Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nur Lita Herliana; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Yovsyah, Firy Triyani
S-9792
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bona Simanungkalit; Promotor: Nuning M. K. Masjkuri; Kopromotor: Wimpie Pangkahila, Asri C. Adisasmita/ Penguji: Wahyuning Ramelan, Sudarto Ronoatmodjo; Sabarinah B. Prasetyo, Hartati Kurniadi, Diah Setia Utami, Riza Sarasvita
D-382
Depok : FKM-UI, 2018
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atet Kurniadi; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Prastuti Soewondo, Puput Oktamianti, Wahyu Pudji Nugraheni, Solihin
Abstrak: Nyeri punggung bawah adalah kasus yang banyak didapatkan pada praktek sehari-hari dan sering menjadi hambatan pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Nyeri punggung bawah merupakan kasus terbanyak di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Hanau yang berjumlah 34% dari seluruh kasus. Dari total seluruh pasien nyeri punggung bawah yang menjalani terapi di instalasi rehabilitasi medik RSUD Hanau, 76% pasien adalah pekerja perkebunan kelapa sawit. Kepatuhan pasien dalam menjalani terapi di instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Hanau masih rendah, yaitu sebesar 37%. Rendahnya kepatuhan ini mempengaruhi keberhasilan terapi pasien dan dapat memberi efek negatif pada biaya pengobatan dan produktifitas pasien. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien berdasar teori Green yang terdiri dari faktor predisposisi, faktor pemungkin dan penguat. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode Cross sectional yang menggunakan data prospektif dan retrospektif dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Responden adalah pasien pekerja kelapa sawit dengan nyeri punggung bawah yang menjalani terapi di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Hanau. Data diambil dari bulan Maret sampai April 2021 di RSUD Hanau dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 43,3% patuh dalam menjalani terapi. Faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan kualitas pelayanan menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kepatuhan dalam menjalani terapi, sedangkan faktor pengetahuan, akses akomodasi, asuransi dan dukungan keluarga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepatuhan dalam menjalani terapi. Pengetahuan adalah faktor yang paling dominan dalam memberikan pengaruh kepatuhan pasien pekerja sawit dengan nyeri punggung bawah dalam menjalani terapi di instalasi rehabilitasi medik RSUD Hanau. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi manajemen RSUD Hanau dan rumah sakit dengan karakteristik yang sama untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi di instalasi rehabilitasi medik
Low back pain is a case that often found in daily practice and often becomes an obstacle for patients in carrying out daily activities. Low back pain is the most common case in the Medical Rehabilitation Installation at the Hanau General Hospital, amounting to 34% of all cases. 76% of patients with back pain undergoing therapy are oil palm plantation workers. Patient compliance in undergoing therapy at the Medical Rehabilitation Installation at the Hanau Hospital is still low, at 37%. This condition affects the success of patient therapy and can have a negative effect on treatment costs and patient productivity. This study discusses the factors that influence patient compliance based on Green's theory which consists of predisposing factors, enabling and reinforcing factors. This research is quantitative research with cross sectional method using prospective and retrospective data with 90 respondents. Respondents were oil palm worker patients with low back pain who underwent therapy at the Medical Rehabilitation Installation at the Hanau Hospital. Data were taken from March to April 2021 at the Hanau Hospital using a questionnaire as a research instrument. The results showed that 43.3% were obedient in undergoing therapy. Factors of age, gender, education level, employment status and service quality showed no significant relationship with adherence to therapy, while factors of knowledge, access to accommodation, insurance and family support showed a significant relationship with adherence to therapy. Knowledge is the most dominant factor in influencing the compliance of oil palm worker patients with low back pain in undergoing therapy at the medical rehabilitation installation of the Hanau Hospital. It is hoped that the results of this study can be input for the management of the Hanau Hospital and hospitals with the same characteristics to improve patient compliance in undergoing therapy in medical rehabilitation installations
Read More
B-2217
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ghariza A. Samara; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Evi Martha, Endang Sri Wahyuningsih
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi sembuh pada anak jalanan korban penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Balarenik. Pengambilan data dilakukan dari bulan Oktober-November 2021 dengan wawancara mendalam kepada 6 orang anak jalanan, 2 orang perwakilan orangtua, 1 orang perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, seorang ketua Yayasan Balarenik, Konselor serta Pekerja Sosial di Yayasan Balarenik. Hasil penelitian didapatkan bahwa lingkungan pertemanan mempengaruhi anak jalanan untuk mengenal, menggunakan, dan mendapatkan NAPZA.
Read More
S-10828
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ari Wijayanti; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Puput Oktamianti, Ayuningtyas Dumilah, Endang Ernandini, Umi Hanik
Abstrak: Mengingat kondisi tugas TNI yang begitu berat dengan berbagai resiko, maka pemerintah perlu memperhatikan kesejahteraan TNI terutama yang telah menjadi penyandang disabilitas. Data penyandang disabilitas jumlah personel Kementerian Pertahanan dan TNI yang masih aktif pada tahun 2016 berjumlah 5.163, pada tahun 2017 berjumlah 5.574 orang dan pada tahun 2018 berjumlah 6.635 orang. Salah satu upaya peningkatan derajat hidup penyandang disabilitas adalah dengan rehabilitasi medik bagi penyandang disabilitas untuk meningkatkan kapasitas fungsional serta menambah tingkat kemandirian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja implementasi program rehabilitasi medik penyandang disabilitas bagi personel Kemhan dan TNI di Pusat Rehabilitasi Kemhan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan di Pusat Rehabilitasi Kemhan. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data wawancara mendalam terhadap informan, observasi serta telaah dokumen. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 12 informan. Hasil penelitian didapatkan bahwa implementasi program rehabilitasi medik di Pusrehab secara umum belum berjalan dengan optimal, sudah ada ukuran dan tujuan, namun ukuran dan tujuan yang di tetapkan belum dapat digunakan untuk melihat kinerja implementasi program rehabilitasi medik tersebut, Tranmisi dan kejelasan dalam komunikasi belum berjalan dengan optimal, hubungan antar organisasi belu berjalan dengan baik untuk tingkat kotama ke bawah, serta lingkungan politik belum sepenuhnya mendukung program rehabilitasi medik. Implementasi program rehabilitasi medik bagi penyandang disabilitas personil TNI dan PNS Kemhan masih memiliki kendala, sehingga perlu dilakukan perbaikan ukuran dan tujuan kebijakan, komunikasi antar organisasi, hubungan antar organisasi untuk keberhasilan implementasi program rehabilitasi medik
Read More
T-5631
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Henriette Nuarni Sari; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Mirna Putriantiwi, Hendri Hartati
Abstrak:

ABSTRAK Tesis ini membahas tentang analisis biaya minimal bagi pasien pecandu opioida yang menjalani perawatan di RSKO Jakarta antara terapi rumatan methadone dengan rehabilitasi berdasarkan persepsi pasien pecandu opioida yang masih aktif menjalani kedua perawatan saat penelitian ini dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi ekonomi yang bersifat deskriptif analitik dengan melakukan studi perbandingan antara terapi rumatan methadone dengan rehabilitasi melalui pendekatan retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: komponen biaya langsung terapi rumatan methadone dan rehabilitasi adalah biaya rawat jalan/rawat inap, biaya obat, biaya pemeriksaan laboratorium, dan biaya konsultasi dokter; komponen biaya tidak langsung terapi rumatan methadone dan rehabilitasi adalah biaya transportasi (pasien dan keluarga pasien), biaya konsumsi (pasien dan keluarga pasien), dan biaya penghasilan (pasien) yang hilang selama menjalani perawatan;biaya total terapi rumatan methadone untuk 17 orang pasien tahun 2011 dan tahun 2012 yang berhasil mencapai output 180 hari bebas opioida adalah Rp. 226.635.306,- dengan unit cost Rp.13.331.489,-; biaya total rehabilitasi untuk 17 orang pasien tahun 2011 dan tahun 2012 yang berhasil mencapai output 180 hari bebas opioida adalah Rp. 468.018.638,- dengan unit cost Rp.27.530.508,- ; sehingga dapat disimpulkan biaya terapi rumatan methadone lebih efisien dibandingkan biaya rehabilitasi, yaitu rasio biaya rehabilitasi 2 kali lebih besar dibandingkan biaya terapi rumatan methadone berdasarkan persepsi pasien dengan output/keluarannya adalah pasien penyalahguna opioida yang mampu mempertahankan abstinensia terhadap opioida selama 180 hari. Dengan demikian peneliti menyarankan kepada pihak RSKO Jakarta untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan dan edukasi tentang terapi


ABSTRACT This thesis discusses the minimal cost analysis for patients undergoing treatment opioid aaddicts in Drug Dependency Hospital Jakarta (RSKO Jakarta) among methadone maintenance therapy with rehabilitation based on patient perception opioida addict who still actively undergoing both treatment while this research was conducted. This study is an economic evaluation that is descriptive analytic study comparison between methadone maintenance therapy with rehabilitation through a retrospective approach. The results showed that: the direct cost component of methadone maintenance therapy and rehabilitation is the cost of outpatient/inpatient care, drug costs, laboratory costs, and the cost of consulting a doctor; component of indirect cost sof methadone maintenance therapy and rehabilitation is the cost of transportation (for the patient and the patient's family), the cost of consumption (for the patient and the patient’s family), and cost of revenue(for patients) were lost during treatment (opportunity cost); total cost of methadone maintenance therapy for 17 patients in 2011 and in 2012 for output reached 180 days off reeopioida is Rp. 226.635.306,- with a unit cost Rp.13.331.489,- ; total cost of rehabilitation for 17 patients in 2011 and in 2012 for the output reached 180 days off reeopioida is Rp. 468.018.638,- with a unit cost Rp.27.530.508,- ; thus it can be concluded methadone maintenance therapy is more cost efficient than the cost of rehabilitation; the rehabilitation cost ratio of 2 times greater than the cost of methadone maintenance therapy based on the patient's perception of the output is opioida abusers patients who maintained abstinence for opioida for 180days. Thus researchers suggest to the RSKO Jakarta to further enhance health promotion and education about methadone maintenance treatment for opioid addicts and families will choose treatment for dependence opioida.

Read More
T-3792
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Khalimah; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permansari, Dharma Irawan, Puji Triastuti
B-1670
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anzany Tania Dwi Putri; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Ascobat Gani, Purnawan Junad, Diah Setia Utami; Elvina Katerin Sahusilawane
Abstrak: Perubahan kualitas hidup merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam melakukan evaluasi hasil layanan rehabilitasi narkoba. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kualitas hidup pada para penyalahguna narkoba, seperti karakteristik demografi, pelaksanaan rencana rawatan, dan kondisi klinis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kualitas hidup yang terjadi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut pada klien yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN pada tahun 2022. Adapun penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain mixed-method, dimana untuk penelitian kuantitatif menggunakan desain single-hand retro-prospective cohort dan untuk penelitian kualitatif, dilakukan dengan menggunakan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion). Terdapat 286 responden pada penelitian ini dengan rerata usia 30,55 ± 7,90 tahun. Dari analisis bivariat, diketahui bahwa terdapat perubahan kualitas hidup yang bermakna dari sebelum dan sesudah klien mendapatkan layanan rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN RI. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kualitas hidup tersebut adalah adalah jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya jenis narkoba yang digunakan satu tahun terakhir, lama pemakaian narkoba, pelaksanaan program rehabilitasi, dan riwayat komorbid fisik.
Changes in quality of life are one of the indicators used in evaluating the output of drug rehabilitation services. There are various factors that can influence changes in the quality of life among people with drug use disorders, such as demographic characteristics, implementation of treatment plans, and clinical conditions. The purpose of this study is to analyse changes in the quality of life and determine the factors that influence those changes in clients who are undergoing rehabilitation at the Indonesian National Narcotic Board Drug Rehabilitation Center in 2022. This research is an observational analytic study with a mixed-method design. Quantitative research was done by using a single-hand retro-prospective cohort design and qualitative research was conducted through focus group discussions. There were 286 respondents involved in this study with an average age of 30.55 ± 7.90 years. From the bivariate analysis, it is known that there are significant changes in the quality of life occurred before and after the client received rehabilitation services at the Indonesian National Narcotic Board Drug Rehabilitation Center. The factors that influence changes in quality of life are gender, marital status, the number of drugs used in the past year, the duration of drug use, the implementation of rehabilitation programs, and a history of systemic diseases.
Read More
T-6659
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuniar Sukmawati; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Pujiyanto, Diah Setia Utami, Riza Sarasvita
B-1601
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhotimah; Pembimbing: Wachyu Sulistiadi; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Amrita Devi, Yoseph Yody
Abstrak: Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan setiap orang. Layanan rehabilitasi merupakan bagian dari layanan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang dengan mengatasi permasalahan akibat penggunaannya narkobanya. Terbatasnya kualitas dan kuantitas lembaga rehabilitasi dalam memberikan layanan menimbulkan dampak terhadap penerima layanan rehabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk didapatkannya strategi peningkatan dan penjaminan mutu layanan rehabilitasi sebagai arah dan kebijakan ke depan dalam meningkatkan kualitas layanan rehabilitasi. Metode yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan melibatkan penentu kebijakan dan sasaran kebijakan dan melakukan CDMG (Consensus Decision Meeting Group). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari analisis faktor lingkungan eksternal kebijakan dan standar rehabilitasi menjadi sebuah peluang, sementara anggaran, koordinasi dan sinergitas K/L serta peran serta masyarakat menjadi sebuah ancaman. Analisis faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan adalah visi dan misi, organisasi, kepuasan penerima layanan dan prevalensi sementara yang menjadi kelemahan adalah aksesibilitas, SDM, sarana dan prasarana, sistem informasi dan penelitian serta pengembangan. Saat ini posisi Deputi Bidang Rehabilitasi berada pada posisi tumbuh dan membangun serta berada di quadran ke depan. Berdasarkan hasil analisis faktor lingkungan tersebut strategi yang dibutuhkan dalam peningkatan dan penjaminan mutu layanan rehabilitasi adalah mengoptimalkan sebuah kekuatan dan peluang dan mengurangi atau menekan kelemahan dan ancaman melalui strategi penerapan standar rehabilitasi, peningkatan kepuasan penerima layanan dan pengembangan rehabilitasi di lingkungan Deputi Bidang Rehabilitasi
Quality health service is one of the basic needs that everyone needs. Rehabilitation services are part of health services with the aim of improving the health and quality of life of a person by overcoming problems due to the use of drugs. The limited quality and quantity of rehabilitation institutions in providing services has an impact on the recipients of rehabilitation services. This study aims to find a strategy to improve and guarantee the quality of rehabilitation services as a future direction and policy in improving the quality of rehabilitation services. The method used is qualitative research by involving policy makers and policy targets and conducting a CDMG (Consensus Decision Meeting Group). Based on the research results, it was obtained from the analysis of external environmental factors, the policies and rehabilitation standards were an opportunity, while the budget, coordination and synergy of Ministries / Agencies and community participation became a threat. Analysis of internal environmental factors that become strengths are vision and mission, organization, service recipient satisfaction and prevalence while weaknesses are accessibility, human resources, facilities and infrastructure, information systems and research and development. Currently the position of Deputy for Rehabilitation is in a position to grow and develop and is in the future. Based on the results of the analysis of environmental factors, the strategy needed to improve and guarantee the quality of rehabilitation services is to optimize a strength and opportunity and reduce or suppress weaknesses and threats through the strategy of implementing rehabilitation standards, increasing service recipient satisfaction and developing rehabilitation within the Deputy for Rehabilitation
Read More
T-6033
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive