Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rani Gustari; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti
Abstrak: Juru masak dan asisten juru masak merupakan pekerjaan yang berisiko tinggi mengalami kecelakaan saat bekerja. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat bagaimana gambaran faktor-faktor keselamatan para juru masak dan asisten juru masak pada proses pengelolaan makanan jasaboga penerbangan Aerofood Angkasa Citra Sarana Jakarta pada tahun 2012. Setelah mendapatkan data hasil pengamatan faktor-faktor tersebut selanjutnya dibandingkan dengan Kepmenaker no. 217 tahun 2009, Kepmenkes No. 715 tahun 2003, Permenkes RI no. 1096 thn 2011 pasal 5, UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan OSHA 2010 (Youth Worker Safety in Restaurant). Dari hasil penelitian diketahui bahwa beberapa poin faktor keselamatan juru masak dan asisten juru masak Aerofood ACS sudah terpenuhi, seperti kondisi ventilasi, pencahayaan, pengetahuan juru masak dan asisten juru masak, kondisi peralatan dan mesin, serta prosedur P3K. Kondisi kebersihan lingkungan seperti lantai, dinding, dan langit-langit masih belum memenuhi standar. Prosedur pencatatan dan pelaporan kecelakaan juga masih belum terlaksana dengan baik. Juru masak dan asisten juru masak belum memiliki sertifikat KKNI II dan III. Belum seluruh juru masak dan asisten juru masak mengikuti pelatihan K3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor keselamatan juru masak dan asisten juru masak masih harus dibenahi, seperti pelatihan K3, sertifikasi, kondisi lingkungan, dan prosedur pelaporan dan pencatatan kecelakaan.
 

Cook and assistant cook are at high risk of work accidents. This research was conducted with the aim of seeing how the safety factors of the cooks and assistant cooks in the Aerofood Angkasa Citra Sarana Flight Catering Jakarta food management in 2012. After getting the data observed factors are then compared with the Kepmenaker no. 217 yr 2009, Kepmenkes No. 715 yr 2003, Permenkes RI no. 1096 yr 2011 pasal 5, UU No.13 tahun 2003, and OSHA 2010 (Youth Worker Safety in Restaurant). The survey results revealed that some points of safety factors of cooks and assistant cooks Aerofood ACS are met, such as the conditions of ventilation, lighting, cooks and assistant cooks’s knowledge, condition of equipment and machinery, as well as first aid procedures. Environmental hygiene conditions such as floors, walls, and ceilings still not meet the standards. Procedures for recording and reporting the accident is still not performing well. Cook and assistant cook KKNI not have a certificate II and III. Not all cooks and assistant cooks got basic safety training. From the results of this study concluded that the safety factors cooks and assistant cooks still need to be addressed, such as safety training, certification, environmental conditions, and procedures for reporting and recording accidents.
Read More
S-7703
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Niko Rianda Putra; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Hartono, Ema Hermawati, Heri Nugroho, Diah Wati Soetejo
T-4418
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayu Indriyani Lestari; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Asri C Adisasmita, Ririn Arminsih, Diah Wati
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ayu Indriyani Lestari Program studi : Magister Epidemiologi Judul : Pengaruh Polusi Dapur Rumah Tangga Dengan Kematian Balita (0 – 59 Bulan) Di Indonesia Polusi dapur dalam rumah tangga, terutama akibat penggunaan bahan bakar masak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang berpengaruh terhadap kesehatan penghuni rumah, salah satunya pada balita. Penyebab kematian utama balita di Indonesia berdasarkan data WHO adalah pneumonia. untuk mengetahui hubungan polusi dapur rumah tangga dan kematian balita (0 – 59 bulan) di Indonesia berdasarkan data SDKI tahun 2012 Hubungan antara polusi dapur rumah tangga dengan kematian balita dianalisis dengan menggunakan cox regression Pada kelompok balita anak pertama dengan BBLR risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di dalam rumah adalah 1,4 kali (0,52 – 3,78) dan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di luar rumah hampir tidak ada (PR 1,03, 95% CI 0,25 – 4,21). Pada kelompok anak kedua dengan BBL normal risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di dalam rumah adalah 1,76 kali (95% CI 0,9 – 3,45) dan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di luar rumah lebih tinggi yaitu 1,83 kali (95% CI 0,8 – 4,16). Pada keseluruhan balita, didapatkan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di dalam rumah adalah 1,11 kali (0,76 – 1,62) dan risiko kematian akibat bahan bakar masak tidak aman dan dapur di luar rumah 0,93 kali (95% CI 0,59 – 1,48). Risiko kematian balita meningkat pada rumah tangga dengan bahan bakar tidak aman berdasarkan letak dapur. Pada anak pertama dengan BBLR lebih rentan mengalami kematian akibat polusi udara rumah tangga, sementara pada kelompok anak kedua dengan BBL normal, berisiko untuk mengalami kematian akibat polusi udara rumah tangga. Kata kunci: polusi dapur rumah tangga, bahan bakar masak, letak dapur, kematian balita


ABSTRACT Name : Ayu Indriyani Lestari Study program : Magister Epidemiology Title : Kitchen Pollution and Under-five Mortality in Indonesia Kitchen pollution, mainly due to the use of cooking fuel is one public health problem that affects the health of residents, particularly in infants. The main cause of mortality under five in Indonesia based on data from WHO was pneumonia. This study aims to determine the association of kitchen pollution and under-five mortality in Indonesia based on data from Demographic and Health Survey 2012. The association between kitchen pollution and under-five mortality was analysed by cox regression method. Under-five mortality for the first-born children and low birth weight group, risk of death from polluting cooking fuels and the kitchen in the house was 1.4 times (0.52 to 3.78) and almost no risk of death from polluting cooking fuels and outdoor kitchens (PR 1.03; 95% CI 0.25 to 4.21). While, for the second and subsequentborn children with normal birth weight group, risk of death from polluting cooking fuels and the kitchen in the house was 1.76 times (95% CI 0.9 to 3.45) and the risk of death from polluting cooking fuels and outdoor kitchens home is 1.83 times higher (95% CI 0.8 to 4.16). For total group of under-five children, risk of death due to polluting cooking fuels and the kitchen in the house was 1.11 times (0.76 to 1.62) and the risk of death from polluting cooking fuels and outdoor kitchens 0.93 times (95% CI 0.59 to 1.48). Risk to death increased in households with polluting fuel by the kitchen location. For first-born child with low birth weight were more susceptible to death from household air pollution, while the second and subsequent-born group of children with normal birth weight were at risk of death from household air pollution. Keywords: kitchen pollution, cooking fuel, kitchen location, under-five mortality

Read More
T-4832
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive