Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Rima Maulida Hidayati; Pembimbing: Suyud; Penguji: Ema Hermawati, Ririn Arminsih, Sri Wahyono, Bagyo Yanuwiadi
Abstrak:
H2S merupakan senyawa berbahaya yang tidak berwarna dan mempunyai bau seperti telur busuk. Senyawa ini salah satunya dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di TPA. Sistem tubuh yang paling sensitif apabila terpajan senyawa ini adalah sistem pernapasan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intake pajanan H2S terhadap munculnya gejala gangguan pernapasan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 90 orang yang tinggal dengan jarak ≤ 500 meter dari TPA. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel H2S ambien di 9 titik yang terletak di sekitar pemukiman masyarakat.
Hasil penelitian ditemukan adanya pengaruh antara intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). Hasil analisis multivariat ditemukan adanya pengaruh intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan setelah dikontrol variabel lama bermukim (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). Diperlukan langkah cepat dan upaya pengelolaan yang tepat dari Pemerintah Kota Depok dan TPA Cipayung beserta stakeholder terkait agar dapat mencegah atau mengurangi risiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung.
Read More
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intake pajanan H2S terhadap munculnya gejala gangguan pernapasan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 90 orang yang tinggal dengan jarak ≤ 500 meter dari TPA. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel H2S ambien di 9 titik yang terletak di sekitar pemukiman masyarakat.
Hasil penelitian ditemukan adanya pengaruh antara intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). Hasil analisis multivariat ditemukan adanya pengaruh intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan setelah dikontrol variabel lama bermukim (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). Diperlukan langkah cepat dan upaya pengelolaan yang tepat dari Pemerintah Kota Depok dan TPA Cipayung beserta stakeholder terkait agar dapat mencegah atau mengurangi risiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung.
H2S is dangerous compound that colorless and has smell like rotten egg. One of this
compound source is produced from decomposition process in landfill. The most
sensitive body system when exposed to H2S is respiratory system. This study aims to
analyze the effect of H2S intake to respiratory symptoms at people living around the
Cipayung Landfill. This study design uses cross sectional. Data collection was carried
out by interview by questionnaire and measure H2S ambient at 9 poimts locate aroundd
community settlements. The result were found intake of H2S associated with respiratory
symptoms (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). The result of multivariat
analysis were found H2S intake influence respiratory symptoms after controlled by
duration living variable (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). It needs to
measure routine H2S ambient and ensure that concentration was safe as well as proper
management efforts from City Government of Depok, Cipayung Landfill and related
stakeholders in order to reduce the health risk problems to the people living around
Cipayung landfill.
T-5855
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Gita Fitri Cahyani; Pembimbing: Suyud; Penguji: Rita Parmawati, Zakianis
Abstrak:
Minyak jelantah adalah minyak yang telah digunakan lebih dari 2 atau 3 kali penggorengan dan dapat dikategorikan sebagai limbah karena dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan sejumlah penyakit pada manusia. Saat ini pemakaian minyak jelantah dimasyarakat masih terbilang tinggi khususnya bagi pedagang kaki lima, para pedagang kaki lima masih belum banyak mengetahui bahaya dari pemakaian minyak jelantah bagi kesehatan maupun lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemakaian minyak goreng berulang kali pada pedagang kaki lima di Kota Depok. Penelitian ini menggunaan studi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang diambil langsung oleh peneliti menggunaan teknik simple random sampling. Populasi studi pada penelitian ini adalah seluruh pedagang kaki lima di Kota Depok yang menggunakan minyak goreng. Sampel yang didapatkan sebanyak 58 pedagang. Hasil penelitian didapatkan bahwa Faktor individu yang terdiri dari variabel usia (p-value 0,975) dan pendidikan (p-value 0,419) tidak memiliki hubungan bermakna dengan perilaku pemakaian minyak goreng berulang kali, sedangkan untuk variabel alasan (p-value 0,001), pengetahuan (p-value 0,027) dan sikap (p-value 0,00) memiliki hubungan bermakna terhadap perilaku pemakaian minyak goreng berulang kali. Faktor lingkungan terdiri dari variabel lingkungan (p-value 0,259) dan ketersedian (p-value 0,340) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku pemakaian minyak goreng berulang kali pada pedagang kaki lima di Kota Depok tahun 2022.
Used cooking oil is an oil that has been used more than 2 or 3 times in frying pans and can be categorized as waste because it can cause environmental damage and many diseases in humans. Currently, the use of used cooking oil in the community is still relatively high, especially for street vendors, street vendors still do not know much about the dangers of using used cooking oil for health and the environment. This study aims to determine the factors related to the use of cooking oil waste (used cooking oil) at street vendors in Depok City. This study uses quantitative studies with a cross-sectional approach. The source of this research data is primary data taken directly by researchers using simple random sampling techniques. This study's population in this study was all street vendors in Depok City who used cooking oil. The sample obtained was 58 traders. The results of the study found that individual factors consisting of age variables (p-value 0.975) and education (p-value 0.419) did not have a meaningful relationship with the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil), while the variables of reason (p-value 0.001), knowledge (p-value 0.027) and attitude (p-value 0.00) have a meaningful relationship to the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil). Environmental factors consisting of environmental variables (p-value 0.259) and availability (p-value 0.340) do not have a meaningful relationship with the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil) at street vendors in Depok City in 2022.
Read More
Used cooking oil is an oil that has been used more than 2 or 3 times in frying pans and can be categorized as waste because it can cause environmental damage and many diseases in humans. Currently, the use of used cooking oil in the community is still relatively high, especially for street vendors, street vendors still do not know much about the dangers of using used cooking oil for health and the environment. This study aims to determine the factors related to the use of cooking oil waste (used cooking oil) at street vendors in Depok City. This study uses quantitative studies with a cross-sectional approach. The source of this research data is primary data taken directly by researchers using simple random sampling techniques. This study's population in this study was all street vendors in Depok City who used cooking oil. The sample obtained was 58 traders. The results of the study found that individual factors consisting of age variables (p-value 0.975) and education (p-value 0.419) did not have a meaningful relationship with the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil), while the variables of reason (p-value 0.001), knowledge (p-value 0.027) and attitude (p-value 0.00) have a meaningful relationship to the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil). Environmental factors consisting of environmental variables (p-value 0.259) and availability (p-value 0.340) do not have a meaningful relationship with the behavior of using cooking oil waste (used cooking oil) at street vendors in Depok City in 2022.
S-11084
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nella Mutia Arwin; Pembimbing: Suyud; Penguji: Laila Fitria, Budi Hartono, Didi Purnama, Aries Hamzah
T-4770
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Eka Okta Priyani; Pembimbing: Suyud; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Diah Mulyawati Utari
S-7166
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Hubungan Kosentrasi PM 2,5 di Lingkungan Kerja Pengasapan Ikan Bandarharjo, Kota Semarang Tahun 2019
Luthfia Andayani; Pembimbing: Suyud; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Laila Fitria, Sulistiono; Tugiyo
Abstrak:
Tesis ini membahas tentang hubungan konsentrasi PM 2,5 di lingkungan kerja Pengasapan Ikan Bandarharjo, Kota Semarang. Sampel pada penelitian ini adalah pekerja pengasapan ikan Bandarharjo, pengumpulan data terkait fungsi paru dilakukan pengukuran terhadap kapasitas fungsi paru, dan karakteristik pekerja dilakukan dengan wawancara. Sementara pemeriksaan konsentrasi PM 2,5 di lingkungan kerja pengasapan ikan dilakukan pengukuran sampel udara. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menyebutkan bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM 2,5 dengan gangguan fungsi paru pekerja pengasapan ikan Bandarharjo, namun secara substantsi disebutkan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit dan status merokok. Kata kunci: PM 2,5, pengasapan ikan, fungsi paru pekerja
Read More
T-5701
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Cita Fitria Putri; Pembimbing: Suyud; Penguji: Laila Fitria, Budi Hartono, Tugiyo; Sobar
Abstrak:
Partikel halus berukuran ≤ 2,5 μm (PM2,5) diketahui menimbulkan risiko kesehatan terbesar bagi manusia karena kemampuannya untuk masuk jauh ke dalam paru-paru dan bahkan aliran darah. Pekerja di industri pengasapan ikan terus terpapar oleh konsentrasi tinggi PM2,5 yang terkandung dalam asap hasil pembakaran. Asap diketahui mengandung berbagai zat radikal bebas yang dapat memicu stres oksidatif pada organ dan jaringan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konsentrasi PM2,5 di lingkungan kerja dengan kadar MDA yang merupakan salah satu biomarker stres oksidatif. Desain studi yang digunakan adalah Cross-sectional. Subyek penelitian adalah pekerja di pengasapan ikan Bandarharjo Semarang sejumlah 104 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran konsentrasi PM2,5 di udara, pengambilan sampel darah untuk uji kadar MDA, dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kadar MDA dengan konsentrasi PM2,5 (p=0,007), konsumsi alkohol (p=0,022) dan masa kerja (p=0,019). Konsentrasi PM2,5 di rumah pengasapan skala kecil lebih tinggi dibanding rumah skala sedang dan besar
Read More
T-5707
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sekar Astrika Fardani; Pembimbing: Suyud; Penguji: Ririn Arminsih, Kuratul Aini
S-7728
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yanti Herawati; Pembimbing: Suyud; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono
Abstrak:
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tidak pernah menurun di beberapa daerah tropik dan subtropik bahkan cenderung terus meningkat dan banyak menimbulkan kematian pada anak. Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 45 tahun terakhir. Beberapa faktor yang berisiko terhadap terjadinya penularan dan semakin berkembangnya penyakit DBD antaralain kepadatan penduduk dan variabilitas iklim. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan antara kepadatan penduduk dan faktor iklim dengan kejadian DBD di Kota Bogor tahun 2010-2013. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain ekologi. Pengukuran faktor iklim meliputi suhu,kelembaban dan curah hujan. Data yang dikumpulkan meliputi data sekunder kepadatan penduduk, faktor iklim dan jumlah kasus DBD. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kelembaban (p=0,001)dengan kejadian DBD di Kota Bogor tahun 2010-2013. Sedangkan untuk kepadatan penduduk (p= 0,143), suhu (p= 0,236) dan curah hujan (p= 0,314) tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD.
Kata kunci : Demam Berdarah Dengue, faktor iklim, kepadatan penduduk, KotaBogor
The number of cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) have never decreasedin some tropical and subtropical regions and even tends to increase and causemany death in children. In Indonesia, DHF has become a public health problemduring the last 45 years. Some of the risk factors to the occurrence of infectionand the development of DHF include population density and climatic factors. Thisstudy aim to determine correlation between population density and climaticfactors in the incidence of DHF in Bogor City in 2010-2013. This study is aquantitative study with ecology design.Measurement of climatic factors includes temperature, humidity and rainfall. Thedata collected included secondary data population density, climatic factors and thenumber of DHF cases. The results of this study indicate that there is a significantcorrelation between humidity and DHF incidence in Bogor City in 2010-2013.Meanwhile, for population density, temperature and rainfall there is no significantcorrelation with the incidence of DHF.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever climatic factors, population density,Bogor City
Read More
Kata kunci : Demam Berdarah Dengue, faktor iklim, kepadatan penduduk, KotaBogor
The number of cases of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) have never decreasedin some tropical and subtropical regions and even tends to increase and causemany death in children. In Indonesia, DHF has become a public health problemduring the last 45 years. Some of the risk factors to the occurrence of infectionand the development of DHF include population density and climatic factors. Thisstudy aim to determine correlation between population density and climaticfactors in the incidence of DHF in Bogor City in 2010-2013. This study is aquantitative study with ecology design.Measurement of climatic factors includes temperature, humidity and rainfall. Thedata collected included secondary data population density, climatic factors and thenumber of DHF cases. The results of this study indicate that there is a significantcorrelation between humidity and DHF incidence in Bogor City in 2010-2013.Meanwhile, for population density, temperature and rainfall there is no significantcorrelation with the incidence of DHF.
Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever climatic factors, population density,Bogor City
S-8171
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Marantika Fajar Wati; Pembimbing: Suyud; Penguji: Zakianis, Alvina Widhani
Abstrak:
Di Indonesia, belum ada data pasti mengenai angka insidens dan jumlah kasus penyakit Lupus Eritematosus Sistemik. Penelitian ini bertujuan untuk dijelaskannya analisis spasial lupus eritematosus sistemik di provinsi DKI Jakarta dan kota Depok, Jawa Barat dan identifikasi faktor lingkungan fisik (kawasan industri, suhu, kelembapan, curah hujan, kecepatan angin dan lamanya penyinaran matahari) terhadap jumlah kasus di kota/kabupaten yang memiliki jumlah kasus terbanyak. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan studi ekologi yang menggunakan analisis univariat, uji korelasi dan analisis spasial. Hasil penelitian ini menemukan tidak ditemukan adanya hubungan signifikan faktor lingkungan fisik pada kejadian lupus eritematosus sistemik tahun 2014-2018. Yayasan Lupus Indonesia atau yayasan autoimun lainnya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat awam dan odapus terkait gambaran angka insidens kejadian lupus dan faktor lingkungan yang dapat menjadi pencetus. Selain itu, peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai data dasar dan disarankan untuk memperkecil unit analisis agar mendapatkan hasil yang lebih komprehensif. Serta untuk pemilik industri harus memperhatikan dampak lingkungan, karena dapat mempengaruhi perubahan lingkungan yang berdampak pada tercetusnya penyakit di masyarakat. Kata kunci: Lupus, Analisis Spasial, Faktor Risiko Lingkungan, Iklim
Read More
S-10175
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dini Syafitri; Pembimbing: Suyud Warno Utomo; Penguji: I Made Djaja, Renti Mahkota, Syarifah Salmah, Reda Rizal
T-4080
London : SAGE, 1996
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
