Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 90 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Lia Febriani; Pembimbing: Syahrul M. Nasri
S-1676
Depok : FKM UI, 1999
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Henry V. Matakupan; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Doni Hikmat Ramdhan, Masjuli, Wifandi Raymond T. Purba
Abstrak: Paparan kebisingan merupakan penyebab paling umum gangguan pendengaran, menyebabkan noise induced hearing loss (NIHL). Penelitian ini mengevaluasi gangguan pendengaran yang berhubungan dengan pajanan bising dikaitkan dengan usia, masa kerja, lama pajanan, pemakaian alat pelindung diri, kebiasaan merokok, hobi berhubungan kebisingan dan penyakit Diabetes Mellitus, hyperlipidemia dan hipertensi pada pekerja. Ini adalah penelitian observational cross sectional meneliti variabel independen, variabel dependen dan variabel perancu pada waktu bersamaan. Menggunakan data sekunder perusahaan melalui pengamatan, pengukuran dan questioner. Hasil pengukuran kebisingan area berpotensi kebisingan menunjukan potensi kebisingan terendah adalah 63 dBA dan tertinggi 110, 6 dBA,tingkat kebisingan area field berkisar 84.88 - 93 dBA. Kebisingan di area nonfield tertinggi 79.5 dBA. Pajanan bising efektif di bawah 80 dBA, baik di area field maupun nonfield; 7.1% pekerja bekerja > 20 tahun, didapatkan hubungan antara masa kerja > 20 tahun, terjadinya gangguan pendengaran pekerja sebanyak 5.6%, 40.5% pekerja berusia > 40 tahun, didapatkan hubungan antara usia pekerja dengan kejadian gangguan pendengaran. 42.9% pekerja memiliki kebiasaan merokok, tidak didapatkan hubungan antara perilaku merokok dengan gangguan pendengaran. Tingkat pemakaian APT pada pekerja didapatkan sebanyak 90.5% pekerja yang selalu memakai APT, tidak ada hubungan antara pemakaian APT dengan gangguan pendengaran. Tidak didapatkan hubungan antara hobi dengan terjadinya gangguan pendengaran Tidak didapatkan hubungan antara status kesehatan berupa profil lipid pekerja (kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida), kadar glukosa darah pekerja dan tekanan darah dengan gangguan pendengaran.
Kata Kunci: gangguan pendengaran, pajanan kebisingan, usia, masa kerja, pekerja industri

Exposure to noise is the most common cause of hearing loss, leading to noise induced hearing loss (NIHL). This study evaluated hearing loss associated with noise exposure related to age, length of employment, length of exposure, the use of personal protective equipment, smoking habits, hobbies associated noise and diabetes mellitus, hyperlipidemia and hypertension in workers. This is a cross-sectional observational study examined the independent variable, the dependent variable, and confounding variables at the same time. Using the company secondary data, through observation, measurement and questionnaire. Noise measurement results indicate that the potential area of potential noise is 63 dBA as the lowest noise and the highest is 110, 6 dBA, field noise level area ranging from 84.88 - 93 dBA. Nonfield noise area 79.5 dBA. Exposure effective noise below 80 dBA, either in the field or nonfield area; 7.1% of workers worked > 20 years, working life > 20 years, the hearing loss of workers 5.6%, workers aged > 40 years 40 is 5%. 42.9% of workers have a smoking habit, not found a relationship between smoking behavior with hearing loss. HPD consumption levels in workers earned as much as 90.5% of the workers who always wear APT, there is no relationship between the use of HPD with hearing loss. There were no relationship between hobby with hearing loss. As well as no relationship found between workers health status such as lipid profile (total cholesterol, HDL, LDL, and triglycerides), worker glucose blood levels and blood pressure with hearing loss.
Keywords: hearing loss, noise exposure, age, years of service, industry workers
Read More
T-5489
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Medonna Febrina Putri; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Mila Tejamaya, Doni Hikmat Ramadhan, Samy Awaludin, Alfa Khinani
Abstrak: Tesis ini membahas mengenai penilaian risiko kesehatan berdasarkan task analysis pada aktivitas well services industri pengeboran minyak bumi di PT X Tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian semikuantitatif dengan desain deskriptif berdasarkan HRA model PT Pertamina (2018) berdasarkan factor tingkat pajanan dan tingkat. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi aktivitas well services berdasarkan task yang ada pada SOP dan JSA, walkthrough survey dan menilai risiko. Berdasarkan penilaian risiko kesehatan didapatkan tingkat risiko tinggi (high) untuk bahaya bising terhadap SEG floorman, driller, derrickman, dan mechanic dan bahaya ergonomi terhadap SEG floorman, driller, derrickman, dan operator dozer. PT AB dan PT CD perlu melakukan pengendalian tambahan terhadap bahaya bising dan bahaya ergonomi antara lain: Hearing Loss Prevention Program (HLPP), audit terhadap SOP & peralatan, melakukan pengukuran dosis personal bahaya bising, pembatasan jam kerja, pengukuran audiometri, melakukan supervisi dilapangan terhadap pengunaan earplug, pengunaan double earplug & earmuff, melakukan sosialisasi bahaya bising secara konsisten, menyediakan perancah (scafolding) pada aktivitas nipple up & nipple down horse head, melakukan pelatihan posisi tubuh yang ergonomi serta menambahkan Ergonomic Postur Assessment sebagai salah satu item dalam pemeriksaan kesehatan berkala. Bahaya gas H2S terhadap SEG floorman, driller dan derrickman dan bahaya gas CO terhadap SEG mechanic mendapatkan tingkat risiko medium, sehingga perlu dilakukan pemantauan implementasi pengendalian yang sudah ada serta pengendalian tambahan secara konsisten. Selanjutnya bahaya getaran mendapatkan tingkat risiko low terhadap SEG mechanic dan bahaya gas O2 terhadap SEG floorman, driller, derrickman, mechanic dan operator Dozer mendapatkan tingkat risiko very low, oleh karena itu PT AB dan PT CD melalui HES departemen perlu melakukan monitoring secara berkala dan konsisten terhadap impelementasi pengendalian yang sudah ada. Selain itu hasil penelitian ini juga menyarankan bahwa identifikasi potensi bahaya lainnya seperti pencahayan, radiasi gamma, heat stress, welding fume, bahaya biologi dan bahaya psikososial pada pekerjaan well services berdasarkan task analysis.
This thesis discusses the health risk assessment based on task analysis on the well services activities of the petroleum drilling industry at PT X 2019. This research is a semiquantitative study with a descriptive design based on the HRA model of PT Pertamina (2018) bases factor exposure level and hazard level. The first step is to identify performed the task well services based on SOP and JSA, walkthrough survey and risk assessment. Based on the health risk assessment, there is a high risk level for noise hazards to similar exposure group (SEG) floorman, driller, derrickman, and mechanic and ergonomic hazards to floorman, driller, derrickman, and dozer operators. PT AB and PT CD need to conduct additional controls for noise hazards and ergonomic hazards, including: Hearing Loss Prevention Program, auditing SOPs & equipment, measuring personal dose of noise hazards, limiting working hours, audiometric measurements, conducting field supervision of the use of earplugs, using double earplugs and earmuffs, disseminating noise hazards consistently, providing scaffolding for Nipple Up and Nipple Down Horse Head activities, conducting ergonomic body position training, and adding Ergonomic Posture Assessment as an item in periodic health checks. The hazard of H2S gas to the SEG floorman, driller and derrickman and the danger of CO gas to the SEG mechanic has a medium level of risk, it is necessary to monitor the implementation of existing controls as well as additional controls consistently. Furthermore, the vibration hazard gets a low risk level for the SEG mechanic and the danger of O2 gas against the SEG floorman, driller, derrickman, mechanic and Dozer operators get a very low risk level, therefore PT AB and PT CD through the HES department need to monitor regularly and consistently the implementation of existing controls. In addition, the results of this study also suggest that the identification of other potential hazards such as lighting, gamma radiation, heat stress, welding fume, biological hazards and psychosocial hazards in well-service work based on task analysis
Read More
T-6016
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Taofik Nurhidayanto; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Indri Hapsari Susilowati, Adenan, Indrianto
Abstrak: Gedung Graha X merupakan bangunan perkantoran yang terdiri atas gedung A,gedung B dan area bawah tanah. Pada bulan Juni-Juli telah dilakukan identifikasibahan bakar dan sumber panas dengan pendekatan observasi dan metode semikuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah bahan bakar, sumberpanas dan kehandalan fasilitas pelindung kebakaran di Gedung Graha X. Hasilpenelitian menunjukkan bahan kayu merupakan bahan utama pada seluruh bagiangedung selain kertas dan logam. Sumber panas pada gedung graha xteridentifikasi dalam bentuk energi listrik dan mekanik dengan jumlah terbanyakberada di area bawah tanah. Nilai Kehandalan Sistem Keselamatan Bangunan(NKSKB) telah dihitung dengan nilai kondisi adalah 77,42% atau cukup.Kata Kunci :bangunan, bahan bakar, sumber panas, NKSKB
Graha X is an office building which are consist A building, B building andundergound area. This study has been done on June July to identified a fuel, heatsource and ability of fire safety system by using observation and semiquantitativemethods. This Reasearch is conducted to know an amount of fuel, heat potentialand safety system rating. The results showed that wood are the dominant materialat all building. The others material are paper and metal. The heat source has beenidentified in electrical and mechanical form and it most found at undergroundarea. Safety system rating or Nilai Kehandalan Sistem Keselamatan Bangunan(NKSKB) is 77,42%.Keyword :building, fuel, heat source, NKSKB.
Read More
T-4072
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Finski Oktodela; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Chandra Satrya, Haito Chandra, Devie Fitri Octaviani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecelakaan angkutan bus umum yang terjadi di Jakarta, selian itu juga bertujuan melihat distribus frekuensi faktor- faktor penyebab kecelakaan seperti faktor manusi, kendaraan dan lingkungan. Dari hasil penelitian ini di dapat bahwa faktor kendaraan merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan kecelakaan dengan 3607 kasus kecelakaan atau sebesar 92.3% dari total kecelakan ang terjadi. Dari faktor pengemudi, faktor pengemudi lengah adalah faktor yang dominan menyebabkan kecelakaan dibandingkan dengan viii faktor lainnya yaitu sebesar 1463 kasus kecelakaan atas sebesar 37.5% dari total kecelakaan yang terjadi Kata kunci: Kecelakaan, Faktor pengemudi, Faktor kendaraan, faktor lingkungan
Read More
T-4469
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Finski Oktodela; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Chandra Satrya, Haito Chandra, Devie Fitri Octaviani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecelakaan angkutan bus umum yang terjadi di Jakarta, selian itu juga bertujuan melihat distribus frekuensi faktor- faktor penyebab kecelakaan seperti faktor manusi, kendaraan dan lingkungan. Dari hasil penelitian ini di dapat bahwa faktor kendaraan merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan kecelakaan dengan 3607 kasus kecelakaan atau sebesar 92.3% dari total kecelakan ang terjadi. Dari faktor pengemudi, faktor pengemudi lengah adalah faktor yang dominan menyebabkan kecelakaan dibandingkan dengan viii faktor lainnya yaitu sebesar 1463 kasus kecelakaan atas sebesar 37.5% dari total kecelakaan yang terjadi Kata kunci: Kecelakaan, Faktor pengemudi, Faktor kendaraan, faktor lingkungan
Read More
T-4469
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Finski Oktodela; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Chandra Satrya, Haito Chandra, Devie Fitri Octaviani
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kecelakaan angkutan bus umum yang terjadi di Jakarta, selian itu juga bertujuan melihat distribus frekuensi faktor- faktor penyebab kecelakaan seperti faktor manusi, kendaraan dan lingkungan. Dari hasil penelitian ini di dapat bahwa faktor kendaraan merupakan faktor yang paling dominan menyebabkan kecelakaan dengan 3607 kasus kecelakaan atau sebesar 92.3% dari total kecelakan ang terjadi. Dari faktor pengemudi, faktor pengemudi lengah adalah faktor yang dominan menyebabkan kecelakaan dibandingkan dengan viii faktor lainnya yaitu sebesar 1463 kasus kecelakaan atas sebesar 37.5% dari total kecelakaan yang terjadi Kata kunci: Kecelakaan, Faktor pengemudi, Faktor kendaraan, faktor lingkungan
Read More
T-4469
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adi Janitra Suardian; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Hendra, Masjuli, Iting Shofwati
Abstrak: Laboratorium teknik gigi merupakan fasilitas pendukung pelayanan kesehatangigi, yang bertugas mengerjakan pembuatan gigi tiruan. Di laboratorium teknikgigi, pekerja teknik gigi bekerja dengan berbagai macam material pembuat gigitiruan dan berpotensi terpapar dengan material tersebut. Material yang palingumum digunakan yaitu resin metil metakrilat (MMA) atau yang lebih umumdikenal sebagai akrilik. Dalam beberapa penelitian diketahui paparan langsungMMA dapat meyebabkan asma akut, dermatitis kontak alergi, gejala subyektifrespirasi, dan penurunan fungsi paru. Teknologi sistem ventilasi merupakanmetode yang digunakan untuk menurunkan konsentrasi kontaminan di udaratempat kerja yang salah satunya pada laboratorium teknik gigi hingga batas yangtidak membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan pekerja. Penelitian inibertujuan untuk mengevaluasi sistem ventilasi terpasang pada laboratorium teknikgigi X, akibat ditemukannya gejala subyektif respirasi pada pekerja danpermasalahan pada sistem ventilasi terpasang.Penelitian ini menggunakan metode gabungan, yaitu metode kualitatif yangdigunakan untuk mengkaji gejala subyektif yang timbul dan metode kuantitatifyang digunakan untuk mengkaji konsentarasi uap metil metakrilat (MMA) danmengevaluasi sistem ventilasi terpasang pada laboratorium teknik gigi Xmenggunakan SNI 03-6572:2001 dan ACGIH. Jenis data yang digunakan adalahdata primer hasil wawancara mendalam, pengukuran konsentrasi uap MMA,pengukuran kecepatan udara, serta pengukuran dimensi dari alat penunjangventilasi dan ruang laboratorium X.Konsentrasi uap metil metakrilat (MMA) di laboratorium teknik gigi X beradajauh dibawah NAB ACGIH (50 ppm) dan diatas nilai odor threshold (0,014 ppm).Sebanyak dua orang pekerja yang terpapar uap MMA, memiliki latar belakangalergi dan riwayat penyakit pernapasan mengalami gejala subyektif respirasikronis, yakni asma dan berdahak. Hasil evaluasi dari sistem ventilasi terpasangpada laboratorium X diketahui tidak memenuhi kriteria yang baik berdasarkanSNI 03-6572:2001 dan ACGIH. Desain ulang sistem ventilasi laboratorium Xdilakukan berdasarkan kriteria SNI 03-6572:2001 dan ACGIH untuk menunjangkeefektifan dalam mengendalikan kontaminan di udara laboratorium teknik gigiX.Kata kunci: Ventilasi, Metil metakrilat.
Read More
T-4785
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ni Ketut Mirra Betri Agustina; Pembimbing: Syahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Mila Tejayama, Elsye As Syafira, Heny Dwiretno Mawayati
Abstrak:

ABSTRAK Nama : Ni Ketut Mirra Betri Agustina Program Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja Judul : Analisis Faktor Beban Kerja Individu dengan Keluhan Subjektif pada Pekerja yang Terpajan Panas di Industri Manufaktur Suku Cadang Otomotif Shift 1, Kelapa Gading Pada Tahun 2017 Paparan panas yang ekstrem bisa mengakibatkan penyakit akibat kerja dan luka. Iklim kerja yang tinggi bisa mengakibatkan sengatan panas, panas yang berlebihan, kram panas, atau ruam panas. Panas juga dapat meningkatkan risiko cedera pada pekerja karena dapat menyebabkan telapak tangan berkeringat, kacamata pengaman yang berkabut, dan pusing. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perakitan suku cadang yang memiliki proses produksi panas yang dapat memajan pekerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran tingkat tekanan panas pada lapangan kerja 2, bagaimana keluhan subjektif akibat panas yang dirasakan para pekerja dan faktor apa saja yang  berpengaruh. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan melakukan pengukuran langsung  tekanan panas pada 10 titik pengukuran dan pengukuran langsung terhadap pekerja menggunakan kuesioner. Pengambilan data di dilakukan pada 129 pekerja shift 1. Analisis data digunakan uji statistik menggunakan perangkat lunak statistik.  Dan didapatkan hasil berupa seluruh pekerja di lapangan kerja 2 seluruhnya merasakan iklim kerja yang panas (melebihi NAB yang berlaku di Indonesia) dan seluruhnya merasakan keluhan subjektif akibat panas. Faktor kovariat yang memiliki hubungan signifikan dengan keluhan subjektifnya adalah status hidrasi (p value = 0,000) dan status kesehatan (p value = 0,002). Dikarenakan adanya pajanan panas berlebih pada lapangan kerja 2 maka perusahaan harus melakukan pengendalian teknis, administrated dan personal pekerja untuk meminimalisir kejadian tekanan panas dan keluhan subjektif yang dirasakan pekerja. Kata kunci: Tekanan panas, keluhan subjektif, otomotif, manufaktur


ABSTRACT Name : Ni Ketut Mirra Betri Agustina Study Program : Master of Occupational Safety and Health Title : Analysis of Individual Workload Factors With Subjective Complaints In Heat Exposed Workers in Spare Parts Automotive Industry Manufacture Shift 1, Kelapa Gading In 2017 Exposure to extreme heat can result in occupational illnesses and injuries. Heat stress can result in heat stroke, heat exhaustion, heat cramps, or heat rashes. Heat can also increase the risk of injuries in workers as it may result in sweaty palms, fogged-up safety glasses, and dizziness. This study was conducted on a spare parts assembly company that has a hot production process that can expose its workers. This study aims to see the description of the level of heat stress on work area 2, how subjective complaints caused by the heat felt by workers and what factors are influential. This study uses cross sectional method by conducting direct measurement of heat pressure at 10 points of measurement and direct measurement to workers using questionnaire. Data collection was done on 129 workers shift 1. Data analysis used statistical test using statistical software. And the results obtained in the form of all workers in work area 2 entirely exposed to heat pressure and entirely feel the climate is hot (overpass Indonesia’s TLV) subjective complaints due to heat. Covariate factors that have significant relationship with subjective complaints are hydration status (p value = 0,000) and health status (p value = 0,002). Due to excessive heat exposure in work area 2, the company must perform technical, administrated and personal controls to minimize the incidence of heat stress and subjective complaints felt by workers. Keywords: heat stress, subjective complaints, automotive, manufacturing

Read More
T-4879
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yessie Kualasari; Pembimnbing: Syahrul Meizar Nasri; Pegnuji: Hendra, Renti Mahkota, Dewi Rahayu, Rima Melati
T-4941
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive