian Keselamatan Pasien
In the implementation of the Patient Safety Program in Hospital Haji Jakarta stillfound incidents Patient Safety, namely KTD, KTC, KPC and KNC. The researchwas conducted to determine factors associated with the incidence of Patient Safetyin the Jakarta Hajj Hospital in 2012, and to know what action should be taken tolower the incidence rate for Patient Safety, to know nurses who have trainingUnderstanding Patient Safety, and Employee Preview About Dimension TrainingPatient Safety in Jakarta Hajj Hospital. The research was conducted usingqualitative and quantitative research design using cross sectional. Univariat andBivariate Data Analysis. Variables that were related to patient safety incident isthe sex, age and education. Recruitment of new personnel to inpatient unit shouldbe given training Patient Safety, there are still many who have not followed thetraining nurses Patient Safety and there are personnel inpatient unit who do notunderstand the training material and Patient Safety Patient Safety to report theincident.Keywords: Patient Safety, Patient Safety incident
Read More
S-7641
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Haerun; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Mila Tejamaya, Devie Fitri Octaviani
Abstrak: Merujuk pada ketentuan ILO (International Labour Organizations), perusahaanpetrokimia merupakan perusahaan yang dikategorikan sebagai perusahaan denganrisiko Major Hazard. PT Pupuk Kujang melibatkan amonia untuk prosesproduksinya yang disimpan pada tanki penyimpanan 10000 MT. Meskipun peristiwakebocoran pada tanki amonia di PT Pupuk Kujang belum pernah terjadi, akan tetapirisiko kebocoran tersebut seluruhya masih tetap ada. Penyimpanan amonia di PTPupuk Kujang masih menyimpan potensi-potensi terjadinya kerusakan atau gangguanpada proses penyimpanannya yang dapat merusak tanki, sehingga timbul kebocoranamonia dalam jumlah besar. Dengan kemungkinan tersebut PT Pupuk Kujang memerlukan analisis konsekuensi untuk dijadikan landasan perencanaan sistemtanggap darurat jika skenario kebocoran dalam jumlah besar terjadi.Dalam studi ini analisa konsekuensi kebocoran dilakukan dengan menggunakan BREEZE Incident Analyst. Hasil Penelitian menunjukan bahwa terjadinya bahayadan dampak kebocoran dapat disebabkan oleh kegagalan major dan kegagalan minoryang dianalisa dengan Fault Tree Analysis jarak dispersi terjauh mencapai lebih dari 262.6 m dengan kadar amonia 25 ppm dan 164.6 m untuk kadar 150 ppm dan116.9 m untuk kadar 750 ppm. Daerah yang berisiko terkena sebaran dispersiamonia dalam berbagai skenario adalah Pabrik Kujang 1A, utility Pabrik Kujang1B,cooling tower dan refrigerant amoniaKata kunci: Storage tank, Amonia, dispersi , BREEZE Incident analyst, Fault TreeAnalysis
According to ILO convention (International Labour Organizations), petrochemicalinstallation is one among other industry with a major hazard risk involved in theindustrial process. PT Pupuk Kujang Involved ammonia in the production processsaved on 10000 MT capacity storage tank. Although there is no leaking history forammonia storage tank at PT Pupuk Kujang it does not mean the potential for theevent to happen became impossible. The ammonia storage process still process thepotential of a mishap, malfunction or damage that could jeopardize the integrity ofthe storage tank an eventually leakage could occur. With this background, anconsequence analysis required for PT Pupuk Kujang around the facility to understandthe hazard and risk possibly occur, so proper mitigation and emergency plan could beproduce.In this study, the analysis of the consequences of leakage performed using BREEZEIncident Analyst . This studies show that the occurrence and impact of leakage can becaused by the failure of major and minor failures were analyzed by Fault TreeAnalysis, The projection produced by BREEZE Incident Analyst show the maximumdispersion distance is more 262.6 m with 25 ppm ammonia concentration and164.6 m for 150 ppm ammonia concentration and 116.9 m for 750 ppm ammoniaconcentration. Areas at risk of dispersion of the distribution of ammonia in variousscenarios are Factory Cleaver 1A, 1B Kujang utility plant, cooling tower andammonia refrigerant.Keywords : Storage tank, Ammonia, dispersion, BREEZE Incident analyst, FaultTree Analysis
Read More
S-7738
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Sabrina Dwipayanti; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Ede Surya Darmawan, Hervita Diatri, Fajar Ariyanti
Abstrak:
Sistem pelaporan insiden keselamatan pasien merupakan elemen penting dalam upaya mitigasi risiko yang dapat dicegah dalam layanan kesehatan. RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) telah menerapkan pelaporan insiden melalui metode manual dan elektronik (e-Report), namun implementasinya belum optimal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi implementasi sistem pelaporan insiden di RSCM dengan pendekatan kualitatif, menggunakan kerangka Donabedian (struktur–proses–hasil) dan strategi perbaikan berbasis Plan–Do–Study–Act (PDSA). Hasil menunjukkan bahwa sistem e-Report belum memenuhi kebutuhan pengguna karena antarmuka tidak intuitif dan tidak tersedianya fitur pelacakan, notifikasi, serta umpan balik. Fragmentasi kanal pelaporan, dominasi laporan manual, serta persepsi bahwa pelaporan adalah beban administratif turut memperlemah budaya pelaporan. Di samping itu, proses tindak lanjut insiden dinilai tidak transparan dan jarang dikomunikasikan kepada pelapor, sehingga menurunkan kepercayaan terhadap efektivitas sistem. Temuan ini menjadi dasar penyusunan rekomendasi pengembangan sistem pelaporan yang terpusat, mudah digunakan, dan didukung pelatihan berbasis unit serta kebijakan pelaporan satu pintu. Pendekatan PDSA digunakan untuk merancang strategi perbaikan sistem yang lebih responsif dan berkelanjutan dalam rangka mendukung peningkatan mutu layanan dan keselamatan pasien.


The patient safety incident reporting system is a critical component in mitigating preventable risks within healthcare services. Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital (RSCM) has implemented both manual and electronic (e-Report) methods for reporting incidents. However, its implementation remains suboptimal. This study aims to evaluate the implementation of the incident reporting system at RSCM using a qualitative approach, guided by the Donabedian framework (structure–process–outcome) and the Plan–Do–Study–Act (PDSA) improvement cycle. The findings reveal that the current e-Report system does not sufficiently meet user needs due to an unintuitive interface and the absence of key functionalities such as report tracking, automated notifications, and feedback mechanisms. Additionally, fragmented reporting channels, a predominance of manual submissions, and the perception of reporting as a bureaucratic burden have contributed to a weakened safety culture. The follow-up process is also perceived as lacking transparency and is rarely communicated back to reporters, further reducing trust in the system. These challenges form the basis for recommendations to develop a centralized, user-friendly, and integrated reporting system, supported by unit-based training and a single-channel reporting policy. The PDSA cycle is applied as a strategic framework to design a more responsive and sustainable system that enhances both service quality and patient safety at RSCM.
Read More
T-7401
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wiskan Husein; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Ridwan Zahdi Syaaf, Dadan Erwandi, Lydia Hardiani, Tiyas Nurcahyani
T-4916
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alifah Komaraningsih Sutiadi; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Indri Hapsari Susilowati, Gama Widyaputra, Suparni
Abstrak:
Peluang konstruksi kelautan semakin vital dalam pengembangan industri maritim. Industri konstruksi dikenal dengan risiko kematian dan cidera yang lebih tinggi dari industri-industri lainnya. Konstruksi kelautan seperti pengerukan, dilakukan selama dua puluh empat jam dan tujuh hari dalam seminggu karena faktor cuaca dan lingkungan. Industri ini mengombinasikan bahaya kerja pada konstruksi ditambah dengan bahaya bekerja di atas kapal, dimana cuaca menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatannya. Konsep Design for Safety (DfS) merupakan integrasi dari identifikasi bahaya dan penilaian risiko pada tahap konseptual dan perencanaan proyek. Integrasi DfS dalam siklus hidup proyek konstruksi kelautan diharapkan mampu berdampak positif terhadap Incident Rate. Design for Safety dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi empat dimensi yaitu metode kerja, peralatan kerja, tenaga kerja, dan lingkungan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan analisis data menggunakan desain potong lintang, dilaksanakan mulai dari Juni 2023 sampai dengan November 2023. Populasi penelitian adalah seluruh staff di Direktorat Operasional di PT X, dengan total sebanyak 33 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah total sampling, yaitu sebanyak 33 sampel. Berdasarkan hasil penelitian, implementasi Design for Safety (DfS) dalam dimensi Metode Kerja, Peralatan Kerja, Tenaga Kerja, dan Lingkungan Kerja memiliki hubungan positif dan signifikan dengan Incident Rate, dengan tingkat korelasi yang kuat hingga sangat kuat. Terdapat beberapa faktor-faktor dominan DfS di PT X yang berpengaruh terhadap keselamatan konstruksi yaitu analisis bahaya, penilaian risiko, dan rencana mitigasi (MK4), kondisi/kesiapan peralatan kerja (PK3), pengetahuan kontraktor mengenai Design for Safety (TK9), ketersediaan biaya keselamatan kesehatan kerja (K3) dalam anggaran biaya proyek (LK13), dan komitmen klien terhadap Design for Safety (LK2).

Marine-construction opportunities are becoming increasingly vital in the development of the maritime industry. The construction industry is known for having a higher risk of fatalities and injuries compared to other industries. Marine construction, such as dredging, is conducted twenty-four-hour a day and seven days a week due to weather and environmental factors. The industry combines the hazards of construction coupled with the challenges of working on ships, where weather is an integral part of the construction activities. The concept of Design for Safety (DFS) involves integrating hazard identification and risk assessment in the conceptual and project planning stages. The integration of DfS in the lifecycle of marine construction project is expected to have a positive impact on the Incident Rate. In this research, Design for Safety is categorized into four dimensions : Work Methods, Equipment, Manpower, and Environment. This research of quantitative study with cross-sectional design, conducted from June 2023 to November 2023. Research population consist of all staff in the Operational Directorate at PT X, totaling 33 individuals as total samples. Based on the research findings, the implementation of Design for Safety in the dimensions of Work Methods,  Equipment, Manpower, and Environment has a positive and significant relationship to Incident Rates, with correlation levels ranging from strong to very strong. There are several dominant factors of Design for Safety at PT X that affect the construction safety include hazard analysis, risk assessment, and mitigation plans (MK4), equipment condition/readiness (PK3), contractror knowledge on Design for Safety (TK9), availability of occupational safety and health (OHS) costs in project budget (LK13), and client commitment to Design for Safety (LK2).
Read More
T-7258
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive