Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Wanadri Agung Sasana; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Mila Tejamaya, Wildan Ramdan Nurhuda, Laura Marian
Abstrak: Bencana industri merenggut ribuan nyawa setiap tahun di seluruh dunia. Sebagian besar disebabkan oleh konstruksi atau desain fasilitas yang buruk atau kebakaran besar atau ledakan yang menghanguskan bangunan. Selain desain fasilitas yang buruk, keadaan darurat dapat terjadi diakibatkan oleh adanya Process safety event (PSE) yang melibatkan pelepasan/kehilangan penahanan bahan berbahaya yang dapat mengakibatkan konsekuensi kesehatan dan lingkungan dalam skala besar. Pada saat ini PT. J berada pada tahap desain industri petrokimia. Perusahaan akan memproses bahan kima dengan jumlah besar sehingga perusahaan memiliki bahaya yang tinggi dan berisiko menimbulkan bencana, oleh karena itu PT. J memerlukan suatu sistem manajemen kedaruratan yang dapat menanggulangi setiap potensi bencana yang muncul dan berdampak bagi perusahaan pada tahap operasional. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis perencanaan manajemen keadaan darurat pada tahap desain industri petrokimia di PT. J, yang terdiri dari perencanaan sebelum terjadi keadaan darurat, saat terjadi keadaan darurat dan setelah terjadi keadaan darurat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan menggunakan desain studi kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan melalui survey lapangan dan Focus Gruop Discussion (FGD) menggunakan Emergency Management Assessment Checklist for Design Stage, yang telah dimodifikasi dari NFPA 1600 edisi 2019. Data Sekunder dikumpulkan melalui telaah dokumen. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. J belum menerapkan siklus hidup manajemen keadaan darurat secara komprehensif. Pada tahap sebelum terjadi keadaan darurat, perusahaan belum memiliki perencanaan edukasi dan pelatihan, latihan dan uji coba. Pada tahap saat terjadi keadaan darurat diketahui bahwa perusahaan belum memiliki prosedur jadwal pengujian protokol peringatan, pemberitahuan, dan komunikasi saat terjadi keadaan darurat. Selain itu, pada tahap setelah terjadi keadaan darurat perusahaan belum memiliki perencanaan kontinuitas dan pemulihan yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi. Perusahaan telah melakukan dan memiliki beberapa perencanaan untuk mitigasi, kesiapsiagaan dan tanggap darurat. Perusahaan disarankan untuk mengembangkan rencana yang ada dan membuat rencana baru untuk memaksimalkan perencanaan manajemen keadaan darurat pada tahap desain untuk menghadapi peristiwa keadaan darurat di industri petrokimia pada tahap operasional PT. J.
Industrial disasters claim thousands of lives every year around the world. Most are caused by poor construction or design of facilities or large fires or explosions that engulf buildings. In addition to poor design facility, emergencies can occur as a result of a Process safety event (PSE) which involves the release/loss of containment of hazardous materials which can result in large-scale health and environmental consequences. At this time PT. J is at the design stage of the petrochemical industry. The company will process chemicals in large quantities so that the company has a high hazard and the risk of causing an emergency event, therefore PT. J requires an emergency management system that can handle any potential emergency events that might arise and impact the company at the operational stage. The purpose of this study was to analyze emergency management planning at the design stage of the petrochemical industry at PT. J, which consists of planning before an emergency occurs, when an emergency occurs and after an emergency occurs. This research is an analytic descriptive research, using a qualitative study design. Primary data collection was carried out through field survey and conduct Focus Group Discussion (FGD) using the Emergency Management Assessment Checklist for Design Stage, which has been modified from the NFPA 1600 edition 2019. Secondary data was collected through document review. Based on the research results shows that PT. J has not implemented a comprehensive emergency management life cycle. At the stage before an emergency occurred, the company did not yet have planning for competency and training, drills and trials. At the stage when an emergency occurs, it is known that the company doesn’t have procedures for testing protocols for warning, notification, and communication during an emergency. In addition, at the stage after an emergency occurs, the company does not yet have a continuity and recovery plan that includes rehabilitation and reconstruction. The company has carried out and has several plans for mitigation, preparedness and emergency response. Companies are advised to develop existing plans and create new plans to maximize emergency management planning at the design stage to deal with emergency events in the petrochemical industry at the operational stage of PT. J.
Read More
T-6664
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mona Yulinda; Pembimbing: Hendra; Penguji: Fatma Lestari, Galant Nugraha
Abstrak: Bencana merupakan sesuatu hal yang datang tanpa diduga, dimana dan kapanakan terjadinya. Ciri khas yang umum terjadi pada saat bencana datang adalahkepanikan yang dialami manusia, hingga akhirnya memakan korban jiwa dankerusakan yang lebih besar. Salah satu risiko terbesar bagi pekerja di gedungbertingkat yaitu terjadinya kebakaran, risiko tersebut bisa datang dari berbagaihal. Namun, risiko terjadinya kebakaran sebenarnya dapat dikurangi ataupundihindarkan dengan memperhatikan aspek pencegahan dan penanggulangankebakaran. Penelitian ini mengenai kajian tingkat pemenuhan saranapenyelamatan jiwa, sistem proteksi aktif dan sistem manajemen kebakaran digedung XYZ tahun 2016. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesiapandari gedung dan perusahaan dalam mencegah dan mengurangi dampak dari risikokebakaran. Desain penelitian ini bersifat observasional dengan melakukanperbandingan kesesuaian keadaan pada lokasi penelitian dan regulasi yang berlakudi Indonesia. Pengamatan dilakukan pada beberapa lantai dan area parkir gedungXYZ, hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pemenuhan saranapenyelamatan jiwa sebesar 94,6%, tingkat pemenuhan pada sistem proteksi aktifsebesar 92% dan sistem manajemen kebakaran sebesar 100%.Kata Kunci:Manajemen Kebakaran, Mitigasi, Gedung
A disaster can come unexpectedly, when and where it will happen. A commoncharacteristic at the time of the disaster coming is the panic experienced by humanbeings, to finally take some casualties and greater damage. One of the biggestrisks for workers in high-rise building. the occurrence of fires, the risk can comefrom a variety of things. However, the risk of fires can actually be reduced oravoided by considering the aspects of prevention and mitigation of fires. Thisresearch study regarding the level of fulfillment of the means of save lives facility,active protection system and fire management system at XYZ building in 2016.The purpose of research to know preparedness of the building in the scope of themeans of salvation, active protection systems, and fire management system inpreventing and reducing the impact of the fire risk. The design research was anobservational approach to compare study between XYZ Building and regulationapplicable in Indonesia. Observations carried out on several floors and parkingarea XYZ building, research results show that percentage and the level offulfillment of the means of salvation 94,6% percentage rate on active protectionsystem of 92% and the percentage of fire management system got 100%.Keyword:Fire Management, Mitigation, Building
Read More
S-9145
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
David Hansaullin; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Mila Tejamaya, Wibisono
Abstrak: Penelitian ini meneliti tentang pengoperasian suatu pendingin ruangan yang menggunakan energi panas matahari, solar thermal air cooling system. Jenis penelitian ini deskriptif analitik dengan menggunakan metode semikuantitatif yang menggunakan standar AS NZS 4360 untuk mengetahui besarnya risiko kemudian dianalisis menggunakan diagram bowtie analysis. Dari hasil menilai risiko dan observasi lapangan didapat peralatan berisiko tinggi seperti gas CNG, expansion tank dan storage tank. Selanjutnya dianalisis menggunakan bowtie yang memiliki keunggulan analisis lebih detail. Menguraikan threat dan barrier yang dilakukan agar tidak terjadi top event dan mitigasi-mitigasi yang dilakukan agar tidak sampai kepada consequences. Hasil penelitian merekomendasikan untuk manajemen, peralatan, dan lingkungan. Kata kunci: AS NZS 4360, bowtie, threat, barrier, top event, mitigasi, consequences This research is discuss about operation air conditioning that use sun energy, solar thermal air cooling system. This study is descriptive analytic use semi quantitatif method based AS NZS 4360 to determine of risk and to increase accuracy use bowtie analysis. From risk assesment and field observation, there is high risk like compressed natural gas, expansion tank, and storage tank. Then analysis use bowtie that has detail analysis, classified threat and barrier must execute to prevent top event and mitigates must to execute to minimize consequences. Result of this research to recommended for management, tools, and environment. Key word: AS NZS 4360, bowtie, threat, barrier, top event, mitigate, consequences
Read More
S-8668
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indah Dara Kusuma; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Dadan Erwandi, Tiara Amelia, Muhammad Irwansyah, Hengky Oktarizal
Abstrak:
Perubahan iklim telah memberikan dampak luas pada ekosistem dan mengancam keberlanjutan sektor perikanan serta kesehatan pekerja, khususnya nelayan di Indonesia yang sangat rentan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adaptasi gaya hidup sehat nelayan terhadap dampak perubahan iklim. Penelitian ini  merupakan penelitian kualitatif menggunakan desain studi kasus yang dilaksanakan di Kota Batam pada bulan April - Mei 2025. Pengambilan data melalui diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam terhadap nelayan, penyuluh perikanan, penanggung jawab pos UKK nelayan, kepala BMKG, pemilik kapal, tokoh Masyarakat, dan perwakilan organisasi HNSI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan menyadari ancaman perubahan iklim dan memiliki efikasi diri tinggi dalam beradaptasi, niat adaptasi gaya hidup sehat mereka masih terbatas pada bertahan dan keselamatan kerja karena kebiasaan lama dan prioritas mata pencarian, diperparah oleh respons maladaptif serta akses informasi kesehatan yang minim. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor yang kuat diperlukan untuk menyediakan edukasi kesehatan dan dukungan komprehensif guna meningkatkan gaya hidup sehat nelayan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Climate change has had widespread impacts on ecosystems and threatens the sustainability of the fisheries sector as well as the health of workers, especially fishers in Indonesia who are highly vulnerable. Therefore, this study aims to identify fishermen's healthy lifestyle adaptation to climate change impacts. This research is a qualitative research using a case study design conducted in Batam City in April - May 2025. Data were collected through focus group discussions and in-depth interviews with fishermen, fisheries extension workers, the person in charge of the fishermen's UKK post, the head of BMKG, boat owners, community leaders, and representatives of the HNSI organization. The results showed that fishermen are aware of the threat of climate change and have high self-efficacy in adapting, their healthy lifestyle adoption intention is still limited to survival and work safety due to old habits and livelihood priorities, compounded by maladaptive responses and minimal access to health information. Therefore, strong cross-sector collaboration is needed to provide comprehensive health education and support to improve fishers' healthy lifestyles in the face of climate change impacts.

Read More
T-7330
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Deyo Alfa Christian; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Anhari Achadi, Prastuti Soewondo, Nining Mularisih, Siti Khadijah Nasution
Abstrak:
Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, Perkembangan zaman tidak hanya berdampak pada kesehatan dalam segi positif, dampak perkembangan zaman juga menimbulkan berbagai penemuan baru dari penyakit-penyakit karena ada perkembangan teknologi juga berdampak pada penularan yang semakin bertambah dan sulit diatasi pengobatannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja menjadikan kehidupan umat manusia semakin mudah, semakin maju, tetapi nampaknya umat manusia juga diharapkan kepada tantangan-tantangan atau peringatan-peringatan baru di bidang kesehatan, dimana pada kurun waktu tertentu akan ada jenis penyakit baru yang muncul. Indonesia menduduki peringkat 65 dari 180 negara dalam kematian akibat penyakit menular, maternal dan gizi, penyakit menular ini termasuk penyakit menular akibat parasit dan infeksi pernafasan, Saat terjadinya wabah transportasi publik menempati peringkat kedua setelah Rumah sakit dan tempat layanan kesehatan dalam menularkan penyakit saat terjadi wabah, Tingginya penggunaan transportasi berpotensi menularkan penyakit, KRL sebagai moda transportasi umum dengan tingkat kepadatan rata - rata 300 - 900 ribu penumpang perhari, pemerintah telah mengeluarkan peraturan protokol kesehatan dengan mengikuti perkembangan kasus dalam implementasinya dapat dilihat dari komunikasi kebijakan, Sumber Daya, Struktur birokrasi, dan sikap hingga terlihat bagaimana implementasi penanganannya saat ini implementasi pelaksanaan protokol kesehatan di KRL sudah baik dalam penggunaan masker tetapi masih kurang dalam menjaga jarak dan sistim tracing, sehingga didapatkan rekomendasi dalam pelaksanaan mitigasi kesehatan di KRL Jabodetabek

Health is one of the indicators to become superior Human Resources (HR), The development of the times not only has an impact on health in a positive aspect, the impact of the times has also led to various new discoveries of diseases because there is technological development also has an impact on transmission that is increasing and difficult to overcome treatment, . The development of science and technology not only makes the life of mankind easier, more advanced, but it seems that mankind is also expected to new challenges or warnings in the field of health, where in a certain period of time there will be new types of diseases that appear. Indonesia is ranked 65th out of 180 countries in deaths from infectious, maternal and nutritional diseases, these infectious diseases include infectious diseases due to parasites and respiratory infections, When an outbreak of public transportation ranks second after hospitals and health service places in transmitting diseases during an outbreak, The high use of transportation has the potential to transmit disease, KRL as a mode of public transportation with an average density of 300 - 900 thousand passengers per day, the government has issued health protocol regulations by following the development of cases in its implementation can be seen from policy communication, resources, bureaucratic structures, and attitudes to see how the implementation of handling is currently the implementation of the implementation of health protocols in KRL is good in using masks but still lacking in maintaining distance and tracing systems, so that recommendations are obtained in the implementation of health mitigation in KRL Jabodetabek
Read More
T-6844
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Edi Saadudin; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Anondho Wijanarko, Haryanto, Muhamad Dawaman
T-4303
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aryani Dwi Hartanti; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Purnawan Junadi, Abdul Hafiz, Ahadi Wahyu Hidayat
Abstrak:
Penelitian ini ini bertujuan untuk melakukan analisis dan strategi mitigasi risiko, sampai dengan memberikan alternatif kebijakan dalam penyelenggaraan kesehatan haji terhadap obat dan perbekalan kesehatan. Dinamika penyelenggaraan kesehatan haji mempengaruhi rangkaian penyelenggaraan mulai dari di Indonesia (pra operasional), di Arab Saudi (operasional), dan kembali ke Indonesia (pasca operasional). Hasil mitigasi risiko dilakukan analisis untuk mendapatkan alternatif kebijakan terhadap faktor risiko penyelenggaraan kesehatan haji terhadap jemaah serta obat dan perbekalan kesehatan. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif berdasarkan makna. Desain penelitian menggunakan metode mitigasi risiko Gray and Larson yang terbagi ke dalam 4 tahapan yaitu tahap identifikasi risiko, penilaian risiko, pengembangan risiko, dan mengontrol respon risiko. Hasil penelitian menggunakan metode Risk Breakdown Structur (RBS) diperoleh 20 faktor risiko yang dikelompokkan ke dalam masa pra operasional, operasional, dan pasca operasional. Dari risiko yang diidentifikasi dilakukan analisis dan matriks yang mengkategorikan status risiko yaitu level 5 (sangat tinggi) sebanyak 8 risiko, level 4 (tinggi) 5 risiko, level 3 (sedang) 6 risiko, dan level 2 (rendah) 1 risiko. Masing-masing risiko dilakukan mitigasi sampai dengan alternatif penanganan risiko. Beberapa masukan dan saran diberikan kepada Kementerian Kesehatan (Pusat Kesehatan Haji, Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian), dan Kementerian Agama sebagai alternatif kebijakan di masa mendatang.

This research aims to carry out risk analysis and mitigation strategies, up to providing alternative policies in organizing Hajj health regarding medicines and health supplies. The dynamics of Hajj health management influence the series of activities starting from Indonesia (pre-operational), Saudi Arabia (operational) and returning to Indonesia (post-operational). The results of risk mitigation are analyzed to obtain alternative policies regarding the risk factors for organizing Hajj health care for pilgrims as well as medicines and health supplies. The research method used was a qualitative research method based on meaning. The research design uses the Gray and Larson risk mitigation method which is divided into 4 stages, namely risk identification, risk assessment, risk development and risk response control. The results of research using the Risk Breakdown Structure (RBS) method obtained 20 risk factors which were grouped into pre-operational, operational and post-operational periods. From the identified risks, an analysis and matrix is carried out which categorizes the risk status, namely level 5 (very high) with 8 risks, level 4 (high) with 5 risks, level 3 (medium) with 6 risks, and level 2 (low) with 1 risk. Each risk is mitigated through alternative risk management. Several inputs and suggestions were given to the Ministry of Health (Hajj Health Center, Directorate of Management and Pharmaceutical Services), and the Ministry of Religion as alternative policies in the future.
Read More
T-7149
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Taufan Arif Z; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Deni Andreas, Adenan
T-4757
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jihan Prisar Tsabitha; PembimbingL: Al Asyary; Penguji: Dewi Susanna, Ni'matulloh
Abstrak:
Perjalanan bisnis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan auditor di PT X sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Testing, Inspection, and Certification (TIC). Mobilitas tinggi yang dituntut dari auditor berpotensi menimbulkan berbagai risiko terhadap keselamatan, kesehatan fisik dan mental, serta keseimbangan sosial, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi kualitas hasil audit. Namun, sejauh ini belum dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap implementasi mitigasi risiko keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja (K3L) dalam konteks perjalanan bisnis auditor. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi mitigasi risiko K3L pada perjalanan bisnis di PT X berdasarkan persepsi auditor. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam terhadap lima informan yang dipilih secara purposive, meliputi auditor, auditor senior, dan head of division yang terlibat dalam perjalanan bisnis. Triangulasi sumber digunakan untuk memastikan validitas data, dengan membandingkan hasil wawancara dengan dokumen internal perusahaan dan observasi pelaksanaan di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun PT X telah memiliki beberapa prosedur terkait mitigasi risiko, seperti pemantauan K3L dan penanganan keadaan darurat, implementasinya belum spesifik untuk konteks perjalanan bisnis. Sebagian besar auditor belum mengetahui dan memahami prosedur tersebut. Hal ini menyebabkan terjadinya kesenjangan antara kebijakan formal dan praktik di lapangan. Perusahaan telah memenuhi aspek logistik dasar seperti transportasi dan akomodasi, namun belum menyediakan pelatihan risiko yang memadai, edukasi pra perjalanan, serta pemantauan kesehatan sebelum dan sesudah perjalanan. Auditor juga mengalami kelelahan, gangguan tidur, stres, dan keterbatasan waktu bersama keluarga akibat intensitas perjalanan yang tinggi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi mitigasi risiko K3L di PT X masih bersifat reaktif dan belum terintegrasi secara sistematis ke dalam siklus perjalanan bisnis. Perusahaan disarankan untuk mengembangkan sistem mitigasi risiko yang kontekstual untuk setiap destinasi, meningkatkan sosialisasi dan pelatihan berbasis risiko, serta menyediakan mekanisme pemulihan pasca-perjalanan. Selain itu, keterlibatan auditor dalam penyusunan kebijakan serta dukungan terhadap kesehatan mental juga perlu ditingkatkan guna menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, aman, dan berkelanjutan.


Business travel is an inseparable part of the auditors' work at PT X, a multinational company operating in the field of Testing, Inspection, and Certification (TIC). The high mobility required from auditors poses various risks to their safety, physical and mental health, and social balance, which may indirectly affect the quality of audit results. However, a comprehensive evaluation of the implementation of occupational safety, health, and environmental (SHE) risk mitigation in the context of business travel has not yet been conducted. This study aims to evaluate the implementation of SHE policies related to business travel at PT X based on auditors' perceptions. This research employed a descriptive qualitative method with a case study approach. Data were collected through in-depth interviews with five purposively selected informants, including senior auditors, internal auditors, and division heads involved in business travel. Data validity was ensured through source triangulation by comparing interview results with internal company documents and field observations. The findings indicate that although PT X has several procedures related to risk mitigation—such as SHE performance monitoring and emergency response—their implementation is not specifically tailored to the business travel context. Most auditors are either unaware of or do not access these documents, resulting in a gap between formal policy and actual practice. The company has fulfilled basic logistical aspects such as transportation and accommodation, but lacks adequate risk-based training, pre-departure education, and health monitoring before and after travel. Auditors reported experiencing fatigue, sleep disturbances, stress, and reduced family time due to the high frequency of travel. The study concludes that the implementation of SHE risk mitigation at PT X remains reactive and is not yet systematically integrated into the business travel cycle. It is recommended that the company develop contextual risk assessments for each destination, enhance policy communication and risk-based training, and implement post-travel recovery mechanisms. Moreover, greater involvement of auditors in policy development and the provision of mental health support are essential to create a safer, healthier, and more sustainable work environment.
Read More
S-12036
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive