Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 269 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Juli Soemirat
613.5 SOE k
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2011
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bulletin KESLINGKES
[s.l.] : Purwokerto Unit Penelitian dan Pengembangan Teknologi Purwokerto, s.a.]
KIM (Katalog Induk Majalah)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suyud W. Utomo
628 UTO m
Jakarta : Kementerian Lingkungan Hidup, 2016
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adla Azizah; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Fitri Kurniasari, Widya Motivasi Manurung
Abstrak:
Industri farmasi merupakan sektor dengan risiko tinggi terhadap kualitas udara pada lingkungan kerjanya, yang dapat berdampak pada kesehatan pekerja dan mutu produk. Manajemen risiko kualitas udara yang efektif penting untuk mencegah pajanan bahaya fisik, kimia, dan biologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi proses manajemen risiko kualitas udara di lingkungan kerja produksi dan laboratorium PT. X di Jakarta Timur berdasarkan pendekatan ISO 31000:2018. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan diskusi, sedangkan data sekunder diperoleh dari telaah dokumen perusahaan. Penilaian dilakukan terhadap parameter fisik (suhu, kelembapan, pencahayaan, kebisingan, dan debu), biologis (jamur dan bakteri), serta kimia (etanol). Ditemukan beberapa ketidaksesuaian kualitas udara dengan standar perusahaan dan regulasi nasional. Proses manajemen risiko sudah dilakukan tetapi belum optimal dalam hal pencatatan, pelaporan, serta pemantauan dan peninjauan berkala. Implementasi manajemen risiko kualitas udara di PT. X perlu ditingkatkan terutama pada aspek dokumentasi, keterlibatan pekerja, serta integrasi sistem dalam budaya organisasi guna meningkatkan kualitas udara dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.

The pharmaceutical industry is a high-risk sector regarding indoor air quality, which may affect both worker health and product integrity. Effective air quality risk management is essential to prevent exposure to physical, chemical, and biological hazards. This study aims to evaluate the implementation of air quality risk management processes in the production and laboratory work environments of PT. X in East Jakarta based on the ISO 31000:2018 framework. This research used a descriptive design with a qualitative approach. Primary data were collected through field observations and discussion, while secondary data were obtained from company document reviews. The assessment focused on physical (temperature, humidity, lighting, noise, dust), biological (fungi and bacteria), and chemical (ethanol) parameters. Several non-compliances with national and company air quality standards were identified. Although risk management processes were in place, they were found to be suboptimal, particularly in terms of documentation, reporting, and periodic monitoring and review. The air quality risk management implementation at PT. X requires improvements, especially in documentation practices, worker involvement, and system integration into organizational culture to enhance air quality and ensure a safe and healthy work environment.
Read More
S-11961
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmawaty Widya Sumanti; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto
S-2188
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rusyda Ihwani Tantia Nova; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Ema Hermawati, Budi Hartono, Suwito, Sri Lenita
Abstrak: Leptospirosis adalah salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Leptospira merupakan bakteri patogen yang dapat ditularkan dari hewan kepada manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 2015, terdapat 366 kasus leptospirosis di Indonesia. DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi dengan jumlah kasus leptospirosis yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari bidang penanggulangan dan pencegahan penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2016 sampai Agustus tahun 2019 terdapat 94 kasus leptospirosis yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Jumlah kasus terbesar terdapat di wilayah Jakarta Barat dengan total kasus sebanyak 70 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkungan dan perilaku masyarakat terhadap kejadian leptospirosis di Jakarta Barat tahun 2019. Studi ini menggunakan desain penelitian kasus kontrol. Data kasus diperoleh dari surveilans Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 140 responden yang terdiri dari 70 responden yang menderita leptospirosis (kasus) dan 70 responden yang tidak menderita leptospirosis (kontrol) dengan perbandingan 1:1. Pada analisis bivariat diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan (OR=18,789), pekerjaan (OR=31,875), riwayat luka (OR=20,842), keberadaan tikus (OR=12,143), kondisi rumah (OR=5,510), kondisi selokan (OR=13,235), keberadaan genangan air (OR=7,400), sarana air bersih (OR=3,947), kondisi tempat pembuangan sampah (OR=8,800), dan riwayat rekreasi (OR=0,294) terhadap kejadian leptospirosis. Pada analisis multivariat diperoleh hasil pekerjaan, adanya riwayat luka, keberadaan genangan air, keberadaan hewan peliharaan dan riwayat rekreasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kejadian leptospirosis. Pekerjaan merupakan faktor dominan terjadinya leptospirosis di Jakarta Barat (OR 210,840:95%CI 8,685-5118,379). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya sosialisasi tentang penyakit leptospirosis kepada pekerja yang berisiko dan melakukan upaya pengendalian tikus
Read More
T-5786
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nanda Labado; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Bambang Wispriyono, Budi Hartono, Lora Agustina, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: ISPA merupakan salah satu penyakit penyebab kematian pada anak-anak di dunia khususnya Negara berkembang seperti di Indonesia. Faktor penyebab ISPA adalah kondisi lingkungan rumah serta PHBS yang buruk. Tingginya insiden ISPA di Kabupaten Gorontalo khususnya balita dan belum tercapainya target RPJMN rumah sehat di Provinsi Gorontalo melatarbelakangi dilakukannya penelitian terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku dengan Kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Tilango. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor-faktor terkait kondisi lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian ISPA di kecamatan Tilango. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross sectional dengan analisis multivariate Binary Regresi logistic model prediksi. Populasi pada penelitian ini adalah anak balita usia 0-59 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Tilango. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 92 responden. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa yang paling dominan secara signifikan terhadap Kejadian ISPA pada balita di Kecamatan Tilango yaitu Pendapatan (OR=13,9, 95% CI 3,395-57,668), Pendidikan (OR=11,3, 95%CI 2,498-51.650), Status Imunisasi (OR=9,8, 95%CI 1,019-95.346), Luas Ventilasi (OR= 8,9, 95%CI= 2,204-35,956), Kebiasaan Buka Jendela (OR=0,05, 95%CI 0,007-0,447). kesimpulan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yaitu karakteristik balita, karakteristik orangtua, perilaku dan lingkungan rumah
Read More
T-6425
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fadhilah Rasya Rahmadianingputri' Pembimbing: Zakianis; Penguji: R. Budi Haryanto, Edwin Nasli
Abstrak: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang dapat merenggut sekitar 1,5 juta jiwa setiap tahunnya. Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang paling sering menyerang paru-paru. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 2020, Provinsi DKI Jakarta berada diurutan kedua dalam hal Penyakit Tuberkulosis, yaitu 228 kasus per 100.000 penduduk. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit tuberculosis, meliputi faktor sosioekonomi, faktor kondisi rumah dan lingkungan, dan faktor gaya hidup. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan antara faktor status sosioekonomi, faktor kondisi rumah dan lingkungan, dan faktor gaya hidup terhadap kasus kejadian Penyakit Tuberkulosis di Provinsi DKI Jakarta tahun 2021. Serta, menganalisis hubungan antara kejadian Penyakit Tuberkulosis dan kematian COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan unit analisis kecamatan di Provinsi DKI Jakarta yang berjumlah 44. Data yang digunakan adalah data sekunder dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta, Badan Pusat Statistik, dan Data Terbuka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Data disajikan dengan table untuk mengetahui besarnya kejadian Penyakit Tuberkulosis. Hasil analysis bivariat dengan uji korelasi menunjukkan bahwa faktor sosioekonomi, yaitu tingkat Pendidikan yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya Penyakit Tuberkulosis.
Tuberculosis is an infectious disease that can kills almost 1,5 million humans every year. Tuberculosis is a disease that attacks the lung frequently. Tuberculosis is a disease caused by bacteria Mycobacterium tuberculosis. in 2020, DKI Jakarta Province, the capital city of Indonesia, was the second rank with the highest tuberculosis, that was 228 cases per 100.000 population. There are many factors that influence the incidence of tuberculosis, including socioeconomic factors, house and environmental condition factors, and lifestyle factors. The objective of this research is to analyze the relationship between socioeconomic status factors, house and environmental condition factors, and lifestyle factors with incidence of tuberculosis in DKI Jakarta Province in 2021. This research used Ecological study design with sub-district analysis unit in DKI Jakarta Province amounts 44. The data used are secondary data from DKI Jakarta Health Agency, DKI Jakarta Department of Population and Civil Registration, Central Statistics Agency, and Open Data from the DKI Jakarta Government. The data was displayed in a table to find out the magnitude of the incidence of tuberculosis. The results of the study indicate that socioeconomic factors, namely low levels of education are risk factors for the occurrence of Tuberculosis.
Read More
S-10975
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
penyunting, Budi Utomo
305.3 UPA
Depok : UI Press, 2009
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
penyusun, Nusa Idaman Said
628.1 SAI k
Jakarta : BPPT, 1999
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive