Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Teni Supriyani; Pepmbimbing: Umar Fahmi Achadi; Penguji: Dewi Susanna, Budi Hartono, Didik Supriyono, Rina Fitriani Bahar
T-4275
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Musyarifatun Farahiyah, Nurjazuli, Onny Setiani
BPK Vol.42, No.1
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfiany Sukmawati; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Ema Hermawati, Mulia Sugiarti
Abstrak: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorragic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus Dengue yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Kejadian demam berdarah dengue di Kabupaten Tangerang mengalami kenaikan pada setiap 3 tahun terhitung mulai tahun 2007-2015, pada 2010 dan 2013 sehingga diperkirakan akan mengalami kenaikan pada tahun 2016. Dan jika dilihat dari rata-rata jumlah kasus DBD per bulan dari tahun 2011-2015 terlihat bahwa kasus DBD berada pada posisi puncak di bulan Januari, Juni dan Juli. Sehingga pada tahun 2016 Januari akan mengalami kenaikan jumlah kasus. Tujuan penelitian ini adalah didapatkan gambaran secara spasial wilayah beresiko Demam Berdarah Dengue pada 5 kecamatan di Kabupaten Tangerang Tahun 2016. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi karakteristik individu,yaitu karakteristik usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, perilaku, pengetahuan dan variabel deteksi serologi agen serta variabel lingkungan vektor, yaitu suhu, kelembaban dan breeding place. Penelitian ini menggunakan desain korelasi Ekologi dengan pendekatan spasial. Penelitian ini meneliti sampel sebanyak 150 sampel dari 5 wilayah kecamatan endemis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pola sebaran kasus DBD menunjukan bahwa kecamatan Curug memiliki kasus paling tinggi yang sebanding dengan sebaran keberadaan jentik dibandingkan dengan wilayah kecamatan lain, Dominasi serotipe virus DEN-2 dan DEN-3 dan hasil kuesioner didapatkan kecamatan Cikupa memiliki tingkat pengetahuan dan prilaku mengenai demam berdarah dengue paling rendah, yaitu sebanyak 28 responden dari 30 (93,3%) memiliki pengetahuan kurang dan 25 responden dari 30 (83,3%) memiliki pengetahuan kurang. Kata Kunci: Spasial, Dengue, DEN.
Read More
S-9242
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aneke Theresia Kapoh; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Lukman Hakim, Yuliandri
Abstrak:

Latar Belakang: Di Indonesia, malaria masih merupakan penyakit menular dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia, terdapat 443.530 kejadian malaria pada tahun 2022, dan tercatat 71 kasus kematian terkait malaria. Sesuai antisipasi, tujuan pemberantasan malaria semakin maju, dengan 372 dari 514 kabupaten dan kota berpeluang bebas malaria pada akhir tahun 2022. Hanya ada satu kabupaten yang penularan malarianya terjadi di Pulau Jawa dan Bali, dan itulah Purworejo di Jawa Tengah. Karena malaria adalah penyakit yang bersifat lokal, maka diperlukan upaya pengendalian lokal. Sebagian besar penyakit malaria disebabkan oleh variabel perilaku dan lingkungan. Dalam epidemiologi, analisis spasial sangat berguna untuk menentukan pengelompokan penyakit dan menilai prevalensi penyakit dalam kaitannya dengan lokasi geografis. Tujuan: memahami unsur-unsur yang berkontribusi terhadap terjadinya penyakit malaria di Kabupaten Purworejo serta gambaran spasial kejadian tersebut Metode: Angka kejadian malaria di Kabupaten Purworejo pada tahun 2022 akan dideskripsikan dan dipetakan dengan menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif ini. Badan Pusat Statistik (BPS), badan informasi geografis, dan data sekunder laporan malaria Kabupaten Purwerejo menjadi sumber data yang dimanfaatkan. Alat QGIS 3.10, STATA 17, dan GEODA digunakan untuk pengumpulan dan pemrosesan data. Koordinat data geografis setiap kasus tersedia, dan analisis statistik dilakukan untuk menentukan distribusi frekuensi dan persentase setiap variabel faktor risiko yang mempengaruhi kejadian malaria serta melakukan analisis spasial untuk menentukan pola geografis penyebaran penyakit. . Hasil: Berdasarkan karakteristik demografi dan pemeriksaan malaria kasus terbanyak ditemukan pada usia 18-45 tahun (51,05%),  Berdasarkan jenis kelamin persentasi jumlah laki-laki ditemukan lebih banyak dari Perempuan (64,87%), pekerjaan yang terbanyak adalah petani (78%) pemeriksaan terbanyak dilakukan dengan mikroskop (99%), Jenis parasite terbanyak adalah Falciparum (85,48%), berdasarkan klasifikasi sumber penularan yang terbanyak merupakan kasus indigenous (83,61%) dan kasus terbanyak ditemukan pada puskesmas Kaligesing. (33,96%). Berdasarkan analisis univariat variabel independent kasus malaria tahun 2022 Kabupaten Purworejo  rata rata jumlah curah hujan adalah 3209,25 dengan nilai terendah adalah 2971 dan nilai tertinggi adalah 4217. Ratarata Kelembaban adalah 87, 75 dengan nilai terendah adalah 84% dan tertinggi adalah 89%. Jika dilihat dari kepadatan penduduk maka kepadatan penduduk terendah adalah 427 jiwa/km2 dan tertinggi adalah 1669 jiwa/km2. Berdasarkan ketinggian memiliki ratarata 64,9375 mdpl dengan terendah adalah 12 mdpl dan tertinggi adalah 213 mdpl. Berdasarkan wilayah kasus di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kasus malaria bila dilihat dari penyebarannya memiliki gambaran dengan pola spasial. Peta buffer jangkauan pusat layananan dengan jarak 1000 m dari puskesmas terdapat 241 (56,4%)dari 427 kasus malaria. Kasus malaria pada tahun 2022 terdapat pada daerah denganketinggian wilayah diatas 18 mdpl atau berada diantara 18-213 mdpl. Berdasarkan curahhujan terlihat pada peta 98% kasus berada pada jumlah curah hujan yang lebih rendah(2971 mm) dan 2% berada pada jumlah curah hujan yang lebih tinggi. Sebagian besarkasus 2022 (98%) tersebar pada daerah yang kepadatan penduduknya yang terendah yaitu427-608/km2   namun Sebagian kasus (2%) terdapat juga pada daerah dengan kepadatanpenduduk yang paling tinggi yaitu kepadatan penduduk 929-1669.km2. Pada Peta terlihatbahwa 98% kasus malaria berada pada kelembaban 89% dan 2% kasus berada padakelembaban 84%. Pada Analisa indeks moran ditemukan I = 0,124 dengan E(I) =-0,0667,dan P=0,04 yang menunjukkan adanya autokorelasi spasial positif. I>E(I) menunjukkanbahwa polanya adalah mengelompok. Autokorelasi spasial penyebaran malariaKabupaten Purworejo terlihat bahwa penyebaran kasus malaria tahun 2022 terdapatautokorelasi spasial positif. Berdasarkan nilai I dan E(I) menunjukkan bahwa polapenyebarannya adalah mengelompok. Nilai P  =0,03 yang lebih kecil dari alpha makahipotesis Ho ditolak berdasarka uji yang telah dilakukan ini yang berarti terdapatautokorelasi spasial kejadian malaria tahun 2022. peta LISA cluster terlihat bahwa adasatu kecamatan dengan kasus malaria tinggi  dikelilingi oleh kecamatan yang memilikikasus malaria yang tinggi yaitu  kecamatan Kaligesing. Terdapat 2 wilayah kecamatandengan kasus rendah yang disekelilingnya terdapat kecamatan yang memiliki kasus yangtinggi yaitu kecamatan Loano dan Bagelan. Pada kuadran 3 menunjukkan lokasi pengamatan kecamatan yang memiliki kasus yang rendah yang sekelilingnya adalahkecamatan yang memiliki kasus rendah juga yaitu kecamatan kemiri. Pada Kuadranempat tidak ditemukan kecamatan tinggi dikelilingi kecamatan rendah. Berdasarkananalisa Spasial Error Model di atas terlihat bahwa faktor lingkungan mempengaruhipenyebaran penyakit malaria di Kabupaten Purworejo. Faktor ketinggian wilayah,kepadatan penduduk, curah hujan dan kelembaban mempengaruhi penyebaran kasusmalaria di Kabupaten Purworejo. Kata kunci: Malaria, analisis spasial


 

Read More
T-7117
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Candraditya Dwaya Putra; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Hendra, Muthia Ashifa, Sudi Astono
Abstrak: tenaga kerja merupakan aset yang berharga bagi kegiatan ekonomi, oleh karena itu kesehatan dan keselamatan manusia saat bekerja harus di lindungi. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hak para pekerja dan merupakan hak asasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kecelakaan kerja menggunakan analisis spasial di perusahaan tambang PT X dengan bantuan analisis statistik spasial yaitu Getis-Ord (Gi*). Getis (Gi*) merupakan salah satu metode statistik spasial untuk menentukan hotspot pada suatu area berdasarkan pengelompokkan spasial dari data insiden. Hasil penelitian menunjukkan insiden paling sering terjadi di jalan hauling yang paling sering disebabkan oleh buruknya maintenance dengan nilai z score 3,21 dan operator tidak mentaati peraturan yang telah ditetapkan dengan nilas z score 3,022. Kata Kunci : Analisis Spasial, Hotspot, analisis statistik spasial Labor is a valuable asset for economic activity, therefore human health and safety work must protected. Occupational safety and health is the right of workers and is a basic human right. This study aims to examine occupational accidents using spatial analysis in PT. X mining companies with spatial statistical analysis of Getis-Ord (Gi*). Getis (Gi*) is one of the spatial statistical methods for determining hotspot in an area based on spatial grouping of incident data. The results showed that incidents were most frequent on hauling roads most often caused by poor maintenance with z score of 3.21 and the operator did not comply with the established rules with z score of 3.02 Kata Kunci : Spatial Analysis, Hotspot, spatial statistical analysis
Read More
T-4923
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gita Maharani; PembimbingL: Milla Herdayati; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Dion Zein Nuridzin
Abstrak:
Latar Belakang.  Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah di Jawa Barat dengan beban kasus TB tertinggi yang dilaporkan pada Tahun 2022 yaitu berjumlah 15.433 kasus serta prevalensi yang mencapai 413/100.000 penduduk. Hal ini menunjukan upaya penurunan prevalensi TB di daerah Jawa Barat masih kurang baik. Metode. Metode yang digunakan meliputi uji korelasi Spearman dan analisis spasial overlay terhadap data sekunder tahun 2022 dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor. Variabel yang dianalisis meliputi proporsi tenaga kesehatan, rasio puskesmas cakupan imunisasi BCG, proporsi penduduk miskin, pendidikan rendah, PHBS, balita gizi buruk, kepadatan penduduk, pengelolaan air dan makanan, pengelolaan sampah, serta kualitas udara dalam rumah tangga. Kesimpulan. Variabel yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan kasus TB adalah penduduk miskin (R = 0.492) (P = 0.001). Sementara variabel lain menunjukkan korelasi lemah dan tidak signifikan. Analisis spasial overlay mengungkapkan pola sebaran TB yang cenderung tinggi di wilayah dengan kombinasi kerentanan sosial dan lingkungan yang juga tinggi, seperti Jonggol, Sukaraja, dan Parung.


Background. Bogor regency is one of the regions in West Java with the highest reported TB burden in 2022, totaling 15,433 cases with a prevalence of 413 per 100,000 population. Indicating that TB prevalence reduction efforts in West Java remain suboptimal. Methods. This study employed Spearman correlation test and spatial overlay analysis on secondary data from 2022, covering 40 sub-districts in Bogor Regency. The analyzed variables included the proportion of healthcare workers, ratio of health facilities, BCG immunization coverage, proportion of poor population, low education levels, PHBS, malnourished children, population density, hygienic management of water and food, household waste management, and indoor air quality. Conclusion. The variable significantly associated with TB cases was the proportion of poor population (R = 0.492; P = 0.001) The spatial overlay analysis revealed that TB distribution tended to be higher in areas with a combination of high social and environmental vulnerability, such as Jonggol, Sukaraja, and Parung.
Read More
S-12142
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuli Puspita Devi; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Martya Rahmaniati, Lina Widyastuti, Lisa Avianty
Abstrak: Stunting merupakan kondisi malnutrisi pada anak yang berdampak pada penurunan produktivitas dan kerentanan pada penyakit degeneratif. Prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat merupakan yang tertinggi di Pulau Jawa Tahun 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sebaran dan faktor risiko prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat dengan mempertimbangkan efek spasial. Penelitian ini menggunakan desain ekologi dengan pendekatan spasial. Data yang dianalisis bersumber dari SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) dan PK (Pendataan Keluarga) yang dikeluarkan pada Tahun 2021. Analisis data menggunakan Global Moran's I, LISA (Local Indicator of Spatial Autocorrelation), dan SEM (Spatial Error Model). Hasil menunjukkan tidak ada keterkaitan spasial prevalensi stunting namun terdapat korelasi spasial pada nilai residualnya. Analisis SEM menunjukkan proporsi keluarga miskin, proporsi sumber air minum tidak layak, proporsi unmet need, proporsi tidak aktif BKB (Bina Keluarga Balita) berpengaruh signifikan untuk meningkatkan prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat. Sedangkan proporsi kehamilan tidak diinginkan dan proporsi tidak mengakses informasi melalui internet justru berpengaruh dalam menurunkan prevalensi stunting. Selain itu, penelitian ini tidak membuktikan bahwa prevalensi KB dapat menurunkan prevalensi stunting.
Read More
T-6406
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rajesh Kumar Das,; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Syahrizal Syarif, Hariadi Wibisono, Puhilan
Abstrak: COVID-19 yang dimulai dari kota Wuhan China pada Desember 2019 telah menyebabkan jutaan infeksi di seluruh dunia. Di Indonesia, dua kasus pertama dilaporkan pada 2 Maret 2020 dan respons utama untuk mengendalikan penularan virus adalah deklarasi pembatasan sosial berskala besar atau disingkat dengan PSBB. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tren epidemiologi, peran PSBB dalam penurunan kasus serta sebaran spasial kasus terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian terdiri dari studi ekologi dan studi kasus-seri yang mengeksplorasi tren epidemiologi dan distribusi COVID-19 di DKI Jakarta berdasarkan data surveilans sekunder. Hasil penelitian menunjukkan tren epidemiologis COVID-19 meningkat. Berdasarkan data yang dianalisis antara Maret hingga Desember 2020, Jakarta Pusat adalah kotamadya yang paling terkena dampak di antara semua kotamadya lain di provinsi ini. Angka kejadian dan angka kematian kasus adalah yang tertinggi dan berbeda secara signifikan dengan kota lainnya. Pemberlakuan PSBB berperan positif dalam menurunkan rata-rata kasus harian COVID-19 meskipun asosiasinya tidak signifikan. Terdapat autokorelasi spasial positif COVID-19 dengan kelurahan tetangga di kota tersebut. Ada lima belas hotspots COVID- 19 di berbagai wilayah Jakarta, tetapi sebagian besar berada di Jakarta Barat.
COVID-19 that started from Wuhan city of China in December 2019 has caused millions of worldwide infections. In Indonesia, the first two cases were reported on 2 March 2020 and the major response to control the virus transmission was the declaration of large-scale social restrictions, or PSBB. The main objective of this study was to identify the epidemiological trends, role of PSBB in reducing the cases as well as the spatial distribution of the confirmed cases of COVID-19 in DKI Jakarta province. The study design comprised an ecological and case-series study exploring the epidemiological trends and distribution of COVID-19 in DKI Jakarta based on secondary surveillance data. The results showed an increasing epidemiological trend of COVID- 19. Based on the data analysed between March and December 2020, Central Jakarta was the municipality most affected among all other municipalities in the province. The incidence rate as well as case fatality rate was the highest and differed significantly with other municipalities. The implementation of PSBB played a positive role in reducing the average daily COVID-19 cases despite the fact that the association was not significant. There was a positive spatial autocorrelation of COVID-19 with the neighboring kelurahan in the city. There were fifteen COVID-19 hotspots in different parts of Jakarta but majority of them were based in West Jakarta
Read More
T-6266
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Taufik Ismail; Pembimbing: Rico Kurniawan; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Salbiah
Abstrak:
Penyakit Tuberkulosis menjadi salah satu 10 penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia dan penyebab utama kematian dari agen infeksius. Kabupaten Lombok Timur menempati posisi pertama sebagai penyumbang kejadian TBC di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan dengan kasus kejadiaan TBC meningkat dalam 3 tahun terakhir. Pemanfaatan sistem informasi geografis untuk mengetahui sebaran yang kejadian TBC dengan determinan yang mempengaruhi sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam proses perencanaan kesehatan selanjutnya dalam aspek spasial. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sebaran kejadian TBC berdasarkan faktor sosial demografi secara spasial pada tiap kecamatan di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan spasial. Analisis spasial pada penelitian ini menggunakan tekhnik analisis deskriptif untuk mendeskripsikan atau menjelaskan hasil dari analisis spasial yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian tuberkulosis di Kabupaten Lombok Timur memiliki sebaran menyebar pada tiap wilayah Kecamatan. Persebaran mengelompok terjadi pada variabel cakupan pengobatan lengkap (complete rate) semua kasus TBC, kepadatan penduduk, dan kesejahteraan sosial/kemiskinan. Sedangkan variabel cakupan imunisasi BCG pada bayi memiliki persebaran seragam secara spasial di wilayah Kabupaten Lombok Timur berdasarkan kecamatan pada tahun 2022. Wilayah yang berisiko tinggi secara spasial berdasarkan cakupan pengobatan lengkap (complete rate) semua kasus TBC, cakupan imunisasi BCG pada bayi, kepadatan penduduk, dan kesejahteraan sosial/kemiskinan secara spasial di wilayah Kabupaten Lombok Timur berdasarkan kecamatan pada tahun 2022 yaitu Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Aikmel, Kecamatan Masbagik, Kecamatan Suralaga, Kecamatan Labuhan Haji, Kecamatan Selong, Kecamatan Sakra, Kecamatan Terara, dan Kecamatan Keruak. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah perlunya peningkatan pemantauan pada wilayah dengan kategori rawan kejadian TBC, peningkatan pengetahuan kesehatan untuk masyrakat tentang gejala dan kepatuhan dalam pengobatan TBC, serta upaya dari berbagai pihak dalam mengurangi angka kemiskinan yang dapat berdampak pada kejadian TBC di Kabupaten Lombok Timur.

Tuberculosis is one of the 10 highest causes of death worldwide and the main cause of death from infectious agents. East Lombok Regency occupies the first position as a contributor to TB cases in the West Nusa Tenggara Province and with TB cases increasing in the last 3 years. Utilization of geographic information systems to determine the distribution of TB incidence with influencing determinants so that it can be taken into consideration in the subsequent health planning process in the spatial aspect. The aim of this research is to determine the distribution of TB incidence based on socio-demographic factors spatially in each sub-district in East Lombok Regency in 2022. This research uses an ecological study design with a spatial approach. The spatial analysis in this research uses descriptive analysis techniques to describe or explain the results of the spatial analysis carried out. The results of the research show that the incidence of tuberculosis in East Lombok Regency has a widespread distribution in each sub-district area. Clustered distribution occur in the variables of complete treatment coverage (complete rate) for all TB cases, population density, and social welfare/poverty. Meanwhile, the BCG immunization coverage variable for babies has a uniform distribution spatially in the East Lombok Regency area based on sub-districts in 2022. Areas at high risk spatially based on complete treatment coverage (complete rate) of all TB cases, BCG immunization coverage for babies, population density, and spatial social welfare/poverty in the East Lombok Regency area based on sub-districts in 2022 are Pringgabaya District, Aikmel District , Masbagik District, Suralaga District, Labuhan Haji District, Selong District, Sakra District, Terara District, and Keruak District. The conclusion that can be drawn is the need to increase monitoring in areas that are categorized as prone to TB incidents, increase public health knowledge about symptoms and compliance with TB treatment, as well as efforts from various parties to reduce poverty rates which can have an impact on the incidence of TB in East Lombok Regency.
Read More
S-11761
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nayaka Nayottama Pamadi; Pembimbing: Kemal Nazaruddi Siregar; Penguji: Martya Rahmaniati Makful, Atmiroseva
Abstrak:
Tuberkulosis (TB) adalah salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Terlebih, adanya pandemi COVID berimbas kepada berkurangnya progress dan penanganan TB di tahun 2021. Maka dari itu peneliti ingin mengetahui kondisi tuberkulosis dan melihat hubungan spasial yang ada pada kasus TB dengan faktor-faktor risikonya di salah satu wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia; Pulau Jawa, di tingkat kabupaten/kota. Peneliti membagi faktor risiko kedalam dua kelompok, yaitu faktor geografis seperti rata-rata ketinggian, suhu tahunan, dan kelembaban tahunan, serta faktor sosiodemografi yang mencakup kepadatan penduduk/densitas, jumlah fasilitas kesehatan, dan rata-rata usia diagnosis. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pola mengelompok di seluruh variabel; Proporsi TB, Jumlah Fasilitas Kesehatan, Rata-Rata Umur Diagnosis, Kepadatan Penduduk, Ketinggian Rata-Rata, Suhu, dan Kelembaban tahunan. Peneliti kemudian menguji signifikansi dan menemukan adanya hubungan spasial pada Rata-Rata Umur Diagnosis, Kepadatan Penduduk, Ketinggian Rata-Rata, Suhu, dan Kelembaban tahunan, sedangkan tidak ditemukan adanya hubungan spasial antara jumlah fasilitas kesehatan dengan proporsi TB. Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai rekomendasi dalam alokasi sumber daya penanganan TB, dan sebagai kesempatan bagi penelitian selanjutnya untuk menggali lebih jauh mengenai hubungan kompleks antara TB dengan faktor-faktor risikonya.

Tuberculosis (TB) is an infectious disease that’s still pose as problem for public health in Indonesia. Moreover, the COVID pandemic has an impact on reducing TB care and progress in 2021. Therefore, the researcher want to know the latest condition of tuberculosis and see the spatial relationship between TB cases and their risk factors in one of the regions with the highest number of cases in Indonesia; Java, at the district/city level. Researchers divided risk factors into two groups, namely geographical factors such as average altitude, annual temperature, and annual humidity, and sociodemographic factors which include population density/density, number of health facilities, and average age of diagnosis. The results of this study indicate that there is a clustering pattern across all variables; Proportion of TB, Number of Health Facilities, Average Age at Diagnosis, Population Density, Average Altitude, Temperature, and Annual Humidity. The researcher then tested for significance and found a spatial relationship to mean age at diagnosis, population density, average height, temperature and annual humidity, while no spatial relationship was found between the number of health facilities and the proportion of TB. The results of this study can be used as a recommendation in the allocation of TB treatment resources, and as an opportunity for further research to explore further the complex relationship between TB and its risk factors.
Read More
S-11334
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive