Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Vina Sri Avriantini; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Mardiati Nadjib, Adik Wibowo, Intan Widayati, Didik Supriyono
Abstrak:
Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi dengan menjadi 10 penyakit mematikan di dunia tahun 2015. Menurut laporan WHO tahun 2017, di tingkat global diperkirakan 10,4 juta kasus TB baru. Sedangkan di Indonesia ditemukan jumlah kasus baru TB paru sebanyak 425.089 kasus. Jumlah yang tertinggi dilaporkan berada di provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah dengan presentase 43% dari seluruh Propinsi. Jumlah kasus di Kabupaten Bogor sebanyak 8.099 orang. Angka penemuan penderita TB Paru BTA (+) tahun 2017 sebanyak 3.861 orang (73,88%). Sedangkan untuk angka kesembuhan penderita TB paru BTA (+) di Puskesmas dan rumah sakit Kabupaten Bogor terus mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 97% hingga tahun 2018 (Triwulan 2) sebesar 82%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi program penanggulangan TB Paru di Puskesmas Wilayah Kabupaten Bogor Tahun 2020 mulai dari komponen input, proses maupun outputnya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (indepth interview), observasi dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juli 2020. Pengambilan data dilakukan di 6 Puskesmas di wilayah kabupaten Bogor dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Jumlah informan adalah 25 orang yang terdiri dari 6 Kepala Puskesmas, 6 petugas TB, 6 petugas laboratorium, 6 petugas promkes dan 1 orang wasor TB di Dinas Kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka penemuan kasus Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Ciburayut sudah mencapai target yaitu di atas 70%, sedangkan Puskesmas Ciawi, Puskesmas Cinagara dan Puskesmas Karya mekar belum mencapai target. Untuk angka keberhasilan pengobatan hanya Puskesmas Cimandala, Puskesmas Sukaraja dan Puskesmas Karyamekar yang sudah mencapai target, sedangkan Puskesmas Ciburayut, Puskesmas Ciawi dan Puskesmas Cinagara belum mencapai target. Keberhasilan program TB di Puskesmas Cimandala dan Puskesmas Sukaraja didukung oleh SDM dengan jumlah yang cukup, pendidikan yang sesuai dan terlatih, kemudian sarana dan prasarana yang cukup memadai, pendanaan yang cukup, sistem informasi yang terintegrasi dan kontinyu, kerjasama lintas program dan lintas sektor yang baik, serta manajemen yang baik di Puskesmas. Sedangkan Puskesmas Karya mekar dan Puskesmas Cinagara belum mencapai target, karena memiliki kendala kurangnya SDM baik jumlah maupun tenaga terlatih, sarana dan prasarana TB yang kurang memadai, kerjasama lintas sektor yang belum maksimal, serta belum optimalnya peran promkes dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah agar keberhasilan yang dicapai melalui faktor-faktor pendukungnya dapat diterapkan bagi Puskesmas-puskemas lain di Kabupaten Bogor.

Tuberculosis is a contagious disease that causes high morbidity and mortality rates and have becoming 10 deadly diseases in the world in 2015. WHO have been estimating the total of 10,4 million new TB cases at the global level in 2017. There are 425.089 new TB cases have been found in Indonesia. The largest number of TB cases has been reported in Jawa Barat, Jawa Timur, and Jawa Tengah which has precentage 43% of all Province. The TB cases in Kabupaten Bogor is about 8.099 cases. In one year, the number of patients with pulmonary TB BTA (+) in the year of 2017 is 3861 people. At the same time, the number of recovery patients with pulmonary TB has  decreased from 97% (2015) to 82% (the second quarter in 2018). This Research is intended to ascertain how to implement pulmonary Tuberculosis Disease Countermeasures Program in Puskesmas on Kabupaten Bogor during 2020. The research encompass in many aspect from input component until output component. It’s use qualitative study with data collection through indepth interview, observation and review of documentation. The research data is acquired from 6 puskesmas and Public Health Office in Kabupaten Bogor in range March – July 2020. The informant consist of 6 Heads of Puskesmas, 6 tuberculosis focal persons, 6 laboratory technicians, 6 promkes officer and 1 wasor TB in Public Health Office. The result form this research show that Puskesmas Sukarja and Cibaruyut have met the target at above 70% Suspected Case numbers. Puskesmas Ciawi, Puskesmas Cinagara and Puskesmas Karya Mekar have not reached the target for case founding. The target of successful rate has been fulfilled in Puskesmas Cimandala, Puskesmas Sukaraja and Puskesmas Karyamekar, but not yet in Puskesmas Ciburayut, Puskesmas Ciawi and Puskesmas Cinagara. Puskesmas Cimandala and Puskesmas Sukaraja are quite successful in the TB Programme due to the fulfillment of adequately trained human resources, adequate infrastructure, sufficient funding, integrated of system information, collaboration on sectoral program – cross sectoral and good management in Puskesmas. Puskesmas Karya Mekar and Puskesmas Cinagara have not reached the target due to insufficient of trained human resource, inadequate infrastructures, collaboration of cross sector are not optimally implemented and leak education about health information to the public. The recommendation from this research is that the success achieved through supporting factors can be applied to the other Puskesmas in Kabupaten Bogor.

Read More
T-5964
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ida Royani Nababan; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Ayuningtyas Dumilah, Amila Megraini, Afria Ningsih Martha
Abstrak: Hepatitis B merupakan penyakit menular berbahaya yang menimbulkan peradangan pada organ hati dengan penyebab virus Hepatitis B. Salah satu upaya untuk mencegah dan menurunkan Hepatitis B dengan vaksinasi Hepatitis B0 pada bayi baru lahir kurang dari 24 jam, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi. Kementerian Kesehatan mengeluarkan kebijakan terkait upaya vaksinasi selama masa pandemi meliputi SE Dirjen P2P No.SR.02.06/4/1332/2020 tentang pelayanan imunisasi kepada anak selama masa pandemi Covid-19, Surat Menteri Kesehatan No.SR.02.01/Menkes/213/2020 tentang Pekan Imunisasi Dunia, serta Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi di Puskesmas. Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerbitkan SE No.3243/1.772.1 tentang pelaksanaan imunisasi rutin dalam keadaan pandemi Covid-19. Dalam masa pandemi, capaian pelaksanaan vaksinasi Hepatitis B0 di Kota Administrasi Jakarta Selatan pada tahun 2020 tidak mencapai target, namun pada tahun 2021 dapat mencapai target sebesar 96,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor keberhasilan pelaksanaan kebijakan vaksinasi Hepatitis B0 pada masa pandemi Covid-19 di Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2021, dengan pendekatan sistem yang melihat faktor input, proses, dan output. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen pada bulan April-Juli 2022. Pengambilan data dilakukan di empat Puskesmas di wilayah Jakarta Selatan, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan dan Rumah Sakit Aulia dengan jumlah informan 15 orang. Hasil penelitian menunjukkan tiga Puskesmas mencapai target pada tahun 2021. Satu Puskesmas belum mencapai target, tetapi ditemukan adanya peningkatan capaian vaksinasi Hepatitis B0. Dari hasil disimpulkan Faktor keberhasilan Sudinkes Jakarta Selatan dalam pelaksanaan kebijakan vaksinasi Hepatitis B0 yaitu dari input terdapat tenaga kesehatan yang kompeten yang didukung dengan kader, adanya penambahan sarana dan prasarana, pemberian informasi vaksinasi Hepatitis B0 melalui media sosial dan koordinasi lintas sektor. Dari proses berupa penggerakan bidan koordinasi dan kader. Selain itu, tidak ditemukan kejadian KIPI serta pencatatan dan pelaporan terlaksana dengan baik
Read More
T-6448
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eko Ristiyanto, Toar J.M. Lalisang
MJKI No.3, Tahun XL
Jakarta : Medika Media Mandiri, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Soraya Risanda; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Pujiyanto, Mira Miranti Puspitasari
Abstrak: Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Data WHO menunjukkan sekitar 1,13 miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia tidak menyadari bahwa mereka memiliki hipertensi dan 1 dari 5 orang dengan hipertensi yang tidak terkontrol. Pada tahun 2025 sekitar 29% orang dewasa diseluruh dunia memiliki hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Asia Tenggara berada di posisi ketiga tertinggi dengan prevalensi 25% terhadap total penduduk. Di Asia Tenggara, beberapa negara sudah melaksanakan skrining hipertensi pada usia produktif, namun penelitian yang dilakukan masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan skrining dalam penemuan jumlah kasus Hipertensi pada usia produktif (15- 59 Tahun) di Asia Tenggara. Penelitian ini merupakan studi kualitatif menggunakan metode Literature review dengan basis data Google Scholar, PubMed, dan PMC. Pendekatan yang digunakan yaitu Input Process Output (IPO) agar penelitian lebih terarah. Hasil pencarian yang memenuhi kriteria inklusi hanya Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining efektif dalam menyaring pasien hipertensi yang tidak terdiagnosis dan tidak terkontrol yaitu studi di Vietnam 28,7% penduduk usia produktif terdiagnosis hipertensi dan 37,7% dari mereka tidak terkontrol, di Thailand 40% penduduk usia produktif tidak menyadari bahwa mereka hipertensi dan 50,8% dari mereka tidak terkontrol, serta di Malaysia 32,4% penduduk usia produktif terdiagnosis hipertensi dan 40,5% dari mereka tidak terkontrol. Peneliti menyimpulkan bahwa skrining terbukti efektif dalam menemukan kasus secara dini dan menentukan penanganan serta diagnosis lebih lanjut. Kata kunci: Hipertensi, Skrining, Asia Tenggara, Input, Proses, Output Hypertension is one of the worldwide leading causes of premature death. The WHO data shows about 1.13 billion people on hypertension in the world, that means 1 of 3 people in the world is unaware that they have hypertension and 1 of 5 people with uncontrolled hypertension. In 2025, about 29% of adults worldwide are having hypertension and are estimated that each year 10.44 million people died from hypertension and its complications. Southeast Asia is in the third highest position with a prevalence of 25% of the total population. In Southeast Asia, several countries have already carried out hypertension screening at their productive age, otherwise the conducted reasearch amount are limited. The objective of this research is to analyze the implementation of screening for the hypertension cases discovery in the productive age (15-59 years) in Southeast Asia. This research is a qualitative study using the Literature review method with Google Scholar, PubMed, and PMC databases. The study approach used in this research is Input Process Output (IPO) to produce more directed research. The countries which met the inclusion criteria were only Vietnam, Thailand and Malaysia. The research shown that screening was effective to detect any undiagnosed and uncontrolled hypertension patient. The study in Vietnam shown that 28.7% of the productive aged inhabitants had hypertension and 37.7% of them were uncontrolled, in Thailand 40% of the productive aged inhabitants were unaware that they were having hypertension and 50,8% of them were uncontrolled; and in Malaysian 32,4% of the productive aged inhabitants were having hypertension and 40,5% of them were uncontrolled. The researchers concluded that screening proved effective in finding cases early in order to determine any further treatment and diagnosis. Key words: Hypertension, Screening, Southeast Asia, Input, Process, Output
Read More
S-10371
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nabila Rachelyca F; Pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Ede Surya Darmawan, Erni Eliwedi
Abstrak: Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) menjadi salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran serta meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangai keluarga sehingga layanan yang diterima lebih komprehensif dan tidak hanya berfokus pada kegiatan dalam gedung. Kunjungan keluarga yang dilakukan menggunakan 12 indikator PHBS. Namun hingga awal Oktober tahun 2018 tercatat baru 26,80% keluarga yang sudah didata oleh Puskesmas dari target 100% di tahun 2019. Provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten merupakan provinsi dengan angka pendataan tertinggi nasional namun angka cakupan kunjungannya rendah yaitu kurang dari 50% (<50 %). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hambatan kegiatan pendataan keluarga PISPK di Puskesmas menggunakan pendekatan input-proses-output dan desain studi literature review. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan sumber daya, dana, sarana dan prasarana, serta metode yang digunakan belum memadai sehingga kegiatan tidak berjalan sesuai rencana, minimnya keterlibatan lintas sektor, pelaksanan pendataan yang bermasalah, dan kegiatan penilaian yang tidak dilakukan rutin. Sehingga perlu adanya keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari seluruh petugas Puskesmas untuk mempengaruhi keterlibatan lintas sektoral dalam menyelesaikan hambatan kegiatan pendataan PIS-PK. Kata kunci: hambatan, input-proses-output, PIS-PK. The Healthy Indonesia Program with the Family Approach (PIS-PK) is one of many way for Puskesmas to increase the reach of targets and increase access to health services in the working area by visiting families so that the services received are more comprehensive and not only focus on indoor activities. Family visits were carried out using 12 PHBS indicators. However, as of early October 2018, only 26.80% of families had been recorded by Puskesmas from the target of 100% in 2019. North Sumatera, West Java, Central Java, East Java, and Banten province were the provinces with the highest national data collection but their coverage rates visits were low at less than 50% (<50%). . This study aims to analyze the barriers of PIS-PK family data collection activities at the Puskesmas using the input-process-output approach with literature review study. The results showed the availability of resources, funds, facilities and infrastructure, as well as the methods used were inadequate so that activities did not go according to plan, lack of cross-sector involvement, implementation of problematic data collection, and assessment activities that were not carried out routinely. So there is a need for high involvement and commitment from all Puskesmas staff to influence cross sectoral involvement in resolving the barriers to PIS-PK data collection activities. Keywords: barriers, input-process-output, PIS-PK
Read More
S-10370
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jimmy Sakti Nanda Berguna; Pembimbing: Masyitoh; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Purnawan Junadi, Bambang Dwipoyono, Margaretha Irene Baptistarini
Abstrak:
Peningkatan angka operasi sectio caesarea, kebutuhan untuk meningkatkan pelayanan perioperatif yang memprioritaskan keselamatan pasien (patient safety) menjadi semakin mendesak. Enhanced Recovery After Caesarean Surgery telah diadopsi secara luas selama 10 tahun terakhir dipercaya dapat meningkatkan luaran klinis pascaoperasi. penelitian ini dirancang mengevaluasi implementasi serta memberikan rekomendasi penerapan ERACS di RS Permata Depok protokol ERACS yang diterapkan di RS Permata Depok belum pernah dievaluasi dari sudut pandang input, proses, dan output. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (mix methods). Desain kuantitatif yang dipilih adalah desain potong lintang. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Permata Depok, pada bulan September-Desember 2023. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari segi input terdapat perbedaan daftar tilik pada edukasi preoperatif dan manajemen post-operatif SDM yang terlibat dalam ERACS sudah mencukupi, kecuali perawat anestesi. Fasilitas penunjang rumah sakit seperti gedung IGD, kamar bersalin, kamar operasi, dan ruang rawat sudah memadai untuk mengakomodasi kebutuhan ERACS. Obat-obatan yang tersedia di rumah sakit dari segi jumlah dan varian sudah memadai. Dari segi proses didapatkan bahwa kepatuhan terhadap protokol ERACS yang dinilai dari kelengkapan pengisian daftar tilik masih rendah yaitu 78%. Dari segi output didapatkan bahwa lama rawat inap SC ERACS lebih cepat, waktu hingga mobilisasi pasien SC ERACS lebih cepat yaitu 6 jam, kejadian infeksi luka operasi 0%, pasien 100% merasa puas. Perlu adanya pengkajian ulang terhadap daftar tilik, peningkatan teknologi digital, dan analisis ulang agar dapat diterapkan pada pasien JKN.

By the increasing of the caesare sectio operation, the needs to increase periopratif service prioritizing patient’s safety become urgent. Enhanced Recovery After Caesarean Surgery being addopted broadly in the past 10 years is believed can enhance clinical output post operation. This study was designed to evaluate the implementation and also to sugggest recommendations regarding the ERACS’s implementation at RS Permata Depok. The applied ERACS’s protocol at RS Permata Depok had been not evaluated from the view of input, process, and output. This study is mix method qualitative and quantitative by sequential exploratic’s design. The used qualitative’s approach is fenomenology’s approach. The choosen quantitative design is cross-sectional design. This study was conducted at Permata Depok Hospital from September to December 2023. The obtained result is from input there were differences at preorative education’s checklist and post operation management SDM involved in ERACS was sufficient except anestacy nurse. ICU Building, birthting room, operation room, inpatient room, also were sufficient to accommodate ERACS’s need. Drugs availability at hospital were also suficient both of variety and quantity. From a process perspective, the compliance to the ERACS’s protocol based on the checklist filled form’s completeness was low scoring, 78%. From output’s perspective gained that length of stay was short. Duration time to patient’s mobility was faster, 6 hours. Incident of wound inspection such as the wound post operation 0%. 100% people feel satisfied. It recommends restudying to digital technology improvement and re-analyzing to be applied to JKN patient.
Read More
B-2443
Depok : FKM-UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kessa Ikhwanda; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Puput Oktamianti, Yahiddin Selian
Abstrak: skripsi ini membahas tentang evaluasi penyelenggaraan sistem surveilans migrasi di kantor kesehatan pelabuhan kelas III sabang. jenis penelitian ini adalah kualitatif untuk mengetahui gambaran komponen input, proses dan output dari pelaksanaan program. data penelitian ini diperoleh melalui wawancara terhadap informan kunci yang merupakan tenaga kesehatan yang terlibat dalam program tersebut yaitu Kepala KKP, Kepala Seksi PRL&KLW, Pelaksana JFT Entomolog Kesehatan, dokter, Perawat, dan Tenaga LAB. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih adanya evaluasi terkait dengan komponen input dan juga proses dalam pelaksanaan. saran untuk ke depan perlu diadakannya penyediaan tenaga yang mumpuni, pelatihan spesifik, kerjasama lintas sektor, dan juga pengembangan penelitian lebih lanjut.
Read More
S-9635
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dini Hardy; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dian Ayubi, Eddy Darma
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk melihat gambaran manajemen program penanggulagan penyakit HIV/AIDS di Kota Bogor tahun 2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan penjangkauan populasi kunci belum mencapai target. Target penggunaan jarum suntik sudah mencapai target dan target penggunaan kondom belum bisa dihitung. Pada penggunaan sumber daya sebagai input dapat disimpulkan bahwa jumlah belum sesuai untuk petugas penjangkauan, petugas puskesmas dan Dinas Kesehatan. Kebutuhan sarana sangat seperti logistik laboatorium belum mencukupi dalam segi jumlah. Kesedian Dana dari pemerintah belum mencapai 70% target kesedian. Proses perencanaan dibagi menjadi perencanaan APBD dan perencanaan GF namun belum terintegrasi di musrembang.Proses pengawasan yang menjadi tugas KPAD belum berfungsi dengan maksimal. Rekomendasi penyelesaian permasalahan adalah peningkatan fungsi KPAD,peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya, dan peningkatan program.Kata Kunci : Manajemen, HIV/AIDS, cakupan, input, proses, output.
Read More
S-8287
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti awaliyati Deliabilda; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Indah Rosana Djajadiredja
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pelaksanaan program MP-ASI anak usia 6-24 bulan keluarga miskin di Puskesmas Cipaku Kabupaten Ciamis tahun 2013. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cakupan program MP-ASI belum mencapai target. Pada penggunaan sumber daya sebagai input dapat disimpulkan bahwa jumlah maupun kompetensi SDM telah sesuai dengan yang seharusnya. Nutrisi yang terkandung dalam MP-ASI belum sesuai dengan kebutuhan sasaran. Jumlah yang disediakan dengan yang direncanakan telah sesuai. Petunjuk pelaksanaan belum tersedia sehingga perlu segera disusun karena dalam pelaksanaan program banyak hal yang perlu definisi yang jelas. Proses manajemen logistik telah berjalan dengan baik. Pencatatan dan pelaporan serta monitoring program perlu ditingkatkan. Rekomendasi penyelesaian permasalahan adalah memaksimalkan kinerja pelaksana program gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, melakukan pengawasan terhadap daya terima sasaran saat penimbangan posyandu setiap minggu, penyusunan petunjuk pelaksanaan perlu dilakukan segera, pengkajian ulang terkait indikator yang digunakan, dan kerja sama dengan industri rumah tangga makanan yang ada di Kabupaten Ciamis.
 

This thesis aims to evaluate complementary feeding program implementation for Children 6-24 Months from Poor Families in Ciamis Regency 2013. This research is qualitative research and use purposive sampling as sampling technique of informan. The result shows that scope of program is not reach the target. Inputs that used as program resources can be concluded the the quantity and quality of human resources in accordance with the supposed. Nutrients contained in compelementary feeding is not in accordance with the needs of the target. The amount provided in accordance with the plan. Implementation guidelines are not yet available. Overall, the logistics management prosess has been going well. But the prosess of recording and reporting, also monitoring programs need to be improved. Recommendations for solving the probels is to maximize the performance of nutrition program in Dinas Kesehatan Ciamis Regency, supervising the target in posyandu everyweek, reviewing of relevant indicators used, and cooperation with domestic food isdustry in Ciamis.
Read More
S-8419
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zumardi Agus; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Ascobat Gani, Dumilah Ayuningtyas, Emirald Isfihan, Zakiah
Abstrak:

Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia, Negara Indonesia menempati peringkat kedua kasus TB terbanyak di dunia. Provinsi Jawa Barat menempati peringkat satu kasus TB terbanyak di Indonesia dan Kota Depok menempati peringkat 10 besar kasus TB di Provinsi Jawa Barat. Pemerintah Kota Depok telah membentuk inovasi Kampung Peduli Tuberkulosis (KAPITU) sebagai wadah komunikasi antara masyarakat, lintas program dan lintas sektor dalam melakukan penanggulangan tuberkulosis melalui kegiatan penemuan, pendampingan pengobatan, dan sosialisasi tuberkulosis. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana implementasi kebijakan Kampung Peduli Tuberkulosis yang sudah dijalankan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek input (sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, kebijakan), aspek proses (komunikasi, disposisi, struktur birokrasi), serta aspek output (hasil implementasi KAPITU) sudah berjalan baik di Kelurahan Mampang dan Suka Maju Baru. Implementasi KAPITU sempat tidak berjalan pada Kelurahan Sawangan Baru dan Sawangan Lama karena adanya pergantian petugas dan petugas yang pindah kerja. Pada Kelurahan Cilodong dan Pasir Putih masih kurangnya sumber daya manusia, tidak tersedianya anggaran, belum optimalnya komunikasi dan disposisi sehingga menyebabkan implementasi KAPITU belum berjalan optimal. Selanjutnya faktor lingkungan sosial, ekonomi, dan politik juga mempengaruhi implementasi KAPITU. Kesimpulan implementasi KAPITU yang berjalan dengan baik berbanding lurus dengan capaian indikator program TB yang juga baik. Kelurahan yang menunjukkan implementasi program KAPITU yang baik, seperti Mampang dan Suka Maju Baru, memiliki capaian yang lebih baik, Selanjutnya Kelurahan Sawangan Baru dan Sawangan Lama juga menunjukkan adanya peningkatan capaian program setelah satgas KAPITU mulai berjalan kembali. Kelurahan yang belum mengimplementasikan KAPITU dengan baik, seperti Cilodong dan Pasir Putih, juga menunjukkan capaian program TB yang belum baik.


Tuberculosis is still a health problem in the world, Indonesia ranks second in the world  for the most TB cases. West Java Province ranks first in the number of TB cases in  Indonesia and Depok City ranks in the top 10 for TB cases in West Java Province. The  Depok City Government has formed the Kampung Peduli Tuberkulosis (KAPITU)  innovation as a means of communication between the community, across programs and  across sectors in preventing and controlling tuberculosis through discovery activities,  treatment assistance, and tuberculosis socialization. This study aims to analyze how the  implementation of the Kampung Peduli Tuberkulosis policy has been carried out. This  study uses qualitative methods and data collection is carried out through in-depth  interviews and document reviews. The results of the study indicate that the input aspects  (human resources, budget, facilities, policies), process aspects (communication,  disposition, bureaucratic structure), and output aspects (results of KAPITU  implementation) have been running well in Mampang and Suka Maju Baru Sub-districts.  The implementation of KAPITU was not running in Sawangan Baru and Sawangan Lama  Sub-districts due to changes in officers and officers who moved jobs. In Cilodong and  Pasir Putih Sub-districts, there was still a lack of human resources, unavailability of  budget, suboptimal communication and disposition, which caused the implementation of  KAPITU to not run optimally. Furthermore, social, economic, and political  environmental factors also influenced the implementation of KAPITU. The conclusion is  that the implementation of KAPITU that is running well is directly proportional to the  achievement of TB program indicators which are also good. Sub-districts that show good  implementation of the KAPITU program, such as Mampang and Suka Maju Baru, have  better achievements. Furthermore, Sawangan Baru and Sawangan Lama Sub-districts  also show an increase in program achievements after the KAPITU task force started  operating again. Sub-districts that have not implemented KAPITU properly, such as  Cilodong and Pasir Putih, also show poor achievement of TB program indicators.

Read More
T-7314
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive