Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Zamzimiyati Rohma; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Caroline Endah Wuryaningsih, Yuni Astuti
Abstrak:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada masyarakat di Kecamatan Ciracas, Kota Jakarta Timur tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi cross- sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 176 sampel yang merupakan masyarakat usia >18 tahun dan berdomisili di Kecamatan Ciracas yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pencegahan responden terhadap COVID-19 cukup baik yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 77,59 dari skala 100. Sebesar 52,8% responden memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang baik dan sebesar 47,2% responden memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang kurang baik.
Read More
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku pencegahan responden terhadap COVID-19 cukup baik yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 77,59 dari skala 100. Sebesar 52,8% responden memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang baik dan sebesar 47,2% responden memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang kurang baik.
S-10686
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dwi Chaliq Setiawan; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda; I Nyoman Kandun
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku 3M untuk pencegahan serta hubungannya dengan persepsi terhadap COVID-19 pada mahasiswa yang berdomisi di Kota Palu tahun 2021. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross-sectional). Sampel pada penelitian ini berjumlah 200 sampel, adapun metode pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner daring melalui aplikasi google form.
Read More
S-10658
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Haryati Ningsih, Muh. Syafar, Mappeaty Nyorong
MKMI Vol.10, No.1
Tamalanrea : FKM Universias Hasanuddin, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fera Vinikasari; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Renti Mahkota, Hanifah Rogayah
Abstrak:
Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban malaria tertinggi di Asia Tenggara. Diperkirakan 35 persen penduduk Indonesia tinggal di daerah dengan Annual Parasite Incidence (API) yang berisiko tertular malaria. Perilaku pencegahan penyakit malaria dilakukan untuk menurunkan angka kejadian malaria di Indonesia terutama di wilayah berpotensi malaria. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor hubungan perilaku pencegahan malaria dengan kejadian malaria di provinsi Bengkulu tahun 2013. Penelitian menggunakan data RISKESDAS 2013 dengan desain studi cross sectional. Dengan desain efek dua, maka jumlah minimum sampel adalah 3.412 responden. Sampel penelitian ini adalah seluruh individu di rumah tangga di provinsi Bengkulu yang terpilih menjadi responden RISKESDAS 2013 yaitu 18.120 responden. Faktor dominan perilaku pencegahan yang mempengaruhi kejadian malaria yaitu jenis kelamin, klasifikasi wilayah, dan konsumsi obat pencegahan. Dimana jenis kelamin laki-laki berpeluang terkena malaria sebesar 1,2 kali dibandingkan dengan perempuan setelah di kontrol umur, pendidikan, pekerjaan, klasifikasi wilayah, kelambu berinsektisida, obat nyamuk bakar, kasa nyamuk, repelen, rumah di semprot insektisida, dan konsumsi obat pencegahan. Kata Kunci: Malaria, Bengkulu, Perilaku Pencegahan Indonesia is one country with the highest malaria burden in Southeast Asia. An estimated 35 percent of Indonesia's population live in areas with Annual Parasite Incidence (API) that is at risk of contracting malaria. Malaria prevention behaviors done to reduce the incidence of malaria in Indonesia, especially in the area of potential malaria. The purpose of this study is knowing the relationship between the behavior to prevent malaria with malaria with malaria incidence in Bengkulu province in 2013. The study used data RISKESDAS 2013 with cross sectional study design using the data RISKESDAS 2013. With two design effects, the minimum number of samples was 3412 respondents. Samples were all individuals in households in Bengkulu province were elected to the respondent RISKESDAS 2013 ie 18 120 respondents. The dominant factor affecting the behavior of the incidence of malaria prevention: gender, region classification, and prevention of drug consumption. Where the male chance of getting malaria by 1.2 times compared with women after control variables age, education, occupation, region classification, insecticide-treated nets, mosquito coils, mosquito netting, repellent, home insecticide spray, and prevention of drug consumption. Keywords: Malaria, Bengkulu, Behavioral Prevention
Read More
S-8692
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Ahmad Najmuddin Mabruri; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Robiana Modjo, Hendra, Rusmiyati, Ali Syahrul Chairuman
T-6257
Depok : FKM UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fatimah Alanza Salsabila; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Dadan Erwandi, Astuti
Abstrak:
Perkantoran merupakan salah satu tempat yang berisiko terjadinya penularan COVID-19. Beberapa kasus COVID-19 di DKI Jakarta didominasi dari klaster perkantoran. Untuk mengatasi hal tersebut, penerapan perilaku pencegahan yang baik menjadi kunci utama dalam memutus rantai penyebaran virus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor determinan perilaku pencegahan penularan COVID-19 pada pekerja perkantoran di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan kuesioner. Sebanyak 152 pekerja perkantoran di Jakarta berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku pencegahan responden terhadap COVID-19 sudah cukup baik. Sebesar 61,2% Responden berperilaku baik, dan 38,8% berperilaku kurang baik. Uji statistik menunjukkan bahwa persepsi risiko (p= 0.013), persepsi hambatan (p= 0.001), sarana prasarana (0.002), dan dukungan manajemen (p= 0.001) berhubungan dengan perilaku pencegahan COVID-19. Maka dari itu diperlukan edukasi efektif, penyediaan sarana prasarana yang memadai, serta dukungan manajemen yang mendukung untuk meningkatkan perilaku pekerja dalam mencegah COVID-19
Office is one of the places at risk of transmission of COVID-19. Several cases of COVID-19 in DKI Jakarta are dominated by office clusters. To overcome this, the implementation of good preventive behavior is the main key in breaking the chain of virus spread. The study aims to analyze the determinants of behavior to prevent transmission of COVID-19 in office workers in DKI Jakarta. This research is a quantitative research with a cross sectional design. Data was collected online using questionnaire. A total of 152 office workers in Jakarta participated in this study. The results showed that the respondent's preventive behavior against COVID-19 is quite good. 61.2% of respondents had good behavior, and 38.8% had poor behavior. Statistical tests showed that perceived risk (p= 0.013), perceived barriers (p= 0.001), availability of facilities (0.002), and management support (p= 0.001) were associated with COVID-19 prevention behavior. Therefore, effective education is needed, the provision of adequate infrastructure, and supportive management support to improve worker behavior in preventing COVID-19.
Read More
Office is one of the places at risk of transmission of COVID-19. Several cases of COVID-19 in DKI Jakarta are dominated by office clusters. To overcome this, the implementation of good preventive behavior is the main key in breaking the chain of virus spread. The study aims to analyze the determinants of behavior to prevent transmission of COVID-19 in office workers in DKI Jakarta. This research is a quantitative research with a cross sectional design. Data was collected online using questionnaire. A total of 152 office workers in Jakarta participated in this study. The results showed that the respondent's preventive behavior against COVID-19 is quite good. 61.2% of respondents had good behavior, and 38.8% had poor behavior. Statistical tests showed that perceived risk (p= 0.013), perceived barriers (p= 0.001), availability of facilities (0.002), and management support (p= 0.001) were associated with COVID-19 prevention behavior. Therefore, effective education is needed, the provision of adequate infrastructure, and supportive management support to improve worker behavior in preventing COVID-19.
S-10999
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gilar Sekar Pembajeng; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Helda; Silmy Kaaffah
Abstrak:
Read More
Kasus tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 420.994 kasus. Ada peningkatan kasus Tuberkulosis paru di Puskesmas Cinere, dimana jumlah kasus selama tahun 2021 sampai bulan Oktober 2021 tercatat 45 kasus dan meningkat menjadi 55 kasus sampai bulan Juli 2022. Tujuan penelitian ini adalah Mengindentifikasi faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku pencegahan Tuberkulosis paru pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cinere tahun 2022. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif, desain cross-sectional dilakukan pada 98 responden yang diambil secara quota sampling pada penduduk wilayah kerja puskesmas Cinere. Data dikumpulkan secara online menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya serta analisis dengan uji Chi Square untuk melihat hubungan antara 8 variabel independen dengan perilaku pencegahan Tuberkulosis paru. Hasil penelitian ini menunjukkan, responden memiliki perilaku pencegahan Tuberkulosis paru yang baik yaitu dengan skor rata-rata 71,09 (skala 0-100). Hasil analisis mendapatkan, persepsi manfaat (p=0,001), efikasi diri (p=0,013), isyarat untuk bertindak (p=0,001) menunjukkan hubungan dengan perilaku pencegahan Tuberkulosis paru. Variabel jenis kelamin (p=0,568), pengetahuan (0,986), persepsi kerentanan (p=0,933), persepsi keparahan (p=0,558), dan persepsi hambatan (p=0,161) menunjukkan tidak adanya hubungan dengan perilaku pencegahan Tuberkulosis Paru. Pemberian edukasi melalui media massa maupun media sosial yang masif mengenai pencegahan Tuberkulosis diperlukan guna meningkatkan perilaku masyarakat dalam pencegahan Tuberkulosis.
Tuberculosis cases in Indonesia in 2017 reached 420,994 cases. There is an increase in cases of pulmonary tuberculosis at the Cinere Health Center, where the number of cases during 2021 to October 2021 was recorded 45 cases and increased to 55 cases until July 2022. The purpose of this study was to identify what factors are related to pulmonary tuberculosis prevention behavior in community in the working area of the Cinere Health Center in 2022. This research used a quantitative approach, a cross-sectional design was carried out on 98 respondents who were taken by quota sampling from residents of the working area of the Cinere Health Center. Data were collected online using a questionnaire that had been tested for validity and reliability as well as analysis with the Chi Square test to see the relationship between 8 independent variables and pulmonary tuberculosis prevention behavior. The results of this study indicate that respondents have good pulmonary tuberculosis prevention behavior with an average score of 71.09 (scale 0-100). The results of the analysis obtained, perceived benefits (p=0.001), self-efficacy (p=0.013), cues to act (p=0.001) showed a relationship with pulmonary tuberculosis prevention behavior. Variables of gender (p=0.568), knowledge (0.986), perceived vulnerability (p=0.933), perceived severity (p=0.558), and perceived obstacles (p=0.161) showed no relationship with pulmonary tuberculosis prevention behavior. Provision of education through mass media and massive social media regarding TB prevention is needed to improve people's behavior in TB prevention
S-11172
Depok : FKMUI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Raya Faiha Calista; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Tri Krianto, Dian Ferdian, Mery Aderita
Abstrak:
Read More
Dalam upaya menjamin tumbuh kembang anak secara optimal sesuai dengan PERMENKES Nomor 25 Tahun 2014, Posyandu binaan Astra Provinsi DKI Jakarta telah kembali melakukan penyelenggaraan posyandu sesuai peraturan dan izin Pemerintah setempat. Namun selain dapat memenuhi tugasnya, posyandu harus tetap mengutamakan pencegahan penyebaran virus COVID-19. Hasil studi pendahuluan melalui pengamatan pada laporan dokumentasi kegiatan yang diberikan oleh kader posyandu binaan Astra dalam grup WhatsApp, diketahui dalam kurun waktu November 2021 ? April 2022 terdapat 13 posyandu yang mengirimkan dokumentasi foto kegiatan penyelenggaraan posyandu. Ditemukan 10 posyandu tidak sesuai dengan protokol kesehatan, seperti melepas atau tidak menggunakan masker, dan tidak mengatur jarak antar pengunjung posyandu ataupun meja posyandu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisa determinan perilaku pencegahan COVID-19 pada kader Posyandu binaan Astra. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan data primer yang diambil melalui penelitian kuantitatif non eksperimental dengan desain survey. Dilakukan dengan penyebaran kuesioner secara online pada bulan Juli sampai dengan Agustus tahun 2022 pada Kader Posyandu Binaan Astra Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku kader dalam melaksanakan protokol kesehatan di Posyandu guna pencegahan COVID-19 sudah baik.Berdasarkan hasil analisis hanya variabel sarana yang memiliki hubungan signifikan terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada kader, dengan P value 0,001 dan diperoleh nilai OR = 7,7.
In an effort to ensure optimal growth and development of children according to PERMENKES Number 25 of 2014, Posyandu assisted by Astra DKI Jakarta Province has returned to implementing posyandu according to local government regulations and permits. In addition to being able to fulfill their duties, posyandu must continue to prioritize preventing the spread of the COVID-19 virus. The results of the preliminary study for November 2021 ? April 2022, based on activity documentation reports, showed that there were 13 posyandu that sent photo documentation of Posyandu organizing activities. There were 10 posyandu that did not comply with health protocols, such as removing or not wearing masks, and not setting the distance between posyandu visitors or posyandu tables. There are as many as 10 posyandu that do not comply with health protocols, such as removing or not wearing masks, and not keeping distance. This study aims to identify and analyze the determinants of COVID-19 prevention behavior in Astra-assisted Posyandu cadres. The research design used was cross sectional with primary data, with non-experimental quantitative research and a survey design. Online questionnaires were distributed from July to August 2022 to Astra-guided Posyandu Cadres in DKI Jakarta Province. The results of the study show that the behavior of cadres in implementing health protocols at Posyandu to prevent COVID-19 is good. And based on the results of the analysis only the means variable has a significant relationship to the behavior of COVID-19 prevention in cadres, with a P value of 0.001 and an OR value of 7.7 is obtained.
T-6551
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Inayah; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Ella Nurlaella Hadi, Etrina Eriawati
Abstrak:
Kecamatan Pesanggrahan merupakan kecamatan kedua dengan jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi di Jakarta Selatan yaitu mencapai 143 kasus tahun 2021. Peningkatan penularan dapat disebabkan oleh kurangnya penerapan perilaku pencegahan DBD pada individu. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan DBD masyarakat di Kecamatan Pesanggrahan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian berjumlah 116 orang dengan kriteria usia 20-65 tahun dan berdomisili di Kecamatan Pesanggrahan. Kuesioner penelitian menggunakan Google Form dan disebar secara daring melalui media sosial. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku pencegahan DBD yang cukup baik dengan rata-rata skor perilaku sebesar 64,31 dari 100. Berdasarkan hasil uji statistik, jenis kelamin menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan DBD (p value= 0,002). Usia memiliki korelasi hubungan yang sedang (r1= 0,482) dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pengetahuan (r2= 0,998), persepsi kerentanan (r3= 0,999), persepsi keparahan (r4= 0,998), persepsi manfaat (r5= 0,994), persepsi hambatan (r6= 0,998), dan isyarat untuk bertindak (r7= 0,987) memiliki korelasi hubungan yang sangat kuat dan signifikan (p value= 0,001) terhadap perilaku pencegahan DBD. Pemberian edukasi dan promosi kesehatan melalui berbagai metode yang sesuai sangat diperlukan untuk meningkatkan perilaku pencegahan DBD.
esanggrahan District is the second sub-district with the highest number of Dengue Hemorrhagic Fever cases in South Jakarta, reached 143 cases in 2021. The increase of transmission can be caused by the lack of implementation of dengue prevention behavior in individuals. This study aims to determine the factors that are related to dengue prevention behavior in the community of Pesanggrahan District. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. Respondents amounted to 116 people with the criterias aged 20-65 ears old and domiciled in Pesanggrahan District. The questionnaire used Google Form and distributed online through social media. This study shows that respondents have good dengue prevention behavior with average behavioral score is 64,31 out of 100. Based on the result of statistical test, gender shows a significant relationship to the dengue prevention behavior (p value= 0,002). Age has a moderate correlation (r1= 0,482) and significant on dengue prevention behavior (p value= 0,001). Knowledge (r2= 0,998), perceived susceptibility (r3= 0,999), perceived severity (r4= 0,998), perceived benefit (r5= 0,994), perceived barrier (r6= 0,998), and cues to action (r7= 0,987) have very strong and significant relationship (p value= 0,001) to dengue prevention behavior. Providing education and health promotion through various appropriate methods are very necessary to improve dengue prevention behavior.
Read More
esanggrahan District is the second sub-district with the highest number of Dengue Hemorrhagic Fever cases in South Jakarta, reached 143 cases in 2021. The increase of transmission can be caused by the lack of implementation of dengue prevention behavior in individuals. This study aims to determine the factors that are related to dengue prevention behavior in the community of Pesanggrahan District. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach. Respondents amounted to 116 people with the criterias aged 20-65 ears old and domiciled in Pesanggrahan District. The questionnaire used Google Form and distributed online through social media. This study shows that respondents have good dengue prevention behavior with average behavioral score is 64,31 out of 100. Based on the result of statistical test, gender shows a significant relationship to the dengue prevention behavior (p value= 0,002). Age has a moderate correlation (r1= 0,482) and significant on dengue prevention behavior (p value= 0,001). Knowledge (r2= 0,998), perceived susceptibility (r3= 0,999), perceived severity (r4= 0,998), perceived benefit (r5= 0,994), perceived barrier (r6= 0,998), and cues to action (r7= 0,987) have very strong and significant relationship (p value= 0,001) to dengue prevention behavior. Providing education and health promotion through various appropriate methods are very necessary to improve dengue prevention behavior.
S-10944
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rifa Fadhilah Lubis; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Laily Hanifah
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran perilaku pencegahan seksual pranikah yang sudah dikembangkan oleh pengurus OSIS. Penelitian ini kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara daring kepada 4 orang informan utama yang berada di Kelas XII SMA Panca Budi yang menjabat sebagai Ketua OSIS, Sekretaris OSIS, Bendahara OSIS, dan Ketua Seksi Seni yang semuanya berusia 17 tahun. Penelitian ini menggunakan analisis isi dan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan memiliki pengetahuan mengenai perilaku seksual pranikah yang baik mengenai perilaku seksual pranikah, penyebabnya, dampaknya, beserta pencegahannya.
Read More
S-10836
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
